Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Jumlah 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI MODEL STAD MATERI SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desain penelitian yang diadaptasikan dari Kemis dan Taggart (suharsimi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN Nama :... Kelas :... Aspek yang Diamati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

: 6.1. Mengidentifikasi wujud benda padat, cair. : Sifat-sifat benda padat, cair dan gas.

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

selanjutnya dapat dibuat diagram di bawah ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA.

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa Persentase (%) Senang mengerjakan (4) 5 20 Kurang senang mengerjakan (3) 7 28 1 Keaktifan Tidak senang mengerjakan (2) 13 52 Selalu memberi tanggapan (4) 4 16 Memberi tanggapan (3) 8 32 2 Inisiatif Jarang memberi tanggapan (2) 13 52 Selalu memperhatikan(4) 3 12 Memperhatikan(3) 7 28 3 Konsentrasi Kurang memperhatikan(2) 15 60 Mengerjakan bersama teman(3) 5 20 Mengerjakan sendiri (3) 8 32 4 Kerjasama Diam saja (2) 12 48 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa pada kondisi awal (pra siklus), sebagian besar siswa masih kurang akif dalam mengikuti pembelajaran yang ditunjukkan dari 52% siswa tidak senang mengerjakan. Kemudian pada aspek inisiatif juga menunjukkan kategori kurang, yaitu sebesar 52% tidak pernah memberi tanggapan. Selanjutnya pada aspek kosentarsi juga menunjukkan hal yang demikian, yaitu 60% siswa kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Begitu juga dengan aspek kerjasama, sebagian besar atau 48% siswa masih diam saja. Menurut teori, aktivitas siswa akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan siswa dalam belajar sehingga keadaan ini merupakan masalah yang cukup penting untuk dicari solusinya sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Keaktifan, inisiatif, kosentrasi dan kerjasama merupakan beberapa faktor yang dapat mepengaruhi hasil belajar siswa.

27 Untuk mengetahui aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA, peneliti memberikan angket kepada siswa. Hasil angket tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Angket tentang Aktivitas Guru IPA dalam Proses Pembelajaran pada Pra Siklus No Indikator Jawaban Siswa Ya (%) Ragu-ragu Tidak (%) (%) 1 Menghargai inisiatif siswa 32 48 20 2 Mengatur tata ruang belajar 60 28 12 3 Melibatkan siswa untuk berdiskusi 12 8 80 4 Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa 48 20 32 5 Menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif 32 20 48 6 Menciptakan kondisi pembelajaran yang 32 16 52 menyenangkan Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa pada pra siklus masih ragu-ragu dalam menanggapi penghargaan guru terhadap inisiatif siswa. Selain itu, siswa juga menganggap pembelajaran IPA yang dilaksanakan guru di kelas masih kurang menyenangkan. Hal ini disebabkan metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga semangat/motivasi belajar siswapun masih rendah. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kondisi awal (pra siklus) mengenai hasil belajar IPA, peneliti mengadakan tes awal berupa tes tertulis. Adapun hasil tes awal tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Skor Tes Formatif IPA Pada Pra Siklus Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 80 1 4 % Tuntas 75 1 4 % Tuntas

28 70 2 8 % Tuntas 65 1 4 % Tuntas 60 2 8 % Belum Tuntas 55 3 12 % Belum Tuntas 50 5 20 % Belum Tuntas 45 4 16 % Belum Tuntas 40 2 8 % Belum Tuntas 35 3 12 % Belum Tuntas 30 1 4 % Belum Tuntas Jumlah 25 100% Agar lebih jelas mengenai hasil tes formatif IPA pada pra siklus dapat dibuat rekapitulasi dan grafik sebagaimana berikut: Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif IPA Pada Pra Siklus Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 30 Nilai Rata-rata 47,60 Siswa yang Tuntas 5 % Siswa yang Tuntas 20 % Siswa yang Belum Tuntas 20 % Siswa yang Belum Tuntas 80 % Grafik 4.1 Distribusi Skor Tes Pada Pra Siklus

29 Berdasarkan dari data-data di atas, terlihat dengan jelas bahwa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari nilai ketuntasan belajar siswa yang baru mencapai 20% atau baru 5 siswa yang mencapai nilai KKM 65. Nilai rata-rata IPA juga masih rendah, yaitu sebesar 47,60. 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Rencana Tindakan Berdasarkan gambaran umum tentang kondisi awal (pra siklus) siswa dapat disimpulkan adanya masalah pokok dalam pembelajaran IPA di kelas yang diteliti, yaitu aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah. Hal ini akhirnya menyebabkan nilai ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA menjadi rendah. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti membuat suatu rencana tindakan penelitian untuk siklus I dengan menyusun skenario pembelajaran. Dalam skenario ini mulai dicoba penggunaan metode STAD (Student Team Achievement Divisions) untuk pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Materi yang digunakan adalah sesuai dengan Kompetensi Dasar 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu dan 6.2 Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair padat cair; cair gas cair; padat gas, dan 6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya.

30 Skenario pembelajaran secara terinci tertuang dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam lampiran. Namun, secara garis besar dapat dijelaskan seperti tabel 4.5 berikut. 4..2.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan 4 jam pelajaran (4 x 35 menit) yang dilaksanakan pada minggu II bulan November 2011, yaitu pada hari Rabu tanggal 9 November 2011. Dalam pelaksanaan tindakan penelitian siklus I ini, peneliti dibantu oleh 2 (dua) orang rekan sejawat sebagai kolaborator, yaitu Bapak Karmito dan Ibu Siti Sulikhah. Kolaborator ini membantu mengobservasi aktivitas guru/peneliti dan aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan. Setelah itu, mereka dimintai pendapat dan sarannya dalam kegiatan refleksi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan perencanaan tindakan siklus berikutnya Tabel 4.5 Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa A. Pra Pembelajaran 1. Menugaskan siswa membaca materi Membaca materi pelajaran tentang wujud pelajaran tentang wujud benda benda 2. Menyiapan benda yang akan dibuat percobaan B Pelaksanaan Pembelajaran 1 Menjelaskan macam-macam wujud Siswa memperhatikan penjelasan guru. benda 2 Menjelaskan gambaran umum tentang Menemutunjukkan macam-macam wujud perubahan wujud benda dan perubahan wujud benda 3 Menjelaskan tata cara permainan kuis dalam model STAD Memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara permainan kuis 4 Membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 siswa Melakukan percobaan dan melakukan pengamatan tentang perubahan wujud benda 5 Guru memimpin presentasi kelompok Melakukan presentasi kelompok 6 Guru memberikan kuis individu Menjawab kuis secara individu yang

31 diberikan guru dan anggota kelompok tidak boleh membantu 7 Guru memberikan penilaian Menerima nilai yang diberikan guru 8 Guru memberikan penghargaan Menerima penghargaan yang diberikan guru 9 Melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilakukan 10 Memberikan rangkuman materi Mencatat rangkuman materi 11 Melaksanakan evaluasi Mengerjakan lembar evaluasi. Bertanya/menyampaikan pendapat tentang pembelajaran Berikut hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mulai dari awal sampai akhir pertemuan: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pertemuan guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Kemudian guru melaksanakan kegiatan apersepsi yaitu mengaitkan materi sebelumnya yaitu tentang macam-macam wujud benda dengan materi yang akan disampaikan yaitu tentang perubahan wujud benda. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari materi yang akan dipelajari. Dilihat dari aktivitas siswa, pada kegiatan awal ini siswa kelihatan siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat yang ditunjukkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa antusias menjawab pertanyaan pendahuluan yang diberikan guru. Selain itu, siswa juga terlihat memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti ini, guru IPA lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru memfasilitasi munculnya gagasan baru dari siswa baik secara lisan maupun tertulis. Siswa diberikan tugas untuk melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda melalui kerja kelompok. Masing-masing kelompok disuruh untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok yang lain menanggapinya. Untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan umpan balik yang positif, guru memberikan kuis untuk dijawab siswa. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mencapai nilai tertinggi. c. Akhir pertemuan

32 Pada akhir pertemuan, guru IPA bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi yang diajarkan. Selanjutnya melakukan penilaian dan merencanakan tindak lanjut serta menyampaikan materi pembelajaran berikutnya. Hasil Tindakan. Setelah tindakan pembelajaran pada siklus I dilakukan, diperoleh hasil belajar siswa pada aspek kognitif maupun hasil belajar siswa aspek keterampilan sosial. Berdasarkan dari hasil belajar siswa aspek kognitif, peneliti mendapatkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus. Tes yang diberikan berupa tes tertulis dalam bentuk isian. Adapun hasil tes yang diperoleh adalah seperti pada tabel 4.6 berikut. Dengan memperhatikan hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dapat dilihat bahwa dengan diterapkannya metode STAD dalam pembelajaran IPA, siswa yang kurang aktif, kurang konsentrasi, dan kurang bekerjasama dengan teman lain jumlahnya menjadi berkurang bila dibanding dengan kondisi pada pra siklus, yaitu sebelum diterapkannya metode STAD. Dengan diterapkannya metode ini, keaktifan, inisiatif, konsetrasi dan kerjasama menjadi meningkat. Tabel 4.6 Distribusi Skor Tes IPA Pada Siklus I Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 90 1 4 % Tuntas 85 1 4 % Tuntas 80 2 8 % Tuntas 75 2 8 % Tuntas 70 4 16 % Tuntas 65 5 20 % Tuntas 60 3 12 % Belum Tuntas 55 2 8 % Belum Tuntas 50 3 12 % Belum Tuntas 45 2 8 % Belum Tuntas 40 1 4 % Belum Tuntas Jumlah 25 100% Sedangkan untuk penilaian siswa tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dapat dilihat dari jawaban siswa melalui angket yang telah peneliti berikan. Adapun hasil angket tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

33 Agar lebih jelas mengenai hasil tes formatif IPA pada pra siklus dapat dibuat rekapitulasi dan grafik sebagaimana berikut: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif IPA Pada Siklus I Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Nilai Rata-rata 66,40 Siswa yang Tuntas 15 % Siswa yang Tuntas 60 % Siswa yang Belum Tuntas 10 % Siswa yang Belum Tuntas 40 % Grafik 4.2 Distribusi SkorTes Formatif IPA Pada Siklus I

34 berikut: Adapun hasil belajar siswa pada aspek keterampilan sosial dapat dilihat dari tabel Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Kemunculan No Aspek yang Diamati Kategori Jumlah Siswa Persentase (%) Senang mengerjakan (4) 10 40 Kurang senang mengerjakan (3) 12 48 1 Keaktifan Tidak senang mengerjakan (2) 3 12 Selalu memberi tanggapan (4) 11 44 Memberi tanggapan (3) 11 44 2 Inisiatif Jarang memberi tanggapan (2) 2 8 Selalu memperhatikan(4) 9 36 Memperhatikan(3) 15 60 3 Konsentrasi Kurang memperhatikan(2) 1 4 Mengerjakan bersama teman(3) 16 64 Mengerjakan sendiri (3) 6 24 4 Kerjasama Diam saja (2) 3 12 Tabel 4.9 Hasil Angket tentang Aktivitas Guru IPA dalam

35 Proses Pembelajaran Pada Siklus I No Indikator Jawaban Siswa Ya (%) Ragu-ragu Tidak (%) (%) 1 Menghargai inisiatif siswa 60 28 12 2 Mengatur tata ruang belajar 80 20 0 3 Melibatkan siswa untuk berdiskusi 48 20 32 4 Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa 76 24 0 5 Menciptakan kondisi pembelajaran yang 84 16 0 kondusif 6 Menciptakan kondisi pembelajaran yang 80 20 0 menyenangkan Dari data tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa dengan metode STAD sebagian besar siswa sudah menganggap bahwa Guru mata pelajaran IPA sudah menghargai inisiatif siswa, mengatur tata ruang kelas yang tepat, menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Adanya peningkatan aktivitas siswa ini akan mampu menjadikan nilai IPA siswa menjadi lebih meningkat dari sebelumnya. Hasil wawancara dengan kolaborator juga menunjukkan hasil serupa. Kedua kaloborator (Bapak Karmito dan Ibu Siti Sulikhah) memberikan penjelasan yang hampir sama, yaitu bahwa dalam siklus I ini peneliti sudah bisa meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan dari data-data di atas, terlihat dengan jelas bahwa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus I sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dari kondisi awal (pra siklus). Hal ini ditunjukkan dari nilai ketuntasan belajar siswa yang sudah mencapai 60%. Nilai rata-rata IPA juga meningkat menjadi 66,40. Namun demikian, nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus I ini belum mencapai indikator kinerja yang peneliti tetapkan. 4.2.3 Refleksi Berdasarkan dari data-data yang peneliti kumpulkan bersama mitra kolaborasi sebagaimana tercantum di atas, maka selanjutnya peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran siklus I. Refleksi ini dilakukan dengan cara menganalisis

36 data-data yang terkumpul mengenai kelebihan, kekurangan, maupun hambatan-hambatan yang terjadi selama pembelajaran untuk dicarikan solusinya. Dalam kegiatan refleksi ini peneliti berdisikusi dengan pengamatan/kolaborator dan selanjutnya peneliti jadikan dasar pertimbangan untuk menyusun skenario pembelajaran pada siklus berikutnya (siklus II). Dari data yang peneliti peroleh, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah mengalami peningkatan meskipun masih ada beberapa siswa yang menunjukkan aktivitas belajar yang relatif rendah. Dari aktivitas guru dalam pembelajaran juga sudah menunjukkan aktivitas yang meningkat dari pada kondisi awal. Guru mata pelajaran IPA sudah menghargai inisiatif siswa, mengatur tata ruang kelas yang tepat, menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar. Selain itu, nilai hasil belajar siswa belum mencapai indikator kinerja yang peneliti tetapkan yaitu ketuntasan belajar IPA juga baru mencapai 60% atau belum mencapai indikator kinerja 75%. Dengan memperhatikan masukan dari kolaborator, peneliti menyimpulkan bahwa ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penerapan metode STAD. Adapun kelebihan kegiatan pembelajaran pada siklus I melalui penerapan metode STAD adalah sebagai berikut: (1) guru bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, (2) Guru bisa mendorong siswa untuk belajar dengan bekerjasama dan mandiri Sedangkan kelemahan yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran siklus I, yaitu: (1) Sebagian siswa belum sepenuhnya mengikuti skenario pembelajaran yang ditetapkan oleh guru/peneliti, (2) Guru belum memanfaatkan media pembelajaran audio visual. Dengan memperhatikan indikator kinerja yang telah ditetapkan, peneliti menilai bahwa penelitian tindakan yang telah dilaksanakan sampai siklus I ini belum berhasil. Data yang bersifat kualitatif memang menunjukkan adanya peningkatan bila dibanding pada kondisi pra siklus. Akan tetapi jika melihat data hasil belajar siswa, ketuntasan belajar siswa baru mencapai 60%. Penelitian dianggap baru berhasil jika indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan, yaitu minimal 75% siswa mencapai nilai ketuntasan minimal IPA sebesar 65. Melihat data tersebut, peneliti memutuskan untuk melanjutkan kegiatan penelitian dengan siklus II. Tindak Lanjut Dengan memperhatikan data tes hasil belajar pada siklus I, peneliti membuat program perbaikan dan program penganyaan. Program penganyaan diberikan kepada siswa yang telah

37 mencapai nilai ketuntasan sejumlah 15 siswa. Sedangkan program perbaikan diberikan kepada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sejumlah 10 siswa. 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Rencana Tindakan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti menyusun kembali rencana tindakan siklus II yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II sebagaimana terlampir. Skenario pembelajaran siklus II kegiatan intinya sama dengan kegiatan pada siklus I, yaitu penerapan model pembelajaran STAD. Namun, dalam skenario siklus II ini mengalami beberapa perbaikan/penyempurnaan terutama dalam kegiatan pembelajaran. Dalam siklus II ini, kegiatan pembelajaran menggunakan media LCD Proyektor yang sebelumnya belum diterapkan dalam siklus I. Secara kronologis, skenario pembelajaran siklus II adalah seperti yang tertera pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Skenario Pembelajaran Siklus II No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa A. 1. Pra Pembelajaran Menugaskan siswa membaca materi pelajaran tentang wujud benda Membaca materi pelajaran tentang wujud benda 2. Menyiapan media pembelajaran berupa LCD Proyektor B Pelaksanaan Pembelajaran 1 Menampilkan power point tentang Memperhatikan tayangan wujud benda melalui perubahan wujud benda power point pada proyektor. 2 Menjelaskan gambaran umum tentang perubahan wujud benda Menemutunjukkan macam-macam wujud dan perubahan wujud benda 3 Menjelaskan tata cara permainan kuis dalam model STAD Memperhatikan penjelasan guru tentang tata cara permainan kuis dalam model STAD 4 Membentuk kelompok setiap kelompok Melakukan percobaan dan melakukan terdiri dari 5 siswa pengamatan tentang perubahan wujud benda 5 Guru memimpin presentasi kelompok Melakukan presentasi kelompok 6 Guru memberikan kuis individu Menjawab kuis secara individu dari guru dan anggota kelompok tidak boleh membantu 7 Guru memberikan penilaian Menerima nilai yang diberikan guru 8 Guru memberikan penghargaan Menerima penghargaan yang diberikan guru 9 Melakukan refleksi tentang kegiatan Bertanya/menyampaikan pendapat tentang yang telah dilakukan pembelajaran 10 Memberikan rangkuman materi Mencatat rangkuman materi 11 Melaksanakan evaluasi Mengerjakan lembar evaluasi

38 Penggunaan media LCD Proyektor ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan lagi bagi siswa dan juga menjadi materi yang disampaikan guru lebih kongkrit sehingga mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran akan mampu mengatasi kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya. Sehingga diharapkan nilai hasil belajar siswa akan menjadi lebih meningkat. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada Minggu ke III bulan November, tepatnya hari Rabu 16 November 2011 dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran (4 x 35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan penelitian siklus II ini, peneliti juga masih dibantu oleh 2 (dua) orang rekan sejawat sebagai kolaborator, yaitu Bapak Karmito dan Ibu Sulikhah. Kolaborator ini membantu mengobservasi aktivitas guru/peneliti dan aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan. Setelah itu, mereka dimintai pendapat dan sarannya dalam kegiatan refleksi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan perencanaan tindakan siklus berikutnya. Berikut hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mulai dari awal sampai akhir pertemuan: a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal pertemuan guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran IPA. Kemudian guru melaksanakan kegiatan apersepsi yaitu mengaitkan materi sebelumnya yaitu tentang macam-macam wujud benda dengan materi yang akan disampaikan yaitu tentang perubahan wujud benda. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya melalui metode tanya jawab. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari materi yang akan dipelajari. Dilihat dari aktivitas siswa, pada kegiatan awal ini siswa kelihatan siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semangat yang ditunjukkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa antusias menjawab pertanyaan pendahuluan yang diberikan guru. Selain itu, siswa juga terlihat memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

39 b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti ini, guru IPA lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru menggunakan media audiovisual agar siswa lebih memperhatikan materi yang disampaikan guru. Guru memfasilitasi munculnya gagasan baru dari siswa baik secara lisan maupun tertulis. Siswa diberikan tugas untuk melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda melalui kerja kelompok. Masing-masing kelompok disuruh untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok yang lain menanggapinya. Untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan umpan balik yang positif, guru memberikan kuis untuk dijawab siswa. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mencapai nilai tertinggi. c. Akhir pertemuan Pada akhir pertemuan, guru IPA bersama siswa membuat rangkuman mengenai materi yang diajarkan. Selanjutnya melakukan penilaian dan merencanakan tindak lanjut serta menyampaikan materi pembelajaran berikutnya. Hasil Tindakan Berdasarkan dari hasil belajar siswa aspek kognitif, peneliti mendapatkan data hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus. Tes yang diberikan berupa tes tertulis dalam bentuk isian. Adapun melalui tes hasil belajar IPA siswa pada siklus II ini, peneliti mendapatkan data nilai hasil belajar siswa adalah seperti pada tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11 Distribusi Skor Tes IPA Pada Siklus II Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 100 1 4 % Tuntas 95 1 4 % Tuntas 90 2 8 % Tuntas 85 2 8 % Tuntas 80 3 12 % Tuntas 75 3 12 % Tuntas 70 4 16 % Tuntas 65 4 16 % Tuntas 60 2 8 % Belum Tuntas 55 2 8 % Belum Tuntas 50 1 4 % Belum Tuntas Jumlah 25 100%

40 Agar lebih jelas mengenai hasil tes formatif IPA pada siklus II dapat dibuat rekapitulasi dan grafik sebagaimana berikut: Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Tes Formatif IPA Siklus II Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 50 Nilai Rata-rata 73,20 Siswa yang Tuntas 20 % Siswa yang Tuntas 80 % Siswa yang Belum Tuntas 5 % Siswa yang Belum Tuntas 20 % Grafik 4.3 Distribusi Skor Tes IPA Pada Siklus II

41 Berdasarkan dari data-data di atas, terlihat dengan jelas bahwa nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus II sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dari siklus I. Siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan belajar sudah mencapai 20 siswa atau 80%. Nilai rata-rata IPA juga meningkat menjadi 73,20. berikut: Adapun hasil belajar siswa pada aspek keterampilan sosial dapat dilihat dari tabel 4.13 Dari data hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada tabel 4.13, dapat dilihat bahwa dengan diterapkannya metode STAD dalam pembelajaran IPA, siswa yang kurang aktif, kurang konsentrasi, dan kurang bekerjasama serta diam saja dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah tidak ada. Hal ini menujukkan adanya peningkatan aktivitas siswa bila dibanding pada pra siklus dan sklus I. Tabel 4.13 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II Kemunculan No Aspek yang Diamati Kategori Jumlah Siswa Persentase (%) Senang mengerjakan 20 80 (4) 1 Keaktifan Kurang senang mengerjakan (3) 5 20 Tidak senang mengerjakan (2) 0 0 Selalu memberi tanggapan (4) 11 44 Memberi tanggapan 14 56 2 Inisiatif (3) Jarang memberi tanggapan (2) 0 0 Selalu memperhatikan 16 64 (4) 3 Konsentrasi Memperhatikan 9 36 (3) Kurang memperhatikan 0 0 (2) Mengerjakan bersama teman 21 84 (3) 4 Kerjasama Mengerjakan sendiri 4 16 (3) Diam saja (2) 0 0

42 Sedangkan untuk penilaian siswa tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dapat dilihat dari jawaban siswa melalui angket yang telah peneliti berikan. Adapun hasil angket tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Hasil Angket tentang Aktivitas Guru IPA dalam Proses Pembelajaran pada Siklus II No Indikator Jawaban Siswa Ya (%) Ragu-ragu Tidak (%) (%) 1 Menghargai inisiatif siswa 92 8 0 2 Mengatur tata ruang belajar 88 12 0 3 Melibatkan siswa untuk berdiskusi 76 24 0 4 Menumbuhkan sikap ingin tahu siswa 88 12 0 5 Menciptakan kondisi pembelajaran yang 96 4 0 kondusif 6 Menciptakan kondisi pembelajaran yang 86 4 0 menyenangkan Dari data tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa dengan metode STAD sudah tidak ada siswa yang menganggap bahwa guru IPA tidak menghargai inisiatif siswa. Bahkan hampir semua siswa (96%) menganggap guru IPA mampu menjadikan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Sebagian besar merasa dilibatkan guru dalam berdiskusi sehingga keberanian siswa dalam bertanya, berpendapat dan beragumentasi menjadi meningkat. Hasil wawancara dengan kolaborator juga menunjukkan hasil serupa. Kedua kaloborator (Bapak Karmito dan Ibu Siti Sulikah ) memberikan penjelasan yang hampir sama, yaitu bahwa dalam siklus II ini peneliti sudah bisa meningkatkan aktivitas siswa sepenuhnya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. 4.3.3 Refleksi dan Evaluasi Kegiatan Siklus II Berdasarkan dari data-data yang peneliti kumpulkan bersama mitra kolaborasi pada siklus II sebagaimana tercantum di atas, maka selanjutnya peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran siklus II. Refleksi ini dilakukan dengan cara menganalisis data-data yang terkumpul mengenai kelebihan, kekurangan, maupun hambatan-

43 hambatan yang terjadi selama pembelajaran untuk dicarikan solusinya. Dalam kegiatan refleksi ini peneliti berdisikusi dengan pengamatan/kolaborator dan selanjutnya peneliti jadikan dasar pertimbangan apakah peneliti perlu melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya. Dari data yang peneliti peroleh, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II sudah mengalami peningkatan. Siswa yang kurang aktif, kurang konsentrasi, dan kurang bekerjasama serta diam saja dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah tidak ada. Selain itu, nilai ketuntasan belajar IPA juga sudah mencapai mencapai 80%. Dengan demikian, nilai ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siklus II ini sudah mencapai indikator kinerja yang peneliti lakukan. Dengan memperhatikan masukan dari kolaborator, peneliti dapat menjelaskan bahwa ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penerapan metode STAD. Adapun kelebihan kegiatan pembelajaran pada siklus II melalui penerapan metode STAD adalah dapat meningkatkan aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas guru dalam belajar. Penerapan model pembelajaran STAD akan mampu menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif dan bekerjasama dengan temannya. Adanya peningkatan aktivitas siswa tersebut akan dapat menjadikan hasil belajar siswa akan lebih meningkat. Sedangkan kelemahan yang ditemukan dalam kegiatan pembelajaran siklus II adalah bahwa pembelajaran melalui metode STAD akan membawa hasil yang maksimal jika skenario pembelajaran yang telah disusun oleh guru dilaksanakan dengan sepenuhnya oleh siswa dan guru memanfaatkan media pembelajaran, terutama media audio visual. Dengan memperhatikan indikator kinerja yang telah ditetapkan, peneliti menilai bahwa penelitian tindakan yang telah dilaksanakan sampai siklus II ini sudah berhasil. Indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan, yaitu minimal 75% siswa mencapai nilai ketuntasan minimal IPA sebesar 65 sudah tercapai. Melihat data tersebut, maka peneliti sudah tidak melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya. Tindak Lanjut Dengan memperhatikan data tes hasil belajar pada siklus II, peneliti membuat program perbaikan dan program penganyaan. Program penganyaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan sejumlah 20 siswa. Sedangkan program perbaikan diberikan kepada siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sejumlah 5 siswa.

44 4.4 Pembahasan dan Hasil Penelitian Setelah peneliti melaksanakan 2 (dua) kali siklus pembelajaran maka terkumpul datadata penelitian. Penilaian terhadap variabel output yaitu tentang hasil belajar IPA siswa dari pra siklus sampai siklus II berakhir juga menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Sebelum adanya tindakan (pra siklus) hasil belajar siswa baru 20% siswa yang mencapai nilai ketuntasan. Hal ini berarti masih 80% siswa yang belum mencapai nilai Ketuntasan Minimal (KKM). Kemudian pada siklus I, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA meningkat menjadi 60%. Hal ini berarti ada 40% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Pada siklus II, hasil belajar siswa meningkat menjadi 80% atau hanya 20% siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa pada siklus II ini sudah mencapai indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan yaitu 75%. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 4.15 dan Grafik 4.4 berikut: Tabel 4.15 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II No Kriteria Persentase Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Tuntas 20% 60% 80% 2 Belum Tuntas 80% 40% 20% Jumlah 100% 100% 100%

45 Grafik 4.4 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Selanjutnya nilai rata-rata kelas juga menunjukkan hasil peningkatan mulai dari pra siklus sampai siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata kelas baru mencapai 47,60. Kemudian pada siklus I naik menjadi 66,40 atau mengalami peningkatan sebesar 18,80. Begitu juga pada siklus II juga mengalami peningkatan bila dibandingkan pada siklus I. Pada siklus II ini nilai rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 73,20. Hal ini menunjukkan adanya pencapaian indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan. Berdasarkan dari deskripsi dan analisis data yang peneliti sajikan di atas, dapat dilihat beberapa temuan selama penelitian. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dari pra siklus sampai siklus II terus mengalami peningkatan dari segi kualitas. Sebelum pra siklus, kegiatan pembelajaran masih dilaksanakan secara monoton. Hal ini dapat dilihat dari metode yang digunakannya. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Akibatnya siswa lebih banyak menerima pelajaran bukan melaksanakan pengalaman belajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang menyenangkan dan membosankan bagi

46 siswa. Siswa kurang tertarik dan perhatian terhadap materi yang disampaikan sehingga nilai ketuntasan belajar siswa menjadi rendah. Setelah dilaksanakan tindakan, kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru terus mengalami peningkatan. Pada siklus I, guru mampu menyajikan pembelajaran lebih baik bila dibanding pra siklus. Siswa sudah merasakan kondisi pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah menyenangkan dan siswa sudah terlatih untuk kerjasama. Akibatnya keaktifan, inisiatif, konsentrasi dan kerja sama siswa meningkat. Semua peningkatan aktivitas belajar siswa ini berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang ditunjukkan oleh meningkatkan hasil tes secara signifikan. Aktivitas merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Thomas M. Risk (dalam Daradjat, 2008: 137) mengemukakan bahwa mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar siswa. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh bila siswa itu dengan keaktifan sendiri bereaksi dengan lingkungannya. Guru dapat membantu anak itu belajar, tetapi guru tidak dapat belajar untuk anak itu. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan dalam rangka mencapai hasil belajar yang baik. Kemudian dari hasil angket siswa, dapat dilihat adanya perubahan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA dan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Pada kondisi awal (pra siklus) siswa masih menganggap bahwa pembelajaran IPA termasuk mata pelajaran yang sulit. Namun setelah guru menerapkan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), siswa menganggap mata pelajaran IPA lebih mudah dan proses pembelajaran yang dilakukan guru sudah dirasa lebih menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode yang dapat mengaktifkan dan membangun kerjasama siswa sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang demikian akan mampu menjadikan kondisi pembelajaran tidak membosankan dan lebih menyenangkan, sehingga siswa akan lebih terkonsentrasi dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Adanya konsentrasi atau perhatian merupakan salah satu indikator adanya minat belajar yang ada pada diri siswa. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh ahli, siswa yang berminat akan mampu menunjukkan hasil belajar yang lebih baik daripada yang tidak memiliki minat belajar. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya nilai ketuntasan belajar siswa dan nilai ratarata siswa. Nilai ketuntasan belajar siswa yang semula rendah setelah guru menerapkan metode

47 pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran akan mampu meningkatkan nilai ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa. Sehingga nilai hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.