PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksana utama pembangunan pertanian terdiri dari warga masyarakat, dalam ha1 ini petani nelayan yang pada umumnya termasuk golongan yang lemah. Petani nelayan mempunyai kelemahan dalam ha1 permodalan, tingkat pendidikan, keterampilan dan teknologi serta peralatan yang digunakan dalam pengelolaan usaha taninya. Tujuan pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan kesejahteraaan petani dan keluarganya. Upaya pembangunan pertanian erat berkaitan dengan upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya para petani, karena para petani yang mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan dalam usahataninya (Mosher, 1990). Petani nelayan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian memerlukan : (1) Peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, (2) Pemberian nasehat teknis dan informasi, (3) Peningkatan mutu organisasi dan kepemimpinan usahataninya, dan (4) Penanaman motivasi dan percaya diri dalam menangani usahataninya (Abbas, 1995). Hampir setiap program pembangunan masyarakat desa dalam implementasinya banyak menggunakan pendekatan kelompok, demikian juga program pembangunan dibidang pertanian hampir semuanya dilaksanakan melalui pendekatan kelompok, yang lebih dikenal dengan kelompok tani. W~layah Kelompok, dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1976 yakni bersamaan dengan dikembangkannya sistem kerja penyuluhan Latihan dan
Kunjungan (LAKU). Dengan terbentuknya wilayah kelompok ini, maka semua kelompok kegiatan merupakan bagian kegiatan atau seksi dari tiap wilayah kelompoknya (Mardikanto, 1994). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No: 881lKptslOT.210 11 211 988, yang dimaksud dengan : 'kelompok tani nelayan adalah kumpulan petani nelayan yang terikat secara non formal atas dasar keserasian, kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan sumber daya), keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya mempercayai, serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama. Atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan serta kondisi sumber daya alam dalam berusahatani dalam pengertian diatas, kumpulan petani nelayan yang terikat secara non formal tersebut berada pada suatu wilayah hamparan usahatani (dalam satu wilayah kelompok)." Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disebutkan beberapa ciri kelompok tani nelayan (Departemen Pertanian, 1988) yaitu : (1) saling mengenal dengan baik antara sesama anggotanya, akrab dan saling percaya mempercayai; (2) Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani; (3) Memiliki kesamaan-kesamaan seperti dalam tradisitkebiasaan, pemukiman, hamparan usaha tani, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial; dan (4) Bersifat non formal dalam arti tidak berbadan hukum, tetapi mempunyai pembagian dan tanggung jawab atas dasar kesepakatan bersama baik tertulis maupun tidak tertulis. Di dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian tersebut, disebutkan pula peranan dan fungsi kelompok tani nelayan, yaitu: (1) Sebagai kelas belajar, (2) Sebagai unit produksi usahatani, dan (3) Sebagai wahana kejasama antar anggota kelompok ataupun antar kelompok dengan pihak lain. Penyuluhan pertanian dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan, kemandirian, serta tanggung jawab petani dalam memanfaatkan dan meningkatkan mutu sumber daya pertanian di dalam usaha taninya. Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajar petani nelayan berlangsung melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk
terwujudnya kemampuan kerjasama yang lebih efektif (baik antar anggota kelompok maupun antar kelompok). Kelompok tani terrnasuk dalam kelornpok strategi pembangunan pedesaan yang berfungsi sebagai media infmsi pembangunan, menyebarkan inovasi/program pembangunan, mengefisiensikan agen penyuluhan, sistem pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat, memperrnudah upaya alih teknologi dan meningkatkan pendapatan anggota kelompok sehingga tercipta kesejahteraan ekonorni (Sri Rejeki, 1998). Kelompok tani sebagai media komunikasi dalam penyuluhan pertanian berfungsi sebagai forum belajar, aksi bersama, dan unit produksi. Sampai dengan tahun 1995 jumlah kelompok tani ini diperkirakan telah mencapai lebih kurang 250 ribu kelompok di Indonesia. Pengalaman menunjukkan, pembinaan petani melalui pendekatan kelompok baik hamparan maupun domisili secara mengagumkan talah berhasil mencapai swasembada beras, namun intervensi program yang terlalu dalam pada proses pengambilan keputusan oleh aparat ditingkat kelompok tani tidak jarang justru menghasilkan ekses-ekses yang tidak diinginkan (Aida Vitayala, 1996). Pada keadaan sekarang banyak kelompok tani yang tinggal papan nama dan kelompok tani yang bubar segera setelah proyek selesai. Selain itu banyak petani tidak lagi bsrkenan datang menghadiri pertemuan-pertemuan kelompok karena materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh relatif tidak berkembang, hanya itu-itu saja. Itu mungkin disebabkan pembinaan kelompok tani selama ini hanya berorientasi kepada target-target produksi dan mengejar pencapaian target suatu proyek.
Sering ditemukan bahwa kelompok yang tumbuh atas inisiatif masyarakat sendiri lebih terjamin kelangsungannya danpada kelompok-kelompok strategi pembangunan seperti kelompok tani. Dari hal-ha1 tersebut diatas, maka dirasakan perlunya suatu kajian tentang persepsi anggota kelompok terhadap peranan kelompok tani (sebagai Kelas belajar, sebagai Unit Produksi Usahatani, dan sebagai wahana kerjasama) sekarang ini, terutarna dalam memenuhi kebutuhan usahatani padi anggotanya. Masalah Penelitian Dalam pelaksanaan program pembangunan pertanian kelompok tani diharapkan dapat berperan dan berfungsi sebagai kelas belajar, unit produksi usaha tani dan wahana ke rja sama antara anggota kelompok dan dengan pihak lain (SK Mentan No.881/Kpts/OT.210/1 a1 988). Banyaknya kelompok tani ditiap desa di harapkan dapat menjadikan kegiatan usahatani bagi petani setempat lebih terpadu dan lebih bergairah serta lebih dinamis. Pada kenyataan yang ada sekarang banyak kelompok tani yang tinggal papan nama dan kelompok tani yang bubar setelah proyek berakhir. Kelompok- kelompok tani ini tidak dapat menjaga kedinamisannya dan menjaga kelangsungan keg iatannya. Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan beberapa perrnasalahan yang dapat dikaji, yaitu sebagai berikut: (1) Bagaimanakah persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani (sebagai kelas belajar, unit produksi usahatani, dan wahana kerjasarna)? (2) Bagaimanakah karakteristik anggota kelompok tani padi sawah?
(3) Bagaimanakah tingkat pemenuhan kebutuhan penguasaan teknologi, saprodi, dan pemasaran hasil usahatani padi anggota kelompok tani? (4) Bagaimanakah hubungan antara karakteristik anggota kelompok tani dengan persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani, dan bagaimanakah hubungan antara persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani dengan tingkat pemenuhan kebutuhan usahatani padi anggota kelompok? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Menjelaskan persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani (sebagai kelas belajar, unit produksi usahatani, dan wahana kerjasama). (2) Menjelaskan karakteristik anggota kelompok tani padi sawah. (3) Menjelaskan tingkat pemenuhan kebutuhan usahatani padi anggota kelompok tani. (4) Menjelaskan hubungan antara karakteristik anggota kelompok tani dengan persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani, dan hubungan antara persepsi anggota kelompok tani terhadap peranan kelompok tani, dengan tingkat pemenuhan kebutuhan usahatani padi anggota kelompok tani. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi penentu kebijakan pembangunan pertanian di daerah, khususnya yang berhubungan dengan pembinaan kelompok tani, dan juga
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang pandangan dan penilaian anggota kelompok tani terhadap peranan kebmpok tani dalam memenuhi kebutuhan usahatani anggotanya, khususnya usahatani padi sawah. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan llmu Penyuluhan Pembangunan, khususnya untuk memperkaya pengembangan konsepkonsep teoritis tentang hubungan karakteristik anggota kelompok tani dengan persepsi tertiadap peranan kelompok tani.