Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik
|
|
- Hendra Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Sugiarsih.,S.Kep.,Ns.,MPH Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada PERKONAS Poltekkes Kemenkes, Jakarta Maret 2017
2 Case Manager RS UGM Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RS UGM Komite Keperawatan RS UGM Tim Pengajar PSIK FK UGM Instruktur Lab Leadership dan Komunikasi IKM, FK UGM
3 Katastropik Penyakit kronis Mengancam jiwa Membutuhkan perawatan dan pemulihan yang panjang Membutuhkan banyak biaya perawatan Budiarto W, et al, 2013
4 Fakta tentang katastropik di rumah sakit High risk High cost High volume Katastropik Masalah Psikososial Kasus komplek
5 Value Chain, Poter
6 Standar Akreditasi KARS, 2012 Patient Centered Care Pelayanan Terintegrasi Kontinuitas Pelayanan
7 Pengembangan pelayanan High risk High volume High Cost Complex case Katastropik Case management System Sistem kendali mutu kendali biaya Patient centered care Interprofessional collaborative practice Patient safety Angka readmisi Patient s satisfaction Efisiensi Outcome
8 Definisi Case management system: Proses Kolaboratif dan Fasilitatif secara interpersonal yang merupakan strategi klinis yang apabila berhasil dilaksanakaan akan : Mengurangi variasi proses dan pemanfaatan sumber daya Pelayanan dan perawatan yang efisien Meningkatkan luaran klinis dan finansial (Stefani Daniels & Marianne Ramey, 2005)
9 Case management system Proses Kolaborasi dalam hal Asesmen, Perencanaan (Planning), Fasilitasi, Koordinasi Pelayanan (Care Coordination), Evaluasi, dan Advokasi pilihan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga secara komprehensif melalui komunikasi, dan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk mencapai luaran yang efektif (Case Management Society of America, 2010)
10 Interprofessional Collaborative Practice (IPCP) Praktik pelayanan yang dilakukan berbagai profesi seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, nutrisionist, case manager dan lain-lain dalam satu tim kerja, bersama pasien dan keluarga untuk mencapai kualitas pelayanan yang bermutu tinggi dan berfokus pada kebutuhan pasien (AACN,2011) Hubungan yang terjalin antar profesional pemberi asuhan dan dengan pasien untuk mencapai hasil yang diharapkan mempunyai elemen-elemen yaitu responsibility, koordinasi,komunikasi, kerjasama, asertif dan otonomi (Bridges,2011)
11
12
13 Siapa case manager? Dokter umum atau perawat Pengalaman dalam pelayanan klinis minimal 5 tahun Memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik Memiliki pemahaman tentang pelayanan bermutu Memiliki keterampilan pendukung (soft skill) Memiliki jiwa kepemimpinan Dapat bekerja dalam tim
14 Peran dan fungsi case manager Melakukan assesmen kebutuhan pasien Menyusun perencanaan Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi Edukasi dan informasi Empowering pasien dan keluarga Mendorong pelayanan efektif dan efisien Pendampingan proses transisi
15
16 Care coordination Single provider coordination Visite Bersama Online Interprofessional coordination Interprofessional Team Meeting Case management RS UGM
17 Single Provider Coordination Koordinasi antara CM dan PPA Diskusi kondisi pasien berdasar keilmuan
18 Visite bersama Melibatkan seluruh tim asuhan pasien Assesmen bersama dan perencanaan terintegrasi
19 Online Interprofessional Coordination Sebagai alternatif koordinasi interprofesional Koordinasi bisa dilakukan sewaktuwaktu
20 Interprofessional Team Meeting Bila kasus sangat komplek dan tidak dapat diselesaikan dengan model care coordination yang lain Melibatkan manajemen dan komite
21 Kebijakan pelayanan terintegrasi Standar Pelayanan terintegrasi Clinical Pathway terintegrasi
22 Rekam Medis Terintegrasi Komunikasi secara tertulis interprofesi Dokumentasi dalam form yang sama Meningkatkan komunikasi efektif
23 Rekam medis terintegrasi Asesmen awal terintegrasi Rencana penatalaksanaan terintegrasi
24 Rekam medis terintegrasi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi Discharge Planning Terintegrasi
25 Interprofessional Education (IPE) pada rotasi klinik Dilakukan pada saat mahasiswa rotasi klinik Pemilihan kasus yang komplek dan menarik termasuk kasus katastropik Rumah Sakit UGM
26
27 Core Competencies IPCP IECEP, 2011 Kemampuan bekerjasama dengan profesi lain, saling menghargai nilai dari masing-masing profesi Menggunakan dasar ilmu profesi masingmasing untuk melakukan asuhan bersama Ethics/Values for interprofessional practice Roles/Responsibi lities Interprofessional Communication Teamwork Kemampuan melakukan komunikasi efektif dengan profesi lain, pasien dan keluarga dalam melakukan asuhan pasien bersama Membangun dinamika kerja tim untuk melakukan perawatan yang mempunyai nilai safe, timely, efficien,effective, equitable
28 Ethics for interprofessional practice Pasien sebagai pusat pelayanan Menghargai harkat dan martabat dari pasien serta selalu menjaga kerahasiaan Menghargai perbedaan kebudayaan pasien dan keluarga ataupun tim kesehatan lain Menghargai keragaman budaya dan keahlian dari profesi lain Bekerja sama dengan provider lain, pasien ataupun suporting professional lain Bangun hubungan saling percaya Berikan pelayanan sesuai standar pelayanan yang menjamin kualitas pelayanan Mengelola dilema etik Memberikan pelayanan dengan dengan jujur dan integritas yang tinggi Meningkatkan kompetensi dalam melakukan praktik pelayanan
29 Roles/Responsibility Komunikasikan peran dan tanggung jawab profesi Identifikasi keterbatasan kemampuan Terlibat dalam proses pemenuhan kebutuhan pasien bersama profesi lain Mengetahui peran dari profesi lain dan bagaimana bekerjasama Gunakan kompetensi untuk memberikan pelayanan yang safe, timely, efficient, effective dan equitable Komunikasikan tanggungjawab masing-masing profesi untuk melaksanakan proses pelayanan Jalin hubungan yang saling membutuhkan Terlibat dalam interprofessional development dan advance learning Manfaatkan keunikan masing=masing profesi untuk meningkatkan kualitas pelayanan
30 Interprofessional Communication Komunikasi efektif dengan memanfaatkan teknologi dan sistem informasi Gunakan form yang mudah diakses oleh banyak profesi bahkan pasien dan keluarga Sampaikan pengetahuan dan pendapat pada profesi lain dengan percaya diri dan jelas Berikan umpan balik pada pendapat profesi lain Mendengar aktif Gunakan bahasa-bahasa yang sesuai dalam berkomunikasi dan menghadapi konflik Mengidentifikasi perbedaan kemampuan dan kompetensi dari profesi lain Diskusikan secara konsisten tentang konsep patient and community centered dengan tim
31 Teamwork Deskripsikan tentang tim yang efektif Buat kesepakatan tentang prinsip etika untuk mengatur segala sesuatu terkait degan pelayanan pasien Tim melibatkan semua profesional untuk memecahkan masalah pasien Integrasikan pengetahuan dan kompetensi semua profesi dalam memberikan informasi dan edukasi Gaya kepemimpinan yang mendorong kolaborasi interprofesi dan tim yang efektif Keterlibatan profesi secara konstruktif dalam menghadapi perbedaan masing-masing Berikan tanggungjawab pada profesi lain untuk mencapai outcome yang relevan Gunakan strategi untuk efektifitas tim Peningkatan fungsi tim berbasis bukti Berperan secara efketif dalam tim
32 Enabling Factor Peran dan Skill Tanggung Jawab Komitmen tinggi Building relationship skill Desain Sistem Target sistem jelas Manageable caseload Kemudahan penggunaan data dan kemudahan komunikasi Lingkungan Pendukung Stakeholder engagement Sesuai visi dan tujuan organisasi Komitmen bersama
33 Barrier Kurang menghargai nilai peran profesi lain Merasa berkuasa dari salah satu profesi Attitude Virus Merasa paling tahu kondisi pasien Kurangnya komunikasi Kurang kompeten
34
35
PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)
PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER) BAB I DEFINISI A. Manajemen Pelayanan Pasien: - Suatu proses kolaboratif mengenai asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)
PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI
A. DEFINISI BAB I DEFINISI Asuhan pasien terintegrasi dan pelayanan berfokus pada pasien (Patient Centered Care PCC) adalah istilah yang saling terkait, yang mengandung aspek pasien merupakan pusat pelayanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Masing-masing profesi kesehatan di pelayanan kesehatan memiliki peran yang berbeda. Namun pada praktiknya, profesional kesehatan tidak akan bekerja sendirian namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciPT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) FAX. (0713) PRABUMULIH SUM - SEL 31121
PT. AR. MUHAMAD RUMAH SAKIT AR. BUNDA JL. ANGKATAN 45 KEL. GUNUNG IBUL TELP. (0713) 322953 FAX. (0713) 322895 PRABUMULIH SUM - SEL 31121 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH NOMOR :006
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinci2. Dr. Djoni Darmadjaja, SpB., MARS., FInaCS 3. Dr. Dewi Basmala, MARS
PENGURUS PUSAT ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH SELURUH INDONESIA A R S A D A Sekretariat : The Royal Palace, Blok B No. 31, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan Telp : (021) 8309111, Fax : (021) 8314428 e-mail
Lebih terperinciPENGURUS PUSAT ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH SELURUH INDONESIA (ARSADA)
PENGURUS PUSAT ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH SELURUH INDONESIA (ARSADA) Sekretariat : The Royal Palace, Blok B no. 31, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan Telp : (021) 8309111, Fax : (021) 8314428, e-mail:
Lebih terperinci2. Dr. Djoni Darmadjaja, SpB., MARS., FInaCS 3. Dr. Dewi Basmala, MARS
PENGURUS PUSAT ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH SELURUH INDONESIA A R S A D A Sekretariat : The Royal Palace, Blok B No. 31, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan Telp : (021) 8309111, Fax : (021) 8314428 e-mail
Lebih terperinciEtika Profesi dan Pendidikan Interprofesional
Etika Profesi dan Pendidikan Interprofesional Nur Azid Mahardinata, dr Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada: Pertemuan Koordinas Pengelola Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2015
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Interprofesional Education (IPE) a. Kesiapan (readiness) terhadapinteprofesional Education (IPE) The Interprofesional Education for Collaborative Patient-Centered
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered care process, dan outcome Hasil penelitian menunjukkan terjadinya 2 insiden yang berbeda menurut persepsi pasien
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional education a. Definisi interprofessional education Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 2002) menyebutkan, IPE
Lebih terperinciPENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: Dewi Irawaty, MA, PhD
PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL: KENDALA DAN TANTANGANNYA Dewi Irawaty, MA, PhD PERSI, 10 November 2012 1 PERAWAT INDONESIA ADALAH PROFESI Disepakati dan dideklarasikan dalam Lokakarya Nasional
Lebih terperinciHospital Management Training & Consulting
Nomor : 122/PQ/VIII/2017 2 Agustus 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Workshop Penyusunan Clinical Pathway Berdasarkan PCC dan Asuhan Kolaboratif Kepada Yth : Bapak/Ibu Direktur Rumah Sakit Seluruh
Lebih terperinciHospital Management Training & Consulting
Nomor : 122/PQ/I/2016 29 Januari 2016 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Workshop Penyusunan Clinical Pathway Berdasarkan PCC dan Asuhan Kolaboratif Kepada Yth : Bapak/Ibu Direktur Rumah Sakit Seluruh
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan saat ini sudah sangat sering dibicarakan, baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari pihak masyarakat sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperinciContoh topik penelitian manajemen rumahsakit
Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit Adi Utarini Penelitian di bidang manajemen rumah sakit merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan manajemen.
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY
IMPLEMENTASI DOKUMENTASI TERINTEGRASI DI RUANG HEMODIALISIS NIKEN D CAHYANINGSIH PD IPDI DIY KDRS (Kekerasan Dalam Rumah Sakit) lebih kejam daripada KDRT Safety Culture www.jcaho.org DASAR HUKUM: UU NO
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN PASIEN
PANDUAN PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA TAHUN 2016 1 PANDUAN ASUHAN PASIEN I. PENGERTIAN 1. Patient-centered care (PCC), Pasien merupakan Pusat dalam proses asuhan pasien (patient
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antar profesi kesehatan (IPE) pada bulan September 2013 setelah melalui
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mulai mengimplementasikan pembelajaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisional yang berbasis silo dimana setiap tenaga kesehatan tidak mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kurangnya komunikasi antar petugas kesehatan dikatakan menjadi salah satu penyebab dari ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini dapat berujung kepada
Lebih terperinciB AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pelayanan pasien dan koordinasi asuhan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) masih menjadi permasalahan sekaligus tantangan. Pengamatan di lapangan
Lebih terperinciProQua. Kepada Yth : Bapak/Ibu Direktur Rumah Sakit Seluruh Indonesia di tempat
Nomor : 106/PQ/II/2015 9 Februari 2015 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Workshop Penyusunan Clinical Pathway Berdasarkan PCC dan Asuhan Kolaboratif Kepada Yth : Bapak/Ibu Direktur Rumah Sakit Seluruh
Lebih terperinciPenerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
Penerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Hanevi Djasri Divisi Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM Latar-belakang Clinical
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institute of Medicine (IOM) melalui Crossing the quality Chasm : A New Health System for the 21 st Century mengatakan diperlukan pembaharuan dalam sistem pelayanan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG Jalan W.R. Supratman No.100 KM. 8 Tanjungpinang Telp/ Fax. 0771-733 5203 E-mail: sekretariat@rsudtpi.kepriprov.go.id SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) menyatakan setiap menit seorang wanita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan setiap menit seorang wanita meninggal selama persalinan atau melahirkan. Nour (2008) dalam jurnal Review in Obstetric and
Lebih terperinciPANDUAN PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT QIM
PANDUAN PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT QIM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan jiwa manusia sebagai sasaran kegiatannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug oriented menjadi patient oriented (Hepler dan Strand, 1990). Perubahan paradigma tersebut mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1 Interprofessional Education (IPE) a. Pengertian IPE Interprofessional education (IPE) adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma pelayanan kesehatan sudah mulai berubah dengan memusatkan pelayanan kesehatan pada pasien. Tidak lagi menempatkan salah satu profesi sebagai pusat pelayanan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolaborasi 2.1.1 Defenisi Kolaborasi Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka
Lebih terperinciHP Palembang 22 Juni 1953
HP 08129146524 Palembang 22 Juni 1953 kapuyux@gmail.com Fak. Kedokteran Universitas Indonesia (1978) Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah, FKUI (1981 - l986 ) Program KARS, Pasca sarjana FKMUI (1999-2001)
Lebih terperinciRUMAH SAKIT ISLAM AT-TIN HUSADA
Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RUMAH SAKIT ISLAM AT-TIN HUSADA Layanan Islami, Profesional dengan Hati Jl. Raya Ngawi Solo Km 4, Watualang, Ngawi, Jawa Timur 1 Lampiran :
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Bussiness Case for Medication Safety memperkirakan sekitar 7.000 orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error adalah jenis medical error yang
Lebih terperinciTATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) STANDAR EP DOKUMEN KETERANGAN Pemilik menetapkan regulasi yang mengatur a) sampai dengan g) yang ada di dalam maksud dan tujuan yang dapat berbentuk corporate by-laws, peraturan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx
PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS DIREKTUR UTAMA RS. xxx Menimbang : a. bahwa salah satu pilar pelayanan rumah sakit adalah pelayanan medis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN MUTU RM DALAM MENUNJANG AKREDITASI VERSI 2012 KARS
STRATEGI PENINGKATAN MUTU RM DALAM MENUNJANG AKREDITASI VERSI 2012 KARS PENGERTIAN Mutu (quality ) adalah kesesuaian dengan standar (Crosby) Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumententang
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN INTERPROFESIONALISME DALAM MASYARAKAT YANG SEDANG BERUBAH
PROFESIONALISME DAN INTERPROFESIONALISME DALAM MASYARAKAT YANG SEDANG BERUBAH IRAWAN YUSUF Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin DEFINISI PROFESIONAL Sebagai seorang profesional, tenaga kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan di seluruh dunia saat ini sedang mengalami kondisi krisis, yaitu kekurangan tenaga kesehatan, distribusi serta perpaduan tenaga kesehatan yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta kualitas pelayanan kesehatan (Majumdar, et al., 1998; Steinert, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kompleksitas permasalahan dan kemajuan teknologi di bidang kesehatan menyebabkan diversifikasi profesi kesehatan (Hall dan Waver, 2001). Pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Dosen 1.1 Definisi Dosen Menurut Undang-undang Nomor 14 (2005 dalam Dikti, 2010) mengenai Guru dan Dosen dijelaskan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan tugas
Lebih terperinciAPOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt
APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt OUTLINE 1 PENDAHULUAN 2 URGENSI FKTP 3 Peran Apoteker di FKTP 4 Peluang dan Tantangan 5 PENUTUP MENGAPA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER? 1. Tulang punggung
Lebih terperinciKONSTRIBUSI PERAWAT DALAM PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN
KONSTRIBUSI PERAWAT DALAM PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN Dewi Irawaty, M.A., Ph.D Ketua Umum PPNI Lokakarya PERSI Medan, 26 febuari 2015 1 PERAWAT SEBAGAI PROFESI Jenis Vokasi : DIII Keperawatan Profesi
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran N
No.308, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Keselamatan Pasien. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan dalam masyarakat biasanya dilakukan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan sistem pelayanan kesehatan mempengaruhi praktik dalam pelayanan kesehatan, di Amerika Serikat penyebab kematian nomer tiga pada pasien adalah dampak dari kesalahan
Lebih terperinciKepada Yth : Bapak/Ibu Direktur Rumah Sakit Seluruh Indonesia di : tempat
PENGURUS PUSAT ASOSIASI RUMAH SAKIT DAERAH SELURUH INDONESIA A R S A D A Sekretariat : The Royal Palace, Blok B No. 31, Jl. Prof Soepomo Jakarta Selatan Telp : (021) 8309111, Fax : (021) 8314428 e-mail
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi yang padat dengan informasi, teknologi dan pengetahuan, segala sesuatu akan bergerak dan berubah dengan cepat. Perubahan ini akan menimbulkan
Lebih terperinciMODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI
MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI Tim Penyusun: Dr. Warih Andan Puspita, Sp.KJ Drg. Indri Kurniasih, M.Med.Ed Indriastuti Cahyaningsih, S.Fam. Apt. Romdzati, S.Kep, Ns. MNS Dr. Oryzati Hilman,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesi Profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada paradigma baru dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada paradigma baru dalam pemberian pelayanan terbaik kepada pasien. Untuk itu perlu terus menerus diadakan peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia jasa maupun bagi masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan kesehatan. Menurut Pohan (2012) pendekatan
Lebih terperinciBody of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik
Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik PERSATUAN DOKTER MANAJEMEN MEDIK INDONESIA (PDMMI) June 29, 2012 Authored by: PDMMI Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan, dari, dan tentang satu sama lain untuk meningkatkan kolaborasi
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau lebih profesi belajar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan, dimana kesehatan menjadi salah satu prioritas yang perlu diperhatikan untuk bertahan hidup dan
Lebih terperinciTujuan Legeslasi: 1.Memperthankan kualitas pelayanan 2.Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profesionalime
PEMBAHASAN Tujuan: Suatu persyaratan untuk melaksanakan praktek bidan perorangan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai degan ketentuan 2 yang sudah ditetapkan dalam per undang-undagan serta memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Oranization (WHO) mencetus kan Interprofessional Education (IPE) sebagai sebuah konsep pendidikan terintegrasi untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Pendahuluan... 3 Kegiatan
Lebih terperinciPROGRAM ORIENTASI BAGI MAHASISWA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN/KEBIDANAN DI RSUD dr.fauziah BIREUEN
PROGRAM ORIENTASI BAGI MAHASISWA PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN/KEBIDANAN DI RSUD dr.fauziah BIREUEN I. PENDAHULUAN Assalamualaikum Wr. Wb. Saat ini pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) telah memasuki
Lebih terperinciPEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM JL. BUDI KEMULIAAN NO. 1 SERAYA - BATAM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan
Lebih terperinciSTANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan
STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 3 Kompetensi Lulusan 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 3 C. Istilah dan
Lebih terperinciKARS. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
KARS Komisi Akreditasi Rumah Sakit Panduan Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Edisi 1 Juni 2014 0 KATA PENGANTAR KETUA KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT (Dr. dr. Sutoto, M.Kes) Puji dan syukur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik, yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus, yang difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih dan terdidik dalam
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional untuk memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam Undang-Undang No. 36 tahun
Lebih terperinciInterprofessional Education: Sebuah Ulasan Singkat. Zakka Zayd Zhullatullah Jayadisastra. Staff Kajian Medical Education and Profession (MEP) ISMKI
Interprofessional Education: Sebuah Ulasan Singkat Zakka Zayd Zhullatullah Jayadisastra Staff Kajian Medical Education and Profession (MEP) ISMKI Research Head of IPE Research Project, MEP ISMKI Staff
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pekerjaan Kefarmasian Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
Lebih terperinciPENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK)
PENDIDIKAN PASIEN & KELUARGA (PPK) STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar PPK. 1 Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang
Lebih terperinciKOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI
KOMPETENSI PERAWAT R. NETY RUSTIKAYANTI Pembangunan kesehatan Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal Upaya pelayanan/asuhan
Lebih terperinciDUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
DUKUNGAN PEMERINTAH DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN Andrie Fitriansyah D I S A M PA I K A N PA D A : P E RT E M U A N P E N I N G K ATA N MUTU P E L AYA N A N K E FA R M A S I A N G O R O
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA Nomor : 2347a/PW/Sekr/VIII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN KEDOKTERAN DI RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA DIREKTUR RS. PANTI WALUYO YAKKUM SURAKARTA
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN
PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN 1. PENDAHULUAN Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien. Agar dapat memberikan dukungan dan respon yang baik sesuai dengan
Lebih terperinciRS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O
RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O Evolusi Layanan Kesehatan Doing things cheaper (efficiency) Doing things right (Effectiveness) Doing things better (quality improvement) Doing the right things
Lebih terperinciBAB I DEFINISI Proses Keredensial (Credentialing): Proses Re- Kewenangan klinis (clinical privilege) : Surat Penugasan (clinical Appointment) Tenaga
BAB I DEFINISI 1. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (kewenagan klinis (clinical
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. medical error antara % dari jumlah pasien dengan %. Medical
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Medical Error adalah setiap kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan kesehatan yang tidak tepat atau membahayakan pasien (NCC MERPP,
Lebih terperinciBAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada
Lebih terperinciPANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lampiran SK Direktur Utama RSI Garam Kalianget No.... tentang Panduan Evaluasi Praktek Dokter PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya manusia di rumah sakit karena jumlahnya dominan (55-65%) serta merupakan profesi yang memberikan pelayanan terus menerus selama 24 jam
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 REFERENSI UU no 44 tahun 2009 ttg rumah sakit pasal 21-22
Lebih terperinciClinical Leadership. Modul. Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran- UGM Tim Fasilitator. Prof dr Laksono Trisnantoro, MSc.
Modul Clinical Leadership Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran- UGM 2011 Tim Fasilitator Prof dr Laksono Trisnantoro, MSc., PhD Dr Endro Basuki, SpBS Dr. Wiryawan, M., SpBS Dr Andreasta
Lebih terperinciPEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI
1. PENDAHULUAN PEDOMAN KOMITE PENUNJANG MEDIS RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BINA SEHAT MANDIRI Latar Belakang Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Lebih terperinciPANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================
PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== I. STANDAR PMKP A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN 1.
Lebih terperinciKOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework
KOMPETENSI NERS BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework PARAMETER DESKRIPTOR Unsur-unsur Deskripsi DESKRIPTOR JENJANG KUALIFIKASI Ners (LEVEL 7) a Mampu melakukan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE merupakan suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan learning outcome.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan learning outcome. Pendekatan pembelajaran juga merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci