BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum Peneliti memberikan perlakuan / treatment bimbingan kelompok

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Data hasil tes awal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan awal yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan mengontrol bola

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian. Untuk lebih mudah membedakannya, maka data hasil tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua )

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

HAKIKAT PENDIDIKAN MATEMATIKA. Oleh: Nur Rahmah Prodi Pendidikan Matematika Jurusan Tarbiyah STAIN Papopo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data mentah dari pelaksanaan Pre-Test atau tes awal dapat dilihat pada lampiran 2

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum pelaksanaan eksperimen pada siswa yang menjadi sampel penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Batuda a tentang pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan heading (Jump

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum sebesar 14,14 dan skor maksimum sebesar 58,58. Sedangkan pada kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di lakukan oleh siswa Smp Negeri 1Tibawa yang berjumlah 22 orang. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen yang dilaksanakan di SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. dapat, berada, kaya, dan adanya kekuatan melakukan sesuatu (Bakir & Suryanto, 2006:36).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sedangkan skor data post-test adalah skor yang diambil setelah melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

Kata kunci : kemampuan, kompetensi dasar, sifat-sifat operasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GRAFIK... ix

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel (Hasil Tes Awal kekuatan otot

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan orang yang akan melakukan pembelajaran. Belajar bukan hanya. sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskrisi Penelitian Kelompok latihan Single Multiple Jump

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagai usaha untuk mencerdaskan anak bangsa

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

Puji Asih Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai. Terhadap Kemampuan Menyundul Bola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Swasta, dengan Akreditasi Madrasah A. Madrasah ini dibawah Organisasi Penyelenggara Yayasan Majelis

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal, sangat banyak kegunaan penerapannya dalam kegiatan kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN TEKNIK MEANS-END ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah Nama Sekolah : Tk Matuari Jaya NSS : - Provinsi Otonom Kecamatan Desa : Gorontalo : Daerah : Limboto Barat : Yosonegoro Kode Pos : 96216 Status Sekolah : Negeri Tahun Berdiri : 26, September 2006 Kegiatan Belajar Mengajar Bangunan Sekolah Luas Bangunan Luas Tanah Organisasi Penyelenggara : Pagi : Milik Pribadi (Hibah) : 72 M2 : 800 M2 : Pemerintah

4.1.2 Visi Dan Misi Sekolah Visi Terwujudnya Anak Didik Usia Yang Sehat Cerdas, Ceria, Serta Takwa Guna Menyongsong Masa Depan Yang Gemilang. Misi Mengutamakan Pemerataan Pelayanan Peningkatan Kesadaran Mutu Dan Efisiensi Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Guna Terciptanya Tunas Harapan Bangsa Yang Handal Permata Penuh Imajinasi. 4.1.3 Keadaan Guru DAFTAR NAMA PELAKSANA/PENYELENGGARA PROGRAM TK MATUARI JAYA DESA YOSONEGORO KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO JABATAN NO NAMA L/P PENDIDIKAN DALAM DALAM KET DINAS LEMBAGA 1 Nurhayati Diko P S1 Kacabdis Pengarah Pendidikan

2 Wirda J. Wadipalapa P S1 Guru Pengelola/ Pendidik 3 Rita Latenggo P SMA Guru Pendidik 4 Ningsih Damalu P SMA Guru Pendidik 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X 1 adalah skor kemampuan mengenal angka pada anak di sekolah sebelum dilakukan Treatment. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi adalah 9 dan skor terendah adalah 3. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 5.9 dan standar deviasi 1.8. distribusi data pada variabel X 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini ; Tabel 1. Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X 1 No Skor Frekuensi 1 3 2 2 4 4 3 5 12 4 6 1 5 7 4 6 8 2 7 9 5

Jumlah 30 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi berada pada kelas ke tiga dengan frekuensi 12. Selanjutnya kelas ke 7 dengan frekuensi 5, kelas ke dua dan lima masing-masing dengan frekuensi 4, kelas pertama dan ke enam memperoleh frekuensi 2 dan kelas ke empat dengan frekuensi 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Diagram 1. Distribusi frekuensi data variabel X 1 4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 2 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X 2 adalah skor kemampuan mengenal angka pada anak di sekolah setelah dilakukan Treatment. Dari data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi adalah 9 dan skor terendah adalah 6. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 7.9 dan standar deviasi 0.8. distribusi data pada variabel X 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini ;

Tabel 1. Daftar Distribusi Frekuensi Variabel X 2 No Skor Frekuensi 1 6 2 2 7 4 3 8 17 4 9 7 Jumlah 30 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi berada pada kelas ke tiga dengan frekuensi 17. Selanjutnya kelas keempat dengan frekuensi 7, kelas ke dua dengan frekuensi 4, kelas pertama memperoleh frekuensi 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini : Diagram 1. Distribusi frekuensi data variabel X 2

4.2.3 Pengujian Persyaratan Analisis Penelitian ini bertujuan untuk mengukur perbedaan skor kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak sebelum dan sesudah diterapkan metode bermain balok. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh harga L0 < L tabel atau -0.005 < 0,187 maka data kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak melalui hasil pretest berdistribusi normal. Selanjutnya uji normalitas data pada data posttest dalam mengukur kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak diperoleh data bahwa harga L0 < L tabel atau -0.058 < 0,187 maka data kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak melalui hasil posttes berdistribusi normal 4.2.4 Perhitungan Hipotesis Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga t hitung sebesar 4.58 sedang dari daftar distribusi t pada taraf nyata 1% diperoleh t (0.95) (58) = 2,66. Ternyata harga t hitung lebih besar dari t daftar, atau harga t hitung telah berada didalam daerah penerimaan H 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan menolak H 1 yang menyatakan bahwa : terdapat perbedaan skor kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak sebelum dan sesudah diterapkan metode bermain balok. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Penerimaan H o -4.58 4,58 4.58 Gambar 3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X1 dan X2 4.3 Pembahasan Dengan memperhatikan hasil pengujian hipotesis, baik komparasi antara X1 dengan X2, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara skor kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak sebelum pelaksanaan eksperimen dan setelah pelaksanaan eksperimen. Dengan demikian, hipotesis penulis yang berbunyi Pengaruh bermain balok terhadap kemampuan mengenal angka 1-10 pada anak usia 4-5 tahun kelompok A di TK Matuari Jaya Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo, dapat diterima. Matematika merupakan salah satu matapelajaran di sekolah yang mendapatkan porsi perhatian terbesar baik dari kalangan pendidik, orangtua maupun anak. Tidak sedikit orangtua yang mempunyai persepsi bahwa matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Sayangnya, tidak semua anak

dibekali kemampuan untuk berprestasi cemerlang di bidang matematika. Banyak hal sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kesulitan atau yang justru memudahkan seorang anak untuk memahami angka dan matematika. Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika. Anak usia pra-sekolah sudah mengerti tentang kuantitas, misalnya banyak dan sedikitnya benda, dapat mengenali perubahan dalam banyaknya benda yang disebabkan oleh adanya benda yang ditambah atau dikurangi dari sekelompok benda dan mengurut besar kecilnya sejumlah benda sesuai dengan banyaknya benda

tersebut, selain juga pengetahuan dasar dibalik aktivitas menghitung, walaupun mereka belum dapat menyebutkan nama bilangan secara tepat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak sudah memiliki kemampuan mengenal angka sejak dini bahkan sebelum usia sekolah (Butterworth, 1999). Anak usia pra-sekolah sudah mengerti tentang kuantitas, misalnya banyak dan sedikitnya benda, dapat mengenali perubahan dalam banyaknya benda yang disebabkan oleh adanya benda yang ditambah atau dikurangi dari sekelompok benda dan mengurut besar kecilnya sejumlah benda sesuai dengan banyaknya benda tersebut, selain juga pengetahuan dasar dibalik aktivitas menghitung, walaupun mereka belum dapat menyebutkan nama bilangan secara tepat. Dengan ini kemudian Butterworth (1999) mengasumsikan bahwa setiap anak mempunyai modul angka (Number Module) yang terberi sejak lahir secara biologis yang terletak di otak. Jadi secara umum, tampaknya semua anak mempunyai kapasitas yang terberi sejak lahir (innate) yang kurang lebih sama dalam mengenal angka yang sifatnya biologis, walaupun tentu saja pasti ada variasi individual disana-sini. Dehaene (1999) turut memperkuat pendapat di atas dengan mengemukakan bahwa bagian-bagian tertentu di otak berkaitan dengan berbagai kegiatan matematika pada manusia. Dari berbagai eksperimen dengan pasien-pasien yang mengalami berbagai kesulitan matematika akibat adanya lesi pada bagian-bagian tertentu di otak, kemudian para ahli menyimpulkan bahwa ada bagianbagian tertentu di otak yang berkaitan dengan fungsi berbagai kemampuan matematika seperti kemampuan representasi kuantitatif, daya ingat aritmatika dan sebagainya. Walaupun sebenarnya sulit untuk menyatakan secara pasti bahwa hanya

di bagian-bagian tertentu itu saja yang secara khusus yang berkaitan dengan kemampuan matematika, mengingat otak dengan neuron-neuronnya bekerja secara simultan dan saling bekerja sama antara satu bagian dengan bagian lainnya ketika mengerjakan soal-soal matematika. Pengaruh pembelajaran dan metode guru di kelas terhadap kemampuan mengenal angka pada pembelajaran matematika dapat dipilah berdasarkan kuantitas dan kualitas pengajaran yang ada. Dari segi kuantitas pembelajaran dan metode hal yang perlu disoroti adalah jumlah waktu yang digunakan anak untuk belajar matematika di kelas. Sementara itu ditilik dari segi kualitas pengajaran perlu diperhatikan interaksi guru-anak yang mungkin mempengaruhi kemampuan matematika anak dan materi pengajaran yang digunakan oleh anak di sekolah. Sehingganya melalui penggunaan bermain balok, anak mampu bermain sambil mengenal angka 1-10 berdasarkan kuantitas dan kualitas yang ada. Pembelajaran mengenal angka menggunakan metode bermain balok, dapat dipahami oleh anak melalui proses bertanmbahnya jumlah barang (balok) yang dimiliki oleh anak saat bermain sehingga memori anak akan merespon bertambahnya jumlah barang melalui proses pengenalan angka. 4.4 Deskripsi Analisis Pretest dan Posttest Dalam pelaksanaan pre-test yang menjadi sampel dalam pembelajaran ini berjumlah 30 orang anak. Adapun pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada

dasarnya untuk melihat apakah anak mampu mengenal angka 1-10 tanpa harus melalui bermain balok. Proses pembelajaran yang dilakukan yaitu : pertama guru menjelaskan angka pada anak dan menuliskan atau menunjukan angka 1-10 pada anak, selanjutnya setelah guru menjelaskan angka 1-10 guru langsung memberikan tugas pada anak untuk menulis 1-10. Selama anak mengerjakan tugas disini guru bisa melihat apakah tanpa penggunaan bermain balok anak mampu mengenal angka 1-10. Untuk menilai apakah anak mampu mengenal angka 1-10 guru memberikan tanda bintang dihasil lembar kerja anak dimana apabila anak mendapat bintang 5 berarti anak sudah mampu, selanjutnya apabila anak mendapat bintang 4 berarti anak kurang mampu, dan bintang 3 anak tidak mampu mengenal angka. Dengan demikian pada pelaksanaan Pre-test ini sebagian besar anak belum mampu mengenal angka 1-10. Sedangkan pada pelaksanaan Post-test pembelajarananya sudah menerapkan bermain balok dimana tahap pembelajarannya hampir sama dengan pelaksanaan pada Pre-test. Adapun pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada dasarnya untuk melihat apakah anak mampu mengenal angka 1-10 melalui bermain balok. Proses pembelajaran yang dilakukan yaitu : pertama guru menjelaskan angka pada anak dan menuliskan atau menunjukan angka 1-10 pada anak, selanjutnya setelah guru menjelaskan angka 1-10 guru langsung memberikan tugas pada anak untuk mengenal angka 1-10 melalui bermain balok. Dalam memberikan tugas kepada anak guru menyiapkan berbagai macam bentuk balok yang memiliki angka 1-10, guru memberikan kebebasan kepada anak untuk bermain balok dengan tujuan dengan adanya permainan balok anak dapat mengenal angka 1-10. Dalam pembelajaran Post-

test, anak yang bejumlah 30 orang anak dibagi menjadi 2 kelompok sehinga masingmasing kelompok menjadi 15 0rang. Dengan adanya pembagian kelompok guru dapat lebih mudah melihat kemampuan mengenal angka melalui permainan balok. Selama anak mengerjakan tugas disini guru bisa melihat apakah menggunakan bermain balok anak mampu mengenal angka 1-10. Untuk menilai apakah anak mampu mengenal angka 1-10 guru langsung melihat kemampuan yang muncul pada anak kemudian di isi dalam lembar Pedoman Pengamatan yang sudah dibuat di sni guru langsung menjeklis siapa anak yag mampu, Kurang mampu dan anak yang tidak mampu dalam mengenal angka 1-10. Dengan demikian pada pelaksanaan Post-test ini sebagian besar anak sudah mampu mengenal angka 1-10 melalui bermain balok.