IV METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
VII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT KINERJA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di CV. Duta Luwak Brother s Link Jln. Raden Intan Gg.

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII. ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Terhadap Atribut Susu Sehat (Importance Performance Analysis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE ANALISIS

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

VI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK MINUMAN SARI BUAH MINUTE MAID PULPY ORANGE DI KOTA BOGOR

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Konsumen

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA TERHADAP KINERJA PT.KERETA API INDONESIA (PERSERO) (KRL COMMUTER LINE JAKARTA KOTA BOGOR)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENJUALAN ONLINE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER SATISFACTION INDEX (CSI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, serta beranekaragaman produk-produk baru memacu setiap

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penyedia barang/

2.6.2 Nonprobability Sampling Menentukan Ukuran Sampel Skala Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Survey

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PENGURUSAN PASPOR PADA KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA DI KOTA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisis data kuantitatif dengan menggunakan pendekatan kolerasional. dengan pendekatan korelasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai suatu produk tidak hanya ditentukan oleh harga, namun juga ditentukan

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

Sebesar 85 persen responden menyatakan bahwa atribut. kemudahan meminum penting, 12 persen responden menyatakan sangat

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di beberapa lokasi di wilayah Bogor dan Depok yakni di kampung Babakan Ciluar, Pancoran Mas, Kompleks PELNI Depok, Polresta Bogor, Kompleks Kesatuan TNI yang terletak dijalan Cimandala Pomad, SLTPN 3 Bogor, Institut Pertanian Bogor (IPB) Baranangsiang dan disekitar tempat produksi susu pasteurisasi Milkfood Barokah yakni di kampung Babakan Fakultas. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan asumsi semua tempat tersebut merupakan tempat penjualan utama susu pasteurisasi Milkfood Barokah. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Agustus- September 2011. 4.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab risetnya secara khusus, sedangkan data skunder adalah data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan lain. Untuk mendapatkan data primer, dilakukan dengan wawancara kepada perusahaan dan kuesioner kepada konsumen susu segar. Data skunder diperoleh dari berbagai sumber yang dapat menunjang topik penelitian seperti buku-buku, jurnal, instansi pemerintah maupun swasta yang terkait. 4.3. Pengujian Kuesioner 4.3.1. Uji Validitas Validitas menunjukkan tingkat/derajat untuk mana bukti mendukung kesimpulan yang ditarik dari skor yang diturunkan dari ukuran atau tingkat mana skala mengukur apa yang seharusnya diukur (Supranto 2006). Dengan kata lain validitas menunjukkan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang ingin diukur. Suatu kuesioner yang memuat pertanyaan yang tidak jelas bagi responden akan menghasilkan kuesioner yang tidak valid.

Uji pendahuluan dilakukan terhadap 30 orang konsumen yang pernah mengkonsumsi susu pasteurisasi Milkfood Barokah. Konsumen yang digunakan pada uji pendahuluan ini berbeda dengan konsumen yang nantinya akan digunakan untuk penelitian. Pada penelitian ini uji validitas yang dipakai adalah uji validitas dengan korelasi pearson. Berdasarkan hasil uji validitas korelasi pearson dengan program SPSS versi 16 diketahui bahwa 23 variabel yang digunakan sebagai alat ukur kepuasan konsumen susu pasteurisasi Milkfood Barokah secara tepat dan cermat dapat digunakan (valid). Atribut dinyatakan pada taraf 5% jika mempunyai signifikansi di bawah 0,05 dan valid pada taraf 1% jika mempunyai signifikansi di bawah 0,01. Selain itu atribut-atribut yang valid dapat diketahui juga dengan Menggunakan R tabel, yaitu membandingkan nilai Pearson Correlation (baris pertama masing-masing atribut) dengan nilai R yang terdapat pada Tabel, di mana nilai R untuk sampel sebanyak 30 pada taraf 5% adalah sebesar 0,35. Hasil perhitungan uji validitas terhadap atribut susu pasteurisasi Milkfood Barokah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Validitas Atribut Susu Pasteurisasi Milkfood Barokah No Atribut Nilai korelasi Sig. (2-tailed) Keterangan 1 Rasa 0,416 0,022 Valid 2 Aroma 0,564 0,001 Valid 3 Variasi pilihan rasa 0,393 0,031 Valid 4 Volume 0,371 0,044 Valid 5 Desain kemasan 0,758 0,000 Valid 6 Kesegaran 0,719 0,000 Valid 7 Kandungan gizi 0,514 0,004 Valid 8 Kekentalan 0,594 0,001 Valid 9 Informasi pada produk 0,564 0,001 Valid 10 Merek 0,498 0,005 Valid 11 Kepraktisan 0,722 0,000 Valid 12 Warna produk 0,619 0,000 Valid 13 Higienitas 0,758 0,000 Valid 14 Jumlah Kandungan 0,503 0,005 Valid Bahan Pengawet 15 Harga 0,550 0,002 Valid 16 Promo penjualan 0,407 0,026 Valid 17 Kemudahan memperoleh 0,729 0,000 Valid 18 Sumber Peternakan 0,541 0,002 Valid 31

4.3.2. Uji Reabilitas Keandalan/Reliabilitas didefenisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from random error variance). Dengan kata lain uji reabilitas adalah suatu uji yang dapat menunjukan konsistensi suatu alat pengukur. Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan untuk kuesioner ini adalah Cronbach s alpha (α). Dari kuesioner yang telah disebarkan kepada 30 orang responden yang pernah mengkonsumsi susu pasteurisasi Milkfood Barokah diperoleh data kepentingan atribut-atribut susu pasteurisasi Milkfood Barokah. Data tersebut diolah dengan program SPSS versi 16 dan diperoleh nilai cronbach alpha sebesar 0,764. Menurut Nugroho (2005) kuesioner dengan nilai Alpha sebesar 0,61-0,80 adalah reliabel untuk digunakan pada penelitian. Selain itu reabilitas atribut dapat dilihat pada bagian corrected item-total correlation dimana jika nilai corrected item-total correlation atribut lebih besar dari 0,3 dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dan nilai corrected item-total correlation setiap atribut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Atribut Susu Pasteurisasi Milkfood Barokah No Atribut Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Rasa 0,417 Reliabel 2 Aroma 0,565 Reliabel 3 Variasi pilihan rasa 0,347 Reliabel 4 Volume 0,358 Reliabel 5 Desain kemasan 0,740 Reliabel 6 Kesegaran 0,667 Reliabel 7 Kandungan gizi 0,463 Reliabel 8 Kekentalan 0,555 Reliabel 9 Informasi pada produk 0,565 Reliabel 10 Merek 0,472 Reliabel 11 Kepraktisan 0,690 Reliabel 12 Warna produk 0,589 Reliabel 13 Higienitas 0,740 Reliabel 14 Jumlah Kandungan Bahan Pengawet 0,431 Reliabel 15 Harga 0,517 Reliabel 16 Promo penjualan 0,382 Reliabel 17 Kemudahan Reliabel 0,677 memperoleh 18 Sumber Peternakan 0,488 Reliabel 32

4.4. Metode Pengambilan Sampel Peneliti melakukan pengambilan sampel dengan metode non probability sampling, dimana non probability sampling tidak melibatkan pilihan acak. Teknik non probability sampling yang digunakan adalah judgement sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan kriteriakriteria yang akan digunakan sebagai acuan penarikan sampel. Kriteria tersebut adalah seorang responden yang dipilih, mengetahui, mengenal dan pernah mengkonsumsi susu pasteurisasi Milkfood Barokah. Pengumpulan data responden pada lokasi penelitian dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah sampel penelitian didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin yakni sebagai berikut: n = N / Ne 2 + 1 Dimana: n = jumlah sampel N = jumlah populasi e 2 = nilai kritis yang digunakan, yaitu 10 % Adapun jumlah populasi konsumen susu pasteurisasi Milkfood Barokah tidak diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, jumlah sampel yang digunakan adalah berdasarkan pendekatan jumlah pembeli rata-rata per bulan. Menurut wawancara dengan pihak UMKM Milkfood Barokah, bahwa jumlah pembeli rata-rata 70 orang per harinya. Jika perusahaan berproduksi selama 20 hari dalam sebulan maka jumlah rata-rata pembeli perbulan yaitu 1400 orang. Adapun perhitungan jumlah responden adalah sebagai berikut: n = 1400/1400 (0,1 2 ) + 1 n = 93,3 94 orang 4.5. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang berpengaruh dalam keputusan pembelian. Analisis ini dipilih karena mampu mendeskripsikan karakteristik konsumen serta proses keputusan pembelian yang terjadi. Analisis deskriptif berisi data karakteristik konsumen (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status pernikahan). 33

4.6. Metode Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performance Analysis (IPA) secara konsep merupakan suatu model multi-atribut. Teknik ini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penawaran pasar dengan menggunakan dua kriteria yaitu kepentingan relatif atribut dan kepuasan konsumen. Penerapan teknik IPA dimulai dengan identifikasi atribut-atribut yang relevan terhadap situasi pilihan yang diamati. Daftar atribut-atribut dapat dikembangkan dengan mengacu kepada literatur-literatur, melakukan interview, dan menggunakan penilaian manajerial. Di lain pihak, sekumpulan atribut yang melekat kepada barang atau jasa dievaluasi berdasarkan seberapa penting masingmasing produk tersebut bagi konsumen dan bagaimana jasa atau barang tersebut dipersepsikan oleh konsumen. Evaluasi ini diperoleh melalui survey terhadap sampel yang terdiri atas konsumen. Setelah menentukan atribut-atribut yang layak, konsumen ditanya dengan dua pertanyaan. Satu adalah atribut yang menonjol dan yang kedua adalah kinerja perusahaan yang menggunakan atribut tersebut. Dengan menggunakan mean, median atau pengukuran ranking, skor kepentingan dan kinerja atribut dikumpulkan dan diklasifikasikan ke dalam kategori tinggi atau rendah; kemudian dengan memasangkan kedua set rangking tersebut, masing-masing atribut ditempatkan ke dalam salah satu dari empat kuadran kepentingan kinerja. Skor mean kinerja dan kepentingan digunakan sebagai koordinat untuk memplotkan atribut-atribut individu pada matriks dua dimensi yang ditunjukkan pada Gambar3. Kuadran I Prioritas Utama Kuadran II Pertahankan Prestasi Kuadran III Prioritas Rendah Kuadran IV Berlebihan Gambar 3. Bentuk Matriks Importance Performance Analysis (IPA) 34

Keterangan : Kuadran I: Kuadran II: Kuadran III: Kuadran IV: Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi pelanggan, termasuk unsur unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun produk tidak sesuai keinginan pelanggan sehingga tidak puas. Menunjukkan unsur pokok yang sudah ada pada produk sehingga wajib dipertahankan serta dianggap sangat penting dan memuaskan. Menunjukkan faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, keberadaannya biasa biasa saja dan dianggap kurang penting serta kurang memuaskan. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting namun pelaksanaannya berlebihan, dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut : Dimana: TKi = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan Yi = Skor penilaian kepentingan 4.7. Metode Customer Satisfaction Index (CSI) Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat harapan dari atribut-atribut kualitas jasa yang diukur. Metode pengukuran CSI ini menurut Dicson dalam Haris (2008), terdapat empat langkah dalam perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) yaitu sebagai berikut: 1) Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score (MSS). Nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap responden. Semakin tinggi nilai MIS maka semakin tinggi juga rata-rata tingkat kepentingan konsumen terhadap suatu produk dan semakin tinggi nilai MSS maka semakin tinggi pula kinerja tiap responden. 35

2) Menghitung Weighting Factors (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata tingkat harapan menjadi angka persentase dari total nilai rata-rata tingkat harapan untuk seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total Weighting Factors(WF) 100%. 3) Menghitung Weighted Score (WS) dan Weighted Total (WT), yaitu nilai perkalian antar nilai rata-rata tingkat kinerja (kepuasan) masing-masing atribut dengan Weighted Factors (WF) masing-masing atribut. Menghitung Weighted Total (WT), yaitu dengan menjumlahkan Weighted Score (WS) dari semua atribut kualitas jasa. 4) Menghitung Statisfaction Index, yaitu Weighted Total (WT) dibagi skala maksimal yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal adalah 5), kemudian dikali 100%. Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat dari tingkat kriteria kepuasan konsumen atau pelanggan, yang dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Tingkat Kepuasan Responden Secara Menyeluruh Nilai Index Kriteria Indeks Kepuasan 0,81 1,00 Sangat Puas 0,66 0,80 Puas 0,51 0,65 Cukup Puas 0,35 0,50 Kurang Puas 0,00 0,34 Tidak Puas 4.8. Penentuan Atribut Dugaan Mengenali atribut suatu produk sangat penting didalam menentukan kebutuhan pelanggan. Langkah pertama dalam pengidentifikasian dimensi yang mendefenisikan mutu barang dan jasa. Daftar dimensi ini dapat digeneralisasi dalam berbagai cara dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Salah satu cara adalah dengan memneliti literatur (seperti jurnal ilmu pengetahuan, profesional dan perdagangan) yang membahas industri-industri khusus. Publikasi ini mungkin memuat dimensi barang dan jasa (Supranto, 2006). 36

Rahman (2008) dalam penelitiannya tentang kepuasan konsumen produk susu ultra milk menyatakan ada 13 atribut yang dirasa penting oleh konsumen yakni variasi pilihan rasa, Aroma yang khas, Tambahan nilai gizi yang diperoleh, Kandungan bahan pengawet, Kemudahan memperoleh, Dapat diminum kapan saja, Volume produk, Kekentalan cairan susu, Jaminan produk steril dan aman dikonsumsi, Ketersediaan tanggal kadaluwarsa pada produk, Harga eceran dibandingkan dengan volume roduk, Desain kemasan, Jaminan halal dan Depkes produk. Variabel indikator yang digunakan untuk mengetahui kepuasan konsumen susu pasteurisasi Milkfood Barokah adalah Rasa, Aroma, Variasi Pilihan Rasa, Volume, Desain kemasan, Kesegaran, Kandungan Gizi, Kekentalan, Informasi Pada Produk, Merek, Kepraktisan, Warna Produk, Higienitas, Jumlah Kandungan Bahan Pengawet, Harga, Promo Penjualan, Kemudahan Memperoleh Produk, dan Sumber Peternakan. Pada variabel harga, indikator pembangun kepuasan konsumen terhadap variabel harga hanya terdiri dari satu variabel yaitu variabel harga. Hal tersebut karena variabel indikator harga lainnya seperti diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran dan lain-lain tidak ditemukan oleh konsumen akhir dari produk segar yang merupakan responden penelitian ini. Demikian juga dengan penilaian kepuasan konsumen terhadap variabel tempat/distribusi, hanya dilakukan pada satu variabel indikator distribusi/tempat yaitu variabel Kemudahan konsumen mendapatkan susu segar di pasaran. Pada Variabel promosi, Variabel indikator adalah iklan dan promo penjualan. 4.9. Skala Skala yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen adalah skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, yang menerbitkan suatu laporan yang menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti; (a) Sangat tidak setuju, (b) Tidak setuju, (c) Netral, (d) Setuju, (e) Sangat setuju. 37

Penggunaan 5 kategori dalam skala diatas sangat populer dalam survey konsumen karena dipandang bisa mewakili dengan baik tingkat intensitas penilaian responden. Penggunaan kategori yang terlalu banyak (misalnya sampai 9 kategori) sering kali justru membingungkan responden Zikmund (1997) dalam Istijanto (2005) karena perbedaan tiap kategori menjadi semakin tipis dan responden kesulitan untuk membuat pilihan. Sebaliknya, penggunaan skala dengan ketegori yang sedikit (misalnya hanya 2 kategori) membuat responden tidak leluasa mengungkapkan penilaiannya dan menjadi terpaksa memilih karena tidak ada pilihan yang lebih cocok. Dalam penelitian ini, digunakan skala Likert yang terdiri dari; sangat penting, penting, cukup penting, tidak penting, sangat tidak penting. Skala ini digunakan karena skala ini memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan. Pertanyaan diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Karena pilihan jawaban berjenjang, maka setiap pilihan jawaban diberi bobot. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut: a. Jawaban sangat penting diberi bobot 5. b. Jawaban penting diberi bobot 4. c. Jawaban cukup penting diberi bobot 3. d. Jawaban tidak penting diberi bobot 2. e. Jawaban sangat tidak penting diberi bobot 1. Untuk kinerja diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai berikut: a. Jawaban sangat baik diberi bobot 5, yang artinya adalah konsumen sangat puas. b. Jawaban baik diberi bobot 4, yang artinya adalah konsumen puas. c. Jawaban cukup baik diberi bobot 3, yang artinya adalah konsumen cukup puas. d. Jawaban tidak baik diberi bobot 2, yang artinya adalah konsumen tidak puas. e. Jawaban sangat tidak baik diberi bobot 1, yang artinya adalah konsumen sangat tidak puas. 38

Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan kinerja akan diperoleh suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja pelaksanaan dengan skor kepentingan atribut. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Masing-masing skor rata-rata atribut yang telah diperoleh selanjutnya diinterpretasikan berdasarkan skala rasio yakni: RS = RS = Nilai terbesar Nilai terkecil Jumlah jarak skala 5 1 4 RS = 0,8 Skor dan tingkat kepentingan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Skor dan Tingkat Kepentingan Atribut Susu Pasteurisasi Milkfood Barokah Tingkat kepentingan (X) Nilai (Skor) Sangat Tidak Penting 1 Tidak Penting 2 Cukup Penting 3 Penting 4 Sangat Penting 5 Selain tingkat kepentingan, tingkat kinerja juga diukur menggunakan skor dan respon seperti ditunjukkan Tabel 7. Semakin tinggi tingkat kinerja maka skor yang diberikan akan semakin tinggi. Atribut dengan tingkat kinerja sangat tidak baik dinilai dengan skor 1 sedangkan atribut dengan kinerja sangat baik diberi skor 5. 39

Tabel 7. Skor dan Tingkat Kinerja Atribut Susu Pasteurisasi Milkfood Barokah Tingkat Kinerja (Y) Nilai (Skor) Sangat Tidak Baik 1 Tidak Baik 2 Cukup Baik 3 Baik 4 Sangat Baik 5 Pada skala tingkat kepentingan dan tingkat kinerja diperlukan indikator yang dapat memudahkan penilaian responden terhadap atribut susu pasteurisasi Milkfood Barokah. Indikator diperoleh dari informasi pihak-pihak yang mempunyai pengetahuan tentang susu segar baik dari akademisi maupun dari masyarakat. Indikator tingkat kepentingan ditunjukkan pada Lampiran 3. Selain indikator tingkat kepentingan, terdapat pula indikator tingkat kinerja yang disusun berdasarkan studi literatur dan wawancara dengan ahli dan pelaku bisnis susu. Indikator kinerja terlihat pada Lampiran 4. 4.10. Definisi Operasional Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefenisikan sebagai berikut : 1) Susu Pasteurisasi: Susu sapi yang mengalami proses pasteurisasi, dimana susu tersebut dipanaskan pada suhu 72 derajat Celcius selama 15 detik. 2) Responden: Orang yang pernah mengkonsumsi susu pasteurisasi Milkfood Barokah. 3) Atribut produk: Keunikan yang dimiliki oleh suatu produk yang akan membentuk karakteristik produk. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasa, Aroma, Variasi pilihan rasa, Volume, Desain kemasan, Kesegaran, Kandungan gizi, kekentalan, Informasi pada produk, Merek, Kepraktisan, Warna produk, Higienitas, Jumlah kandungan bahan pengawet, Harga, Promo penjualan, Kemudahan mendapat produk, dan Sumber peternakan. 40

4) Tingkat kepentingan terhadap susu segar: Seberapa penting suatu atribut produk yang harus dimiliki oleh susu pasteurisasi bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja dari atribut tersebut. 5) Tingkat pelaksanaan terhadap susu pasteurisasi: Kinerja aktual dari atribut produk susu pasteurisasi yang diberikan oleh perusahaan UMKM Milkfood Barokah terhadap konsumen. 6) Atribut Rasa: Berkaitan dengan adanya perbedaan tingkat kesukaan konsumen pada setiap produk berdasarkan indera pengecap. 7) Atribut Aroma: Berkaitan dengan adanya perbedaan tingkat kesukaan konsumen pada setiap produk berdasarkan indera peraba. 8) Atribut Variasi Pilihan Rasa: Rasa adalah dimensi penciri yang dapat menjadi pembeda antar produk. 9) Atribut Volume: Berkaitan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap ukuran volume yang diberikan oleh produsen pada minuman susu segar. 10) Atribut Desain kemasan: Berkaitan dengan adanya perbedaan tingkat kesukaan konsumen pada desain dan layout kemasan. 11) Atribut Kesegaran: Berkaitan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap susu saat akan dikonsumsi. 12) Atribut Kandungan Gizi: Berkaitan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap kandungan bahan yang tercantum dalam kemasan susu segar. 13) Atribut Kekentalan: Berkaitan dengan tingkat kesukaan konsumen terhadap tingkat konsentrasi air didalam larutan. 14) Atribut Informasi Pada Produk: Berkaitan dengan tingkat pengetahuan konsumen. terhadap aspek kejelasan perizinan usaha dan tanggal kadaluwarsa pada produk susu segar. 15) Atribut Merek: Berkaitan dengan tingkat kesukaan responden pada merek yang dikonsumsi. 16) Atribut Kepraktisan: Berkaitan dengan tingkat kemudahan dalam mengkonsumsi susu segar. 17) Atribut Warna: Berkaitan dengan adanya perbedaan tingkat kesukaan konsumen pada penampakan visual dari setiap produk. 41

18) Atribut Higienitas produk: Berkaitan dengan tingkat pengetahuan konsumen terhadap kebersihan produk minuman susu segar pada saat melakukan pembelian. 19) Atribut Jumlah Kandungan Bahan Pengawet: Berkaitan dengan jumlah bahan pengawet yang terkandung didalam susu pasteurisasi Milkfood Barokah. 20) Atribut Promo Penjualan, dengan promosi penjualan oleh produsen dan pengaruhnya. 21) Atribut Harga: Berkaitan dengan kesan produk tersebut oleh konsumen pada tingkat kesukaan responden berdasarkan harga produk yang ditetapkan. 22) Atribut Kemudahan Memperoleh Produk: Berkaitan dengan ketersediaan dan kemudahan memperoleh produk yang dibutuhkan. 23) Atribut Sumber Peternakan: Berkaitan dengan kredibilitas tempat peternakan sapi penghasil susu segar yang akan diolah oleh UMKM Milkfood Barokah menjadi susu pasteurisasi. 42