BAB I PENDAHT]LUAII * 1.1. Latar Felakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi merupakan kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Pada saat ini, banyak sekali hobi yang bisa dilakukan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Termasuk di antaranya adalah hobi dalam bidang seni. Adapun definisi seni menurut Brade (1956) adalatr pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan sebuatr karyayang membahagiakan jiwa spritual pada manusial. Hobi dalam bidang seni dapat menghasilkan karya seni yang berasal dari berbagai Inacam bahan dan alat. Salah satu balran yang dapat digunakan untuk menghasilkan karya seni adalah tanah liat atau clay. Pada awalnya tanah liat 'i hanya digunakan untuk pembuatan ternbikar dan keramik. Namun seiring dengan majunya teknologi dan kreativitas, barang yang dihasilkan dari tanah liat pun beragam. contohnya sebagai dekorasi rumah sampai dengan dekorasi untuk kegiatan usaha seperti kedai kopi. Informasi mengenai dekorasi keik dalam buku kerajinan clay Sweets Motif Wonderland sangat lengkap. Buku tersebut diawali dengan informasi mengenai bahan dan alat yang digunakan, seperti clay polymer, silikon, gunting, kuas tpengertian Seni Menurut Para Ahli, diakses dari http://dokumen.tips/documents/pengertian-senimenunrt-para-ahli-55a35b5mcdc0.htnl, pada tanggal 5 Maret 2016.
2 hingga cetakan. Kemudian ditanjutkan dengan tata caramelakukan teknik dasar dekorasi kerk clay yaitu membuat adonan dari clay beserta mengoles silikon agar berbentuk seperti hiasan krim pada keik. Buku tersebut terdiri dari empat bab dekorasi keik clay,yaitu Ohimesqma no Chiisana Suiitsu Saron, Otenba Serebu no Suiitsu Paatii, Chiisana Parijennu to Antiiku Suiitsumachi, dan Kawaii Weitoresu no Karafuru Suiitsu Kafe. Buku Sweets Motif Wonfurlandbagian ketiga yaitu Chiisana Parijennu to Antiiku Suiitsumac&i dipilih karena buku tersebut membahas mengenai pembuatan clay yang berbentuk seperti keik unik dan kuno karena terinspirasi oleh keik asal Eropa. Langkah-langkah untuk membuat dekorasi keik ini mudah diikuti disertai dengan garnbar yang berwama-warni sehingga bisa dipelajari oleh remaja maupun orangtua. Pernbuatan clay intjuga bisa dijadikan sebagai hobi dan pengisi waktu'" senggang yang menyenangkan dan bermanfaat. Selain untuk hobi, dekorasi keik clay ptxtdapat dijadikan sebagai ide bisnis yang baru di Indonesia. Alasan-alasan tersebut yang menjadikan buku yang diterbitkan oleh Butikkusha ini dipilih untuk diterjemahkan dari bahasa sumber yaitu bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan dilakukan dari menerjemahkan alat, bahan, teknik dasar, serta langkahjangkah pembtntan cloy keik kecil pada bab ketiga (Chiisana Parijennu to Antiiku Suiitsumachi) yary mengambil tema kue dari negara Prancis. 1.2. Pokok Bahasan Pokok bahasan dalam tugas akhir ini adalah terjemahan buku seni kerajinan i clay Sweets Motif Wonderland dari bahasa Jepang kedalam bahasa Indonesia. I I I
1.3. Tirjuan Penulisan Tujuan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Menerjemahkan buku seni kerajinan clay Sweets MotifWonderland dari batrasa Jepang kedalam bahasa Indonesia agar mudah dibaca dan dimengerti. 2. Menginformasikan cara pembuatan dekorasi keik 1.4. Metode Terjemahan Pengertian terjemahan menurut Newmark (via Pertiwi,2015) adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk mengganti suasana pesan atau pernyataan tertulis dalam suatu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain. Metode terjemahan dapat dititik beratkan kepada dua penekanan, yaitu penekanan pada bahasa sumber (bahasa yang diterjemahkan) dan pada bahasa sasaran (bahasa hasil terjemahan) (via Putri,2013). Berikut empat metode yang menekankan pada bahasa sumber : 1. Metode Terjematran Kata Demi Kata Metode terjemahan ini dilal$kan dengan menerjemalrkan kata demi kata tanpa mengubah struktur kalimat dari bahasa sumber. Kosakata diterjemahkan berdasarkan makna umum diluar konteks dan kata-kata budaya diterjemahkan secara literal. Terjemahan kata demi kata digunakan untuk menganalisis teks pada awal proses penerjemahan dimana teks yang akan diterjemahkan sangat sukar. 2. Metode Terjemahan Literal Metode terjemahan literal dilakukan dengan menerjemahkan kata demi kata seperti pada metode sebelumnya namun struktur kalimat bahasa sumber diubah ke
4 dalam sfuktur kalimat bahasa sasruan. Metode ini digunakan pada awal proses penerjemahan 3. Metode Terjemahan Setia Metode terjemahan setia adalah metode terjemahan yang mempertahankan maksud dan tujuan teks bahasa sumber dalam struktur kalimat bahasa sasaran sehingga terjemahan yang dihasilkan dengan metode setia masih terasa kaku. Metode ini menerjemahkan kata-kata budaya namun penggunaal tata bahasa dan pemilihan kosakata masih terdapat penyimpangan. 4. Metode Terjemahan Semantik Terjemahan semantik adalah metode yang menggunakan istilah atau ungkapan dalam menerjemahkan teks bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Metode terjemahan semantik lebih fleksibel dibandingkan dengan metode terjemahan setid' yang masih kaku karena berusaha untuk mempertahankan maksud dan tujuan teks bahasa sumber. Berikut empat metode terjemahan yang menekankan pada bahasa sasaran : 1. Metode Terjemahan Saduran Terjemahan saduran merupakan metode yang banyak digunakan untuk menerjemahkan teks drama dan puisi. Metode terjemahan ini menekankan pada isi pesan dan bentuknya disesuaikan dengan pembaca bahasa sasuran. Metode terjemahan saduran dapat diterima apabila tidak mengubah tema, alur, dan karakter teks bahasa sumber. 2. Metode Terjemahan Bebas Terjemahan bebas merupakan metode terjemahan berbentuk parafrase(penceritaan kembali) yang lebih panjaflg dibandingkan dengan teks
aslinya. Metode ini mementingkan isi teks dan benhrknya disesuaikan dengan pernbaca bahasa sasaran. 3. Metode Terjemahan Idiomatik Terjemahan idiomatik menghasilkan pesan dalam teks bahasa sasaran dengan istilah, uangkapan, dan idiom yang lebih alami dibandingkan dengan teks bahasa sumber. 4. Metode Terjemahan Komunikatif Metode terjemahan ini berusaha untuk menerjemahkan isi teks balrasa sumber ke dalam bahasa sasaran tanpa mengubah terjemahannya secara bebas agar mudah dimengerti oleh pembaca bahasa sasaran. Dari beberapa metode terjemahan tersebut, buku Sweets Motif Wonderland ini akan diterjemahkan menggunakan metode terjemahan komunikatif. Metode" terjemahan komunikatif digunakan karena di dalam buku tersebut terdapat banyak alat dan bahan, istilah-istilah yang sukar dimengerti, serta langkahjangkah untuk membuat clay yang harus dijelaskan agar pembaca dapat mengerti dan dapat mengikuti langkah-langkahnya. 1.5. Langkah-langkah Penerjemahan Langkah-langkah penerjemahan yang dilakukan dalam menerjemahkan buku seni kerajinan clay Sweets Motif Wonderland adalah sebagai berikut : 1. Penjajakan Proses ini dilalrukan untuk menyelaraskan bahasa yang akan diterjemahkan ke dalam bahasa sasarurn yaitu dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Buku tersebut diterjemahkan untuk kalangan remaja dan orangtua karena terdapat
beberapa bagian pembuatan clay yang rumit. 2. Pemahaman Dalarn proses menerjemahkan, ditemukan beberapa kesukaran unhrk mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia yang tepat untuk menerjemahkan beberapa kata yang terdapat pada prolog bab ketiga buku tersebut. Setelah menemukan padanan kata yang tepat, padanan kata tersebut dihubungkan dengan kosakata dan kalimat lain sehingga dapat menemukan maksud dalam prolog tersebut. 3. Peristilahan Proses ini dilahkan untuk mencari istilah atau ungkapan agar dapat diterjemahkan dengan baik ke dalam bahasa Indonesia. Dalam buku tersebut ditemukan banyak istilah yang sulit dimengerti, terutama pada proses menerjemahkan alat dan bahan pernbuatan clay karena alat dan bahan tersebui jarang digunakan di Indonesia. Kesulitan-kesulitan itu dapat diselesaikan dengan banyak melakukan diskusi dan pencarian melalui internet. 4. Perakitan Setelah memahami kata dan istilah yang diterjemahkan, kata dan istilah tersebut digabungkan menjadi kalimat dengan susunan yang benar bahasa Indonesia yang baik dan benar. 5. Memasukkan Teks Terjemahan pada Layout atau Thmpilan Hasil terjemahan yang sudah diperiksa kemudian dimasukkan kedalam tampilan buku tersebut yang sebelunnya sudah diedit. Hasil terjematran kembati diperiksa agar sesuai dengan gambar yang tertera.
6. Discussion atau Pembicafiuul Pembicaraan mengenai hasil terjemahan ini dilakukan setiap melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing Tugas Al<hir dan juga melakukan diskusi dengan teman. Pada saat diskusi ini, proses pengecekan juga dilalarkan untuk menghindari kesalahan penerjemalmn. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas akhir ini memuat tiga bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, metode penerjemahan, dar sistematika penulisan. Bab kedua berisi terjemahan pertalimat, dan teks terjehaban secara keseluruhan buku Slveets Motif Wottderland. Bab ketiga berisi penutup dan kesimpulan buku tersebut.