3 METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha

IV. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

IV. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

III. METODOLOGI KAJIAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

IV. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

VI. PERUMUSAN STRATEGI

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

Analisis Swot Digital Library STIKOM Bali

Survei Kebutuhan Data, 2013

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nofianty ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, SYAMSUL MA ARIF BUNASOR SANIM.

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

Transkripsi:

3 METODE PENELITIAN 31 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan Oktober 2005 mencakup di 25 propinsi di seluruh Indonesia Propinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Pemilihan lokasi didasarkan pertimbangan bahwa daerah-daerah tersebut merupakan sentra industri perikanan tangkap, banyak terdapat kapal penangkap ikan yang memperkerjakan tenaga kerja perikanan dan merupakan wilayah yang memiliki sekolah menengah perikanan 32 Peralatan Pendukung Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yang utama adalah dokumen dan lembar kuesioner Dokumen berupa terbitan terkait dengan data dan informasi tentang unit penangkapan ikan, jumlah sekolah kejuruan pendidikan menengah perikanan, jumlah lulusan, jumlah lulusan bersertifikat kepelautan perikanan Kuesioner terkait dengan data dan informasi industri perikanan tangkap, awak kapal perikanan, dan institusi terkait Sedangkan alat yang digunakan diantaranya adalah kamera dan peralatan tulis menulis 33 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer dan data sekunder Data primer dikumpulkan dengan format survei menggunakan kuesioner langsung atau wawancara tatap muka dengan responden Unit analisa adalah individu Tahapan pelaksanaan survei ini adalah perumusan masalah, penentuan sampel dan pembuatan kuesioner, kegiatan di lokasi penelitian, pengolahan dan analisis data Informasi terkait diperoleh melalui studi dokumen dari publikasi kebijakan, publikasi statistika perikanan tangkap baik nasional maupun tingkat propinsi, konsultasi publik dengan pemilik perusahaan, pimpinan

sekolah menengah pendidikan perikanan, awak kapal dan penentu kebijakan pada tingkat pemerintah daerah, serta nara sumber yang berpengalaman dalam bidang pendidikan dan pelatihan kelautan dan perikanan Dalam kegiatan ini faktor yang berinteraksi dan memungkinkan mempengaruhi informasi yang diperoleh adalah pewawancara, responden, topik, dan situasi wawancara Responden harus mencerminkan populasi karena kesimpulan yang diangkat dari sampel merupakan kesimpulan populasi Populasi disini adalah unit observasi yang karakteristiknya akan diduga Penentuan sampel agar efisien dalam pelaksanaan dan hasilnya efektif didasarkan pada informasi awal tentang keadaan populasi berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan sebagaimana disebut diatas mengacu pada purposive sampling yang termasuk dalam sampling non peluang Penentuan ini terkait dengan tujuan studi dan keputusan peneliti (judgmental sampling) Disisi lain penarik sampel adalah individu kompeten tentang obyek penelitian sebagaimana penarikan sampel otoritas (Steel dan Torrie, 1993) Jumlah sekolah yang menjadi responden sebanyak 91 Kepala Sekolah SUPM/ SMK, dengan tersebar di 25 propinsi di seluruh lokasi penelitian Jumlah perusahaan sebanyak 25 perusahaan yang tersebar pada sentra-sentra penangkapan ikan di Indonesia, seperti Jakarta, Belawan, Pekalongan, Bitung, Maluku, Sorong Disamping itu responden dari awak kapal kapal pada industri perikanan tangkap sebanyak 250 orang yang bekerja pada perusahan perikanan responden Dalam konsultasi publik beberapa nara sumber ditemui yakni dari industri perikanan, unsur pimpinan sekolah perikanan menengah, institusi pelaksana ujiankeahlian pelaut kapal penangkap ikan dan institusi terkait di lingkup Badan Pengembangan SDM-KP Selanjutnya kegiatan brain storming dilaksanakan berkaitan dengan penentuan terbobote dan bobot TOWS yang dilaksanakan di institusi Badan SDM-KP dengan melibatkan personil dalam semua bidang terkait di institusi tersebut Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali, kali pertama adalah sebagai pengantar dengan mendiskusikan uraian TOWS yang telah disiapkan dan pertemuan kedua melakukan penilaian terhadap uraian TOWS yang telah disepakati Data dan informasi dimaksud berupa jumlah sekolah dan status, jumlah lulusan dan jumlah lulusan bersertifikat kompetensi, jumlah kapal penangkap ikan, jumlah awak kapal, produksi hasil tangkapan, kualifikasi awak kapal ikan, 17

dan sertifikasi Jenis pertanyaan kuesioner adalah pertanyaan tertutup yakni dengan jawaban tertentu dan responden tidak berkesempatan memberi jawaban lain Pertanyaan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian Isi pertanyaan mencakup jenis dan kedalaman informasi Data pendukung diperoleh melalui instansi/lembaga terkait seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, Depnakertrans, Ditjen Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pusat Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan dan Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran (PK2P) Data tersebut antara lain perkembangan jumlah lulusan sekolah menengah perikanan, keberadaan sekolah perikanan tingkat menengah, jumlah industri perikanan dan perkembangannya serta kemungkinan pendirian industri baru Analisis data dilaksanakan antara lain untuk menyederhanakan data dan informasi dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan Data dan informasi diatas digunakan untuk mengidentifikasi jumlah tenaga kerja menengah perikanan, dan memproyeksikan kebutuhan tenaga tersebut dalam 5 tahun kedepan Pendekatan untuk proyeksi SDM digunakan pendekatan berdasarkan jumlah kapal, pendekatan estimasi potensi, dan pendekatan berdasarkan kajian aspek SDM yang telah dilakukan sebelumnya oleh Pusat Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (Pusbang SDMKP) Data dan informasi konsultasi publik dianalisis guna memperoleh rumusan strategis berdasarkan analisis TOWS (Rangkuti, 1999) Alur penelitian yang dilakukan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2 STUDI DOKUMEN SURVEI KONSULTASI PUBLIK publikasi kebijakan publikasi statistik perikanan tangkap nasional dan prov Sekretariat PUKP KAPIN Perumusan masalah Penentuan sampel Penyusunan kuesioner (Jumlah sekolah, status, jumlah kapal, prod hsl, kualifawak kpl, sertifikasi) Kegdi lokasi penelitian Pengolahan dan analisis data Wawancara Pemilik Perusahaan Awak Kapal Pimpinan Sekolah Pemerintah Daerah Nara Sumber Diknas dan DKP Analisis EKSISTING PROYEKSI Rekomendasi Strategi Pengembangan SDM Menengah Perikanan Gambar 2 Alur penelitian 18

Data dan informasi ini selanjutnya dipakai untuk merumuskan strategik manajemen guna memperoleh rekomendasi kebijakan melalui tahapan input, matching dan decision (Umar, 2005) Strategi adalah suatu proses penentuan rencana yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai Strategi ditentukan melalui tiga tahapan, tahap 1 disebut input stage, tahap 2 disebut matching stage dan tahap 3 disebut decision stage Tahap 1 menyimpulkan informasi dasar untuk merumuskan strategi melalui external factor evaluation dan internal factor evaluation Tahap 2 merupakan pembangkitan strategi alternatif melalui penggabungan external factors dan internal factors Tahapan ini dapat dilaksanakan dengan TOWS Matrix Tahap 3 menggunakan informasi input tahap 1 dan strategi alternatif tahap 2 untuk membuat quantitative strategic planning matrix Visualisasi data disajikan dengan tabel dan diagram Hubungan variabel mengacu pada beberapa pendekatan dan kecenderungan hubungan, dan korelasi logis seperti linier, polinom dan dugaan persamaan yang dihitung menggunakan perangkat SPSS Pendekatan kecenderungan hubungan memakai acuan nilai cakupan determinasi yang lebih baik 34 Analisis Data Rataan digunakan untuk memberi gambaran kecenderungan pemusatan yang umumnya memunyai kecenderungan di tengah-tengah dalam suatu kelompok data Rataan dalam penelitian ini adalah rataan hitung (mean) Standar deviasi atau simpangan baku digunakan untuk mengukur rata-rata jarak atau selisih masing-masing nilai individu dari suatu data terhadap rata-ratanya Secara umum, data (Xi) digambarkan dengan rataan (X ) dan standar deviasi (s ) dengan formulasi sebagai berikut Rataan (X ) diformulasikan sebagai berikut n X = Σ Xi /n i dengan standar deviasi (s ) s = V {Σ Xi 2 (Σ Xi ) 2 / n } / n-1 19

341 Proyeksi Kebutuhan SDM Perikanan Tingkat Menengah untuk Industri Perikanan Proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk jangka panjang sangat dibutuhkan dalam menentukan strategi penyiapan tenaga kerja yang siap pakai Industri perikanan yang diidentifikasi sebagai pengguna tenaga perikanan tingkat menengah berbasis pada usaha penangkapan, maupun permesinan Pemanfaatan SDM memerlukan pertimbangan keputusan penting yang cakupannya tidak sempit Pertimbangan tersebut adalah permintaan dan pasokan tenaga kerja perikanan Untuk membantu penyelesaian permasalahan tersebut digunakan pendekatan yang memperlihatkan adanya ketersediaan tenaga kerja yang ada jumlah tenaga kerja yang telah dipekerjakan pada saat ini Untuk mengetahui perkiraan proyeksi kebutuhan tenaga kerja untuk lima tahun ke depan berdasarkan pada jumlah tenaga yang telah dipekerjakan pada saat sekarang dan lima tahun sebelumnya, dan dengan telah memperhitungkan proyeksi pemanfaatan sumber daya perairan yang masih tersedia pada masa selanjutnya maka pendekatan yang dilakukan untuk melihat hubungan antar parameter tersebut dengan menggunakan regresi Bentuk hubungan tersebut akan memperlihatkan hubungan yang linier maupun non linier Metode yang digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja adalah analisis trend dengan pendekatan regresi Menurut Haluan et al (2004) langkah-langkah proyeksi adalah sebagai berikut: Menentukan kebutuhan tahunan tenaga kerja Sedapat mungkin tersedia data time series yang mendukung Kebutuhan tenaga kerja merupakan variabel tidak bebas (Y), sedangkan pertambahan tahun digunakan sebagai variabel bebas (X) Predikasi kenaikan jumlah kapal penangkap dan SDM secara umum dengan mengacu kenaikan tahunan berdasarkan rata-rata geometrik Rata-rata geometrik : (n1 x n2 x nn ) 1/n Memilih model trend yang tepat Data yang diperoleh seringkali memiliki respon yang berbeda-beda Oleh karena itu diperlukan pemilihan model yang paling sesuai dengan kondisi data yang diperoleh Model analisis yang diverifikasi antara lain linear, kuadratik, 20

kubik dan eksponensial Pemilihan model yang paling sesuai digunakan didasarkan atas logika umum atau gambaran scatter plot Proyeksi Kebutuhan Proyeksi kebutuhan dilakukan dengan memasukkan nilai tahun (X) ke dalam persamaan dugaan kebutuhan tenaga kerja (Y) Berikut persamaan model dugaan kebutuhan SDM tingkat menengah: Model dugaan linear ) y = b + 0 b1x Model dugaan kuadratik ) y = b + 2 0 + b1x b 2x Model dugaan kubik ) y = b + 2 3 0 + b1x + b 2x b3x Keterangan y ) : Dugaan kebutuhan SDM tingkat menengah b 0 : Intercept (perpotongan) b = = : Rata-rata peningkatan atau penurunan kebutuhan SDM tingkat 1 b 2 b3 menengah setiap tahunnya Hubungan antar variabel dapat positif atau negatif Hubungan disebut positif jika kenaikan/penurunan variabel x diikuti oleh kenaikan/penurunan variabel y Atau disebut negatif jika kenaikan/penurunan variabel x diikuti oleh penurunan/kenaikan variabel y Kuatnya hubungan dinyatakan dengan kefisien korelasi (r), dan besarnya kontribusi dinyatakan oleh koefisien determinasi (D) Hubungan antara kebutuhan SDM dan penambahan jumlah kapal diasumsikan akan mengalami kejenuhan sehingga diduga mengikuti kaidah polinomial (kuadratik) Hal ini terjadi karena jumlah kapal pada suatu waktu akan tetap atau bahkan berkurang mengacu pada paradigma perikanan yang lestari dengan mengurangi upaya Adapun kebutuhan tenaga diduga dengan tiga 21

pendekatan, pendekatan pertama adalah jumlah kapal Pendekatan kedua dengan estimasi potensi dikaitkan dengan hasil tangkapan, dan pendekatan ketiga berdasarkan kajian sebelumnya dengan proporsi Pendekatan jumlah kapal perikanan mengacu data 1993-2004 dengan indeks tahun 1993 Indeks digunakan untuk membandingkan kegiatan yang sama dalam waktu yang berbeda, bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif terjadinya suatu perubahan Rataan dan standar deviasi digunakan untuk memberikan nilai batas bawah yang selanjutnya dipakai sebagai penambahan jumlah kapal tahunan Jumlah tenaga kerja perikanan menengah diasumsikan 20% dari total awak kapal (hasil rataan dari berbagai jenis dan ukuran kapal pada Bab 4) Pendekatan estimasi potensi dan dikaitkan estimasi hasil tangkapan didasarkan pada estimasi potensi Estimasi hasil tangkapan dengan asumsi ukuran palka sebesar 60% dari tonase kapal sementara oleh Fyson (1985) disebut sekitar 40% dan volume hasil tangkap diasumsikan 70% kapasitas palka dengan mempertimbangkan efisiensi palka yakni terkait dengan proses pendinginan dan volume berbagai hasil tangkap yang tidak homogen Sehingga diperoleh rataan porsi hasil tangkap dari total produksi total atau diperoleh kesetaraan jumlah kapal berdasarkan jumlah hasil tangkap Baruni (2006) menyatakan bahwa rata-rata produksi kapal udang adalah 60% dari volume hasil tangkap sebesar 70 % kapasitas pallka Selanjutnya jumlah tenaga yang diperlukan diasumsikan tetap sebesar 20% total awak kapal sebagaimana pendekatan jumlah kapal Pendekatan kajian sebelumnya berdasarkan kajian kebutuhan SDM perikanan tangkap total yang telah dilaksanakan tahun 2005 Berkaitan dengan ini, hasil kajian tersebut dijadikan dasar untuk menghitung proyeksi SDM menengah Porsi SDM perikanan tangkap industri terhadap total SDM perikanan tangkap dihitung berdasarkan asumsi kapal perikanan diawaki oleh 15 orang Sehingga diperoleh rataan porsi SDM perikanan industri, dilain pihak menurut data 2003 porsi SDM perikanan industri sebesar 23% 342 Optimasi SDM Perikanan Tingkat Menengah Kondisi ideal tercapai jika seluruh kebutuhan tenaga kerja industri dapat dipenuhi tanpa adanya lulusan yang tidak terserap oleh pasar tenaga kerja 22

Tentu saja hal ini tercapai jika kualitas lulusan sudah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri Adanya kecenderungan pembukaan sekolah perikanan tingkat menengah secara besar-besaran di daerah dapat mengakibatkan kelebihan tenaga kerja Apalagi jika program yang ditawarkan tidak memiliki basis pasar tenaga kerja yang jelas Adapun pasar tenaga kerja yang dimaksud adalah keberadaan industri perikanan yang secara riil dapat menyerap tenaga kerja yang dihasilkan 343 Perumusan Program Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia Perikanan Tingkat Menengah Analisis TOWS ditujukan untuk mengetahui posisi strategis dalam kuadran TOWS (Rangkuti, 1999) Analisis internal yakni Strength (S) dan Weakness (W) serta analisis Opportunity (O) dan Threat (T) disajikan berdasarkan bobot dan peringkat untuk mendapatkan terbobot Penentuan elemen S, W, O dan T beserta bobot dan peringkat telah dibahas dalam Bab 4 dan dipertimbangkan dari hasil diskusi pihak terkait sebagaimana tersebut dalam metode pengumpulan data Terbobot ini selanjutnya dipakai untuk menggambarkan posisi dalam kuadran TOWS Kuadran TOWS menggambarkan selisih nilai terbobot antara S dan W serta nilai terbobot O dan T dalam koordinat (x, y), (x, -y), (-x, -y) atau (-x, y) yang sekaligus merupakan kuadran strategi Hasil ini selanjutnya sebagai dasar rekomendasi program strategis yang akan dimatrikkan Program strategis didasarkan pada beberapa kriteria kunci seperti regulasi, fasilitas, SDM, jaringan kerja, dan monitoring dan evaluasi yang mengait pada program dan pelaksana yang bertanggungjawab terhadap kegiatan tersebut S mencakup sumber daya, infrastruktur, dan SDM, W mencakup dana, dukungan kebijakan, fasilitas, kapal skala industri, O mencakup pengembangan industri, pengganti awak kapal asing, dan T mencakup pasar bebas, pemberlakuan kebijakan internasional Kriteria kunci tersebut diperoleh berdasarkan nilai bobot tertinggi pada IFAS maupu EFAS TOWS sebagai salah satu alat untuk mengidentifikasi faktor perumusan strategi secara sistematis Analisis TOWS membandingkan antara faktor internal (S dan W) dan faktor eksternal (O dan T) Analisis TOWS didasarkan pada maksimalisasi Strength dan Opportunity bersamaan dengan minimalisasi Weakness dan Threat Identifikasi faktor internal kemudian dituangkan dalam 23

Internal faktor Analysis Summary (IFAS), untuk faktor eksternal ke dalam External faktor Analysis Summary (EFAS) Penilaian masing-masing faktor didalam IFAS maupun EFAS berdasarkan bobot dan peringkat yang ditentukan Bobot ditentukan berdasarkan kepentingan misalnya diberi bobot 10 sebagai sangat penting dan 00 untuk tidak penting Peringkat diberi skala 1 hingga 4 sesuai dengan pengaruh dan prioritas sebagai isu Perkalian bobot dengan peringkat adalah terbobot Hasil penilaian terbobot ini selanjutnya digunakan dalam membuat kuadran TOWS yang mencerminkan jenis strategi yang direkomendasikan Penentuan bobot dan peringkat berdasarkan hasil diskusi dan brainstorming beberapa kelompok nara sumber terkait Disamping itu, strategi yang dipilih dapat dilihat berdasarkan matriks TOWS yang mencakup strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT Strategi SO didasarkan pada penggunan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO memanfatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan Strategi ST menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT menghindari ancaman dengan meminimalkan kelemahan Penentuan strategi yang terbaik dilakukan melalui mekanisme pembobotan terhadap tiap unsur TOWS berdasarkan tingkat kepentingan Berikut disajikan matriks pembobotan dari tiap unsur TOWS : Tabel 4 Pembobotan tiap unsur TOWS Kekuatan Bobot Peluang Bobot Kelemahan Bobot Ancaman Bobot S1 S2 S3 S4 S5 O1 O2 O3 O4 O5 W1 W2 W3 W4 W5 T1 T2 T3 T4 T5 Sn On Wn Tn Keterangan: Nilai 5 Nilai 4 Nilai 3 Nilai 2 Nilai 1 = Sangat Penting = Penting = Cukup Penting = Kurang Penting = Tidak Penting 24

Setelah masing-masing unsur TOWS diberi bobot/nilai, unsur-unsur tersebut dihubungkan untuk memperoleh beberapa alternatif strategi (SO, ST, WO, WT) Pemilihan alternatif strategi yang diproritaskan untuk dilakukan didasarkan pada rangking dari masing-masing strategi alternatif Strategi dengan rangking tertinggi merupakan alternatif strategi yang menjadi prioritas Alternatif strategi pada matriks hasil analisis TOWS (Tabel 5) dihasilkan dari penggunaan unsur-unsur kekuatan untuk mendapatkan peluang yang ada (SO), penggunaan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (ST), reduksi kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang yang tersedia (WO) dan pengurangan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (WT) Tabel 5 Matriks hasil analisis TOWS Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan SO1 SO2 SO3 Son WO1 WO2 WO3 Won ST1 ST2 SO3 STn WT1 WT2 WT3 WT4 Strategi yang dihasilkan terdiri atas beberapa alternatif strategi Untuk menentukan prioritas strategi, maka harus dilakukan penjumlahan bobot yang berasal dari keterkaitan antara unsur-unsur TOWS yang terdapat dalam suatu alternatif strategi Jumlah bobot tadi kemudian akan menentukan rangking prioritas alternatif strategi pengembangan usaha 25

Tabel 6 Rangking alternatif strategi No Unsur TOWS Keterkaitan Strategi SO 1 SO1 S1, S2, Sn, O1, O2, On SO2 S1,S2, Sn, O1, O2, On SOn S1, S2, S4, Sn, O1, O2, On Strategi ST ST1 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn ST2 S1, S2, Sn, T1, T2,Tn STn S1, S2, Sn, T1, T2,Tn Strategi WO WO1 W1, W2, Wn, O1, O2, Wn WO2 W1, W2, Wn, O1, O2, On WOn W1, W2, Wn, O1, O2, On Strategi WT WT1 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn WT2 W1, W2, Wn, T1, T2, Tn N WTn W1, W2, Wn, T1, T2, Tn Jumlah Bobot Rangking 26