BAB III METODE PENELITIAN
|
|
- Lanny Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Kegiatan penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Jendral Sudirman yaitu jalur hijau kota di jalan tersebut. Pemilihan Jalan Jenderal Sudirman ini karena jalan ini merupakan salah satu jalan utama bagi sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalaan kaki di Kota Pekanbaru dan merupakan kategori jalan arteri primer sebagai jalur yang menghubungkan zona di luar pusat kota dengan zona pusat kegiatan di dalam kota. Kegiatan ini akan berlangsung selama 4 bulan, dimulai dari bulan September sampai dengan bulan Oktober 2009 dan dilanjutkan pada bulan November- Desember Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta Jalan Jenderal Sudirman, tally sheet vegetasi, kuisioner, foto-foto dan data sekunder tentang tempat penelitian tersebut. Alat-alat yang digunakan adalah kamera digital, haga hypsometer, meteran, dan alat tulis. 3.3 Metode Penelitian Pembagian Segmen Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dengan membagi jalan Jenderal Sudirman ke dalam 6 segmen pengamatan (Gambar 2), yang masing-masing segmen ditetapkan berdasarkan struktur dan fungsi penggunaan lahan di sekitar jalan. Pembagian keenam segmen tersebut yaitu : Segmen lokasi 1: Persimpangan jalan bandara (simpang tiga)-depan MTQ Segmen lokasi 2: Depan MTQ-Depan kantor DPRD Pekanbaru Segmen lokasi 3: Depan kantor DPR Pekanbaru-Depan Makam Pahlawan Segmen lokasi 4: Depan Makam Pahlawan-Depan Kantor Walikota Pekanbaru Segmen lokasi 5: Depan kantor Walikota Pekanbaru-Depan Mall Pekanbaru Segmen lokasi 6: Depan Mall Pekanbaru-Pelita pantai
2 Gambar 2 Peta Jalan Jendral Sudirman 14
3 Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan primer. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan disertai pemotretan, pengukuran dan wawancara. Data yang dikumpulkan meliputi jenis, jarak, bentuk tajuk dan, tekstur, massa daun,variasi warna dan tinggi. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka meliputi data lokasi, topografi, tanah, iklim, tata guna lahan, drainase dan data sosial. Lokasi yang diamati yaitu daerah pinggir jalan dan median jalan Fungsi Pohon yang Dinilai (a) Fungsi pengaman (b) Fungsi estetika Proses/Tahapan penilaian : Pengarah, kontrol kesilauan, peredam kecelakaan, peneduh, dan kontrol pandangan : Jenis dan tata letak. Tahapan penilaian atau proses penilaian sebelum melakukan penilaian fungsi pengaman dan estetika : (1). Inventarisasi tiap segmen lokasi. Data yang diinventarisasi meliputi jenis, jarak tanam, massa daun, tinggi, bentuk batang dan, tekstur, variasi warna (buah, bunga dan daun). (2). Setelah inventarisasi, melakukan penilaian berdasarkan kriteria/tabel pada Tabel 1. Tabel 1 Kriteria/standar penilaian fungsi pengaman dan fungsi estetika Kriteria /Indikator Pengaman Penataan verifier Jarak tanam <2m, >7m <6m, >12m Nilai Kurang Baik 2m, 6m, 7m 10m, 12 m 3m, 5m 8m, 9m Karakter Massa daun Jarang dan tidak rimbun Padat dan rimbun Tinggi Tanaman Jarang dan tidak rimbun, tidak rapi, agak rapi Padat dan rimbun, rapi dan memudahkan orientasi < 1,5 m, >20 m 16 m- 20 m 1,5 m - 15 m < 1,5 m, >20 m 16 m- 20 m 1,5 m - 15 m
4 16 Kriteria /Indikator Estetika Pemilihan jenis Pengaturan verifier Bentuk tajuk, batang dan Variasi warna (daun, bunga, buah) Tekstur Bentuk tajuk dan Nilai Kurang Baik Tajuk menghalangi pandangan pengguna jalan/rambu, batang keras dan jarang, banyak dan mudah patah Tajuk menghalangi pandangan pengguna jalan/rambu, batang keras dan jarang, banyak dan mudah patah. Tajuk agak bersinggungan, batang tidak terlalu keras, sedang dan tidak mudah patah Tajuk tidak menghalangi pengguna jalan/rambu, batang tidak terlalu keras dan sedang dan agak rapat Warna tidak Warna agak bervariasi bervariasi dan banyak terdapat warna gelap Warna tidak Warna agak bervariasi bervariasi dan banyak terdapat warna gelap Kasar dan tidak menarik Kasar dan tidak menarik Bentuk tajuk tidak menarik dan tidak memiliki banyak (jauh dari kesan indah) Bentuk tajuk tidak menarik dan bersinggungan dan tidak memiliki banyak (jauh dari kesan indah) Komposisi habitus/konfigurasi Tidak memiliki kesatuan tema dalam penataan, tidak terdapat Agak halus dan menarik Agak halus dan menarik Bentuk tajuk menarik dan tidak terlalu banyak Bentuk tajuk menarik dan tidak terlalu banyak Kurang memiliki kesatuan tema dalam penataan, kurang terdapat komposisi Tajuk bersinggungan, bentuk tajuk dome, batang lunak (elastis), sedikit dan tidak mudah patah Tajuk tidak menghalangi pengguna jalan/rambu, batang lunak dan elastis dan percabagan sedikit dan tidak mudah patah Warna bervariasi dan terang Warna bervariasi dan terang Halus dan menarik Halus dan menarik Bentuk tajuk menarik dan sedikit Bentuk tajuk menarik dan tidak bersinggungan, sedikit Memiliki kesatuan tema yang dominan dalam penataan, terdapat komposisi dan
5 17 Kriteria /Indikator verifier Jarak tanam Nilai Kurang Baik keseimbangan dari komposisi dan tidak memiliki nilai aksen atau kontras terhadap dan kurang memiliki nilai aksen terhadap lingkungan sekitar lingkungan sekitarnya Tidak memiliki Kurang memiliki kesatuan tema dalam kesatuan tema dalam penataan, tidak penataan, kurang terdapat terdapat komposisi keseimbangan dari dan kurang komposisi memiliki nilai aksen dan tidak memiliki terhadap lingkungan nilai aksen atau sekitar kontras terhadap lingkungan sekitarnya, <2m,>7m <6m, >12m 2m, 6m, 7m 10m,12 m memiliki nilai aksen terhadap lingkungan sekitar Memiliki kesatuan tema yang dominan dalam penataan, terdapat komposisi dan memiliki nilai aksen terhadap lingkungan sekitar 3m, 5m 8m, 9m Sumber : DPU Dirjen Bina Marga (1996), Departemen PU (1996), Carpenter et al (1975), Fakuara et al (1996) (3). Data hasil inventarisasi dianalisis dengan menggunakan perhitungan : a. Fungsi pengaman a.1 Berdasarkan indikator penataan dengan verifier jarak tanam, rumus yang digunakan: a.2 Berdasarkan indikator karakter dengan verifier massa daun, rumus yang digunakan: a.3 Berdasarkan indikator karakter dengan verifier tinggi pohon, rumus yang digunakan : a.4 Berdasarkan indikator karakter dengan verifier bentuk tajuk, batang dan, rumus yang digunakan:
6 18 b. Fungsi estetika b.1 Berdasarkan indikator pemilihan jenis dengan verifier variasi warna bunga, buah dan daun, rumus yang digunakan : b.2 Berdasarkan indikator pemilihan jenis dengan verifier tekstur pohon, rumus yang digunakan: b.3 Berdasarkan indikator pemilihan jenis dengan verifier bentuk tajuk dan, rumus yang digunakan : b.4 Berdasarkan indikator pengaturan dengan verifier jarak tanam, rumus yang digunakan : (4). Langkah selanjutnya, melakukan pengkategorian dari setiap verifier. Penilaian yang dikategorikan baik, sedang atau buruk untuk setiap verifier dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Penilaian/pengkategorian verifier No. Kategori Nilai Baik 1 Baik >60%` <20% <20% 2 <20% >60% <20% 3 <20% <20% >60% (5). Setelah diperoleh kategori masing-masing verifier, selanjutnya dilakukan penilaian fungsi pengaman dan estetika. Penilaian dibagi menjadi tiga kategori yakni baik, sedang dan buruk. Penilaian fungsi pengaman (pengarah, kontrol kesilauan, peredam kecelakaan, peneduh dan kontrol pandangan) disajikan pada Tabel 3 dan fungsi estetika (jenis dan tata letak ) disajikan pada Tabel 4.
7 19 Tabel 3 Cara penilaian/pengkategorikan fungsi pengaman Fungsi Pengaman No Kategori Baik 1 Baik Tabel 4 Cara penilaian/pengkategorian fungsi estetika No Karegori Fungsi Estetika Jenis Tata letak 1 Baik Baik Baik 2 Baik Baik 3 (6). Setelah melakukan pengkategorian masing-masing fungsi pengaman dan estetika pada tiap-tiap segmen, langkah selanjutnya melakukan penilaian/membandingkan tiap segmen lokasi, segmen lokasi mana yang termasuk kategori baik, sedang, dan buruk dari kedua fungsi pada Tabel 5. Tabel 5 Penilaian fungsi pengaman dan estetika tiap segmen lokasi Nilai tiap segmen lokasi No Kategori Fungsi pengaman Fungsi estetika 1 Baik Baik Baik 2 Baik 3 Baik Data dianalisis secara deskriptif dibandingkan dengan dasar penilaian untuk kriteria-kriteria yang ditetapkan. Hasil evaluasi yang didasarkan pada hasil penilaian ditunjang dengan sumber pustaka untuk melihat penempatan yang sesuai dengan karakteristik dan fungsi yang ingin diterapkan pada suatu lokasi, serta mengetahui bagian mana terjadi kekurangan atau kelebihan sehingga dapat ditentukan alternatif perbaikannya. Alur penilaian jalur hijau fungsi pengaman dan estetika dapat dilihat pada Gambar 3.
8 20 Penilaian jalur hijau fungsi pengaman dan estetika Pengaman Estetika Pengarah : Kontrol kesilauan: Peredam kecelakan: Peneduh: Kontrol pandangan -Pemilihan jenis -Pengaturan Inventarisasi Penilaian berdasarkan kriteria Data hasil inventaris dianalisis Pengkategorian setiap verifier/indikator Pengkategorian fungsi pengaman dan estetika Penilaian Fungsi pengaman dan estetika tiap segmen lokasi Primer Sekunder Data kondisi umum lokasi penelitian, data lokasi, topografi, tanah, iklim, tata guna lahan, drainase dan data sosial Penelusuran pustaka Jalur hijau sesuai dengan fungsi yang diinginkan Diketahui bagaimana yang terdapat kelebihan atau kekurangan sehingga dapat ditetntukan alternative perbaikan HASIL ANALISIS Gambaran kondisi jalur hijau fungsi pengaman dan estetika dibandingkan fungsi dari jalur hijau Analisis secara deskriptif Gambar 3 Alur penilaian jalur hijau fungsi pengaman dan estetika.
BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalan bebas hambatan Tol Jagorawi dengan mengambil beberapa segmen jalan yang mewakili karakteristik lanskap jalan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Peta Kabupaten Bogor (http://students.ukdw.ac.id, 2010) Peta Bukit Golf Hijau (Sentul City, 2009)
19 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di cluster Bukit Golf Hijau yang berada di dalam Sentul. Sentul terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Lebih terperinciPENILAIAN FUNGSI PENGAMAN DAN ESTETIKA JALUR HIJAU JALAN JENDERAL SUDIRMAN KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PEMI APRILIS
PENILAIAN FUNGSI PENGAMAN DAN ESTETIKA JALUR HIJAU JALAN JENDERAL SUDIRMAN KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PEMI APRILIS DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan
Lebih terperinciBAB VI R E K O M E N D A S I
BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian tentang Lingkungan Hidup dan Lingkungan Perkotaan Soemarwoto (1985) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan pertambahan penduduk menyebabkan kebutuhan manusia semakin meningkat. Dalam lingkup lingkungan perkotaan keadaan tersebut membuat pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Sleman 7574,82 Km 2 atau 18% dari luas wilayah DIY,
Lebih terperinciREKOMENDASI Peredam Kebisingan
83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:
13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Lokasi penelitian ini berada pada CBD Sentul City, yang terletak di Desa Babakan Maday, Kecamatan Citeuruep, Kabupaten DT II Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pe rancangan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Perencanaan adalah suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diharapkan, dan cara terbaik untuk mencapai keadaan yang diharapkan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul
III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di blok koleksi tumbuhan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Pada bulan September 2013 sampai dengan Oktober 2013. B. Alat
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Bahan dan Alat 3.3. Metode Penelitian Penentuan Segmen
22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di sepanjang jalan dari Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon Kota Bogor (Lampiran 1) dan hanya dibatasi hingga Rumaja (ruang manfaat
Lebih terperinci3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi
3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware
Lebih terperinciLanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STRUKTUR DAN FUNGSI TANAMAN SEBAGAI PEREDAM KEBISINGAN DI MEDIAN JALAN KOTA PEKANBARU
IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN FUNGSI TANAMAN SEBAGAI PEREDAM KEBISINGAN DI MEDIAN JALAN KOTA PEKANBARU THE INDENTIFICATIONS OF STRUCTURES AND FUNCTIONS OF PLANTS AS THE REDUCERS OF NOISE ON ROAD MEDIAN IN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian
16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak
V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang
TINJAUAN PUSTAKA Penghijauan Kota Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang asri, serasi dan sejuk dapat
Lebih terperinciBAB VII PENGHIJAUAN JALAN
BAB VII PENGHIJAUAN JALAN Materi tentang penghijauan jalan atau lansekap jalan, sebagian besar mengacu buku "Tata Cara Perencanaan Teknik Lansekap Jalan No.033/TBM/1996" merupakan salah satu konsep dasar
Lebih terperinciKebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo
Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Fungsi Ekologis Terciptanya Iklim Mikro 81% responden menyatakan telah mendapat manfaat RTH sebagai pengatur iklim mikro.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian tentang karakteristik habitat Macaca nigra dilakukan di CA Tangkoko yang terletak di Kecamatan Bitung Utara, Kotamadya Bitung, Sulawesi
Lebih terperinciBAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA
14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar
Lebih terperinciIII. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan
IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota
TINJAUAN PUSTAKA Karakter Lanskap Kota Karakter merupakan sifat dan ciri khas yang dimiliki oleh suatu kelompok, baik orang maupun benda. Karakter lanskap merupakan suatu area yang mempunyai keharmonisan
Lebih terperinciBAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di
BAB 3 METODA PERANCANGAN Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu ini secara umum mencakup hal-hal sebagai berikut: 3.1 Ide Perancangan
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 s.d 20 September 2011 di Taman hutan raya R. Soerjo yang terletak di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur
Lebih terperinciGambar 2. Bagan fungsi jalur hijau
II. TINJAUAN PUSTAKA Jalur hijau harus mempertimbangkan segala aspek sosial, fungsi jalur hijau dan nilai-nilai yang terkandung dalam perencanaannya. Gambar 2 di bawah ini menunjukkan hal apaa saja yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciGambar 12. Lokasi Penelitian
III. METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalur wisata Puncak, terletak di Kabupaten Bogor. Jalur yang diamati adalah jalur pemasangan reklame yang berdasarkan data
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar
Lebih terperinciEvaluasi Lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak
Evaluasi Lanskap Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak AGUS RULIYANSYAH 1* 1. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak 1049, Indonesia *E-mail: agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di tiga tipe hutan kerangas di Kabupaten Belitung Timur yaitu hutan kerangas primer (Rimba), hutan kerangas sekunder (Bebak)
Lebih terperinciBAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS
BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS BAB II LANGKAH PERTAMA KE NIAS Langkah kami setelah mencari tahu dan segala informasi tentang Pulau Nias adalah survey langsung ke lokasi site untuk Tugas Akhir ini. Alangkah
Lebih terperinciBAB III ANALISA. Lokasi masjid
BAB III ANALISA 3.1. Analisa Tapak 3.1.1. Lokasi Lokasi : Berada dalam kawasan sivitas akademika Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang KDB : 20% KLB : 0.8 GSB : 10 m Tinggi Bangunan : 3 lantai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PE ELITIA
10 III. METODOLOGI PE ELITIA 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di areal IUPHHK PT. DRT, Riau. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu tahap pertama pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi pohon pelindung di jalan arteri primer
Lebih terperinciEVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI
EVALUASI TANAMAN BAGI PENGEMBANGAN LANSKAP JALAN UTAMA KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA ISYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK ISYANI. Evaluasi Tanaman bagi Pengembangan Lanskap
Lebih terperincisekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang
BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri
Lebih terperinciREKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU
85 REKOMENDASI KONSEP TATA HIJAU Penanaman lanskap harus dapat memberikan fungsi yang dapat mendukung keberlanjutan aktivitas yang ada dalam lanskap tersebut. Fungsi arsitektural penting dalam penataan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
48 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi dan Analisis 5.1.1. Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon Proses penilaian fungsi pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi 9 aspek,
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau, pada 3 tipe penggunaan lahan gambut yaitu; Hutan Alam, Kebun Rakyat dan Areal HTI Sagu, yang secara geografis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Blok Koleksi Tanaman Tahura Wan Abdul Rachman. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2012 sampai dengan Maret 2012.
Lebih terperincimasyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning) Lansekap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Penengahan, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung (Gambar 2). Penelitian dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI TABEL V.1 KESESUAIAN JALUR HIJAU
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil kesimpulan studi dari hasil penelitian. Selain itu akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai hasil temuan studi yang menjelaskan
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBUATAN JALUR HIJAU DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO
Sabua Vol.2, No.1: 56-62, Mei 2013 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBUATAN JALUR HIJAU DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO Venly D. Kawuwung 1, Sonny
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan di kawasan Tambling Wildlife Nature Conservation, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan untuk kegiatan pengamatan dan pengambilan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Jalan Lanskap jalan adalah wajah dan karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alami seperti bentuk topografi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Evaluasi Kualitas Estetik
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Desa Ancaran memiliki iklim yang dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18 C dan 32 C serta curah hujan berkisar
Lebih terperinciPeta PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills Karawang Sumber: Gambar 3. Lokasi Penelitian
25 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan, berlangsung dari bulan Maret 2010 sampai bulan Agustus 2010. Penelitian ini mengambil tempat di Kawasan Industri PT Pindo
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses penyusunan kebijaksanaan atau merumuskan apa yang harus dilakukan, untuk memperbaiki keadaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 1. Lokasi Kasus Penelitian
8 METODOLOGI Lokasi dan waktu Penelitian ini dilakukan dengan memilih kasus di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April
Lebih terperinci6.1.1 Hasil Analisis RTH pada Kabupaten Mimika. b. Hasil perhitungan berdasarkan status kepemilikan RTH eksisting: ha dengan pembagian:
6.1 Kesimpulan 6.1.1 Hasil Analisis RTH pada Kabupaten Mimika Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni antara lain : a. Berdasarkan UU No. 26/2007 standar Kebutuhan
Lebih terperinciPokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.
Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III-1
BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan tubuh alam yang menyelimuti permukaan bumi dan merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah mempunyai kemampuan untuk mendukung
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari
BAB III METODE PERANCANGAN Kajian perancangan ini adalah berupa penjelasan dari proses merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan,
Lebih terperinciKONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A
KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.
Lebih terperinciBerfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.
4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan Fungsi Saluran Jalan Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan. Fungsi utama : - Membawa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Beji sebagai pusat Kota Depok, Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penelitian
Lebih terperinciDAFTAR ISI... PARAKATA... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI PARAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vi viii x xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat... 8 1.3.1 Tujuan...
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada hutan rakyat yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter yang menyatu
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku
BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour
Lebih terperinciBAB VI DATA DAN ANALISIS
BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai
Lebih terperinciPERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri
BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Penelitian Data untuk penelitian ini diperoleh dari dua sumber, yaitu: 3.1.1. Data Sekunder Data sekunder merupakan data jadi yang diperoleh dari instansi atau sumber
Lebih terperinciKonsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri
Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo Dirthasia G. Putri 1 Latar Belakang KOTA PONOROGO Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota merupakan kerangka struktur pembentuk kota. Ruang terbuka Hijau (RTH)
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah perkotaan pada umumnya tidak memiliki perencanaan kawasan yang memadai. Tidak terencananya penataan kawasan tersebut ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik
Lebih terperinciPersepsi dan Preferensi Kualitas Estetika Lanskap Kampus Fakultas Pertanian Universitas Udayana - Jimbaran Bali
Persepsi dan Preferensi Kualitas Estetika Lanskap Kampus Fakultas Pertanian Universitas Udayana - Jimbaran Bali RIZKY ADITYA RIFAI I NENGAH ARTHA*) IDA AYU MAYUN Prodi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan milik petani yang mempunyai tanaman jati pada hutan rakyat di Desa Karanglayung, Desa Babakan Asem dan Desa Conggeang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas,
16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan juni sampai dengan Juli 2013 di zona pemanfaatan terbatas, Resort Way Kanan, Satuan Pengelolaan Taman Nasional 1 Way Kanan,
Lebih terperinciProsiding SN SMAP 09 ABSTRAK PENDAHULUAN. FMIPA UNILA, November
Prosiding SN SMAP 09 UJI SCENIC BEAUTY ESTIMATION TERHADAP KONFIGURASI TEGAKAN-TEGAKAN VEGETASI DI KEBUN RAYA BOGOR Imawan Wahyu Hidayat 1 1 Kebun Raya Cibodas, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pacet
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi studi
15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,
Lebih terperinciInternational Fash on Institute di Jakarta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciRINGKASAN. Denpasar, bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik).
RINGKASAN INE NILASARI. Perencanaan Lanskap Jalan Westertz By Pass di Kotamadya Denpasar, Bali @i bawah bimbingan Nurhajati A. Mattjik). Jalan Western By Pass dengan panjang keseluruhan.t 13 km merupakan
Lebih terperinciGEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik
GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN PENGINDERAAN JAUH : 5 A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik 1. Hutan Hujan Tropis Rona gelap Pohon bertajuk, terdiri dari
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat
41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan
Lebih terperinci