1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia adalah masyarakat penabung. Hal tersebut dapat dilihat dari data jumlah dana pihak ketiga yang parkir di bank-bank sangatlah besar. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, dana pihak ketiga cenderung meningkat dari awal tahun hingga September 2009 yaitu dari Rp 1,780 triliun pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009. Dana pihak ketiga adalah simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Simpanan berjangka. Dengan berlakunya Undang Undang No.24/2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan, dalam hal ini per tanggal 22 Maret 2007 nilai simpanan yang dijamin adalah 100 juta rupiah, menambah keresahan bagi deposan yang selama ini melakukan penyimpan dana di bank dan menikmati bunga yang tinggi. Dengan semakin turunnya suku bunga (awal tahun 2006 bi rate berada pada level 12,75%, dan terus menurun hingga sekarang berada di level 6,75%) membuat pengetahuan dan minat masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen lain salah satunya produk reksa dana semakin meningkat dan tersebar luas. Dengan kata lain, reksa dana memainkan peran yang semakin penting sebagai alternatif investasi atas kelebihan dana yang dimiliki oleh rumah tangga. Reksa dana sudah sangat dikenal di negara-negara maju, sedangkan di Indonesia reksa dana baru mulai dikenal sejak tahun 1995. Peminat reksa dana
2 sering disebut sebagai investor. Para investor ini menikmati berbagai kelebihan dari reksa dana. Dalam hal return yang diberikan lebih tinggi daripada deposito berjangka ataupun tabungan tahapan biasanya. Akan tetapi tidak semua investor mengenali instrumen investasi ini dengan baik. Ada berbagai jenis reksa dana, dari reksa dana pasar uang, reksa dana berpendapatan tetap, reksa dana saham hingga reksa dana campuran. Setiap instrumen tersebut memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang berbeda. Keberadaan reksa dana juga akan mengubah pola menabung menjadi pola berinvestasi. Menabung berbeda dengan berinvestasi dalam hal perencanaan dan tersedianya alternatif pilihan instrumen investasi. Di negara maju istilah Saving Plan (perencanaan tabungan) sudah menjadi bagian dari pola berinvestasi individu. Kini dengan adanya reksa dana, masyarakat juga memiliki kesempatan untuk merencanakan tabungan / investasinya untuk kebutuhan masa depan dengan lebih baik. Selain itu reksa dana juga dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen-instrumen seperti saham, obligasi, dan juga deposito. Mengingat industri reksa dana Indonesia masih relatif baru, banyak investor domestik yang masih berada dalam tahap pengenalan produk. Seringkali terjadi kekurangpahaman, bahkan kesalahpahaman, investor mengenai produk reksa dana. Oleh karena itu, agar dapat meminimalisasi risiko dan memberikan keuntungan optimal, sangat penting bagi investor untuk terlebih dahulu memahami karakteristik dan kebutuhan investasi mereka serta tingkat risiko yang dipilih.
3 Secara singkat reksa dana memberikan banyak manfaat dan kemudahan kepada investor antara lain : (1) Akses kepada instrumen-instrumen investasi yang sulit untuk dilakukan sendiri, seperti saham, obligasi, dan instrumen lainnya; (2) Pengelolaan investasi yang professional oleh Manajer Investasi yang sudah berpengalaman serta administrasi investasi yang dilakukan oleh Bank Kustodian. Melalui reksa dana investor memberikan kepercayaan kepada Manajer Investasi dan Bank Kustodian untuk mengelola dananya, sehingga ia terbebas dari pekerjaan menganalisis, memonitor serta melakukan administrasi yang rumit; (3) Diversifikasi investasi yang sulit dilakukan sendiri karena keterbatasan dana, namun dapat dilakukan oleh reksa dana melalui dukungan dana dari sekian banyak investor yang berkumpul dalam satu wadah; (4) Hasil investasi dari reksa dana bukan merupakan objek pajak, karena kewajiban pajak sudah dipenuhi oleh reksa dana. Delain itu pendapatan instrumen investasi tertentu, saat ini kupon dari obligasi, bukan merupakan objek pajak bagi reksa dana, sehingga investor reksa dana pun dapat turut memanfaatkaannya; (5) Tingkat likuiditas yang tinggi, karena Unit Penyertaan (satuan investasi) reksa dana dapat dibeli dan dicairkan setiap hari bursa melalui Manajer Investasi; (6) Dana investasi yang dibutuhkan relatif kecil. Namun manfaat dan kemudahan di atas tidak menghapuskan risiko yang timbul dari reksa dana. Dalam hal berinvestasi, investor selain mengharapkan hasil investasi akan selalu berhadapan dengan risiko. Dan sudah menjadi hukum alam, makin tinggi harapan akan suatu hasil investasi semakin tinggi pula kemungkinan munculnya risiko (higher return, higher risk). Di Indonesia untuk
4 saat ini, reksa dana jenis saham merupakan reksa dana dengan tingkat risiko yang paling tinggi. Risiko menjadi pendamping utama dalam invetasi reksa dana (terutama reksa dana jenis saham) selain tingkat return yang ditawarkan oleh manajer investasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan analisis mengenai kinerja reksa dana jenis saham, sehingga dapat menjadi acuan bagi masyarakat umum yang hendak berinvestasi di instrumen reksa dana saham. Adapun reksa dana saham yang dianalisis tidak semua reksa dana saham yang ada di Indonesia, melainkan hanya 5 reksa dana saham dengan manajer investasi yang berbeda. Dalam melakukan analisis, peneliti akan menggunakan beberapa metoda untuk mengukur kinerja reksa dana saham. Adapun metoda tersebut adalah Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino. Metoda raw return adalah sebuah metoda pengukuran kinerja portfolio selama periode tertentu tanpa memperhitungkan unsur risiko di dalamnya. Ada tiga metoda pengukuran kinerja reksa dana dengan memasukkan unsur risiko yang sering digunakan yakni dengan Sharpe, Treynor, dan Jensen. Adapun metoda Sortino menggunakan excess return dalam menentukan kinerja portofolio. 1.2 Rumusan Permasalahan Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimanakah posisi reksa dana saham di Indonesia (yang dikeluarkan oleh Bahana Securities, BNI Securities, Trimegah Securities, Danareksa
5 dan Panin Securities) pada periode tahun 2007-2010 menurut masing masing metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino? 2) Apakah terdapat konsistensi kinerja dari kelima reksa dana saham tersebut menurut metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino pada periode tahun 2007-20010? 3) Bagaimanakah peringkat kelima reksa dana saham tersebut menurut metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino pada periode tahun 2007-2010? 1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan pada penelitian ini antara lain: - Menghitung kinerja kelima reksa dana reksa dana saham yang di teliti pada periode tahun 2007-2010 dengan menggunakan metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino. - Mengetahui konsistensi kinerja kelima reksa dana saham yang di teliti menurut metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino pada periode tahun 2007 s/d 2010. Jika konsistensi terjadi, maka kinerja historis dapat dijadikan salah satu alternatif bagi investor untuk memilih suatu reksa dana. - Membuat peringkat untuk kelima reksa dana saham yang dianalisis menurut metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino pada periode tahun 2007 s/d 2010. - Memberikan gambaran tentang kinerja reksa saham di Indonesia.
6 Manfaat penulisan pada penelitian ini antara lain: - Bagi para investor, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang reksa dana. Bagaimana mengukur kinerja reksa dana, informasi apa saja yang diperlukan untuk memilih suatu reksa dana. - Bagi masyarakat, penelitian ini sekiranya dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang reksa dana sebagai salah satu alternatif untuk berinvestasi selain tabungan dan deposito. 1.4 Ruang Lingkup Reksa dana yang menjadi objek penelitian adalah reksa dana saham yang dikeluarkan oleh 5 manajer investasi (Bahana Securities, BNI Securities, Trimegah Securities, Danareksa dan Panin Securities) terhitung 01 Januari 2007 s/d 31 Desember 2010 dan masih aktif di pasar pada saat penulisan ini dibuat. Nilai Aktiva Bersih per unit merupakan data utama yang digunakan untuk menghitung kinerja reksa dana. Kinerja reksa dana dihitung dengan menggunakan metoda Raw Return, Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino. Uji konsistensi reksa dana dilakukan dengan menggunakan metoda probabilita. Setelah melalui uji konsistensi, akan terlihat reksa dana mana yang dapat dikatakan sebagai reksa dana unggulan dan tentunya reksa dana terbaik.