BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

dokumen-dokumen yang mirip
Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I. Pendahuluan. melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing dalam membangun keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

PUTUSAN Nomor 0109/Pdt.G/2015/PA.Pkc

BAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai macam suku, budaya, bahasa dan agama.

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. agar hubungan laki-laki dan perempuan mampu menyuburkan ketentraman,

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

PUTUSAN Nomor 0223/Pdt.G/2015/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. insan antara laki-laki dengan perempuan untuk membentuk keluarga yang

P U T U S A N. Nomor 903/Pdt.G/2010/PA.Wno BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

SALINAN P U T U S A N NOMOR 55/Pdt.G/2011/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang tersebut diberlakukan. Pada prinsipnya masyarakat jahiliyah

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berhubungan dengan manusia lain. Timbulnya hubungan ini didukung oleh

P U T S A N. Nomor 0828/Pdt.G/2015/PA.Pas BISSMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

P U T U S A N. Nomor: 1294/Pdt.G/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

P U T U S A N. Nomor : 64/Pdt.G/2011/MS-Aceh

P E N E T A P A N Nomor 0177/Pdt.G/2016/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

P U T U S A N. Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor 144/Pdt.G/2011/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Gugat

BAB I PENDAHULUAN. dicapai, sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun. keturunan sehingga kelestarian hidup manusia akan terjaga.

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh pasangan suami istri yang terikat

P U T U S A N. Nomor: 1717/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN Nomor 1191/Pdt.G/2014/PA.Pas

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. maka biaya ekonomi semakin tinggi yang tidak diikuti lapangan kerja yang

PUTUSAN Nomor : 0127/Pdt.G/2012/PA.Pas

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB 1 PENDAHULUAN. menegakkan rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan berdasarkan

PUTUSAN Nomor 53/Pdt.G/2015/PTA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PUTUSAN Nomor 1203/Pdt.G/2013/PA.Pas. melawan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

P U T U S A N. Nomor: 0852/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor :./Pdt.G/2011/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, Jakarta:1992, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan perbuatan yang paling penting didalam kehidupan manusia,

PUTUSAN Nomor : 1339/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN. Nomor : 0571/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan lembaga sosial bersifat universal, terdapat di semua

PUTUSAN NOMOR : 024/Pdt.G/2011/PA.Blu BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

PUTUSAN Nomor : 0846/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0485/Pdt.G/2015/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

PUTUSAN NOMOR : 069/Pdt.G/2011/PA.Blu BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor : 1141/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sangat penting dalam realita

P U T U S A N. Nomor : /Pdt.G/2011/PA.Pso. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1817/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

P E N E T A P A N Nomor: 171/Pdt.G/2013/PA.Ntn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Poligami memang merupakan ranah perbincangan dalam keluarga

S A L I N A N P U T U S A N

P U T U S A N Nomor:0342/Pdt.G/2010/PA.Wno

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

PUTUSAN Nomor: 0592/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

بسم ال الرحمن الرحيم

PUTUSAN Nomor : 301/Pdt.G/2011/PA.Pkc.

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PUTUSAN. Nomor : 1376/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

PUTUSAN Nomor: 0485/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0482/Pdt.G/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat perkawinan adalah penyatuan dua pribadi yang saling mengikatkan diri dalam interaksi atau hubungan suami istri, yaitu hubungan yang menjadikan seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam suatu keluarga. Dalam ayat-ayat Al-Quran dapat diperoleh ketentuan bahwa hidup berpasang-pasangan merupakan pembawaan naluriah manusia dan makhluk hidup lainya bahkan segala sesuatu diciptakan secara berpasang-pasangan agar kita mengingat kebesaran Allah SWT. Di dalam surat Adz-dzariyat ayat 49 Allah berfiman: Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. 1

Dengan diciptakannya makhluk berpasang-pasangan, diharapkan adanya keseimbangan, keserasian, saling melengkapi satu dengan yang lainya. Allah SWT menciptakan makhluknya dalam bentuk yang sangat indah bahkan sempurna dari makhluk yang lain. Secara naluriah, manusia memiliki ketertarikan kepada lawan jenisnya. Untuk merealisasikan ketertarikan tersebut menjadi hubungan yang benar dan manusiawi, Islam datang membawa ajaran tentang perkawinan. 1 Allah SWT menetapkan perkawinan sebagai cara untuk melestarikan dan meneruskan keturunan umat manusia. 2 Sedikitnya ada lima tujuan umum perkawinan, yakni; 1). memperoleh ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih sayang ( sakinah, mawaddah, wa rahmah ) sebagai tujuan pokok dan utama, 2).tujuan reproduksi ( penerus generasi ), 3). Pemenuhan kebutuhan biologis ( seks ), 4). Menjaga kehormatan, 5). ibadah 3 Dalam undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan bahwa : perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha Esa. 4 Bagi manusia, pernikahan membawa implikasi dan tanggung jawab sosial yang besar, oleh karena itu, pernikahan harus di sandarkan pada pondasi yang kuat dan kukuh agar tidak runtuh. Harus disadari bahwa tidak ada pondasi yang lebih kuat selain daripada iman. 5 Apabila pondasi pernikahan tersebut tidak kuat, maka akan sulit mencapai tujuan pernikahan bagi sebuah rumah tangga. Dengan demikian akan menumbuhkan hubungan batin yang cukup baik terhadap Allah SWT dengan jalan mengerjakan ibadah dan menjauhkan diri dari segala macam kemaksiatan dan kejahatan. Dengan 1 Cahyadi Takariawan, Dijalan Dakwah Aku Menikah, Cet.ke-3 ( Yogyakarta :Talenta,2003).Halm. 4 2 Muhammad Mutawwali Sya rawi, Fiqih Wanita,(Jakarta Selatan: Pena Pundi Aksara, 2006).Halm. 95 3 Khoirudin Nasution, Islam Tentang Relasi Suami Dan Istri(hokum Perkawinan 1) Dilengkapi Perbandingan UU Negara Muslim Kontemporer ( Yogyakarta : ACAdeMIA + Tazzafa,2005), Halm.38 4 Pasal 1 5 Muhammad Mutawwali Sya rawi, Fiqih Wanita, Halm.96 2

keimanan yang baik pula akan menumbuhkan taraf kesadaran untuk mencari dan mengumpulkan rizqi yang banyak, halal dan baik bahkan menyadarkan setiap manusia agar selalu ingat akan kehidupan akhirat yang pasti akan kita jumpai. 6 Rumusan pernikahan dalam Al-Quran, dinyatakan bahwa pernikahan merupakan bentuk dari mitsaqan ghaliza atau suatu ikatan yang kuat yaitu suatu piagam perjanjian persetujuan dan ikatan yang meresap kedalam jiwa dan sanubari. Dalam pandangan Islam, salah satu tujuan utama pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Khoirudin Nasution menyebutkan untuk menjamin tercapainya tujuan perkawinan yaitu terwujudnya keluarga yang penuh kedamaian, ketentraman dan kasih sayang, ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh suami istri, yaitu :1). sebagai pasangan, suami istri harus saling menghargai dan menghormati, 2). Suami istri harus merasa saling membutuhkan, 3).suami istri harus saling merasa tidak lengkap tanpa pasangannya. 7 Walaupun demikian, Allah SWT dengan kebijaksanaan dan keluasan ilmunya, mengetahui pula bahwa tidak semua perkawinan dapat berlangsung aman, damai, dan bahagia sebagaimana yang diharapkan. Adakalanya disebabkan perbedaan watak, kepribadian, pengalaman, dan intelektualitas masing-masing suami istri atau disebabkan pengkhianatan salah seorang dari mereka yang tidak bersungguh-sungguh dalam memelihara kesucian ikatan diantara mereka atau karena sebab-sebab lain. Bahkan upaya untuk mempertahankannya dengan segala resiko, akan mendatangkan mudarat jauh lebih besar, baik terhadap suami istri atau anak-anak mereka sendiri. 8 6 Hasan Basri, Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama,cet.ke-6(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2004)hlm.22 7 Khoirudin Nasution, Islam tentang relasi di dalam suami dan istri (hokum perkawinan I) dilengkapi perbandingan U U Negara Muslim kontemporer (Yogyakarta: ACAdeMIA+Tazzafa,2005),hlm.38 8 Muhamad Bagir al-habsyi,fqh praktis menurut al-qur an as-sunah dan pendapat para ulama(bandung : al-mizan,2002)hlm.182 3

Allah SWT menyediakan sebuah solusi, yaitu sebuah perceraian yang hanya digunakan sebagai pintu darurat jika segala cara tidak berhasil dipakai sebagai upaya mendamaikan atau mempertahankan suatu rumah tangga. Perceraian adalah penghapusan perkawinan dengan keputusan hakim, atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu. Perceraian atau talak hanya dapat dibenarkan dalam keadaan memenuhi berbagai persyaratan tertentu setelah mencapai usaha maksimal dalam mendamaikan keduanya. Seperti yang di lakukan Pengadilan, bahwa Pengadilan menentukan pasangan suami istri itu bercerai atau tidak secara hukum yang berlaku harus menimbang dan melihat permasalahan dengan jelas dan melakukan upaya damai. Seperti yang terjadi di desa Plandi, kec. Wonosari, Kab. Malang. Ada beberapa pasangan suami istri yang dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi pertengkaran, karena sudah tidak tahan lagi dengan keadaannya setiap hari. Maka salah satu pasangan mengajukan permohonan cerai kepada Pengadilan Agama Kab. Malang. Dalam persidangan awal Pengadilan Agama tidak langsung memberikan putusan melainkan upaya damai dengan melakukan mediasi terhadap pasangan suami istri tersebut. Setelah melalui beberapa proses persidangan ternyata pihak pengadilan tidak bisa memutuskan cerai bagi kedua pasangan dengan alasan alasan tertentu. Hal ini berarti mengharuskan kedua pasangan itu untuk bersatu kembali dalam satu atap yang disebut keluarga atau rumah tangga. Sejauh analisa yang dilakukan terhadap penyebab gagalnya perceraian dari pasangan yang telah mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan adalah karena berhasilnya proses mediasi yang dilakukan oleh Pengadilan dan BP4. Beberapa pasangan yang gagal bercerai tersebut diantaranya dapat hidup rukun harmonis, setidaknya selama satu tahun sejak gagalnya perceraian. Namun, adapula yang kehidupan rumah tangganya jauh dari kondisi harmonis, yang masih sering terjadi 4

pertengkaran atau tidak terpenuhinya hak salah satu pihak karena pihak lain tidak melaksanakan kewajibannya. Keputusan pengadilan dengan tidak mengabulkan permohonan atau memutuskan untuk tidak diceraiakan secara hukum pasangan suami istri tersebut adalah benar, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Untuk itu peneliti tertarik untuk mendalami fenomena kehidupan rumah tangga gagal cerai yang terjadi di Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang ini. Sebelum kita lebih jauh membahas penelitian perlu kita ketahui perkawinan sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan perkawinan yang sah pergaulan antara laki-laki dan perempuan terjadi secara hormat sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang berkehormatan. Berdasarkan uraian diatas penyusun merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam apa penyebab gagal perceraian dan bagaimana kehidupan rumah tangga pasangan yang gagal bercerai. Dan juga dalam penelitian ini kami akan lebih menitik beratkan terhadap kehidupan rumah tangga gagal cerai yang mana keluarga tersebut sudah sampai kepengadilan, dengan mengambil judul. Kehidupan Rumah Tangga Setelah Gagal Bercerai (studi kasus di Desa Plandi kecamatan Wonosari kabupaten Malang ). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu: 1. Apa yang menjadi penyebab pengajuan perceraian pasangan rumah tangga di Desa Plandi, Kec. Wonosari, Kab Malang? 2. Bagaimana berubahnya pemikiran pasangan suami istri yang gagal untuk bercerai di Desa Plandi, Kec. Wonosari, Kab Malang? 5

3. Bagaiman kehidupan rumah tangga pasangan suami-istri setelah gagal bercerai di Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Memberikan penjelasan tentang penyebab pengajuan perceraian pasangan suami istri di Desa Plandi, Kec. Wonosari, Kab. Malang. 2. Memahami berubahnya pemikiran pasangan suami istri yang gagal untuk bercerai di Desa Plandi, Kec. Wonosari, Kab. Malang. 3. Menjelaskan kehidupan rumah tangga setelah gagalnya perceraian di Desa Plandi, Kec. Wonosari, Kab. Malang. D.Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna: 1. Secara teoritis sebagai kontribusi pemikiran dalam wacana hukum Islam dalam perkawinan, khususnya kehidupan rumah tangga setelah gagalnya perceraian. 2. Secara praktisi memberikan pertimbangan dan pengalaman hidup terhadap pasangan suami istri agar tidak mudah membawa permasalahan rumah tangga ke Pengadilan. E. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan ini diuraikan secara garis besar materi yang dibahas supaya diketahui gambaran mengenai skripsi ini dan supaya pembahasan skripsi ini lebih sistematis, yaitu sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan, terdiri dari enam sub bab yang dimaksudkan sebagai gambaran awal dari bahasan yang dikaji, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. Unsur-unsur ini dihadirkan lebih dahulu untuk mengetahui secara detail 6

signifikasi penelitian, apa yang menjadi pokok masalahnya, dan sejauh mana penelitian serta pendekatan atau teori apa yang digunakan. Bab kedua, pada bab ini diuraikan tentang tinjauan pustaka yang meliputi sub bab: Penelitian terdahulu dan kajian teori tentang kehidupan rumah tangga menurut fiqih Islam, perceraian menurut fiqih dan UU, dan pengertian dan tujuan mediasi. Pembahasan ini dimaksudkan untuk menguraikan tentang kehidupan rumah tangga menurut fiqih Islam, sebelum membahas lebih lanjut mengenai kehidupan rumah tangga setelah gagal perceraian. Agar nantinya dalam pembahasan hasil penelitian lebih terarah dan tidak keluar dari teori-teori yang ada. Bab ketiga, Metode Penelitian yang didalamnya mencangkup : lokus penelitian, jenis penelitian, pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan dan analisis data. Bab ini di letakkan sebelum pemaparan data agar nanti dapat diketahui bagaimana metode peneliti dalam melakukan penelitian tersebut. Bab keempat, membahas paparan data. Bab ini dibagi menjadi tiga bahasan. Pertama, berisi tentang gambaran umum Desa plandi yang meliputi letak geografis, Jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kondisi keagamaan, kondisi sosial. Kedua, berisi tentang kondisi kehidupan rumah tangga yang gagal bercerai yang meliputi keadaan rumah tangga sejak perkawinan sampai dengan pengajuan cerai dan kehidupan rumah tangga setelah permohonan cerai. ketiga, analisis terhadap kehidupan suami istri yang gagal bercerai di Desa Plandi Kecamatan Wonosari Kabupatan Malang. Dalam bab ini menjelaskan gambaran Desa Plandi, kondisi kehidupan rumah tangga yang gagal bercerai dan analisis terhadap keluarga gagal cerai untuk mempermudah dalam pembahasan selanjutnya. Bab kelima, adalah penutup yang berisi kesimpulan dari hasil pembahasan secara keseluruhan dan disertai dengan saran-saran. Supaya mempermudah untuk 7

melihat kembali setiap bab-bab sebelumnya dan mempermudah bagi peneliti-peneliti berikutnya. 8