BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI PT. BANK MANDIRI, Tbk. CABANG SURAPATI BANDUNG. Penelitian Proyek Akhir. Oleh: AULIA NURUL HUDA NIM:

ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN STUDI KASUS PT PAYA PINANG PENELITIAN PROYEK AKHIR. Oleh: MUFTI ARDIAN NIM :

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI JATIS MOBILE JAKARTA PROYEK AKHIR. Oleh: DESVIANA PRANATALIA NIM:

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa hasil akhir yang didapat

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI. PT. BANK NEGARA INDONESIA, Tbk. CABANG ITB BANDUNG

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI THE BRITISH INSTITUTE BANDUNG

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI PT BRANTAS ABIPRAYA

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS. Pada prinsipnya penelitian dilakukan untuk menjawab masalah. Seperti yang telah

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Budaya instansi yang dimiliki oleh suatu instansi harus dapat mendukung visi

3 BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III SOLUSI BISNIS

Gambar 4.1. Kerangka Pemecahan Masalah

4 BAB IV ANALISIS DAN INTEPRETASI DATA

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG PROYEK AKHIR. Oleh: YULIANTO NIM:

DAFTAR PUSTAKA. Churchill, Gilbert A. & Dawn Iacobucci (2005) Marketing Research: Methodological Foundations, 9e, South Western, Ohio, USA.

BAB III PERUMUSAN MASALAH

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI RUMAH SAKIT MATA CICENDO PROYEK AKHIR. Oleh: MOHAMMAD BUCHORY KASTOMO NIM:

DAFTAR PUSTAKA. 1. Hisrich, Robert D Petters, Michael P, 2004, Entrepreneurship, McGraw Hills, New York

ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN

DAFTAR PUSTAKA. Hisrich, Robert D & Petters, Michael P, 2004, Entrepreneurship, McGraw Hills, New York.

BAB III SOLUSI BISNIS

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL PT BANK MEGA TBK. PENELITIAN PROYEK AKHIR

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

Oleh: Wartiyah 1), Daryono 1) ABSTRACT

BAB III SOLUSI BISNIS. Untuk mendapatkan langkah pemecahan yang tepat dan tidak terlalu melebar

BAB III PERUMUSAN MASALAH

LAMPIRAN A. Entrepreneurial Orientation Survey (EOS) ENTREPRENEURIAL ORIENTATION SURVEY

DAFTAR PUSTAKA. Hisrich, Robert D & Petters, Michael P, 2004, Entrepreneurship, McGraw Hills, New York.

ANALISIS BUDAYA ENTREPRENEURIAL DI AXA FINANCIAL INDONESIA KANTOR BANDUNG PENELITIAN PROYEK AKHIR. Oleh: ADE TRIANGGA NIM :

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Di Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. transformasional dan iklim psikologis pada kinerja karyawan, maka berdasarkan pada

BABl PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan ini, terjadi berbagai

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN Studi Kasus : BCA Cabang Bandung PENELITIAN PROYEK AKHIR. Oleh: ANDREAS LIMONGAN NIM:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Fry, F.L. (1993) Entrepreneurship: A Planning Approach. Minneapolis: West Publishing Company.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditandai oleh perubahan teknologi yang cepat, siklus produk yang lebih

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Naderi, et al. (2014) Dalam dunia organisasi modern,

DAFTAR PUSTAKA. Hisrich, Robert D & Petters, Michael P, 2004, Entrepreneurship, McGraw Hills, New York.

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. intrapreneurship sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan dapat menjadi sukses dalam waktu jangka

kewirausahaan karyawannya

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era industri gelombang keempat, industri ekonomi kreatif (creative

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan utama bagi. perusahaan dalam mempertahankan keberadaannya dalam dunia bisnis.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya manusia(sdm) merupakan modal dasar pembangunan nasional,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan organisasi. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Karakteristik Wirausaha. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

DAFTAR PUSTAKA. Corbett, D., 1992, Australian Public Sector Management, St. Leonards, NSW: Allen & Unwin.

Personal characteristic (sdm issues dalam organisasi)

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis dalam kurun waktu satu dasawarsa ini berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility)

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kepemimpinan transaksional passive management by exception berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Badan Pusat Statistik, 5 Mei 2014 ). Munculnya entrepreneur dan entrepreneurship menjadi solusi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

SUMBER DAYA MANUSIA YAYASAN PENDIDIKAN INTERNAL AUDIT PUSAT PENDIDIKAN & PENGEMBANGAN AUDIT DAN MANAJEMEN YPIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Presented by : M Anang Firmansyah

bersamaan dengan proses produksinya. Pelayanan pada pelanggan sangat erat pada pelanggan end user maka pada saat tersebut produk atau layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BUILDING A CULTURE THAT EMBRACES THE CUSTOMER S POINT OF VIEW

BAB 4. Hasil dan Pembahasan. 4.1 Kondisi Impelementasi Manajemen Pengetahuan, Implementasi Manajemen Inovasi dan Kinerja Perguruan Tinggi Swasta

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan strategi keunggulan bersaing. Perusahaan dalam

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Setelah 2 buku terdahulu, kini hadir buku terbaru...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis five forces Porter, analisis fungsional, dan analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya untuk mencari peluang menuju sukses. Munculnya kreatifitas dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).

Transkripsi:

BAB IV REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Kesimpulan Hasil Survei EOS menunjukkan bahwa secara umum penilaian terhadap orientasi entrepreneurial di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung ternyata tidak memadai, ditunjukan dengan hasil survei EOS pada kisaran angka antara 2,36 s.d. 3,55 (dalam skala 5). Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki pelaksanaan corporate entrepreneurship di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung adalah: - Orientasi Individu di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung menunjukkan nilai terendah di antara dimensi-dimensi lainnya, dengan nilai 2,36. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung kurang bersifat entrepreneurial. Kondisi ini muncul dikarenakan : Karyawan dalam melakukan pekerjaannya hanya berpatokan pada pedoman yang sudah disusun Karyawan hanya berusaha mengikuti saja peraturan yang berlaku di organisasi Lebih memilih penilaian standar gaji yang pasti-pasti saja, sehingga tidak berkeinginan untuk menambah performa/ ide-ide kerja baru Karyawan merasa nyaman dengan lingkungan organisasi yang terstruktur seperti yang terdapat di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung. - Dalam hal pengambilan risiko, karyawan di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung terlalu berhati-hati untuk tidak berbuat salah. Dalam hal ini Politeknik Manufaktur Negeri Bandung harus dapat mendorong karyawannya untuk berani mengambil risiko dan tidak terlalu konservatif apabila organisasi melihat peluang yang diyakini dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi organisasi. - Fleksibilitas sangat diperlukan oleh organisasi agar dapat mengalokasikan sumber daya dengan cepat untuk dapat menangkap peluang yang merupakan faktor penting dalam menentukan kesuksesan organisasi. Rendahnya fleksibilitas akan 69

memberi dampak terhadap kemampuan organisasi untuk merespons terhadap perubahan situasi global yang sedang terjadi. - Politeknik Manufaktur Negeri Bandung telah memiliki rencana strategi yang jelas tetapi dilevel penerapannya masih kaku. Dari hasil survei terlihat bahwa organisasi kurang bisa membiarkan strategi tumbuh dan berubah mengikuti perubahan tren pasar. Dari analisis dimensi Kondisi Organisasi didapat kesimpulan : Kinerja Politeknik Manufaktur Negeri Bandung berada pada level di atas rata-rata dibanding kompetitornya, dengan nilai 3,51 Pemberdayaan SDM di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dinilai 3,03 (ratarata) oleh para karyawannya. Dalam hal Inovasi, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dinilai nilai 2,94 (ratarata) oleh para karyawannya. Dalam hal penggajian, 51% karyawan menilai bahwa organisasi telah memberikan gaji sesuai dengan kinerja. Dari analisis dimensi Tentang Saya didapat kesimpulan: Kurangnya kreatifitas dan kemampuan bekerja secara mandiri para karyawan, dengan nilai 3,12 Rendahnya kebanggaan para karyawan terhadap dirinya sebagai orang yang mengerti politik di dalam organisasi, dengan nilai 2,86 Para karyawan di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung memiliki keyakinan yang tinggi bahwa entrepreneur sukses adalah hasil dari karakter personal dan pembelajaran (nilai 4,35). Hasil ELQ menunjukkan adanya kesenjangan antara kepentingan tiap dimensi dan kenyataan di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung untuk sifat-sifat General Entrepreneurial Leadership (GEL), explorers, miners, accelerators, dan integrators. Dari hasil analisis ini bisa disimpulkan bahwa Politeknik Manufaktur Negeri Bandung lebih membutuhkan pemimpin dengan tipe katalis (integrators, accelerators) dan tipe aktivis explorers, yang ditunjukkan oleh adanya kesenjangan yang nyata dimana nilai I (important) lebih tinggi dari nilai F (frekuensi). Adapun 70

kesenjangan yang terjadi pada tipe (1) integrators 20,73 (F/I=64,33%), (2) accelerators 10,57 (F/I=75,47%) dan (3) explorers sebesar 10,47(F/I=72,76%). Hal ini membuktikan bahwa jajaran managemen jarang mempraktekan sifat-sifat yang dinilai dalam dimensi ini meskipun karyawan menilai sifat-sifat manajerial tersebut penting. 4.2 Rekomendasi Di usianya yang telah mencapai 32 tahun, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dituntut untuk tetap exist ditengah-tengah persaingan institusi pendidikan yang semakin ketat. Pendekatan yang bisa dilakukan oleh Politeknik Manufaktur Negeri Bandung untuk bisa tetap competitive adalah dengan pendekatan corporate entrepreneurship. Berikut rekomendasi yang ditawarkan oleh peneliti dalam kaitannya dengan implementasi corporate entrepreneurship di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung : Untuk menciptakan iklim intrapreneurship di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, perlu dikembangkan lingkungan yang bersifat entrepreneurial dan karakteristik kepemimpinan yang bersifat entrepreneurial. Lingkungan yang terlalu birokratis akan menghambat jiwa intrapreneur para karyawan. Walaupun tetap bisa menghasilkan keuntungan dan tetap beroperasi pada tingkat efisiensi, organisasi menjadi kehilangan daya inovasi mereka, yang pada akhirnya tidak memberi value added bagi organisasi. Budaya pengambilan risiko harus lebih ditingkatkan dan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu: Memotivasi karyawan untuk mewujudkan ide-ide barunya Tidak menghukum karyawan yang gagal dalam mencoba ide barunya. Dalam hal ini sebaiknya karyawan diberi toleransi dan tidak langsung dihukum apabila melakukan kesalahan. Memperbaiki reward system untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam berkreasi dan memberikan ide-ide baru dalam mewujudkan atau menangkap peluang. Jajaran managemen di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung harus meningkatkan entrepreneurial leadership mereka untuk menyamakannya dengan harapan para karyawan, yang pada akhirnya bisa memberikan value 71

added bagi organisasi. Dua pendekatan yang bisa digunakan untuk mendapatkan pemimpin yang memiliki entrepreneurial leadership seperti yang diharapkan adalah : Build; yaitu dengan cara membangun entrepreneurial leadership jajaran managemen di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung melalui penyelenggaraan pelatihan-pelatihan berbasis intrapreneurial leadership bagi para jajaran managemen, baik oleh internal organisasi atau dengan bantuan pihak/lembaga profesional. Buy; yaitu dengan cara mendatangkan/mempekerjakan orang dari luar lingkungan Politeknik Manufaktur Negeri Bandung dengan sifat-sifat entrepreneurial yang diharapkan untuk duduk di jajaran managemen. Kesenjangan yang muncul dalam penilaian ELQ dapat diminimalkan melalui suatu sistem yang memungkinkan karyawan bisa mengkomunikasikan harapanharapannya terhadap pihak manajemen, misalnya saja dengan menggunakan penilaian 360 degrees feedback yang berfokus pada intrapreneurial leadership. 72

4.3 Rencana Implementasi Dari hasil analisis terhadap survei EOS dan ELQ yang dilakukan di Politeknik Manufaktur negeri Bandung, maka rencana implementasi perbaikan budaya corporate entrepreneurship bisa dilakukan melalui langkah-langkah seperti yang terlihat pada Gambar 4.1. Cross Functionality & support for new idea Integrators& accelerators Explorers Focus - Recruitment - Training - Idea box - Work environment - Empowerment of individuals - 360 degrees feedback Personal Orientation - Creative idea - Loyalty Flexibility, speed & Risk Aversion Innovation Opportunities Performance based Career path - Risk management - Tolerance for failure - Reward system - Availability of resources - Management support - Recognition for creative work - Decentralized decision making Corporate Entrepreneurship as a sustainable competitive advantage Gambar 4.1. Langkah Implementasi Perbaikan Budaya Corporate Entrepreneurship di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung 73