Konsep Mutu Dan Akreditasi PUSKESMAS & FKTP (#4) posted by admin on August 28, SYNCORE - always deliver value

dokumen-dokumen yang mirip
Keselamatan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan

MANAJEMEN MUTU PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS PUJON

PENANGANAN KTD, KTC, KNC, dan KPC No. Dokumen :C/IX/SOP/4/16/171 No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : 1/4

PEDOMAN PENINGKATAN MUTU DAN KINERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN

MANAJEMEN MUTU TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

System of Profound Knowledge

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS KEJAJAR I

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

BAB II LANDASAN TEORI

DIMENSI BARU PELAYANAN KEFARMASIAN KELOMPOK V: AMELIA LEONA AYU AFRIZA FARAH SORAYA KADRIYANI JAMBAK SRI KURNIAWATY ZULFIATNI

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

Manajemen Produksi dan Operasi

ESENSI TIAP BAB STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS (SERI MATERI PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI FKTP)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

Upaya peningkatan kompetensi dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan atau pendidikan yang dipersyaratkan sebagai Penanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU

UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA

BAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT RIKES

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

PENGANTAR DAN DEFINISI MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan, maka fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama. seperti klinik harus selalu berusaha untuk memenuhinya dalam

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT REKAM MEDIS

Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA UNIT RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Genap 2104/2015. EMA503 - Manajemen Kualitas

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI GAWAT DARURAT

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

REVITALIZING QUALITY REVIT MANAGEMENT MANA EDE SURYA DARMAWAN INDAH ROSANA ALPISAHAR IND

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA TATA USAHA URUSAN DALAM

BAB I PENDAHULUAN. yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN

Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan RSUD BLUD Polewali November 2013 posted by admin on November 26, 2013

PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

No Urut No E.P

BAB.IX.Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamantan Pasien (PMPK).

RUMAH SAKIT TK.III BALADHIKA HUSADA UNIT LABORATORIUM

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

Lanjutan ISO Konsistensi Mutu. 6. Aspek Legal. 7. Peningkatan Produktivitas. 8. Meningkatkan unjuk kerja keuangan. 9.

Definisi Taufiqur Rachman 1

PANDUAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA HUSADA INSTALASI PENUNJANG PERAWATAN

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED

Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

sury4d1_md PMKP(Peningkatan Mutu STANDAR PMKP.3. PEMILIHAN INDIKATOR DAN PENGUMPULAN DATA (STANDAR: 3; 3.1; 3.2; 3.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan

No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

Work di Propinsi DIY. Bondan Agus Suryanto

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

makalah konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi perhatian adalah medication error. Medication error menimbulkan

PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================

TANTANGAN DALAM PELAYANAN FARMASI SERTA SOLUSINYA (PRESPEKTIF COSTUMER LEADERSHIP)

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Transkripsi:

Konsep Mutu Dan Akreditasi PUSKESMAS & FKTP (#4) posted by admin on August 28, 2016 SYNCORE - always deliver value

Konsep mutu telah berkembang pesat selama beberapa dekade belakang ini. Saat ini konsep mutu untuk pelayanan kesehatan berpusat pada tiga hal pokok, yaitu Client centered care

Access Quality and Safety Client centered care artinya pelayanan kesehatan harus berorientasi pada kebutuhan dan harapan pengguna. Instrumen-instrumen dalam akreditasi, terutama di Bab 1, 4, 7 akan memastikan bahwa PUSKESMAS telah mengidentifikasi apa kebutuhan, harapan dan value dari customer. Value adalah membandingkan antara manfaat yang kita dapat dan pengorbanan kita. Contoh kita butuh makan saat lapar adalah contoh kebutuhan kita, makan dimana contoh keinginan, makan di restaurant dengan harga tertentu adalah value kita. Apabila ketiganya tidak teridentifikasi dengan baik bisa menghasilkan ketidakpuasan di customer. Access meliputi secara fisik, informasi dan jangkauan. Ada beberapa standar yang mengatur bagaimana customer bisa mengakses layanan kesehatan secara mudah dan nyaman yaitu di Standar 1, dan 2 tentang informasi yang harus tersedia dan standar 7 tentang kompain/ feedback. Kita akan menjelaskan lebih lanjut masalah quality (mutu) dan safety (keselamatan) secara terpisah. Quality (mutu) Philib B Crosby mengartikan mutu sebagai kepatuhan terhadap standar. Sedangkan Feigenbaum menekankan pada kepuasan pasien (Client Satisfaction). Definisi yang lebih baru dan lengkap disampaikan oleh Donabedian, yang menyatakan bahwa tidak ada satu dimensi yang mampu menggambarkan mutu. Mutu dapat dilihat dari 3 definisi yaitu Definisi absolut Definisi individual Definisi sosial Definisi absolut mutu adalah manfaat dan / atau kemungkinan terjadinya cedera terhadap kesehatan sebagaimana dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa mempedulikan biaya. Definisi individual ekspektasi pasien terhadap manfaat dan / atau kemungkinan terjadinya cedera / konsekuensi yang tidak diharapkan. Sedangkan definisi sosial adalah biaya pelayanan kesehatan, manfat dan /atau cedera yang terjadi dalam proses pelayanan kesehatan, serta distribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dinilai oleh masyarakat umum. Kementrian kesehatan telah menetapkan definisi khusus tentang mutu yaitu kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanaan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien, sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraanya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Pembahasan tentang mutu tidak bisa lepas dengan 4 pemikir / filosof mutu yaitu Philip Crosby, Joseph Juran, Feigenbaum dan W. Edward Deming. Menurut Feigenbaum kualitas harus ditentukan oleh customer. Suatu layanan dianggap bermutu kalau dapat memenuhi harapan customer. Prinsip kedua adalah mutu adalah multidimensional, artinya layanan dianggap bermutu kalau memenuhi beberapa sudut pandang, dan terakhir adalah mutu adalah dinamis, artinya ada perubahan yang konstan, mengingat kebutuhan dan keinginan customer terus berkembang. Juran menekankan pada tiga trilogy mutu yaitu, perencanaan mutu, pengendalian mutu dan peningkatan mutu. Sedangkan Deming menambahkan dengan 14 prinsip mutu yaitu

Menyusun tujuan yang konsisten Mengadopsi filosofi baru dan mengambil kepemimpinan Menghilangkan inspeksi, membangun mutu Meminimalkan total biaya dengan meningkatkan mutu bahan 5. Meningkatkan mutu dan produktivitas secara terus menerus untuk menurunkan biaya 6. Membangun pelatihan pada pekerjaan (on the job training) 7. Supervisi seharusnya untuk membantu orang 8. Menyingkirkan ketakutan (untuk berubah) 9. Menghancurkan penghalang. Bangun Team 10. Menghilangkan slogan. Perbaiki system 1 Hilangkan kuota. Bangun kepemimpinan 1 Hilangkan penghalang untuk meningkatkan motivasi pekerja 1 Bangun program pelatihan peningkatan diri 1 Transformasi adalah tugas setiap orang. Salah satu yang dipakai sampai saat ini adalah Deming Cycle atau yang lebih dikenal sebagai PDCA (Plan Do, Check Action) atau siklus perbaikan terus menerus. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan adalah : 5. 6. 7. 8. Access Eficacy Efficiency Safety Continuity of Care Competency Amenities Human Relations Maxwell menjelaskan dimensi mutu ada 6 (six golden rules) Appropriateness Relevan dengan kebutuhan pengguna dan didasarkan pada praktek berbasis data Safety Mengurangi risiko untuk menghindari hasil yang tidak diharapkan Efficiency Sumberdaya digunakan secara optimal untuk meraih hasil yang diharapkan Effectiveness Pelayanan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pendekatan saintifik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan Acceptability Pelayanan kesehatan diselenggarakan secara responsive dan menghargai terhadap kebutuhan, keinginan dan harapan

Accesability Pelayanan kesehatan diselenggarakan di waktu dan jarak yang paling nyaman IOM six dimensions 5. 6. Person centered Safe Effective Efficient Equitable Timely Revisi terhadap ISO 9000:2015 adalah 5. 6. 7. Customer Focus Leadership Engagement of People Process approach Improvement Evidence-based decision making Relationship management Perbedaan ISO 9000:2015 dengan akreditasi adalah ISO 9000:2015 hanya mensertifikasi manajemen mutu saja, sedang akreditasi menguji Sistem Manajemen Mutu, Sistem Pelayanan, dan Sistem Manajemen. Berdasarkan dimensi-dimensi mutu yang sudah dijelaskan diatas ada perubahan prinsip manajemen dari tahun 1970 sampai era saat ini. Pada tahun 1970 fokus manajemen adalah melakukan sesuatu secara murah (efficiency) dan melakukan sesuai lebih baik (peningkatan mutu). Pada tahun 1980 fokusnya adalah melakukan sesuatu secara benar. Pada tahun1990 focusnya adalah bagaimana melakukan sesuatu yang benar (effectiveness), pada tahun 2000 bergerser pada melakukan sesuatu yang benar secara benar, dan pada abad 21 ini fokusnya adalah melakukan sesuatu yang benar secara benar dengan kebiasaan. Permasalahan mutu salah satunya adalah karena proses tidak baku. Variasi proses terjadi karena proses tidak diukur dengan baik, tidak dimonitor dengan baik, tidak dikendalikan dengan baik, tidak dipelihara dengan baik, tidak disempurnakan dan tidak didokumentasikan dengan baik. Safety Setelah mutu aspek kedua adalah Patient Safety atau keselamatan pasien. Konsep tentang safety sudah disinggung oleh Hipprocrates pada (460-335 SM) dengan konsep primum, non nocere yang artinya pertama, jangan merusak/merugikan. Hal yang mendasar dari pelayanan kesehatan adalah jangan sampai pelayanan kesehatan tersebut menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien dan masyarakat. Masalah ini menjadi masalah yang mengemuka karena ada data bahwa di Amerika Serikat ada 120.000 kematian karena kesalahan medis, jauh lebih tinggi daripada kematian akibat kecelakan motor dan kecelakan pesawat terbang. Keselamatan pasien di sarana pelayanan kesehatan adalah upaya yang dirancang untuk

mencegah terjadinya adverse outcomes / kejadian yang tidak diharapkan sebagai akibat tindakan yang tidak aman atau kondisi laten. Ada beberapa istilah terkait dengan insiden yang terjadi di rumah sakit yaitu KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) cidera yang disebabkan tata kelola yang bruruk atau kesalahan manusia. Misalkan operasi salah sisi KTC (Kejadian Tidak Cidera) perlakukan yang tidak sesuai tertapi tidak terjadi cidera KNC (Kejadian Nyaris Cidera) Kejadian yang dapat menimbulkan cidera tetapi dapat diketahui sebelumnya. Salah memberi obat, tetapi dapat terdeteksi sebelumnya KPC (Kejadian potensial cidera) kejadian yang berpotensi menjadi cidera, misalnya cairan yang tumpah dan belum di pel. KTD bisa terjadi akibat human error (slips/ tergelincir, lapses/lupa prosedur, mistake/ kesalahan), violation (pelanggaran), sabotase atau karena kondisi laten, misalnya system yang tidak tertata dan sumberdaya yang tidak memenuhi persyaratan. Tags: Akreditasi Permalink Comments (0) Last updated on August 28, 2016