ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG ANTARA MODA JALAN RAYA (MIKROLET/BISON) DAN MODA JALAN REL (KA.KOMUTER) RUTE : SURABAYA-SIDOARJO

TESIS PS DOSEN PEMBIMBING Ir. HERA WIDYASTUTI, M.T. PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN DAN REKAYASA TRANPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

THESIS ABDUL GAUS NRP :

BAB VI PENGUMPULAN DATA

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN

MODEL PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN DALAM PROVINSI

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA

BAB VIII APLIKASI MODEL

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA JAKARTA LRT DENGAN KENDARAAN PRIBADI MENGGUNAKAN MODEL PEMILIHAN DISKRIT

Transportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)

KAJIAN PREFERENSI MODA ANGKUTAN BARANG ANTARA TRUK DAN ANGKUTAN SUNGAI PADA PERGERAKAN DI SUNGAI KAPUAS KALIMANTAN BARAT

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

DAFTAR PUSTAKA Statistic for Experimenters: An Introduction to Design, Data Analysis, and Model Building, Intruduction to Transportation Planning,

PASSENGER PUBLIC TRANSPORTATION MODE CHOICE COMPETITION BETWEEN BUS AND STATION WAGON

LAMPIRAN 1 FORMAT KUESIONER PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai karakteristik

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA KAPAL RORO & KAPAL CEPAT. Pasti Pilih Kapal Roro. Mungkin Pilih Kapal Roro

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan masyarakat di wilayah perkotaan memiliki tingkat mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

BAB IV METODOLOGI Umum

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JEMBATAN SELAT SUNDA MENGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG

ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, November 2009

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV INTEPRETASI DATA

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA)

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

STUDI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM ANTAR PROVINSI MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS : MEDAN LHOKSEUMAWE)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. a. Meningkatkan pelayanan transportasi laut nasional. c. Meningkatkan pembinaan pengusahaan transportasi laut

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir (Flowchart) Penelitian

OPERASIONAL ANGKUTAN PARATRANSIT SEPEDA MOTOR DI KAWASAN TERMINAL BUNGURASIH SURABAYA

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

MODEL PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN BAJOE-KOLAKA

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

REVIEW PENDEKATAN STATED PREFERENCED DALAM BEBERAPA PENELITIAN TRANSPORTASI DI KOTA PADANG

ANALISIS PERPINDAHAN MODA TRANSPORTASI DARAT RUTE SEMARANG-AMBARAWA DENGAN METODE STATED PREFERENCE

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

TINJAUAN TARIF ANGKUTAN UMUM PADA RUAS JALAN SORONG TEMINABUAN PROPINSI PAPUA BARAT

STUDI KARAKTERISTIK DAN MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN MAHASISWA MENUJU KAMPUS (SEPEDA MOTOR ATAU ANGKUTAN UMUM) DI KOTA MALANG

MODAL SPLIT ANGKUTAN UMUM SURABAYA - MALANG. Adhi Muhtadi ABSTRAK

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial

PENGEMBANGAN SURVAI STATED PREFERENCE UNTUK MODEL PILIHAN MODA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh: Raudah 1), Sutan P. Silitonga 2), dan Desriantomy 3)

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

STUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG MENUJU BANDARA ( Studi Kasus : Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta )

UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI MELALUI PENYEDIAAN ASRAMA MAHASISWA STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

JURNAL EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DESA SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU. Oleh Wawan Alamsyah INTISARI

Transkripsi:

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA Dina Pramita Dewi 1, dan Hera Widyastuti 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya Kampus ITS Surabaya Telp/Fax : (031) 5941490 email : ch_dina1101@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya Kampus ITS Surabaya Telp/Fax : (031) 594149 email : h.w.dyas@gmail.com ABSTRAK Dengan adanya pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan kota Surabaya dengan Pulau Madura akan memberikan alternatif baru pada pemilihan moda, yaitu moda penyeberangan dengan menggunakan kapal ferry dan moda darat melalui Jembatan Suramadu itu sendiri. Alternatif baru ini akan memberi dampak pergeseran penggunaan kapal ferry menuju Jembatan Suramadu pada rute Surabaya- Madura dan sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pelaku perjalananan pada rute yang ditinjau dan mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi proses pemilihan rute apakah akan berpindah menggunakan Jembatan Suramadu atau tetap menggunakan ferry. Penelitian ini dilakukan dengan Metode Stated Preference dengan penentuan atribut terlebih dahulu. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey kuesioner yang dilakukan dengan wawancara pada pengguna moda dan penumpang. Selanjutnya dilakukan pengolahan data primer, analisa regresi logit biner, analisa uji statistik dan penyimpulan. Survey dilakukan terhadap 300 responden yang mewakili pengguna moda sepeda motor, mobil, bus, truk dan penumpang yang tidak bermoda. Sebesar 76% responden berniat untuk pindah menggunakan Jembatan Suramadu sedangkan 24% tetap akan menggunakan ferry. Penghasilan dan maksud perjalanan sebagai variabel independent menunjukkan hubungan dengan pemilihan rute yang digunakan, hal ini ditunjukkan dengan kesignificanan variabel tersebut pada level 5 %. Kata Kunci : karakteristik pelaku perjalanan, stated preference,regresi logit biner PENDAHULUAN Dengan semakin meningkatnya perekonomian suatu daerah maka pergerakan transportasi yang dibutuhkan semakin meningkat pula. Pergerakan yang cepat, handal aman dan nyaman antar daerah menjadi kebutuhan mendesak yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan interaksi bisnis antar daerah. Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa merupakan salah satu propinsi yang memiliki kerapatan penduduk yang padat. Sebagai pintu gerbang Indonesia Timur, Jawa Timur juga berperan besar dalam meningkatkan laju industri dan perdagangan, maka jalur transportasi berperan penting pula dalam perindustrian dan peningkatan ekonomi wilayah. Jawa Timur memiliki beberapa pulau kecil, dimana salah satunya pada sisi timur terdapat pulau Madura yang letaknya berdekatan dengan Surabaya sebagai ibukota Jawa Timur. Pulau Madura yang juga merupakan bagian dari propinsi Jawa Timur mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju pertumbuhan ekonomi lambat dan pendapatan perkapita tertinggal. Satu-satunya akses menuju Pulau Madura dari Surabaya adalah menggunakan kapal ferry Perak-Kamal. Kondisi saat ini sudah sangat padat. Jumlah armada yang digunakan sebanyak 20 kapal dengan kondisi yang kurang kondusif. Berdasarkan sumber www.suramadu.com, jumlah ferry dan penyeberang yang tak berimbang, menyebabkan waktu tunggu panjang. Dari survei yang dilakukan didapat volume lalu lintas ferry per arah per hari ditahun 2002 adalah 315 buah kendaraan ringan, 1036 buah truk kecil, 324 buah truk besar, 260 buah bus dan 8128 buah sepeda motor. Kapasitas ferry yang tersedia tersebut sudah jenuh yang diindikasikan dengan waktu tunggu ratarata kendaraan yang terjadi di pelabuhan Ujung dan Kamal adalah 30 menit. Kecuali untuk jenis sepeda ISBN 978-979-18342-1-6 motor yang lebih leluasa menembus antrian. Sedangkan waktu yang digunakan untuk menaikkan penumpang dari pelabuhan ke atas ferry selama 15 menit. Waktu tempuh yang diperlukan untuk penyeberangan 30 menit dan waktu untuk menurunkan penumpang 15 menit. Total waktu yang dibutuhkan sekitar 60 menit. Waktu ini akan semakin parah pada akhir pekan, musim libur dan Hari Besar Islam. Disisi lain, kapasitas ferry tidak bisa ditambah karena dapat mengganggu alur pelayaran yang ada. Perencanaan Jembatan Suramadu dengan jalur darat merupakan alternatif baru dalam pergerakan menuju Madura. Hal ini akan menimbulkan kompetisi yang membuat pengguna jalan dapat memilih rute mana yang paling tepat digunakan dengan memilih antara tetap menggunakan kapal ferry atau melewati Jembatan Suramadu. Dengan kondisi tersebut diatas, maka penelitian ini dengan judul Analisa Probabilitas Pengguna Jembatan Suramadu dan Kapal Ferry pada Rute Surabaya Madura penting sekali dilakukan untuk mengetahui probabilitas pemakai jalan dalam menggunakan Jembatan Suramadu dan kapal ferry METODE Data-data yang digunakan dalam studi ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang berupa kegiatan survey kuisioner dengan cara melakukan survey interview yang dilakukan terhadap pengguna untuk masing-masing moda yang bersangkutan dan penumpang berdasarkan kebutuhan data yang diperlukan untuk dianalisis. Data sekunder yang berupa data-data penunjang yang diperlukan dalam studi ini, yang didapatkan dari berbagai instansi yang terkait. Data sekunder berupa data volume lalu lintas ferry, tarif kapal ferry dan data lainnya yang berkaitan A-225

diperoleh dari data-data sebelumnya atau instansi terkait (PT ASDP Indonesia Ferry). Dalam kegiatan survei dengan menggunakan teknik Stated Preference tidak ada suatu teori khusus untuk menentukan besarnya jumlah sampel yang dibutuhkan untuk suatu penelitian. Hingga penelitian terakhirpun yang menggunakan teknik Stated Preference mengidentifikasikan penggunaan sampel dibutuhkan dalam jumlah yang besar, dan menyarankan didalam suatu studi penelitian transportasi jumlah sampelnya adalah 300 sampel sampai 400 sampel agar supaya dapat memberikan hasil yang lebih baik. Disamping itu menurut Steer Davies Gleave mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang lebih baikpun bisa jumlah sampelnya yaitu antara 75 sampai 100 sampel. Pada penelitian ini dilakukan pengambil jumlah total sampel sebanyak 300 responden. Langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut: Studi Pendahuluan Lapangan. Studi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran permasalahan lebih jelas, merancang tahapan penyelesaian masalah, merancang metode pengumpulan data dan untuk memperkirakan kesulitan yang mungkin ada dalam pelaksanaan penelitian ini. Tahap ini dilakukan mengidentifikasi kondisi rute aktual yang akan diteliti. Kondisi penyeberangan kapal ferry pada rute Surabaya Madura akan dilakukan pengamatan terlebih dahulu, hal ini digunakan untuk menentukan atribut-atribut yang menjadi bahan pertimbangan-pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pemilihan rute untuk melakukan perjalanannya. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Dalam tahap ini, penulis mempelajari latar belakang perlunya dilakukan penelitian ini. Kemudian dilakukan perumusan masalah yang timbul, yang selanjutnya dibuat menjadi suatu tujuan yang harus dicapai. Studi Pustaka. Pada tahap ini dilakukan tinjauan pustaka untuk membantu proses pengumpulan data, pengolahan data dan penyelesaian masalah. Desain Eksperimen Teknik Stated Preference. Pada tahap ini akan disusun pertanyaan-pertanyaan kepada responden yang mewakili atribut-atribut yang akan digunakan dalam proses pengolahan data. untuk mengetahui karakteristik pelaku perjalanan, pertanyaan akan difokuskan untuk mengetahui kondisi eksisting dari pengguna saat ini, dalam hal ini kondisi sosio-ekonomi dari pengguna. Data-data yang akan digunakan untuk mengetahui karakteristik pengguna jalan pada rute yang dituju adalah alamat asal dan tujuan pengguna jalan, jenis kelamin, jenis kendaraan yang digunakan selama menempuh perjalanan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, maksud/tujuan perjalan-an, penghasilan perbulan, frekuensi melakukan perjalanan dan alasan utama dalam memilih jenis kendaraan yang digunakan. Selanjutnya pertanyaan diarahkan untuk mengetahui informasi tentang perjalanan yang dilakukan dengan menggunakan kapal ferry dan kemungkinan akan menggunakan Jembatan Suramadu pada rute yang ditinjau serta preferensi responden seandainya beberapa hipotesis terjadi perubahan yaitu pada biaya perjalanan dan waktu ataupun tidak terjadi perubahan pada setiap atribut jika terdapat alternatif moda lainnya untuk rute tersebut, yaitu dengan adanya Jembatan Suramadu. Atribut yang digunakan adalah waktu perjalanan dan biaya perjalanan. Perubahan nilai atribut disesuaikan dengan kondisi aktual yang ada pada saat ini, yaitu waktu perjalanan yang ditempuh dan biaya perjalanan dengan menggunakan kapal ferry. Berdasarkan Surat edaran PT ASDP nomor UM.007/01/VII/ASDP SBA-08, tentang penyesuaian tarif baru, kondisi aktual kapal ferry untuk pengguna rute Surabaya Madura adalah sebagai berikut. Tabel 1: Tarif Kondisi Aktual Kapal Ferry Rute Surabaya - Madura Sedangkan untuk menentukan atribut waktu digunakan pertimbangan waktu perjalanan yang dibutuhkan pengendara dari CBD kota Surabaya menuju CBD Madura, yaitu Bangkalan. Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui besarnya waktu tunggu rata-rata kendaraan yang terjadi di pelabuhan Ujung maupun di pelabuhan Kamal adalah sebesar 30 menit. Kecuali untuk jenis sepeda motor tidak terjadi antrian atau tidak ada waktu tunggu. Hal tersebut karena kendaraan yang akan naik keatas kapal harus menunggu kendaraan yang ada diatas kapal turun terlebih dahulu. Sedangkan waktu yang digunakan untuk menaikkan penumpang dari pelabuhan keatas kapal Ferry sebesar 15 menit, waktu yang diperlukan untuk penyeberangan dari pelabuhan Ujung ke Kamal atau sebaliknya sebesar 30 menit, dan waktu yang digunakan untuk menurunkan penumpang dari atas kapal menuju pelabuhan sebesar 15 menit. Waktu perjalanan yang digunakan dari CBD menuju Perak diasumsikan sebesar 30 menit. Maka waktu total yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. Tabel 2: Atribut Waktu yang Digunakan untuk Penggunaan Kapal Ferry A-226 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Nilai atribut untuk penggunaan Jembatan Suramadu pada atribut biaya dan waktu akan menggunakan 4 level, yaitu sama dengan, lebih rendah dan 2 nilai lebih tinggi dari nilai atribut penggunaan kapal ferry. Nilai atribut biaya adalah sebagai berikut. Tabel 3: Atribut Biaya pada Penggunaan Jembatan Suramadu Sedangkan variasi nilai pada atribut waktu perjalanan adalah sebagai berikut. Tabel 4: Atribut Waktu yang Digunakan untuk Penggunaan Jembatan Suramadu Untuk proses pengolahan data, maka akan dilakukan variasi nilai atribut pada formulir kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pilihan mana yang paling mendekati pilihan responden. Dengan 12 pilihan, responden diberi tugas untuk memilih rute mana yang paling mereka suka dengan jumlah biaya dan waktu yang disediakan. Pada kolom Respon, jika responden akan memilih Jembatan Suramadu maka responden dapat menulis Suramadu atau kode 1. Begitu pula jika responden akan memilih kapal ferry. ISBN 978-979-18342-1-6 Pengumpulan Data. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari survey kuisioner dengan melakukan survey interview yang dilakukan terhadap pengguna moda kapal ferry pada rute yang ditinjau. Sedangkan data sekunder berupa data volume lalu lintas ferry, tarif kapal ferry dan data lainnya yang berkaitan diperoleh dari data-data sebelumnya atau instansi terkait (PT ASDP Indonesia Ferry). Estimasi Parameter Model dengan Analisis Regresi. Proses analisa dilakukan dengan cara analisis regresi logit biner dengan data masukan adalah nilai variabel bebas dan variabel tidak bebas tersebut. Hasil dari estimasi parameter ini akan diperoleh bentuk model hubungan variabel dengan pemilihan pengguna Jembatan Suramadu. Pada model logit biner pengambil keputusan dihadapkan pada sepasang alternatif diskrit, dimana alternatif yang akan dipilih adalah yang mempunyai utiliti terbesar, utiliti dalam hal ini dipandang sebagai variabel acak ( random ). Dalam penelitian ini perilaku pengguna yang diteliti adalah pengguna kapl ferry dan pengguna Jembatan Suramadu. Dengan 2 (dua) alternatif moda yang diperbandingkan, maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut : Probabilitas pengguna moda 1 : P Suramadu = exp (U Suramadu - Ferry) (U Suramadu U Ferry / (1 + exp ) )....(1) Probabilitas pengguna moda 2 : P Ferry = 1 P Suramadu = 1/(1 + exp (USuramadu U Ferry )......(2) Dengan : P Suramadu = peluang pengguna Jembatan Suramadu P Fery = Peluang pengguna kapal ferry U Suramadu = utilitas pengguna Jembatan Suramadu U Fery = utilitas pengguna kapal ferry Analisis dan Uji Statistik.Validitas terhadap model dilakukan untuk mengetes tingkat kepercayaan terhadap model yang dihasilkan, yaitu dengan mengukur kemampuan dalam mengestimasi nilai utilitas pemilihan moda. Ukuran statistik digunakan untuk menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan perilaku, yaitu konsep significance test (t-test dan F-test) yang memberikan ukuran tingkat keberartian dari faktor yang mempengaruhi atau tidak mempengaruhi dan goodness-of-fit yaitu ukuran kesesuaian model (Rsquare). Penyimpulan. Tahap ini adalah tahap terakhir, dimana ditarik suatu kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dicapai. Bagan alir metodologi adalah sebagai berikut. A-227

Pendidikan. Dari total jumlah responden, responden dengan pendidikan terakhir setingkat SD/SMP/SMA/sederajat memiliki prosentase sebesar 80 %, pendidikan S1 sebesar 12 %, pendidikan S2&S3 sebesar 1,67 % dan lain-lain sebesar 6,33 %. Grafik Pendidikan Responden SD/SMP/SMA/sederajat S1 S2 & S3 Lain-lain Gambar 4 : Grafik Pendidikan Responden Gambar 1: Bagan Alir Metodologi HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara didapatkan karakteristik pelaku perjalanan pada rute yang ditinjau sebagai berikut. Jenis Kelamin. Dari total jumlah responden, jumlah responden pria sebanyak 253 orang dengan prosentase 84,33 %, sedangkan jumlah responden wanita berjumlah 47 orang dengan prosentase 15,67 %. Pekerjaan. Pada kategori pekerjaan, jenis pekerjaan responden dinominasi oleh sopir (lain lain) dan karyawan swasta. Dari total jumlah responden, untuk PNS/TNI/POLRI, BUMN, karyawan swasta, wiraswasta dan lain-lain (sopir) masing-masing memiliki prosentase sebesar 11,3 %, 1,67 %, 27,3 %, 25,3 % dan 34,3 %. Grafik Pekerjaan Responden Grafik Jenis Kelamin Responden PNS / TNI / POLRI BUMN Karyaw an sw asta Wirasw asta Lain-lain Gambar 5: Grafik Pekerjaan Responden Pria Wanita Gambar 2: Grafik Jenis Kelamin Responden Usia. Dari total responden, responden dengan usia < 17 tahun sebanyak 2,67%, responden dengan usia antara 17 25 tahun sebanyak 34 %, responden dengan usia antara 26 40 tahun sebanyak 41,33% dan responden dengan usia antara 41-59 tahun sebanyak 22%. Grafik Usia Responden Penghasilan. Berdasarkan penghasilan perbulan responden, penghasilan responden terbesar dari total responden adalah penghasilan < Rp 1.000.000,00 dengan prosentase sebesar 41 % yang kemudian diikuti dengan penghasilan sebesar Rp 1.000.000,00 2.000.000,00; Rp 2.100.000,00 Rp 3.000.000,00; Rp 3.100.000,00 Rp 4.000.000,00; Rp 4.100.000,00 Rp 5.000.000,00 dan > Rp 5.000.000,00 dengan prosentase masing-masing sebesar 40,67 %, 10,33 %, 3,67 %, 2,67 % dan 1,67 %. Grafik Penghasilan Responden < 17 tahun 17 25 tahun 26 40 tahun 41 59 tahun Diatas 60 tahun Gambar 3: Grafik Usia Responden < Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 Rp 2.100.000 Rp 3.000.000 Rp 3.100.000 Rp 4.000.000 Rp 4.100.000 Rp 5.000.000 > Rp 5.000.000 Gambar 6: Grafik Penghasilan Responden A-228 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Maksud Perjalanan. Berdasarkan maksud perjalanan responden, untuk keperluan bisnis/bekerja/dinas memiliki prosentase terbesar yaitu sebesar 44,3 %. Sedangkan keperluan kepentingan keluarga, rekreasi, kuliah/tugas belajar dan lain-lain masing-masing memiliki prosentase sebesar 36,7 %, 8 %, 7 % dan 4 %. Grafik Alasan Pemilihan Moda Responden Grafik Maksud Perjalanan Responden Waktu Biaya murah Ketepatan w aktu Keamanan dan kenyamanan Gambar 9: Grafik Alasan Pemilihan Moda Responden Bisnis / bekerja / dinas / dagang Kepentingan keluarga Lain-lain Kuliah / tugas belajar Rekreasi / berlibur Gambar 7: Grafik Maksud Perjalanan Responden Frekuensi Melakukan Perjalanan. Berdasarkan frekuensi melakukan perjalanan, dari total jumlah responden didominasi dengan frekuensi perjalanan lain-lain (tidak tentu, tergantung kebutuhan) dengan prosentase sebesar 35 %. Selanjutnya diikuti dengan frekuensi perjalanan seminggu sekali, setiap hari, sebulan sekali dan dua minggu sekali dengan prosentase masing-masing sebesar 22 %, 17,33 %, 13,67 % dan 12 %. Dengan gambaran karakteristik pengguna yang telah dijabarkan diatas maka dapat dijabarkan pula jumlah responden yang ingin berpindah menggunakan Jembatan Suramadu untuk perjalanan pada rute Surabaya Madura dan sebaliknya. Jumlah responden yang memilih untuk pindah menggunakan jembatan Suramadu adalah 228 orang (76 %) sedangkan sisanya sebanyak 72 (24 %) orang memilih untuk tetap menggunakan kapal ferry. Prosentase Pilihan responden (%) Ferry 24% Suramadu 76% Grafik Frekuensi Melakukan Perjalanan Responden Gambar 10: Grafik Prosentase Pilihan Responden Setiap hari Seminggu sekali Dua minggu sekali Sebulan sekali Lain-lain Gambar 8: Grafik Frekuensi Melakukan Perjalanan Responden Alasan Dalam Pemilihan Jenis Moda. Berdasarkan alasan responden dalam melakukan pemilihan jenis moda, dari total responden didominasi dengan alasan faktor waktu dengan prosentase sebesar 46,33 % yang kemudiaan diikuti oleh faktor biaya, keamanan dan kenyamanan dan ketepatan waktu dengan prosentase masing-masing sebesar 25 %, 20,67 % dan 8 %. Hasil Analisa. Pada studi ini, penghasilan responden dan maksud perjalanan responden digunakan sebagai independent variabel yang dianalisa berkaitan dengan pemilihan penggunaan Jembatan Suramadu. Variabel ini digunakan setelah dilakukan trial dan error untuk menemukan tingkat significan terbaik dari beberapa variabel yang lain. Dengan menggunakan Regression Binary Logistic pada program bantu SSPS 16, maka hasil analisanya adalah sebagai berikut. Tabel 5: Hasil Analisa Hubungan Variabel 1 Tabel 6: Hasil Analisa Hubungan Variabel 2 ISBN 978-979-18342-1-6 A-229

[5] Widiastuti A., 2003, Kompetisi Pemilihan Moda antara Bus dan Kereta Api, Rute : Surabaya Jogjakarta, Tesis Magister, Manajemen dan Rekayasa Transportasi, ITS Dari hasil analisa pemodelan di atas dapat terlihat bahwa variabel penghasilan dan maksud perjalanan responden significan dengan p < α = 5 %, yaitu variabel penghasilan dengan p = 1.4 % dan variabel maksud perjalanan dengan p = 0.1 %. Hal ini berarti bahwa variabel penghasilan dan maksud perjalanan berpengaruh besar pada pemilihan responden untuk menggunakan Jembatan Suramadu. Semakin besar penghasilan seseorang maka tingkat kepemilikan mobil pribadi lebih besar membuat mereka lebih memilih menggunakan Jembatan Suramadu daripada ferry. Hal ini didukung dengan maksud perjalanan yang dituju. Maksud perjalanan untuk keperluan kerja atau dinas akan lebih efektif dari segi nilai waktu jika menggunakan Jembatan Suramadu. KESIMPULAN Dari hasil wawancara didapatkan hasil bahwa pengguna Jembatan Suramadu memiliki prosentase lebih besar yaitu 76 % dibandingkan dengan pengguna yang lebih memilih tetap menggunakan kapal ferry yaitu sebesar 24 %. Hal ini berarti penggunaan Jembatan Suramadu sebagai salah satu rute tujuan Surabaya Madura mendapat respon yang cukup besar. Sedangkan pengguna jalan yang tetap memilih menggunakan kapal ferry disebabkan karena alasan jarak tempat tujuan yang dekat dengan lokasi pelabuhan dan bagi mereka yang memiliki tujuan bekerja menguntungkan fisik mereka pada saat pulang kerja karena dapat beristirahat di kapal. Studi ini menganalisa hubungan antara variabel penghasilan dan maksud perjalanan dalam menentukan probabilitas pengguna Jembatan Suramadu pada rute Surabaya Madura. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kesignificanan variabelvariabel tersebut pada level 5 %. DAFTAR PUSTAKA [1] Ben Akiva, M and Steven L.R., 1985, Discrete Choice Analysis : Theory and Application to Travel Demand, Cambridge, MAMIT Press [2] Masliyah, 2008, Kompetisi Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Moda Jalan Raya (Mikrolet/Bison) dan Moda Jalan Rel (Komuter) Rute Surabaya-Sidoarjo, Tesis Magister, Manajemen dan Rekayasa Transportasi, ITS [3] Permain, D and Swanson, 1991, Stated Preference Techniques : A Guide to Practice, Steer Devices and Hque Consulting Group, London [4] Tamin, O.Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB A-230 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009