PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA NEGERI I KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT Fifi Nila Sari 1, Diyan Permata Yanda², Emil Septia² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Fifinilasari5@gmail.com ABSTRACT This research was done to find out level of writing ability in negotiation text grade X in SMA Negeri 1 Koto Balingka district Pasaman Barat. The aim of the research : (1) To describe writing ability in negotiation text before using learning model of role play. (2) To describe writing ability in negotiation text after using learning model of role play. (3) To describe influence learning model toward writing ability in negotiation text. The kinds of this research was quantitative with using pre-experiment method. The design of the research was one group pretest-posstest design. The population of this research was student of class X totaly 172 student of class X IPS IV totaly students and taken the sample with purposive sampling. The result showed that (a) writing ability in negotiation text before using learning model of role play mean score was 63,9 between 56-65% was enough qualification. (b ) writing ability in negotiation text After using learning model of role play mean score was,66 between 76-5% was good qualification. (c) it proved that there was a significant influence of learning model of role play toward writing ability in negotiation text of student class X because t_ (count)> t_ (table) (1,9 >.17). Keywords: Role Play, Writing, Negotiation Text. PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa agar terampil dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam berinteraksi dengan masyarakat. Oleh karena itu, melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa akan mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kurikulum 13 mempunyai tuntutan utama yaitu dari siswa diberi tahu menjadi siswa yang
mencari tahu dari berbagai sumber belajar. Kurikulum 13 mengamanatkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan berbasis teks. Tujuan utama dari kurikulum 13 ini adalah membentuk sikap kesantunan berbahasa para siswa dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. Teks merupakan satuan bahasa lengkap yang memiliki tujuan dengan maksud untuk menyampaikan sesuatu baik melalui lisan maupun tulisan. Dengan menulis, siswa akan mudah menuangkan informasi yang didapatkannya. Oleh karena itu, menulis dianggap sebagai sarana untuk menuangkan gagasan ke dalam bentuk teks. Salah satu kegiatan menulis teks, yaitu menulis teks negosiasi. Pembelajaran menulis teks negosiasi berpedoman kepada kurikulum yang berlaku, yaitu kurikulum 13. Dalam Kurikulum tingkat SMA/SMK kelas X semester dua, terdapat Kompetensi Inti (KI) Ke- yaitu Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD) Ke-.2 yaitu Memproduksi teks negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan (Kemendikbud, 13:3). Adapun indikator pembelajaran yang harus dicapai adalah siswa dapat menulis teks negosiasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa proses Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal Februari 17 dengan salah seorang guru bahasa Indonesia Ibu Nila Andriani, S.Pd. di SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat diperoleh informasi bahwa masalah-masalah yang sering ditemukan saat proses belajar mengajar sebagai berikut. (1) Siswa mengalami kesulitan saat merangkai kata-kata dan mengembangkan ide, gagasan, ke dalam bentuk tulisan teks negosiasi. Hal ini disebabkan karena rendahnya penguasaan kosakata yang dimiliki siswa
sehingga siswa kesulitan dalam menulis teks negosiasi. (2) Siswa kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan yang perlu dinegosiasi. Hal ini disebabkan karena rendahnya pemahaman siswa terhadap teks negosiasi sehingga siswa kesulitan dalam menulis teks negosiasi. (3) Siswa kesulitan mengembangkan topik menjadi teks negosiasi. () Model yang digunakan tidak bervariasi, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan sesekali menggunakan media audio visual ketika mengajar, sehingga siswa beranggapan bahwa pembelajaran menulis merupakan kegiatan yang membosankan. Hal ini berarti bahwa tujuan pembelajaran keterampilan menulis belum tercapai dan pengajaran menulis teks negosiasi sering menimbulkan masalah. Pendapat di atas juga sejalan dengan hasil wawancara bersama tiga orang siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka, yaitu, Mawaddah, Dilla Widia Sari, Aufa Rahma diperoleh informasi sebagai berikut. (1) Dalam menulis teks negosiasi siswa mengalami kesulitan merangkai kata-kata dan menentukan struktur teks negosiasi. Hal ini disebabkan karena rendahnya penguasaan kosakata yang dimiliki siswa. (2) Siswa berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan yang membosankan, karena menulis sangat rumit dan susah untuk mendapatkan ide dan mengembangkan bahasanya menjadi lebih efektif. (3) Siswa kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan yang perlu dinegosiasi. Hal ini disebabkan karena rendahnya pemahaman siswa terhadap teks negosiasi. Teks negosiasi adalah teks yang berisi tentang interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Pihak-pihak tersebut berusaha menyelesaikan perbedaan itu dengan dialog. Jadi, teks negosiasi merupakan suatu hal yang tidak jauh dari pengalaman siswa. Meskipun demikian, kesulitan yang dihadapi siswa adalah menuliskan kembali ke dalam bentuk teks negosiasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat menunjang
keberhasilan siswa dalam menulis khususnya dalam menulis teks negosiasi, adalah model pembelajaran Bermain Peran (Role Playing). Model pembelajaran bermain peran (Role Playing) bertujuan agar siswa dapat mengeksplorasi perasaan-perasaannya; memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya; mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi; dan mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan dan model pembelajaran bermain peran ini memberikan kesempatan kepada siswa-siswa untuk praktik menempatkan diri mereka dalam peran-peran dan situasi-situas yang akan meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai dan keyakinankeyakinan mereka sendiri dan orang lain. Melalui model pembelajaran bermain peran ini diharapkan siswa dapat menuliskan kembali kedalam bentuk tulisan teks negosiasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, Sugiyono (11:7) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (11:11), penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen ini menggunakan Pre- Exsperimental Design (Nondesign). Rancangan penelitian ini adalah One Group Pretest-Postest Design. Menurut Suryabrata (11:11), One Group Pretest-Postest Design ini menggunakan satu kelompok subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka tahun ajaran /17 yang berjumlah 172 orang yang terdiri dari 6 kelas, yaitu kelas X IPA. 1 sebanyak 3 orang, kelas XIPA.2 sebanyak orang, kelas X IPS.1 sebanyak 3 orang, kelas X IPS.2 sebanyak orang, kelas X IPS. 3 sebanyak orang, kelas
XIPS. sebanyak orang. Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut ini. (1) variabel bebas model pembelajaan bermain peran (Role Playing). (2) Variabel terikat keterampilan menulis teks negosiasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Menurut Arikunto (1:193), tes unjuk kerja adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individual atau kelompok. Siswa menulis teks negosiasi sebelum menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) dan sesudah menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing). Pengumpulan data yang akan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini. (1) siswa diberikan pretest mengerjakan tes awal menulis teks negosiasi tanpa menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing), dengan tema Jual Beli Baju. (2) siswa diberikan perlakuan dengan melaksanakan semua langkah yang terdapat di dalam model pembelajaran bermain peran (Role Playing). (3) siswa diberikan postest menugaskan siswa menulis teks negosiasi secara individual dengan tema Jual Beli Tas. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran bermain peran (Role Playing) (Pretest) Pada subbab ini akan dianalisis data keterampilan menulis teks negosiasi sebelum menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari struktur teks negosiasi yaitu: orientasi,pengajuan, penawaran, kesepakatan. a. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menggunakan X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Untuk Indikator 1 (Orientasi) Skor pada indikator 1 (orientasi) memaparka kalimat pernyataan orientasi yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan
Frekuensi sekali Lebih dari cukup Frekuensi sekali Lebih dari cukup yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak 6 orang dengan persentase 21,2%. Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak 13 orang dengan pemerolehan 6,2%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak 9 orang dengan pemerolehan 32,1%. Gambar 1 Diagram Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator 1 (Orientasi) b. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menggunakan X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat untuk indikator 2 (Pengajuan) mengajak dan mendorong yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak orang dengan persentase 1,% Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak 13 orang dengan pemerolehan 39,%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak 11 orang dengan pemerolehan 39,%. Gambar 2 Diagram Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat indikator 2 Pengajuan Skor pada indikator 2 (pengajuan) memaparka kalimat pernyataan pengajuan yaitu, meminta,
Frekuensi sekali Lebih dari c. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menggunakan X SMA Negeri 1Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Untuk Indikator 3 (Penawaran) Skor pada indikator 3 (penawaran) memaparka kalimat pernyataan penawaran dan penolakan yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak orang dengan persentase 1,% Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak orang dengan pemerolehan 2,5%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak orang dengan pemerolehan 2,5%. Kabupaten Pasaman Barat indikator 3 Penawaran d. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Menggunakan X SMA Negeri 1Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Untuk Indikator (Kesepakatan) Skor pada indikator (kesepakatan) memaparkan kalimat pernyataan kesetujuan dan ketidaksetujuan yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak 17 orang dengan persentase 6,71% Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak orang dengan pemerolehan,57%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak 3 orang dengan pemerolehan 1,71%. Gambar 3 Diagram Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Kelas X SMA Negeri1 Koto Balingka
Frekuensi sekali Lebih dari cukup sekali Lebih dari cukup Frekuensi Gambar Diagram Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sebelum Kelas X SMA Negeri1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat indikator Kesepakatan 2. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Menggunakan Peran (Role Playing) (Posttest) Pada subbab ini akan dianalisis data keterampilan menulis teks negosiasi sebelum menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari struktur teks negosiasi yaitu: orientasi,pengajuan, penawaran, kesepakatan. a. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Menggunakan X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator 1 (Orientasi) Skor pada indikator 1 (orientasi) memaparkan kalimat pernyataan orientasi yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak 1 orang dengan persentase 3,57% Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak 15 orang dengan pemerolehan 53,57%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak orang dengan pemerolehan 2,5%. Gambar 5 Diagram Keterampilan Menulis Teks negosiasi Sesudah
Frekuensi sekali Lebih dari Frekuensi sekali Lebih dari cukup Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator 1 (Orientasi) b. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Menggunakan X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator 2 (Pengajuan) Skor pada indikator 2 (pengajuan) memaparkan kalimat pernyataan pengajuan yaitu, meminta, mengajak, mendorong yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak orang dengan persentase 1,% Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak 9 orang dengan pemerolehan 32,1%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak 15 orang dengan pemerolehan 53,57%. Gambar 6 Diagram Keterampilan Menulis Teks negosiasi Sesudah Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator 2 (Pengajuan) c. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Menggunakan X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator 3 (Penawaran) Skor pada indikator 3 (penawaran) memaparkan kalimat pernyataan penawaran dan penolakan yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, skor skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak 3 orang dengan pemerolehan 1,71%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak 15 orang dengan pemerolehan 9,%. Gambar 7 Diagram Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka
Frekuensi sekali Lebih dari Kabupaten Pasaman Barat Indikator 3 (Penawaran) d. Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Menggunakan X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator (Kesepakatan) Skor pada indikator (kesepakatan) memaparkan kalimat pernyataan kestujuan dan ketidaksetujuan yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan yang diperoleh oleh siswa yaitu, oleh siswa yaitu, skor 1 dengan nilai 33,33 sebanyak 9 orang dengan persentase 32,1% Siswa yang memperoleh skor 2 dengan nilai 66,66 sebanyak 9 orang dengan pemerolehan 32,1%. Siswa yang memperoleh skor 3 dengan nilai 1 sebanyak 1 orang dengan pemerolehan 35,71%. Gambar Diagram Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Sesudah Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Indikator (Kesepakatan 3. Pengaruh Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) Terhadap Keterampilan Menulis Teks Negosiasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat Pengaruh keterampilan menulis teks negosiasi sebelum menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat dengan cara membandingkan variabel X 1 dengan variabel X 2. Data nilai keterampilan menulis teks negosiasi sebelum menggunakan menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) dimasukan kedalam variabel X 1 dan data keterampilan menulis teks negosiasi dengan menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) dimasukan kedalam variabel X 2. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui nilai t hitung sebesar 1,9. Nilai t tabel diperoleh dari tingkat kesalahan α =,5; derajat
kebebasan = n 1 = 1 = 27 sehingga didapat t tabel = 1,7. Hasil analisa menunjukkan bahwa t hitung (1,9) > t tabel (1,7). Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) dalam keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. KESIMPULAN Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat sebelum menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata hitung sebesar 63,9. Kedua, keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat sesudah menggunakan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi baik dengan rata-rata hitung sebesar,66. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran bermain peran (Role Playing) dalam keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai t hitung (1, 9) > t tabel (1,7), sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 1. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakmatik. Jakarta: Rineka Cipta. Shoimin, Aris. 1. 6 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 13. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sugiyono. 11. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Bandung. Suryabrata, Sumadi. 11. Metodologi Penelitian. Jakarata: Raja Grafindo Persada.