KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

V. ANALISIS DAN SINTESIS

Gambar 27. Ilustrasi Pengembangan Konsep Ruang Pada Tapak

DATA DAN ANALISIS Kondisi Fisik Kelurahan Kuin Utara Topografi Hidrologi Kondisi Fisik Bangunan Tata Guna Lahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

RENCANA PENATAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL KAMPUNG KUIN, BANJARMASIN DIAH ANGGUN DARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI BERBASIS BIOREGION. Oleh : ARIN NINGSIH SETIAWAN A

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

BAB V ANALISIS. V.1.1 Kualitas Lahan Permukiman. yang telah ditentukan masyarakat bersama. V.1.2 Kapasitas Lahan Permukiman

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

V. KONSEP PENGEMBANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

ANALISIS DAN SINTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Materi ke-13 9/7/2014 DASAR EKOLOGI PADA PENGELOLAAN LANSKAP DAN IMPLEMENTASINYA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (43-50)

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tabel 9. Penggunaan Lahan di Tapak Tahun Jenis Penggunaan Lahan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apa saja Struktur Ruang dan Pola Ruang itu??? Menu pembangunan atau produk dokumen yang kita buat selama ini ada dibagian mana??

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemberdayaan Masyarakat

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TABEL 44 INDIKASI PROGRAM PENATAAN ATAU PENGEMBANGAN KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

BAB I PENDAHULUAN. dan dikelola dengan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.2. Tipologi kota-kota perairan di Pulau Kalimantan Sumber: Prayitno (dalam Yudha, 2010)

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

A. Pemanfaatan Air Sungai Citarum oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta. Raharja Kabupaten Bandung Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KSA adalah kawasan dengan ciri khas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB IV PEMAHAMAN DAN ANALISIS LAHAN

Transkripsi:

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL Konsep Lanskap Total Konsep total dari perancanaan ini adalah menata apa yang ada saat ini dan mengendalikan tapak sedemikian rupa untuk mencegah penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan daya dukung serta mengarahkan perkembangan di masa depan. Untuk memperkuat karakter spesifik yang menjiwai lingkungan/tapak dan menjaga keselarasan antara lingkungan lama dan pembangunan baru mendekati perkembangan aspirasi masyarakat Penataan Kampung Kuin ini dianggap perlu untuk diterapkan pada kawasan permukiman tradisional ini. Hal ini dikarenakan banyaknya perubahan yang terjadi di kawasan ini. Salah satunya adalah perubahan pola dan arah orientasi. Kegiatan penataan ini dilakukan untuk mengendalikan perubahan yang ada dan mempertahankan lanskap budaya yang masih ada. Penataan dilakukan untuk mempertahankan kawasan tradisional ini agar tetap berkelanjutan ditengah pembangunan Kota Banjarmasin yang pesat. Selain itu, sungai sebagai pendukung kehidupan kawasan juga menjadi bagian dari pelestarian. Oleh karena itu, tindakan pelestarian permukiman harus berorientasi pada kelestarian sungai. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun dengan adanya permukiman sepanjang tepian sungai tetapi kebersihan dan kelestarian sungai juga dapat terjaga. Upaya pelestarian permukiman dilakukan dengan tindakan konservasi dengan pendekatan sosial budaya, sedangkan upaya pelestarian sungai dilakukan dengan tindakan konservasi dengan pendekatan ekologi. Konsep Ruang Pembagian ruang dilakukan untuk melindungi dan melestarikan kawasan tradisional Kampung Kuin dari kegiatan pembangunan kota yang terkadang kurang mendukung upaya pelestarian kawasan bernilai budaya. Pembagian ruang dilakukan berdasarkan pada zonasi eksisting yang kemudian dikembangkan Ruang tersebut dibagi menjadi zona inti, yaitu zona yang dilestrikan, zona

62 penyangga untuk menjaga kawasan yang dilestarikan dari ancaman pembangunan yang kurang mendukung dan zona pengembangan. Zona inti merupakan ruang yang bernilai tradisional tinggi sehingga perlu dilestarikan. Zona inti ini, terbentuk dari sosial budaya masyarakat setempat. Pada zona ini terdapat lanskap vernakular yang memiliki nilai budaya tinggi. Lanskap vernakular tersebut adalah rumah-rumah tradisional Banjar, komplek masjid dan makam Sultan Suriansyah. Semua bentukan lanskap vernakular tersebut merupakan bukti otentik bahwa kawasan ini merupakan kawasan bekas kerajaan sehingga diperlukan usaha pelestarian yang konservatif. Rumah-rumah tradisionl yang ada termasuk Masjid dan Makam Sultan Suriansyah harus menjadi identitas kawasan ini. Zona penyangga merupakan zona yang melindungi zona inti. Zona penyangga kawasan permukiman tradisional merupakan zona yang membatasi pemukiman dengan kawasan permukiman yang tidak memiliki nilai tradisional. Zona ini melindungi zona permukiman tradisional dari pembangunan yang kurang mendukung. Zona ini masih dapat dikembangkan tetapi dengan syarat tertentu agar tidak menggangu zona inti. Zona pengembangan merupakan zona terluar dan dapat dikembangkan untuk permukiman baru. Zona ini diperuntukkan bagi perkembangan permukiman karena pada zona ini masih terdapat lahan terbuka yang cukup luas. Penduduk yang berada pada zona ini adalah warga pendatang dari luar Kampung Kuin. Gambar 34. Diagram Konsep Ruang

63 Konsep Sirkulasi Sirkulasi yang direncanakan akan menghubungkan ruang-ruang yang ada dalam tapak yang akan mengakomodasi aktivitas sosial masyarakat setempat. Sirkulasi dalam tapak terdiri dari dua jenis, yakni sirkulasi air dan sirkulasi darat. Pada sirkulasi air, akses utama keluar masuk kawasan adalah melalui sungai. Dermaga sebagai pintu masuk dari jalur sungai direncanakan berada pada tiga titik, yaitu tepat berada pada pasar apung dan di tepat di depan Masjid dan Makam Sultan Suriansyah. Pada pola sirkulasi darat diklasifikasikan lagi menjadi jalur sirkulasi kendaraan dan jalur sirkulasi pejalan kaki. Jalur sirkulasi kendaraan direncanakan dibangun di luar zona inti sehingga tidak membelah zona inti. Hal ini bertujuan agar dengan adanya akses kendaraan tidak merusak zona inti sehingga tidak mengganggu upaya pelestarian. Pintu masuk melalui jalan darat yang ada harus dapat berkolaborasi dengan jalur transportasi sungai. Hal ini sangat penting agar transportasi sungai tidak ditinggalkan. Gambar 35. Diagram Konsep Sirkulasi Konsep Vegetasi Penanaman vegetasi ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi ekologis dan kualitas visual sungai. Konsep vegetasi yang direncanakan adalah penggunaan vegetasi asli pada kawasan Kampung Kuin seperti pohon rambai dan pohon jingah. Selain itu, deretan perdu juga digunakan sebagai pebatas antara zona inti dengan zona penyangga.

64 Pohon rambai dengan nama latin Baccaurea motlryana ini biasanya dapat ditemui di daerah dengan ketinggian 0-750 m dpl, pada jenis tanah liat kuning berpasir. Pohon jingah memiliki nama latin Gluta renghas ini adalah kayu hutan yang bisa tumbuh dengan mudah di daerah tropis, dan kayu ini adalah jenis kayu yang yang cukup berkualitas bisa di jadikan bahan bangunan. Akan tetapi pohon kayu jingah juga bisa dijadikan pohon untuk penghijauan hutan dan bisa tumbuh di daerah berair baik permanen maupun tidak. walau pertumbuhan memang agak lama akan tetapi bisa tumbuh dalam jangka panjang sampai ratusan tahun. Gambar 38. Pohon Jingah (Gluta renghas) (Sumber: http://restu-j1e108042.blogspot.com) Gambar 37. Pohon Rambai (Baccaurea motlryana) (Sumber: http://ivyidaong4.blogspot.com) Konsep Sanitasi Permukiman Kampung Kuin merupakan permukiman tradisional dengan ciri khasnya yang berada di sepanjang tepian sungai. Pembuangan limbah secara langsung ke sungai dari rumah-rumah yang berada di tepi sungai ini menyebabkan pencemaran air sungai. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem sanitasi untuk

65 menyaringan limbah tersebut agar tidak mencemari sungai. Salah satu cara yang efektif adalah pembuatan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) dengan sistem septic tank komunal. Septick tank komunal adalah bak penampungan yang dibuat unruk menampung limbah domestik dari 10-100 rumah atau lebih dengan sistem perpipaan. Limbah ini ditampung ke dalam bak penampungan kotoran yang kedap air. Gambaran mengenai sistem sanitasi komunal ini dapat dilihat pada Gambar Gambar 40. Gambar Ringkasan Sistem Komunal (Sumber: Rhomaidhi, 2008)