EFEKTIVITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS QUANTUM LEARNING DI SDN BANYUAJUH KAMAL MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN LABORATORIUM MINI UNTUK MATERI JAJARGENJANG DI KELAS IV SDN BANCARAN 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jeruklegi tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 16

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung bertujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Negeri 1 Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi. Adapun yang menjadi sasaran

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bambang Supriyanto 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 6 31 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB III METODE PENELITIAN

Nurhayati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas ini adalah mulai bulan November Negeri 1 Pajerukan. Desa Pajerukan, Kecamatan Kalibagor.

BAB I I PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.2. Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS QUANTUM LEARNING DI SDN BANYUAJUH KAMAL MADURA Andika Adinanda Siswoyo Universitas Trunojoyo Madura Abstrak Peranan pembelajaran tematik dalam pembelajaran anak sekolah dasar sangatlah penting. Implementasi pembelajaran tematik di SD memerlukan sebuah perangkat pembeajaran. Perangkat dalam penelitian ini berbasis Quantum Learning berisikan RPP dan Modul tematik yang didasarkan pada prinsip Quantum Learning di SDN Banyuajuh Kamal Madura. Jenis Penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, tes hasil belajar dan angket. Kata kunci : Perangkat Pembelajaran, Pembelajaran tematik, Quantum Learning Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya (Hosnan, 2014: 364). Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran, termasuk salah satu tipe atau jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2003:5). Pembelajaran tematik menuntut siswa dapat memahami konsep yang mereka pelajari, dan menghubungkannya dengan konsep yang telah dipelajarinya melalui pengalaman langsung. Kaitan konseptual antarmata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema serupa. Hal inilah yang menyebabkan pehaman atas materi pelajaran lebih mendalam dan bermakna. Pembelajaran Tematik akan menciptakan sebuah pembelajaran terpadu yang akan mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan menciptakan situasi pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran tematik mampu mengakomodasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta permasalahan yang begitu kompleks dalam masyarakat. Mengingat, dengan pembelajaran Tematik siswa tidak terpisah dengan kehidupan nyata dan selalu terintegrasi denga beberapa permasalahan dalam kehidupan nyata.. Pembelajaran Tematik dapat pula dipandang sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Pembelajaran Tematik memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar, membuat anak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah tumbuhnya kreativitas sesuai kebutuhan siswa. Lebih lanjut, diharapkan siswa dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. (Sutirjo dan Mamik, 2005). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan peneliti di SDN Banyuajuh Kamal- Madura tentang Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik Berbasis Quantum Learning berdasarkan pendekatan saintifik di SDN Banyuajuh Kamal Madura tahun 2016. Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa kendala implementasi pembelajaran tematik di sekolah madura, hal ini dapat diklasifikan menjadi beberapa kendala dalam pelaksanaan, maupun evaluasi. Berdasarkan hasil tersebut, yang paling dominan tampak bahwa penguasaan prinsip pembelajaran tematik guru kelas yang rendah, khususnya guru kelas V di SDN 173

Banyuajuh Kamal-Madura, sehingga pengembangan perangkat pembelajaran tematik belum terlaksanana secara optimal. Selama Uji coba lapangan produk perangkat pembelajaran, belum diukur seberapa besar tingkat efektivitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan, sehingga peneliti menindaklanjuti penelitian sebelumnya. Nizarwati (2004) mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses pembelajaran diantaranya berupa silabus, Rencana Pelaksananaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan instrumen evaluasi. Hal ini dipertegas di dalam Permen No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, antara lain mengatur tentang proses pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar dan media yang merupakan sumber belajar bagi siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan mempersiapkan sumber belajar bagi siswa selama proses pembelajaran dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Di dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang digunakan meliputi : RPP, Modul, dan tes. Quantum Learning merupakan pembelajaran yang memadukan konteks dan isi pembelajaran (hosnan, 2014;356). Konteks pembelajaran meliputi suasana belajar yang memberdayakan, dan lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan isi pembelajaran merupakan penyajian materi ajar yang prima. konten dan isi ini tidak terpisahkan, saling mendukung, bagaikan sebuah orchestra yang memainkan sebuah simponi. Kepaduan dan kesesuaian keduanya akan membuahkan keberhasilan pembelajaran yang optimal. Pembelajaran Quantum Learning menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran, melalui prinsip-prinsip quantum learning yang perlu dikembangkan. Sehingga diharapkan mampu mengakomodasi keterlaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. METODE Metode penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menuru Sukmadinata (2009:54) metode penelitian yang digolongkan ke dalam penelitian kuantitatif non-eksperimental adalah metode deskriptif, metode survei, metode ekspos fakto, metode komparatif, metode korelasional, (Sukmadinata, 2009:53). Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Secara umum, penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Adapun yang diselidiki dalam penelitian ini adalah beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan perangkat pembelajaran tematik di SDN Banyuajuh Kamal Madura meliputi : (1) Keterlaksanaan pembelajaran tematik menggunakan perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning (2) aktivitas siswa (3) Hasil belajar siswa, dan (4) respon siswa selama pembelajaran. Menurut Sukardi (2012:86) kegiatan analisis data dalam suatu proses penelitian umumnya dapat dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu mendeskripsikan data dan melakukan uji statistika (inferensi). Kegiatan analisis dalam penelitian ini menggunakan deskripsi data. Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden. Sedangkan apabila data yang diperoleh berbentuk kuantitatif atau ditransfer dalam bentuk angka maka cara mendeskripsikan data dilakukan dengan menggunakan statistika deskriptif. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Perencanaan Penelitian Tahapan ini adalah merancang perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning di SDN Banyuajuh 2 Kamal Madura. Perangkat pembelajaran yang dirancang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis Quantum Learning dan modul pembelajaran. Untuk keperluan penelitian dirancang juga instrumen penelitian yaitu lembar 174

keterlaksanaan pembelajaran, angket respon siswa, dan soal tes. Soal tes yang dimaksud adalah tes hasil belajar untuk sub tema pentingnya kesehatan diri dan lingkungan. Tahapan penyusunan soal tes yaitu penentuan tujuan pembelajaran yang dijabarkan dalam indikator pencapaian hasil belajar, penentuan kisi-kisi soal tes, penyusunan soal tes, dan penentuan pedoman penskoran. 2) Pelaksanaan dan Observasi Tahapan ini melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di dalam RPP tematik berbasis Quantum Learning. Pelaksanaan Pembelajaran berlangsung selama 6 hari dengan beberapa indikator pembelajaran. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu dengan observer mengamati keterlaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas. Di akhir pembelajaran siswa diberikan tes akhir pembelajaran untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan menggunakan modul tematik berbasis Quantum Learning. 3) Refleksi dan Analisis Hasil Penelitian Tahapan refleksi pembelajaran mengkaji keseluruhan pelaksanaan penelitian dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga observasi. Dari hasil refleksi diperoleh data tentang keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran. Selanjutnya data diolah dan dianalisis untuk mengetahui keefektivan perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning. Instrumen Penelitian Perlu diketahui bahwa dalam penelitian kuantitatif, membuat instrumen penelitian termasuk kegiatan yang harus dibuat secara intensif sebelum peneliti memasuki lapangan. Pada penelitian ini, instrumen penelitian dijabarkan sebagai berikut: 1) Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Perangkat Pembelajaran Tematik berbasis Quantum learning Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik. Dalam pengamatan, dituliskan kategori skor yang muncul dengan menggunakan tanda cek (Ö) pada baris dan kolom nilai yang sesuai. Penilaian terdiri dari empat kriteria yaitu tidak baik (nilai 1), kurang baik (nilai 2), baik (nilai 3), dan sangat baik (nilai 4). Aktivitas-aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan 1) Mempersiapkan siswa dan menyampaikan salam pembuka 2) Membagikan lembar kegiatan siswa 3) Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran 4) Menginformasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan dipakai guru dalam pembelajaran 5) Melakukan Apersepsi (Tumbuhkan) b. Kegiatan inti 1) Melakukan pengamatan secara mandiri berkaitan masalah yang dibahas (Alami) 2) Menuliskan hasil pengamatan dan hasil kerja dengan menggunakan modul (Namai) 3) Meminta siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi maupun tanya jawab (Demonstrasi) 4) Identifikasi dan Analisa Jawaban siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan (Ulangi) 5) Bersama siswa mengakaji kembali masalah yang telah dipelajari bersama (Rayakan) c. Kegiatan penutup, 1) Merefleksi dan Menyimpulkan bersama hasil pembelajaran (Rayakan) 2) Memberikan soal evaluasi 175

2) Angket Respon Siswa Angket respon siswa digunakan untuk mengukur respon siswa khususnya siswa kelas 5 SDN Banyuajuh Kamal Madura. Respon siswa yang akan menjadi tolak ukur yaitu: a. Kemenarikan Siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. b. Komentar siswa terhadap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan modul berbasis Quantum Learning c. Penggunaan Ilustrasi Gambar di dalam modul berbasis Quantum Learning d. Penggunaan Bahasa di dalam modul berbasis Quantum Learning Pelaksanaan angket respon siswa diberikan setelah pembelajaran berlangsung, dengan mengukur tingkat keberhasilan siswa 3) Soal Tes Soal tes digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Bentuk tes yang digunakan adalah uraian (subjektif). Sebelum soal tes disusun, perlu dibuat kisi-kisi penyusunan instrumen tersebut. Berpedoman kepada kisi-kisi yang telah dibuat, kemudian disusunlah butir-butir pertanyaan. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan rencana penelitian, maka data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kemampuan guru mengelola pembelajaran, data aktivitas siswa, data respon siswa terhadap pembelajaran, dan data hasil belajar siswa. 1) Observasi Pengamatan) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220). Dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan secara nonpartisipatif. Artinya, pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, pengamat hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Lembar pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Dalam pencatatan pengamatan, pengamat hanya menuliskan tanda cek (Ö) terhadap perilaku atau kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. 2) Angket Menurut Sukmadinata (2009:2019) angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Pelaksanaan pengambilan angket dilakukan dengan memberikan kepada siswa setelah pembelajaran. 3) Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar disini tercantum di dalam modul siswa, namun juga berperan sebagai instrumen penelitian karena digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Data akan dianalisis dan hasilnya akan digunakan untuk mengetahui apakah tes ini baik atau tidak digunakan sebagai evaluasi hasil belajar pada sub tema Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk mengetahui keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang digunakan maka peneliti melakukan analisis terhadap data pelaksanaan perangkat pembelajaran menggunakan modul berbasis Quantum Learning pada setiap pertemuan. Paparan data keterlaksanaan 176

pembelajaran setiap pertemuan disajikan sebagai berikut. Pada pertemuan I tingkat keterlaksanaan pembelajaran mencapai angka 73 % dengan kriteria cukup baik, Pertemuan II tingkat keterlaksanaan pembelajaran mencapai angka 76% dengan kriteria baik, pada pertemuan ke III tingkat keterlaksanaan pembelajaran mencapai Angka 78% dengan kriteria baik, dan pada pertemua terakhir keterlaksanaan pembelajaran mencapai angka 77 % dengan kategori baik. Berdasarkan paparan data hasil penelitian bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning masuk pada kategori terlaksana dengan baik. Hasil Belajar siswa Data hasil belajar siswa merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari hasil kegiatan belajar dan tes evaluasi akhir. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes evaluasi akhir modul lebih dari atau sama dengan KKM yang telah ditetapkan pada sekolah yaitu 70. Tes dilakukan pada pertemuan kelima hari Selasa 26 September 2016. Sesuai dengan yang telah diuraikan pada bab III, hasil tes diberi bobot 70% dan hasil rata-rata latihan soal dari empat pertemuan diberi bobot 30%. Siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 65% siswa mendapat nilai 70. Gambar 1. Grafik Perbedaan Hasil Belajar Berdasarkan gambar 1 hasil belajar siswa menggunakan modul Quantum Learning mengalami peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hasil rata-rata latihan soal dari empat pertemuan mencapai 80,3, sedangkan hasil evaluasi akhir modul nilai rata-rata siswa mencapai82. Nilai tertinggi diraih bagas dengan nilai 90, sedangkan nilai terendah adalah Novia yaitu 53. Dari hasil nilai rata-rata penggunaan modul Quantum Learning tersebut terdapat 6 orang siswa yang memperoleh nilai 70 atau sekitar 21 % siswa belum tuntas. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, ketuntasan belajar siswa menggunakan modul mencapai 79 %, dan dapat dikatakan tuntas secara klasikal. Aktivitas Siswa Salah satu indikator lain yang menentukan keefektifan perangkat pembelajaran adalah tingkat aktivitas siswa. 3 orang observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran. Masing-masing observer mengamati 2 kelompok. Hasil perhitungan presentase tingkat aktivitas siswa pada uji coba lapangan dapat dilihat pada tabel 1. berikut. 177

Tabel 2. Presentase Aktivitas Siswa selama pembelajaran Pertemuan Ke- Persentase No Aktivitas Siswa 1 2 3 4 Kategori Keaktifan 1. Melakukan seluruh prosedur 55 % 76 % 76 % 76 % 70,75% Aktif 2. Mengkomunikasikan hasil diskusi 78 75% 79% 80 % 78% Aktif % 3. Menuliskan hasil pengamatan selama pembelajaran 4. Bertanya atau menanggapi pertanyaan. 5. Menulis/ menarik kesimpulan di dalam modul. 80 % 80 % 85 % 83 % 82% Sangat Aktif 76% 74 % 75 % 76 % 75,25% Aktif 79 % 76 % 79 % 84 % 79,5% Aktif Rata-rata (%) 73,6 76,2 78,8 79 77 Aktif Dari aktivitas siswa dianalisis dengan teknik presentase. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan di tiap pertemuan sebanyak empat kali. Hasil analisis data pada tingkat aktivitas siswa ditunjukan pada tabel 4.24. Pada pertemuan I aktivitas siswa tertinggi membandingkan jawaban/ berdiskusi dengan teman 80%, sedangkan aktivitas terendah membaca dan memahami kegiatan berisi masalah di dalam modul 55%. Pertemuan II aktivitas tertinggi membandingkan jawaban/ berdiskusi dengan teman 80%, dan aktivitas terendah menyelesaikan masalah 79%. Selanjutnya, pertemuan III aktivitas siswa tertinggi tertinggi adalah membandingkan jawaban/ berdiskusi dengan teman 85%, sedangkan aktivitas terendah 75% bertanya dan menanggapi masalah. Pada pertemuan terakhir, aktivitas tertinggi adalah menulis/menarik kesimpulan di dalam modul 84%, sedangkan aktivitas terendah bertanya atau menanggapi pertanyaan 76%. Aktivitas Siswa secara keseluruhan terlampir pada lampiran 11. Berdasarkan hasil analisis tersebut, aktivitas siswa di tiap pertemuan memenuhi kategori aktif, namun terlihat pada aktivitas ke-1 yaitu membaca dan memahami kegiatan berisi masalah masih belum memenuhi kriteria aktif. Belum terpenuhinya kriteria keaktifan siswa disebabkan karena guru kurang sabar dalam menggali gagasan siswa, Guru lebih mendominasi pembelajaran sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan mengemukakan gagasanya dalam kerja individu dan kelompok. Berdasarkan hasil paparan data keaktivan siswa selama pembelajaran, dapat dikategorikan aktif. Respon Siswa Indikator lain dari keefektifan perangkat pembelajaran (modul) yang dikembangkan siswa adalah respon siswa. Respon siswa yang diminta di akhir pelaksanaan uji coba berkaitan tentang beberapa kriteria. Adapun hasil dari rekapitulasi respon siswa selama pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Kemenarikan Siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan 85% b. Komentar siswa terhadap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan modul berbasis Quantum Learning 75% c. Penggunaan Ilustrasi Gambar di dalam modul berbasis Quantum Learning 80% d. Penggunaan Bahasa di dalam modul berbasis Quantum Learning 78% Berdasarkan hasil rekapitulasi angket respon siswa, maka respon siswa selama pembelajaran tergolong positif. Dari beberapa tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning, maka penerapan perangkat pembelajaran tematik di SDN Banyuajuh 2 Kamal sudah efektif diterapkan. Hasil Keterlaksanaan guru menerapakan perangkat pembelajaran yang digunakan, rata-rata keterlaksanaan guru dalam menerapkan sintak pembelajaran yang ada di dalam RPP 178

mencapai presentase 76%. Berdasarkan hasil analisis, keterlaksanaan pembelajaran masuk pada kategori baik. Menurut Sanjaya (2010;15) Guru merupakan salah satu yang menentukan keberhasilan suatu sistem pembelajaran, hal ini dikarenakan guru merupakan orang yang secar alangsung berhadapan dengan siswa serta bisa berperan sebagai desainer pembelajaran dan implementator. Selain guru, factor siswa juga ikut berperan dalam keberhasilan suatu sistem pembelajaran. Sikap dan penampilan siswa dalam pembelajaran sangat mempengaruhi sistem pembelajaran (Sanjaya, 2009:18). Adakalanya ditemukan siswa yang sangat aktif, dan ada pula yang pendiam, dan tidak sedikit pula yang memiliki motivasi yang rendah. Semua itu senantiasa akan mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Keaktifan siswa selama pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran tematik rata-rata mencapai presentase 77% dan dapat dikategorikan aktif. Hal ini tentu memberikan gambaran bahwa perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning mampu menstimulus motivasi belajar siswa sehingga tertuangkan dalam aktivitas siswa yang aktif selama pembelajaran. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran, teramati melalui ketuntasan hasil belajar yang tercapai selama pembelajaran. Penggunaan perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning mampu memberikan konstribusi positif terhadap hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa mencapai 79% tuntas secara klasikal dan 21 % siswa tidak tuntas, dengan rata-rata 82. Tentu hal ini sangat signifikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran tematik sub tema Pentingnya Kesehatan diri dan Lingkungan. Selain itu, respon siswa selama pembelajaran juga menunjukan hal yang positif selama pembelajaran. Dari keempat aspek yang dijadikan indikator dalam mengukur respon siswa, keseluruhannya menunjukan respon yang positif. Berdasarkan hasil rekapitulasi keefektifan perangkat pembelajaran, maka hasil penerapan perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning telah memenuhi kategori keefektifan, sehingga perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning yang dikembangkan juga dapat dikatakan efektif. PENUTUP Kesimpulan Efektivitas perangkat pembelajarn tematik berbasis Quantum Learning diukur melalui empat indikator, yaitu 1) keterlaksanaan pembelajaran, (2) aktivitas siswa, (3) hasil belajar siswa, dan (4) respon siswa. Berdasarkan hasil penelitian keterlaksanaan pembelajaran menunjukan rata-rata mencapai76% dan termasuk kategori terlaksana dengan baik. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning mencapai skor 77%, dan dikategorikan sebagai aktif. Rata-rata hasil belajar siswa mencapai nilai 82, dengan ketuntasan belajar siswa 79%, dan dapat dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan respon siswa selama pembelajaran menunjukan respon positif. Berdasarkan paparan data tersebut pelaksanaan Perangkat pembelajaran tematik berbasis Quantum Learning di SDN Banyujuh 2 Kamal dapat dikatakan efektif. Saran Berdasarkan catatan dan saat uji coba skala terbatas, maka untuk mengoptimalkan pemanfaatan modul berbasis Quantum Learning berdasarkan pendekatan Saintifik, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut. a. Hendaknya alokasi waktu diperhatikan, mengingat pelaksanaan PBM lebih menekankan aktivitas penyelesaian masalah yang memerlukan banyak waktu. 179

b. Modul berbasis Quantum Learning bukan merupakan satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik dalam mempelajaran pembelajaran tematik, hendaknya guru menyarankan peserta didik mencari dan membaca buku rujukan yang lain. c. Bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendaalam terhadap pembelajaran tematik, dapat mengkolaborasikan pembelajaran tematik dengan berbagai model yang relevan dengan karakteristik pembelajaran tematik di sekolah dasar DAFTAR RUJUKAN Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar & Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Hobri. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila. Sanjaya, W. 2009. Sistem Pembelajaran. Jakarta; kencana Triyanto, 2009.Model-model Pembelajaran Tematik. Bandung: Kencana. 180