BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data-data yang diperlukan dalam perancangan alat asah elektroda cup tip ø 16

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRACT. Key words: new working methods, ergonomics, standard time, efficiency and productivity.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. lebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

MONITORING MESIN PRESS INDUSTRI KAROSERI MENGGUNAKAN PLC

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

RANCANG BANGUN SIMULATOR SISTEM PENGEPAKAN PRODUK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

Abstrak. Sakijo 1, Abdullah Merjani 2

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PROJECT TEST BIDANG LOMBA INDUSTRIAL CONTROL KESELAMATAN DAN KESEHATAN

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Lamp n (menit) x/n

BAB II STUDI LITERATUR

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

MODIFIKASI MESIN PRESS SOL SEPATU. Rahmat Hadi Sukarno ( ) Ir. Hari Subiyanto, MSc. DENGAN SISTEM PNEUMATIK

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.32 Full pneumatik element

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Dalam pelaksanaan penelitian, serta untuk mempermudah menyelesaikan. yang diperlukan dalam suatu penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

Mesin bor otomatis multiguna untuk produksi sangkar burung

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN SILINDER PELEPAS BENDA KERJA PADA STAMPING EQUIPMENT

Oleh : Endiarto Satriyo Laksono Maryanto Sasmito

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN RANCANGAN. Pengujian rancangan ini adalah dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

PEMBUATAN SISTEM KONTROL MESIN CAULKING ROD GUIDE OTOMATIS MENGGUNAKAN PLC OMRON CPM1A

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

RETROFIT MESIN BUBUT KONVENSIONAL MENGGUNAKAN KENDALI CNC GSK 928 TE II. Cokorda Prapti Mahandari 1 Gustaman 2. Abstrak

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

Timer : teori dan aplikasi. Handy Wicaksono Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

Komponen Sistem Pneumatik

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

STIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING

BAB II OPC, APC, STRUKTUR PRODUK, DAN BOM

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

ANALISIS PERBAIKAN EFISIENSI PROSES ANTI KARAT DI PT INTI PANTJA PRESS INDUSTRI

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB 2 LANDASAN TEORI. aktivitas produksi akan diselenggarakan, sedangkan aktivitas produksi bisa

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN MESIN ECM SINGLE AXIS. Alat-alat utama yang digunakan pada pembutan mesin ECM ini diantara lain :

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DISAIN OTOMATISASI PROSES BVC (BASE VALVE COMPLETE) ASSEMBLY PRESS BERBASIS KENDALI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Mekatronika Modul 12 Pneumatik (2)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam perancangan alat asah elektroda cup tip ø 16 mm yang dibahas di dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Layout pertukaran elektroda cup tip ø 16 mm antara cup tip yang akan di asah dan yang sudah diasah pada jalur perakitan pintu Xenia / Avanza di PT. Astra Daihatsu Motor 2. Metode kerja alat asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum modifikasi 3. Kebutuhan elektroda cup tip ø 16 mm per shift 4. Waktu siklus asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum modifikasi 5. Jumlah siklus asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum dan setelah modifikasi 6. Pengeluaran biaya dalam proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm 4.1.1 Layout pertukaran elektroda cup tip ø 16 mm antara cup tip yang akan di asah dan yang sudah diasah pada jalur perakitan pintu Xenia / Avanza di PT. Astra Daihatsu Motor Data ini merupakan layout pertukaran elektroda cup tip ø 16 mm pada jalur perakitan pintu saat ini. Dari data ini dapat dilihat area proses welding yang menggunakan elektroda cup tip ø 16 mm dan area pengasahan elektroda cup tip ø 16

88 mm. Kedua area tersebut menjadi area pengamatan penulis dalam menemukan masalah yang ada dijalur welding perakitan pintu Xenia / Avanza di PT. Astra Daihatsu Motor. Untuk melihat lebih lanjut area tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 4.1.1 Layout proses welding perakitan Pintu di PT. Astra Daihatsu Motor Spot Proses (Welding line) Letakkan electroda cup tip NG Box Okamochi (Penempatan cup tip NG) Kirim electroda cup tip NG untuk di asah Asah Cup Tip Cup Tip OK Gambar 4.1.2 Flow proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm

89 4.1.2 Metode kerja alat asah elektroda cup tip ø 16 mm sebelum modifikasi. Untuk melakukan proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm pada mesin asah dilakukan 3 tahapan proses yang utama, yaitu sebagai berikut : 1 Memasang elektroda cup tip Ø 16 mm. 2 Mengasah elektroda cup tip Ø 16 mm. 3 Melepas elektroda cup tip Ø 16 mm. Sistem yang digunakan pada kedua proses tersebut masih dengan cara manual. Untuk secara rinci penjabaran proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 4.1.2.1 Pemasangan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm Pada pemasangan elektroda cup tip Ø 16 mm pada meja putar mesin asah dilakukan secara keseluruhan di awal proses dan pada akhir proses pengasahan. Pada akhir proses pengasahan, elektroda cup tip Ø 16 mm dipasang menunggu selesainya proses pelepasan elektroda cup tip Ø 16 mm, pada proses ini membutuhkan waktu 30 detik untuk memasang 12 pcs elektroda cup tip Ø 16 mm. Gambar 4.1.3 Pemasangan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm 12 pcs

90 4.1.2.2 Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 Pada proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm dilakukan dengan menggunakan handle alat asah yang masih menggunakan sistem konvensional dan meja yang digunakan sebagai tempat cup tip yang akan diasah. Berikut ini adalah komponen yang digunakan dalam proses pengasahan yang masih menggunakan sistem konvensional atau masih menggunakan tangan operator secara manual : 1. Handle (tuas) masih manual, dimana pada saat spindle diturunkan untuk melakukan pengasahan pada cup tip masih harus digerakkan dengan menggunakan tangan operator secara manual sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama sampai elektroda cup tip terasah sempurna. Gambar 4.1.4 Handle Manual Mesin Dresser 2. Meja Kerja masih manual, artinya setiap penggantian antar elektroda cup tip yang akan diasah selanjutnya masih diputar secara manual oleh operator sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menempatkan antar elektroda cup tip dengan spindel lebih lama.

91 Gambar 4.1.5 Meja Kerja alat asah cup tip masih Manual 4.1.2.3 Pelepasan Elektroda Cup Tip Ø 16 Pada proses pelepasan elektroda cup tip Ø 16 mm masih menggunakan sistem manual, dimana setiap selesai pengasahaan, elektrode cup tip dilepas dengan menggunakan tangan, dengan mengungkit cup tip secara manual oleh operator sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk melepasnya. Gambar 4.1.6 Proses pelepasan masih Manual 4.1.2.4 Faktor Manusia Untuk proses pengasahan elektroda cup tip ini membutuhkan 1 operator, dimana seorang operator itu bertugas untuk mengasah elektroda cup tip untuk

92 menghasilkan produk berupa elektroda cup tip yang telah terasah dan siap untuk digunakan. Pergerakan spindle turun hingga mengenai elektroda cup tip yang terpasang dan sampai elektroda cup tip itu terasah dilakukan oleh operator secara manual. Pada saat proses tersebut, operator melakukan secara beulang ulang. Namun, gerakan yang dilakukan ternyata mengakibatkan pemborosan pergerakan (muda gerak) sehingga mudah menyebabkan kelelahan pada operator dalam proses pengasahan elektroda cup tip tersebut. Pengaruh yang dihasilkan dari operator yang lelah karena pengasahan tersebut menyebabkan tidak konstannya pergerakan dari operator itu sendiri sehingga kualitas yang dihasilkan dari pengasahan itu berbeda beda dan bahkan terjadi ketidak rataan pengasahan yang dihasilkan, artinya kemungkinan yang tinggi dalam penyimpangan kualitas atau kualitas tidak sesuai dengan standar. 4.1.2.5 Faktor Lingkungan dan material Faktor lingkungan yang dihasilkan dari kondisi seperti ini adalah masih banyaknya scrap yang berserakan akibat dari material berupa sisa-sisa pengasahan elektroda cup tip. Hal itu terjadi karena tidak adanya wadah scrap hasil asah elektroda cup tip, sehingga menggangu dan mencemarkan lingkungan kerja, dengan membuat area tempat bekerja menjadi kotor.

93 Gambar 4.1.7 Meja kerja tidak terdapat Cover 4.1.3 Kebutuhan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm Konsumsi elektroda cup tip Ø 16 mm di jalur perakitan pintu untuk produk Xenia/Avanza mencapai 400 pcs setiap shift. Dapat dilihat pada tabel 4.1.1 berikut ini. Tabel 4.1.1 Konsumsi Elektroda Cup Tip Ø 16 mm di Jalur Xenia/Avanza NO LINE C/T Welding D83T WAKTU PAKAI CUP TIP JUMLAH PROCESS PENGGANTIAN PER SHIFT JUMLAH CUP TIP KONSUMSI CUP TIP PER SHIFT 1 BACK DOOR 0.8 Menit 16 Menit 20 pcs 27 kali 2 ENGINE HOOD 0.8 Menit 24 Menit 30 pcs 18 kali 3 REAR DOOR R/L 0.8 Menit 32 Menit 40 pcs 13.5 kali 4 FRONT DOOR R/L 0.8 Menit 32 Menit 40 pcs 13.5 kali TOTAL 4 6 22 22 54 108 108 297 297 810 Dengan Effisiensi Mesin 95% Sumber : Data Produksi Mei 2011

94 4.1.4 Data Waktu Siklus Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm sebelum modifikasi Untuk mengahasilkan elektroda cup tip Ø 16 mm dari elektroda cup tip yang aus sampai elektroda cup tip yang siap oleh produksi, maka dilakukan proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm, dengan proses pengasahan melalui 5 tahapan yaitu : 1. Mengambil elektroda cup tip dari jalur welding. 2. Memasang elektroda cup tip 12 pcs. 3. Mengasah elektroda cup tip 12 pcs. 4. Melepas elektroda cup tip 12 pcs. 5. Meletakkan kembali elektroda cup tip ke jalur welding. Sehingga waktu keseluruhan yang dibutuhkan untuk mengasah elektroda cup tip Ø 16 mm sebanyak 12 pcs dalam satu kali pengasahan adalah 416 detik, waktu tersebut diperoleh dengan menggunakan sistem yang lama. Dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1.2 Waktu Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm 12 pcs sebelum perancangan sistem yang baru.

95 NO WORKING NAME DETIK TIME 50 100 150 200 250 300 350 400 450 1 AMBIL CUP TIP DARI JALUR WELDING 105 2 PASANG CUP TIP QTY 12 Pcs 30 3 ASAH CUP TIP QTY 12 Pcs MANUAL 120 4 LEPAS CUP TIP QTY 12 Pcs MANUAL 33 5 TARUH CUP TIP DI JALUR WELDING 128 TOTAL 416 183"( 3.05') 416" 4.1.5 Data jumlah siklus asah elektroda cup tip Ø 16 mm sebelum modifikasi Besarnya pemakanan material electroda cup tip akibat dari pengasahan yang dilakukan memperngaruhi banyaknya jumlah siklus asah elecktroda cup tip tersebut. Elektroda cup tip memiliki standard maksimal pengasahan, sehingga jumlah siklus asah dapat diukur. Untuk mengukur jumlah siklus pengasahan dapat dilakukan secara manual, dimana operator menghitung banyaknya pengasahan yang dilakukan terhadap cup tip tersebut. Contohnya dapat dimisalkan cup tip A akan dilakukan pengasahan, kemudian setelah cup tip tersebut selesai diasah digunakan kembali untuk proses spot welding hingga selanjutnya diasah kembali, kemudian setelah dilakukan beberapa kali asah, cup tip tersebut mencapai batas maksimal dalam standard layak pakai, jika sudah mecapai batas tersebut cup tip A sudah tidak dapat diasah atau dipergunakan kembali dan harus diganti. Berikut ini adalah pengambilan data jumlah asah electroda cup tip pada jalur Xenia / Avanza :

96 Tabel 4.1.3 Frekuensi Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm 12 pcs STANDARD CUP TIP ASAH KONDISI ACTUAL CUP TIP Sistem Lama CUP TIP BARU 1 23.00 OK 2 22.48 OK 3 21.93 OK 4 21.43 OK 5 20.82 OK 6 20.30 OK 7 19.81 OK 8 19.30 OK 9 18.80 OK 10 18.32 OK 11 17.73 OK 12 17.23 OK 13 16.61 NG 14 16.11 NG 15 15.62 NG 16 15.10 NG 11 mm 23 mm 4.1.6 Data biaya proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm. 1. Data Man Hour Cost (Direct Labour) Biaya yang dikeluarkan berdasarkan dari sumber data PT. ADM dan penghitungan tersebut dihitung dari gaji pokok pada tahun 2011, maka perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : Gaji pokok operator (karyawan kontrak) : Rp.!.400.000 Uang Makan perbulan : Rp. 12.500 x 22 Hari Kerja : Rp. 275.000

97 Uang Transportasi perbulan : Rp. 28.000 x 22 Hari kerja : Rp. 616.000 Sehingga Total Biaya yang didapat adalah sebesar : Rp. 2.291.000 Total biaya / 173 (Hour/month) : Rp. 2.291.000 / Rp. 173 = Rp. 13.243 / hour 2. Biaya Material tidak langsung (Indirect Material) Sesuai dengan penawaran harga yang diberikan maker untuk elektroda cup tip Ø 16 mm adalah Rp. 9.928 per cup tip. 3. Biaya Utility & Energi Untuk electric biaya per KWH meter adalah sebesar Rp. 878 Berikut ini tabel untuk Biaya yang dikeluarkan dalam proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm Tabel 4.1.4 biaya selama proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm NO ELEMENT BIAYA BIAYA REMARKS 1 DIRECT LABOUR (MAN HOUR COST) Rp 13,243 PER JAM 2 INDIRECT MATERIAL (CUP TIP / PCS) Rp 9,928 PER CUP TIP 3 UTILITY & ENERGY >> ELECTRIC Rp 878 PER KWH Sumber data: PT. ADM, Jakarta Biaya operasi yang berjalan saat ini mencakup berbagai jenis pengeluaran yang berulang sehubungan dengan proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm pada saat ini yang masih konvensional. Pengeluaran tersebut meliputi biaya proses mesin, biaya metode kerja, biaya direct man power, dan biaya environment (biaya penunjang proses produksi seperti scrap hasil asah yang harus dibersihkan).

98 4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Proses desain alat asah elektroda cup tip ø 16 mm Proses desain teknik dalam bentuknya yang paling sederhana adalah proses pemecahan masalah. Tujuan merekomendasi pemakaian suatu proses desain formal adalah untuk mendukung perancang dengan menyediakan suatu kerangka kerja atau metodologi (Ken Hurst, 2006:8). Suatu pendekatan yang sistematis memungkinkan dokumentasi yang jelas dan logis atas perkembangan desain. Hal ini akan berguna jika produk tersebut akan dikembankan lebih lanjut dan didesain ulang di kemudian hari. 4.2.1.1 Spesifikasi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dalam perancangan sistem baru Suatu desain benda kerja akan memiliki kaitan erat dengan proses manufacturing yang harus berlangsung untuk merealisir benda kerja tersebut, sehingga cukup beralasan pada saat merancang suatu benda kerja harus pula dipikirkan untuk mencari cara yang termudah dan termurah didalam proses manufakturingnya. Dalam hal ini penulis membuat suatu rancangan design alat asah dengan merubah sistem kerja alat asah dari konvensional menjadi auto, dimana cara kerja alat asah tersebut menggunakan pneumatic system sebagai control kerjanya dan

99 menggunakan rangkaian electric pengatur waktu (timer controller) yang digunakan untuk menentukan lamanya waktu pemotongan atau pemakanan material elektroda cup tip ø 16 mm. Berikut adalah spesifikasi perancangan alat asah electroda cup tip yang akan dimodifikasi : Gambar 4.2.1. Rancangan Modifikasi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm Gambar diatas merupakan spesifikasi sheet yang digunakan untuk memodifikasi Handle benda kerja, Meja Kerja dan proses pelepasan elektroda cup tip ø 16 mm dengan menggunakan ejector. Adapun detail spesifikasi sheet tersebut adalah sebagai berikut :

100 1. Merubah handle alat asah electroda cup tip yang awalnya masih menggunakan tuas pengungkit dirubah menggunakan air cylinder, dimana operator pada saat melakukan dressing hanya menekan push button untuk menggerakkan air cylinder tersebut, dan air cylinder akan menarik gear sproket dengan perantara rantai. 2. Merubah meja kerja elektroda cup tip ø 16 mm yang sebelumnya berputar dengan menggunakan tangan operator untuk memutar meja kerja, kemudian dirubah menjadi automatic dengan menambahkan air cylinder, sehingga meja kerja tersebut berputar dengan didorong rod air cylinder. 3. Setelah electroda cup tip selesai diasah, untuk pelepasan elektroda cup tip ø 16 mm yang semula menggunakan tenaga manusia dirubah menjadi menggunakan tenaga tuas air cylinder, dimana air cylinder yang sudah ditambahkan tuas tersebut akan mendorong cup tip saat operator menekan push button. 4.2.1.1.1 Bill of Quantity Bill of Quantity adalah salah satu tools yang digunakan pada saat akan melakukan tender ke beberapa kontraktor terhadap project yang akan dijalankan, tools ini sebagai referensi kontraktor untuk meyakinkan jumlah barang yang diorder sesuai dengan permintaan user. Jika terdapat quantity yang tidak sama dengan kondisi actual pada saat pengerjaan installasi, maka kontraktor harus merubah penawaran order tersebut.

101 Setelah dilakukan selesai proses negosiasi dengan pihak Purchasing, dan kondisi aktual juga tidak sama dengan tools tersebut, maka kontraktor harus bertanggung jawab dan penambahan pekerjaan atau penambahan order equipment dianggap gratis (free charge). Berikut ini adalah contoh Bill of Quantity yang digunakan untuk pekerjaan modifikasi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm. Tabel 4.2.1 Bill of Quantity untuk modifikasi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm

102 4.2.1.2 Konsep desain alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dalam perancangan sistem baru Setelah mendefinisikan spesifikasi, tahap berikutnya adalah merumuskan alternatif konsep konsep setelah brainstorming dan pertimbangan berbagai konsep. Adapun konsep konsep tersebut dapat berupa ide perbaikan dengan melihat beberapa faktor yaitu mesin, metode, manusia dan lingkungan. Ide perbaikan tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.2.2 Ide ide perbaikan untuk alat asah elektroda cup tip ø 16 mm NO FAKTOR MASALAH PENYEBAB AKIBAT RENCANA PENANGGULANGAN 1 PENARIKAN HANDLE BERULANG-ULANG PENARIKAN HANDLE MASIH MANUAL PENGASAHAN CUPTIP LAMA MEMBUAT SYSTEM AUTO UNTUK PENARIKAN HANDLE DENGAN PULLY,SOLENOID & AIR CILYNDER I MACHINE 2 PROSES ROTARY DENGAN HAND VALVE PROCESS ROTARY HARUS MENBUKA & MENUTUP VALVE PROSES ROTARY DATUM LAMA AKAN DIBUAT SYSTEM AUTO ROTARY DATUM DENGAN SOLENOID 3 PELEPASAN CUP TIP DENGAN HAND VALVE PELEPASAN CUPTIP HARUS MEMBUKA & MENUTUP VALVE PELEPASAN CUPTIP LAMA AKAN DI BUATKAN SYSTEM AUTO PELEPASAN CUPTIP ( SOL & CR+TMR ) 4 PEMASANGAN CUP TIP MENUNGGU PROCESS SELESAI PASANG & LEPAS CUP TIP SATU PER SATU PEMASANGAN CUPTIP LAMA AKAN DI BUATKAN SYSTEM AUTO ANTARA WAKTU PENGASAHAN& ROTARY II METHODE 5 WAKTU & ALAT PENGECHECKAN TDK KONSTAN WAKTU & ALAT PENGECHEKAN MASIH MANUAL HASIL ASAH VARIASI DI BUATKAN ALAT PENGECHEKAN HASIL ASAH & PISAU ASAH ( COUNTER LAMP ) 6 PENGOPERASIAN MESIN KRG DI PAHAMI SOP YANG ADA KURANG JELAS PENGASAHAN LAMA & VARIASI DI BUATKAN SOP YANG BARU III MAN 7 OPERATOR CEPAT LELAH 8 WAKTU PENGASAHAN MENGGUNAKAN INSTINC MANUSIA PROCESS MENGASAH DITEKAN BERULANG ULANG PROCESS ASAH TIDAK KONSTAN OPERATOR CEPAT LELAH HASIL ASAH VARIASI DI BUATKAN SYSTEM PENGASAHAN AUTO DENGAN TENAGA PNEUMATIC DI BUATKAN RANGKAIAN AUTO UNTUK WAKTU ASAH IV ENVIROMENTAL 9 SCRAP ASAH BERSERAKAN COVER SCRAP KURANG TINGGI OPERATOR HRS MEMBERSIHKAN SCRAP DIBUATKAN SHUTTER SCRAP YANG LEBIH TINGGI

103 4.2.1.3 Detail desain rangkaian sistem kerja alat asah elektroda cup tip ø 16 mm yang baru 4.2.1.3.1 Pneumatic system Sistem pneumatik merupakan rangkaian sistem kerja yang digunakan untuk melakukan modifikasi terhadap alat asah elektroda cup tip ø 16 mm, selain cara kerja sistem sederhana, biaya yang digunakan juga lebih murah. Dalam perancangan ini penulis membuat suatu rangkaian sistem kerja pneumatic yang menggunakan tenaga air cylinder, dimana air cylinder tersebut akan menggerakkan benda kerja sesuai kebutuhan operator. Kontrol proses pneumatik juga berhubungan dengan pengurutan (sequencing), yaitu melaksanakan kerja sederhana yang mengikuti satu dengan yang lain dalam urutan yang serderhana atau dengan urutan yang ditentukan oleh sensor. Sirkuit ekuivalen elektrik dibentuk dengan relai-relai, logik zat padat atau pengontrol yang dapat diprogram. Berikut ini adalah rangkaian pneumatic system yang digunakan dalam perancangan sistem baru pada alat asah elektroda cup tip ø 16 mm.

104 Gambar 4.2.2 Wiring Pneumatic Diagram alat asah elektroda cup tip ø 16 mm Cara kerja wiring pneumatic tersebut adalah sebagai berikut : 1. Angin yang masuk melalui Reservoir Tank akan di teruskan ke setiap solenoid valve, melalui saluran selang A, B dan C. 2. Kemudian angin yang telah tersedia disetiap solenoid valve tersebut akan diteruskan ke setiap speed control sesuai dengan input yang diberikan

105 operator melalui push button yang terdapat disetiap saluran selang A, B atau C. Speed control tersebut berfungsi untuk mengatur jumlah tekanan angin yang masuk, yang mempengaruhi besarnya tekanan air cylinder. 3. Besarnya angin yang telah diatur oleh speed control sesuai kebutuhan tersebut akan diteruskan ke setiap air cylinder, air cylinder tersebut digunakan untuk proses pemakanan electroda cup tip, untuk proses ejector digunakan untuk memutarkan meja kerja. Angin yang masuk ke dalam air cylinder sesuai dengan kebutuhan operator melalui push button. 4. Untuk mencegah terjadinya pemakanan electroda cup tip (proses dresser) yang tidak sesuai standard yang diakibatkan dari kurangnya supply angin ke air cylinder dresser, maka rangkaian tersebut ditambahkan pressure switch, dimana tujuan pemasangan pressure switch tersebut adalah untuk mengetahui besarnya tekanan angin yang masuk ke dalam rangkaian air cylinder dan sebagai kontrol apabila terjadi penurunan tekanan pada rangkaian tersebut. 4.2.1.3.2 Elektrik system Setelah menentukan rangkaian pneumatic yang digunakan untuk memodifikasi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm, kemudian kita membuat rangkaian elektrik yang digunakan untuk menggerakkan sistem pneumatic tersebut, rangkaian elektrik ini juga digunakan untuk mengontrol proses dressing saat terjadi pemakanan material cup tip.

106 Untuk memulai pembuatan rangkaian elektronika tentunya kita harus mengetahui bentuk dan wujud nyata dari komponen yang akan dipasang. rangkaian pneumatic system yang digunakan dalam perancangan sistem baru pada alat asah elektroda cup tip ø 16 mm. LEGEND : PB Start : Push Button Start PB Rotari PB Dressing Emg Stop MC PBL Auto : Push Button untuk Meja Rotari : Push Button untuk Dresser : Emergency Stop : Magnetic Contactor : Push Button dengan Lampu CR1 : Contact Rellay 1 CR2 : Contact Rellay 2 T1 : Timer 1 T2 : Timer 2 M : Motor Dresser PLR Ready : Pilot Lamp Red PLG Auto : Pilot Lamp Green Sol V 1 : Solenoid valve 1 Sol V 2 : Solenoid valve 2 Sol V 3 : Solenoid valve 3 Gambar 4.2.3 Wiring Electric Diagram alat asah elektroda cup tip ø 16 mm Power electric yang digunakan pada rangkaian tersebut adalah 220 volt sesuai dengan spesifikasi alat asah yang dimodifikasi.

107 4.2.1.4 Pabrikasi rancangan design sistem kerja alat asah elektroda cup tip ø 16 mm yang baru. Segera setelah tahap desain detail tersebut selesai, fase konstruksi dapat dimulai. Fase ini dapat disamakan dengan pabrikasi prototipe sebelum produksi massal suatu produk. Adapun langkah langkah yang dilakukan dalam pabrikasi adalah sebagai berikut : 1. Penggantian handle Alat asah dari tuas menjadi menggunakan gear sprocket dan rantai Gambar 4.2.4 Modifikasi Handle alat asah 2. Pemasangan Air Cylinder dan rangkaian pneumatic Pemasangan air cylinder Gambar 4.2.5 Pemasangan air cylinder

108 3. Pemasangan Komponen electric sesuai dengan wiring diagram electric Komponen elektrik Gambar 4.2.6 Pemasangan komponen elektrik 4. Uji coba dan pengecekan alat asah berfungsi dengan normal dan sesuai standard 4.2.2 Hasil yang diperoleh dari perancangan desain. 4.2.2.1 Metode Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm setelah perancangan sistem baru. Untuk proses pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm setelah modifikasi mesin asah dilakukan 3 tahapan proses utama juga, yaitu sebagai berikut : 1. Memasang elektroda cup tip Ø 16 mm. 2. Mengasah elektroda cup tip Ø 16 mm. 3. Melepas elektroda cup tip Ø 16 mm.

109 Sistem yang digunakan pada kedua proses tersebut sudah menggunakan sistem secara automatic. Untuk secara rinci penjabaran proses tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 4.2.2.1.1 Pemasangan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm Pada pemasangan elektroda cup tip Ø 16 mm pada meja putar mesin asah dilakukan secara keseluruhan di awal proses dan pada akhir proses pengasahan. Pada akhir proses pengasahan, elektroda cup tip Ø 16 mm dipasang tanpa menunggu selesainya proses pelepasan elektroda cup tip Ø 16 mm, setelah cup tip yang sudah diasah dilepas secara otomatis maka cup tip selanjutnya yang akan diasah dapat dipasang pada meja putar, pada proses ini hanya membutuhkan waktu 8 detik untuk memasang 12 pcs elektroda cup tip Ø 16 mm. Gambar 4.2.7 Pemasangan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm 12 pcs 4.2.2.1.2 Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm Handle (tuas) sebelum modifkasi masih menggunakan cara manual dalam penurunan spindle. Tetapi setelah modifikasi untuk penurunan spindle adalah dengan sistem otomasi yang membutuhkan tambahan alat berupa sproket yang dipasang

110 sebagai pengganti tuas pada mesin yang dihubungkan dengan rantai dan ditarik ke bawah dengan menggunakan air cylinder sehingga turunnya spindle tidak dilakukan secara manual seperti sebelumnya. Gambar 4.2.8 Handle Diganti Dengan Sproket Meja kerja alat asah elektroda cup tip Ø 16 mm yang sebelumnya masih manual, setelah modifikasi dilakukan dengan sistem otomasi yaitu dengan menambahkan komponen pneumatic seperti air cylinder. Fungsi air cylinder di sini adalah untuk mendorong meja putar sehingga meja berputar dengan bantuan dorongan dari air cylinder dan dapat siap melakukan pengasahan untuk elektroda cup tip berikutnya secara automatic. Gambar 4.2.9 Air Cylinder Untuk Mendorong Rotary Table

111 Gambar 4.2.10 Diagram Alir Silinder Untuk Mendorong Rotary Table 4.2.2.1.3 Pelepasan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm Untuk metode dalam pelepasan elektroda cup tip, setelah modifikasi dilakukan dengan cara menambahkan komponen pneumatic juga yaitu air cylinder, dimana pada ujung air cylinder disambungkan dengan besi pejal Ø 5 mm dan panjang 800 mm untuk mendorong elektroda cup tip yang sudah terasah. Dengan adanya pelepasan elektroda cup tip secara automatic maka untuk komponen berupa holder (dudukan elektrode cup tip) yang semula berbentuk pejal diganti juga dengan holder yang berlubang, agar besi pejal Ø 5 mm dan panjang 800 mm dari air cylinder dapat mendorong elektroda cup tip terlepas dari holder. Waktu pada proses pelepasan ini bersamaan dengan waktu turunnya spindle, hal tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan lamanya waktu pelepasan elektroda cup tip dari holder, sehingga waktu pelepasan elektroda cup tip secara keseluruhan dapat lebih cepat dari kondisi sebelumnya. Dengan adanya metode ini maka tidak diperlukan lagi waktu untuk pelepasan elektroda cup tip yang telah diasah, sehingga waktu proses pengasahan dapat lebih cepat dari metode sebelumnya yaitu dari waktu pelepasan elektroda cup tip selama 33 detik per 12 pcs menjadi 1 detik.

112 Gambar 4.2.11 Ejector Auto Gambar 4.2.12 Diagram Alir Silinder Untuk Ejector dan Menarik Spindle

113 Simulasi Proses Terisi Elektroda Pendorong Tidak Terisi Elektroda Ejector Sebelum Meja Berputar Setelah Meja Berputar Gambar 4.2.13 Simulasi pelepasan electroda cup tip Ø 16 mm 4.2.2.1.4 Faktor Manusia Dengan dipercepatnya waktu asah yang telah dihasilkan dari perbaikkan yang telah dilakukan maka dapat mempengaruhi faktor manusia (operator). Pergerakan spindle turun hingga mengenai elektroda cup tip yang terpasang dan sampai elektroda cup tip itu terasah dilakukan secara auto. Dimana saat proses tersebut berlangsung, operator tidak perlu lagi melakukannya secara berulang dalam menurunkan spindle, karena sudah terdapat timer yang mengukur lamanya waktu pengasahan, sehingga sistem baru ini tidak menyebabkan kelelahan pada operator dalam proses pengasahan elektroda cup tip tersebut dan menghasilkan kualitas asah yang konstan dan sesuai dengan standard.

114 Melihat dari sisi waktu kerja alat asah yang lebih optimal seperti gambar grafik dibawah ini : EVALUASI HASIL ASAH PER 12 CUP TIP 200 183 detik 70.5% 150 Waktu 100 50 0 Sebelum 54 detik Sesudah Grafik 4.2.1 Evaluasi Hasil Asah 12 pcs Elektoda Cup Tip Grafik 4.2.1 Evaluasi Hasil Asah 12 pcs Elektoda Cup Tip Bahwa terjadi penurunan waktu proses dari 183 detik menjadi 54 detik, artinya effisiensi kerja alat asah tersebut meningkat sebesar 70.5% dan hal ini memungkinkan terjadinya pengurangan jumlah tenaga manusia yang bertugas untuk mengasah elektroda cup tip sebesar 30% atau penurunan tenaga manusia dari 1 tenaga manusia menjadi 1/3 tenaga manusia yang dibutuhkan. 1/3 tenaga manusia itu dapat diperoleh dari seorang operator yang bertugas sebagai dolly man atau orang yang tugasnya sebagai delivery part ditambahkan tugasnya untuk melakukan pengasahan elektroda cup tip tersebut. 4.2.2.1.5 Faktor Lingkungan dan Material dalam Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm setelah perancangan sistem baru. Dengan dibuatnya cover tambahan, maka scrap dari sisa sisa pengasahan dapat dikontrol oleh cover tersebut, dan sisa sisa pengasahan tersebut dapat

115 dilokasikan ke penampungan tempat pembuangan scrap, sehingga sisa sisa pengasahan tersebut tidak membuat lingkungan menjadi kotor akibat scrap dari hasil pengasahan. Gambar 4.2.14 Modifikasi Cover 4.2.3 Perhitungan Waktu Baku proses dressing dengan menggunakan alat asah elektroda cup tip ø 16 mm setelah dilakukan perancangan sistem baru. 4.2.3.1 Uji Validitas Untuk mengetahui apakah data-data yang didapat dari hasil pengukuran tersebut sudah mewakili populasi yang ada, maka perlu dilakukan uji validitas data. Uji validitas ini meliputi uji keseragaman data, dan uji kecukupan data. 4.2.3.1.1 Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data dilakukan untuk menentukan batas kontrol, baik itu batas kontrol atas (BKA) maupun batas control bawah (BKB) dari sampel yang diambil. Sebanyak 30 sampel data yang diambil dikelompokkan kedalam enam sub grup yang masing-masing sub grup terdiri dari lima data. Setiap rata-rata sub grup akan diuji apakah masuk kedalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Jika rata-rata sub

116 grup tersebut masuk kedalam batas tadi maka data-data sub grup tersebut telah seragam. Hasil uji keseragaman data dapat dilihat di bawah ini Tabel 4.2.3 Hasil uji keseragaman data waktu siklus pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm. Sub grup Waktu Siklus X-bar BKA BKB Kesimpulan 1 55 53 53 54 54 53.8 54.60 52.74 Data seragam 2 53 55 53 53 54 53.6 54.60 52.74 Data seragam 3 53 54 54 53 53 53.4 54.60 52.74 Data seragam 4 54 53 54 52 54 53.4 54.60 52.74 Data seragam 5 55 53 54 53 54 53.8 54.60 52.74 Data seragam 6 54 53 54 55 54 54 54.60 52.74 Data seragam 4.2.3.1.2 Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data dilakukan dengan membandingkan jumlah pengamatan yang telah dilakukan (N) dengan penentuan jumlah pengukuran yang dilakukan (N ) berdasarkan hitungan. Jika hasil N lebih besar dari N, maka data sampel yang telah diambil memenuhi tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang telah ditentukan. Hasil uji kecukupan data adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.4 Hasil uji kecukupan data waktu siklus pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm. No PROCESS N N' Kesimpulan 1 ALAT ASAH NEW SISTEM 30 0,31 Data cukup

117 4.2.3.2 Penentuan Faktor Penyesuain dan Faktor Kelonggaran Data waktu siklus yang telah diuji tersebut di atas merupakan data hasil pengamatan dari uji coba proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm menggunakan mesin yang lama, akan tetapi belum diperhatikan kewajaran kerja yang diperlihatkan oleh operator. Sedangkan waktu baku yang dicari adalah waktu baku yang dibutuhkan oleh operator dalam menyelesaikan pekerjaanya dalam kondisi wajar. Karena itu, untuk mendapatkan nilai kewajaran dari suatu data waktu siklus digunakan faktor penyesuain dengan metode Schumard. 4.2.3.3 Penentuan Waktu Baku Waktu baku didapat dengan menyesuaikan data waktu siklus menjadi waktu normal (Wn) dan kemudian diberi factor kelonggaran dan hasilnya menjadi waktu baku (Wb). Adapun waktu baku untuk pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.5 Waktu baku proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm. No PROCESS Ws (det) P Wn (det) a Wb (det) 1 ALAT ASAH NEW SISTEM 53,67 Good - 1,08 58,14 0,03 59,88

118 4.2.4 Data Waktu Siklus Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm setelah perancangan sistem baru. Untuk waktu keseluruhan pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm sebanyak 12 pcs yang diperoleh setelah modifikasi alat asah dengan menggunakan sistem baru adalah 287 detik, waktu siklus ini lebih cepat sebesar 129 detik dari kondisi mesin sebelumnya. Untuk melihat lebih jelasnya waktu siklus yang diperoleh dengan menggunakan sistem baru adalah sebagai berikut : Tabel 4.2.6 Waktu Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm 12 pcs setelah perancangan sistem yang baru. NO WORKING NAME DETIK TIME 50 100 150 200 250 300 350 400 450 1 AMBIL CUP TIP DARI JALUR WELDING 105 2 PASANG CUP TIP QTY 12 Pcs 8 3 ASAH CUP TIP QTY 12 Pcs AUTO 45 4 LEPAS CUP TIP QTY 12 Pcs AUTO 1 5 TARUH CUP TIP DI JALUR WELDING 128 TOTAL 287 54"( 0,9') 287" 4.2.4.1 Data perbandingan siklus asah elektroda cup tip Ø 16 mm antara sistem lama dan sistem baru. Tabel 4.2.7 Frekuensi Pengasahan Elektroda Cup Tip Ø 16 mm 12 pcs

119 STANDARD CUP TIP ASAH KONDISI ACTUAL CUP TIP Sistem Lama Sistem Baru CUP TIP BARU 1 23.00 OK 23.00 OK 2 22.48 OK 22.58 OK 3 21.93 OK 22.16 OK 11 mm 23 mm 4 21.43 OK 21.76 OK 5 20.82 OK 21.37 OK 6 20.30 OK 20.96 OK 7 19.81 OK 20.54 OK 8 19.30 OK 20.14 OK CUP TIP BATAS MAX 9 18.80 OK 19.73 OK 10 18.32 OK 19.33 OK 11 17.73 OK 18.91 OK 12 17.23 OK 18.51 OK 11 mm 17 mm 13 16.61 NG 18.10 OK 14 16.11 NG 17.70 OK 15 15.62 NG 17.29 OK 16 15.10 NG 16.89 NG Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm dengan menggunakan sistem lama adalah 12 kali pengasahan yang masih dalam kategory layak pakai atau OK, tetapi setelah menggunakan sistem baru jumlah pengasahan elektroda cup tip Ø 16 mm naik menjadi 15 kali pengasahan yang masih dalam kategory layak pakai atau OK, itu artinya pengasahan dengan menggunakan sistem baru lebih hemat 3 kali asah atau sebesar 25% dari sistem lama.

120 4.3 Analisis Data 4.3.1 Aspek Teknis erbandingan antara proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm sebelum dan setelah dilakukan modifikasi dari konvensional menjadi automatic dilihat dari dua aspek teknik antara lain: 1. Tingkat Efisiensi 2. Kapasitas Produksi 4.3.1.1 Tingkat Efisiensi Untuk menentukan tingkat efisiensi dari suatu mesin produksi dibutuhkan data waktu baku untuk mesin yang bersangkutan. Ada beberapa proses yang dilakukan untuk pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm dengan menggunakan mesin ini. Adapun waktu proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm adalah sebagai berikut: Tabel 4.3.1 Waktu proses pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm sebelum dan setelah perancangan sistem baru Langkah Waktu Proses asah (sebelum) Waktu Proses asah (sesudah) Pasang Cup Tip Qty 12 pcs (manual) Asah Cup Tip Qty 12 pcs (manual) Lepas Cup Tip Qty 12 pcs (manual) 30 8 120 45 33 1

121 TOTAL 183 54 Dari waktu tersebut didapatkan waktu siklus proses pengasahan sebesar 183 detik. Hal ini dimaksudkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali pengasahan per 12 cup tip dengan menggunakan sistem lama (konvensional) adalah 183 detik, sehingga proses tersebut berjalan secara berkesinambungan paling cepat adalah 183 detik tersebut. Sedangkan dari table waktu siklus pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm setelah menggunakan sistem baru, didapat waktu siklus pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm tersebut menjadi 54 detik, dan waktu bakunya adalah sebesar 59.88 detik. Sehingga apabila dilakukan perhitungan efisiensi pengasahan elektroda cup tip ø 16 mm dengan sistem baru adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi Mesin = ((Standard Time - Actual Time) / Actual Time) x 100% = (Waktu yang dihemat / Actual Time) x 100% = ((59.88 detik - 54 detik) / 54 detik) x 100% = 10.9 % Artinya terjadi peningkatan effisiensi dari waktu standard sebesar 10.9 %. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa tingkat efisiensi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm setelah menggunakan sistem baru lebih baik dibandingkan dengan efisiensi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dengan menggunakan sistem lama, dilihat dari efisiensi mesin.

122 4.3.1.2 Perbandingan Kapasitas Produksi Alat asah elektroda cup tip ø 16 mm antara sistem lama dan baru Proses produksi pada PT Astra Daihatsu Motor terdapat dua shift, yaitu shift pagi dan shift malam. Masing-masing shift bekerja selama delapan jam untuk setiap harinya. Sehingga, waktu kerja normalnya adalah sebagai berikut: Waktu kerja perhari= 1 x 8 jam = 8 jam (untuk satu shift) = 28.800 detik x effisiensi 95% = 27.360 detik Waktu asah per cup tip : Pengasahan dengan sistem lama = 416 / 12pcs = 34.7 detik Pengasahan dengan sistem baru = 287 / 12pcs = 23.9 detik Kapasitas produksi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dengan sistem lama adalah = Waktu kerja / cycle time dengan sistem lama = 27.360 / 34.7 = 789 pcs / shift Kapasitas produksi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dengan sistem baru adalah = Waktu kerja / cycle time dengan sistem baru = 27.360 / 23.9 = 1.144 pcs / shift Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa kapasitas produksi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dengan sistem baru naik 31% yaitu naik 355 pcs/shift. Dan dengan target produksi dengan cycle time 48 detik yaitu 810 pcs/shift, maka

123 kapasitas produksi alat asah elektroda cup tip ø 16 mm dengan sistem baru telah memenuhi target kebutuhan cup tip tersebut. Adapun pencapaian produktivitas tersebut dapat dilihat pada grafik berikut : 1,200 Productivity Achievement 1,144 90% Quantity (pcs) 700 789 60% 30% Achievement (%) 200 Sebelum Sesudah 0% Condition Grafik 4.3.1 Pencapaian produktivitas sesudah perancangan sistem baru 4.3.2 Aspek Biaya Dalam aspek biaya ini, akan dibahas menganai : 1. Perbandingan Biaya Man Hour (Direct Labour) antara perancangan sistem alat asah yang lama dan yang baru. 2. Effisiensi Biaya Material (Indirect Material) electroda cup tip sesudah dilakukan perancangan sistem yang baru. 3. Effisiensi Biaya Utility proses pengasahan electroda cup tip sesudah dilakukan perancangan sistem yang baru. Catatan : Jumlah kebutuhan electroda cup tip = 810 pcs / shift

124 Waktu siklus sistem lama =183 detik / 12 cup tip = 3,05 menit / 12 cup tip = 0,25 menit / cup tip Waktu siklus sistem baru = 54 detik / 12 cup tip = 0,9 menit / 12 cup tip = 0,075 menit / cup tip Jam kerja per shift = 8 jam = 27.360 detik (dengan effisiensi 95%) Hari kerja rata-rata perbulan = 22 hari kerja efektif Harga Cup Tip per pcs = Rp. 9.928 4.3.2.1 Biaya Tenaga Kerja Langsung (Man Hour Cost) Biaya tenaga kerja langsung pada proses pengasahan sebelum perancangan dengan sistem yang baru adalah : 0,25 detik x 810pcs = 202.5 menit /shift = 3,4 jam/shift x Rp. 13.243 / jam = Rp. 45.026 / shift sedangkan biaya tenaga kerja langsung proses pengasahan setelah menggunakan sistem yang baru adalah : 0,075 detik x 810pcs = 60,75 menit /shift = 1,01 jam/shift x Rp. 13.243 / jam = Rp. 13.375 / shift Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa biaya tenaga kerja langsung (man hour cost) dapat lebih hemat sebesar : Rp. 45.026/shift - Rp. 13.375/shift = Rp. 31.651/shift = Rp. 63.301/hari

125 = Rp. 1.392.625/bulan = Rp. 16.711.500/tahun 4.3.2.2 Biaya Indirect Material Untuk Biaya material yang diperoleh setelah menggunakan system asah yang baru adalah sebagaii berikut : Sistem lama Frekwensi asah 1 Cup tip = 12 X Asah Sistem baru Frekwensi asah 1 Cup tip = 15 X Asah Jadi Effisiensi pengasahan per cup tip adalah : 3 / 12 x 100% = 25% EFF Cost untuk penggunaan per cup tip : 25% X Rp 9.928 = Rp 2.482 EFF penggunaan cup tip Per shift = 810 Pcs X Rp 2.482 = Rp 2.010.420 EFF penggunaan cup tip Per hari = Rp 2.010.420 x 2shift = Rp. 4.020.840 EFF penggunaan cup tip Per bulan = Rp. 4.020.840 x 22hari = Rp. 88.458.480 EFF penggunaan cup tip Per tahun = Rp. 88.458.480 x 12 bulan = Rp. 1.061.501.760/tahun 4.3.2.3 Biaya Utility Biaya utility ditinjau dari konsumsi electric yang digunakan untuk proses pengasahan electroda cup tip sebelum dan sesudah perncangan system yang baru adalah sebagai berikut :

126 Catatan : Biaya listrik = Rp. 878 / KWh Konsumsi Electric = 1.7 KW Waktu Siklus mesin dengan sistem lama = 15,3 detik / cup tip Waktu Siklus mesin dengan sistem lama = 4,5 detik / cup tip Maka perhitungan konsumsi electric yang dibutuhkan : Sistem Lama = 1.7 x (( 810 x 15,3 ) / 360) = 57 KWH Sistem Lama = 1.7 x (( 810 x 4,5 ) / 360) = 17 KWH Untuk Biaya yang dikeluarkan antara sistem lama dan sistem baru adalah : Sistem Lama = 57 KWH x Rp. 878 = Rp. 50.375 / shift = Rp. 100.751 / hari = Rp. 2.216.511 / bulan = Rp. 26.598.132 / tahun Sistem Baru = 17 KWH x Rp. 878 = Rp. 15.113 / shift = Rp. 30.225 / hari = Rp. 664.953 / bulan = Rp. 7.979.440/ tahun Jadi Saving Cost untuk konsumsi electric dalam 1 tahun adalah sebesar : Rp. 18.618.692/tahun

127 4.3.2.4 Saving Cost Setelah dilakukan beberapa analisa tersebut diatas maka dapat diperoleh perhitungan saving cost setelah menggunakan perancangan sistem alat asah yang baru, adapun saving cost tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.3.2 Saving Cost setelah perancangan sistem baru. NO Elemen Biaya Saving Cost / tahun 1 Direct Labour Rp. 16.711.500 2 Indirect material Rp. 1.061.501.760 3 Utility (electric consumption) Rp. 18.618.692 TOTAL Rp. 1.096.831.952