BAB I. PENDAHULUAN A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Data Penjualan Mobil Nasional Kuartal 1 Th (Sumber : Tugas Akhir / Muhammad Shalahudin /

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. roda dua dan merupakan pabrikasi alat transportasi roda dua di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya pasar otomotif nasional dalam hal mobil compact, membuat

VII. PEMBAHASAN. A. Aspek Umum (Membuat Usulan Perbaikan pada Sistem On The Job Development pada Pelatihan GL s Role)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Tugas Akhir Latar Belakang Masalah. Pada produksi yang mempunyai tipe produksi massal, yang melibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENULISAN TUGAS METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh industri di era globalisasi ini dituntut untuk menghadapi persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memenangkan persaingan bisnis yang ada dengan keunggulan kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dari tahun ke tahun kebutuhan konsumen terhadap alat transportasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

14 PRINSIP TOYOTA WAY

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Kiprahnya di dunia otomotif

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

Bab 5. Simpulan. membentuk sebuah mesin yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy

BAB II LANDASAN TEORI

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangannya industri otomotif di Indonesia dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memperlihatkan kemajuan dan peningkatan pada semua aspek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai gaya yang diinginkan masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingginya penjualan mobil ditahun 2010 sebesar 763,751 unit. Bahkan,

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan merupakan suatu organisasi bisnis yang meraih reward dan

PERAMALAN PERMINTAAN BAN MOBIL PENUMPANG PT GOODYEAR INDONESIA TBK. Oleh RUDI AWALUDIN A

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

BAB I PENDAHULUAN. terhubung dengan PT. Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) di area Gresik,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sumber daya pemasok maupun pelanggan, hal ini bertujuan membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. ADM merupakan perusahaan Joint Venture antara Daihatsu Motor Company Ltd

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dewasa ini perekonomian pada era globalisasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kapabilitas yang akan berujung pada kompetensi inti yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle time

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tersebut telah membangun citra merek dalam mengiklankan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang akurat, handal serta up to date, dealer selaku wakil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. tahun 2006 untuk semua tipe produk dan beberapa produk model baru yang

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB II HASIL SURVEY. Toyota Motor Corporation (saham 49%), Jepang. Selama 30 tahun, PT. Toyota-

BAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT. TMMIN) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Populasi Mobil di Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

Bab I. Pendahuluan. Negara Jepang adalah negara yang maju dibidang teknologinya. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN. bulan sepanjang semester I tahun kuatnya penetrasi motor hasil produksi PT. XYZ di setiap segmen.

Berikut jenis training & materinyaa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Toyota Astra Motor Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi agar perusahaan dapat melakukan proses produksi. Teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi mengalami

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung oleh stabilnya pertumbuhan ekonomi domestic, lancarnya aliran investasi, maraknya pembanguan infrastruktur, serta meningkatnya kapasitas produksi industri otomotif. Permintaan terhadap segmen mobil penumpang di Indonesia diperkirakan naik 8% menjadi 950.000 unit di tahun 2014 atau naik 8% dari tahun 2013 yang mencapai 874.000 unit. Pertumbuhan penjualan produsenprodusen mobil utama di Indonesia berasal dari permintaan pasar yang cukup tinggi. Pasar tertinggi penjualan mobil domestik Indonesia masih dipegang oleh Toyota dengan pangsa pasar mencapai sekitar 36%, diikuti oleh Daihatsu di posisi kedua dengan pangsa pasar kurang dari 15%, posisi ketiga diduduki oleh Suzuki dengan pangsa pasar sebesar 11.3%. Toyota sendiri sebagai leader market penjualan mobil di Indonesia merespon positif terhadap hasil penjualan mobil domestik tahun 2013 tersebut. Permintaan pasar yang terus naik dan persaingan industri antara produsen produsen mobil yang semakin ketat, menjadikan motivasi tersendiri bagi Toyota dalam mengembangkan bisnisnya terutama di segmen mobil penumpang di Indonesia. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT.TMMIN) sebagai perwakilan tunggal dari Toyota Motor Corporate (TMC) Jepang mengantisipasi kenaikan pasar domestik Indonesia dengan penambahan model baru dan menaikkan kapasitas produksinya dengan basis IMV ( Mobil Keluarga ) dan EFC ( City Car ) sebagai model utamanya. Sampai periode tahun 2016, Toyota berencana menambahkan 2 model baru, yaitu type 810A dan 809A serta full model change sebanyak 5 X, serta penambahan kapasitas produksi dengan target produksi pada tahun 2015 menjadi sebesar 300.000 unit setiap tahun melalui 2 pabrik yang berada di Karawang, dengan fokus produksi IMV di Karawang Plant 1 dan fokus produksi EFC di Karawang Plant 2, dengan takt time 1.5 1

2 menit per unit untuk IMV dan 2.4 menit per unit untuk EFC dengan artian setiap 1.5 menit dihasilkan satu unit IMV dan pada saat yang sama setiap 2.4 menit dihasilkan satu unit EFC. Toyota sendiri dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia memiliki filosofi dasar yang menjadi acuan. Filosofi dasar itu adalah Toyota Way. Toyota way 2001 adalah sebuah pemikiran, sebuah standart, dan sebuah panduan yang mana merupakan definisi dari misi Toyota corporation dan nilai dari sebuah perusahaan bagi para pelanggan, masyarakat umum, business partners, associates, dan para pihak pihak yang terlibat dengan Toyota. The Toyota Way 2001 penguatan suatu pengakuan bahwa, selagi Toyota lebih cepat meng-globalisasi, orang yang bekerja untuk Toyota diseluruh dunia membutuhkan serangkaian nilai dan konsep umum yang menjadi dasar tindakan mereka. Dengan kata lain, tujuan Toyota Way adalah untuk sharing konsep Toyota pada skala global. Toyota Way sebagai filosofi dasar Toyota dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Toyota Way sebagai filosofi dasar Toyota

3 Toyota Ways memiliki 2 pilar utama dan 5 elemen, yaitu pertama Continuous Improvement, elemen pertama yaitu : Challenge berarti memiliki sikap selalu mencari dan menetapkan masalah yang anda sendiri harus selesaikan. Itu juga berarti sikap tidak mencari dalih dalam kesulitan yang di hadapi tetapi secara terus menerus memperhatikan sesuatu dari sudut pandang apa yang dapat dilakukan untuk membuat sesuatu dapat dilakukan. Kemudian yang kedua adalah kaizen yang berarti, Toyota melakukan perbaikan disetiap unit bisnisnya secara berkelanjutan, dan selalu bergerak untuk melakukan inovasi serta evolusi. Ketiga adalah Genchi Genbutsu yang berarti pergi ke Genba dan menganalisa penyebab terjadinya masalah dengan memperhatikan benda/wujud yang sebenarnya dilapangan. Pilar kedua adalah, Respect for People. Elemen yang terdapat di pilar tersebut adalah respect yang artinya adalah menghargai faktor kemanusiaan orang lain. Kemudian elemen terkahir adalah teamwork yang berarti setiap orang bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah. Selain Toyota Way sebagai filosofi dasar bisnis Toyota, di dalam setiap aturan perusahaan juga diterapkan filosofi yang menjadi acuan dalam mengambil kebijakan sebagai prinsip, prinsip prinsip tersebut antara lain yaitu Build in Quality. Dalam pengutamaan kualitas dari setiap unit yang dihasilkan, Toyota memegang teguh prinsip Build in Quality, yang artinya setiap orang di produksi tidak boleh menerima defect, tidak boleh membuat defect, dan tidak boleh meneruskan defect. Selain itu, prinsip dasar yang lain adalah TPM ( Toyota Productive Maintenance ), TPM memiliki 4 pilar utama, yaitu : 1. Pilar yang pertama itu adalah membangun peralatan yang baik. Divisi Engine Production memainkan peran utama dalam aktifitas ini, berdasarkan konsep membuat peralatan yang sederhana, mudah digunakan dan tidak akan rusak. 2. Pilar yang kedua adalah preventive maintenance. Ini adalah aktifitas maintenance untuk menjamin peralatan tidak akan rusak dengan memperbaiki peralatan sebelum peralatan tersebut rusak, untuk mempertahankan peralatan dalam status ideal.

4 3. Pilar yang ketiga adalah perbaikan kerusakan yang segera dan akurat. Kalau kerusakan terjadi, pertimbangan yang paling penting adalah bagaimana memperbaiki sesingkat mungkin sehingga produksi dapat memulai lagi dan bagaimana untuk mencegah problem (masalah) yang sama terjadi lagi. Departemen Maintenance dari Divisi Engine Production memainkan peran utama dalam aktifitas ini. 4. Pilar keempat Kaizen, atau continuous improvement, dari peralatan yang dalam kondisi baik. Ini berarti mencabut peralatan yang sering rusak atau bermasalah, mengembalikan performance-nya dan mengubah untuk membuatnya menjadi peralatan yang baik yang efisien dan tidak mengakibatkan losses (kerugian). Aktifitas ini terutama adalah pekerjaan Departemen Engineering Service dari Divisi Engine Production. Keempat pilar ini dipromosikan oleh semua anggota, tetapi khusus di area preventive maintenance, departemen produksi memainkan peran utama. Sebisa mungkin sebelum berjalannya produksi seluruh peralatan dipastikan keamanannya dan dalam status ideal. Selain itu juga harus diimbangi dengan keahlian (skill) dari operator yang bekerja di masing-masing line dan pos nya agar tidak menimbulkan defect sehingga tidak merugikan perusahaan. Namun tidak dapat dihindari jika terjadi kesalahan operator berupa kesalahan sepele seperti pelupa, contohnya dalam melakukan suatu perakitan sebuah unit engine, operator lupa melakukan salah satu elemen pekerjaan yang sebenarnya berakibat fatal jika tidak dilakukan. Untuk menghindari kesalahan operator tersebut maka diperlukan suatu alat TCR-2000 yang memiliki fungsi untuk pembacaan ID engine variant serta dapat menampilkan part list apa saja yang diperlukan untuk dirakit oleh operator menjadi sebuah unit engine. Sistem kerjanya yaitu ketika elemen pekerjaan tersebut dikerjakan oleh operator secara berurutan satu per satu, maka elemen pekerjaan tersebut dalam status complete secara berurutan pula sesuai yang dilakukan oleh operator. Namun jika salah satu elemen pekerjaan tersebut terlewati atau tidak dilakukan oleh operator, maka akan terjadi stop line. Ini merupakan suatu bentuk pencegahan timbulnya defect pada produksi unit engine. Alat ini merupakan alat

5 pembuatan Jepang yang didesain sedemikian rupa untuk membantu kerja operator didalam merakit sebuah unit engine, namun di beberapa pos line terdapat beberapa TCR-2000 yang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor umur karena alat tersebut telah beroperasi selama 20 tahun sehingga mengalami kerusakan pada layar touch panel dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi dan perlu untuk diganti. Sehingga dilakukan lah suatu project lokalisasi TCR-2000 oleh maker Indonesia yaitu PT.Indoseraco Sejahtera Engineering Company. B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam proyek akhir ini adalah bagaimana menjaga 5 misi produksi Toyota, yaitu Safety/Environment, Quality, Productivity, Cost, Moral dengan meningkatkan efisiensi peralatan sehingga tercapai pula efektifitas kerja dan efisiensi pekerja yang berujung pada tercapainya Jiritsuka level 4 PT.Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT.TMMIN), Sunter I Plant, Jakarta Utara. C. Batasan Masalah Dalam pembuatan proyek akhir ini, permasalahan yang ada dibatasi dengan beberapa hal, yaitu : 1. Mengetahui secara umum tentang sistem kerja pembacaan ID engine variant dengan menggunakan TCR-2000. 2. Mengetahui secara umum proses transmisi data dari engine code hingga terbaca oleh TCR-2000. 3. Di PT.TMMIN, Sunter I Plant terdapat pengerjaan project TCR-2000 Replacement di beberapa pos di area Assy Main Line. Terkait dengan kerusakan equipment pada TCR-2000 yang lama oleh maker Jepang kemudian dilokalisasi oleh maker Indonesia yaitu PT.Indoseraco Sejahtera Engineering Company. User memilih untuk melokalisasi karena terkait dengan harga yang lebih murah dengan fungsi yang sama. Untuk perbedaann antara kedua nya akan dibahas di Bab IV.

6 Penulis membatasi lingkup masalah yang akan dibahas adalah mengenai hasil monitoring secara langsung ke produksi terhadap TCR-2000 yang baru. 4. Pada pembuatan TCR-2000 tersebut, Construction dikerjakan oleh kontraktor. Dalam kebijakan perusahaan setiap ada project yang tidak mampu untuk dilakukan oleh Internal Kaizen (Continous Improvement), maka akan dikerjakan oleh Kontraktor. Sebagai Engineering Service hanya perlu mendesain bagaimana konsep dasar yang akan dibuat dan melakukan follow up ketika proses fabrikasi dan instalasi. Untuk desain dan konsep dasar nya sendiri, dari pihak Engineering Service memberikan sample TCR-2000 yang lama ke kontraktor. Mengenai program, sistem kerja, bahkan komponen yang digunakan pada control panel nya pun dibuat sama persis dengan TCR-2000 yang lama. 5. TCR-2000 ini connect dengan interlock panel dan conveyor panel (main panel). Penulis membatasi lingkup masalah yang akan dibahas adalah hanya mengenai TCR-2000 dan control panel- nya. Untuk sistem kerja keseluruhan akan dibahas namun tidak untuk pembahasan secara detail mengenai interlock panel dan conveyor panel. D. Tujuan Pembuatan Proyek Akhir Tujuan pembuatan proyek akhir ini adalah : a. Melakukan study banding terhadap materi yang diperoleh dari bangku kuliah dengan dunia kerja di lapangan. b. Melihat secara langsung manajemen perusahaan yang baik dan benar. c. Menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja dan juga dapat berinteraksi di PT.TMMIN, Sunter I Plant. d. Menganalisa dan mempelajari sistem pembacaan ID engine variant yang digunakan di PT.TMMIN, Sunter I Plant. e. Meningkatkan efisiensi peralatan dengan mencegah timbulnya defect sehingga tidak merugikan perusahaan.

7 f. Untuk mempertahankan peralatan dalam status ideal serta mempermudah maintenance apabila terjadi kerusakan dengan pertimbangan yang paling penting adalah bagaimana memperbaiki sesingkat mungkin sehingga produksi dapat memulai lagi dan bagaimana untuk mencegah problem (masalah) yang sama terjadi lagi pada TCR-2000. E. Manfaat Pembuatan Proyek Akhir Manfaat pembuatan proyek akhir : 1. Pembuatan proyek akhir ini diharapkan dapat mendukung kemajuan teknologi otomotif khususnya mobil di Indonesia secara umumnya dan di PT.Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT.TMMIN), Sunter I Plant, Jakarta Utara secara khusunya. 2. Terciptanya peralatan pembacaan ID engine variant yang efisien serta memudahkan operator dalam merakit sebuah unit engine. Selain itu juga mempermudah maintenance ketika peralatan tejadi kerusakan atau error pada sistem pembacaan ID engine varian. F. Metodologi Penelitian Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk penulisan laporan proyek akhir ini melalui beberapa bagian, yaitu: 1. Observasi Pengamatan secara langsung keadaan atau kondisi sesungguhnya di lapangan dan membuat sebuah catatan pribadi dari observasi tersebut. 2. Wawancara Pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung berbagai pihak yang berwenang di lingkungan perusahaan untuk melengkapi informasi yang berkaitan dengan materi yang di teliti.

8 3. Studi Pustaka Metode penelitian yang digunakan dalam mempelajari permasalahan dengan bukubuku panduan dan berbagai literature yang berhubungan degan pokok bahasan dari berbagai sumber dan juga internet. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan proyek akhir ini terbagi dalam lima bab, yaitu : 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang dibuatnya proyek akhir, perumusan masalah, tujuan pembuatan proyek akhir, manfaat pembuatan proyek akhir, dan sistematika penulisan hasil proyek akhir. 2. BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori yang berkaitan dengan pembuatan proyek akhir, sehingga dapat diperoleh pengertian dan pengetahuan yang menunjang bab bab selanjutnya dalam pembuatan proyek akhir ini. 3. BAB III SISTEM PEMBACAAN ID ENGINE VARIANT DENGAN TCR-2000 DALAM PROSES PRODUKSI ENGINE ASSEMBLY Bab ini berisi tentang proses keseluruhan dalam memproduksi mobil Toyota, proses assembly engine, layout assembly line, spesifikasi TCR-2000, pengoperasian dan fungsi, konstruksi, block diagram TCR-2000, dan layout koneksi interlock antar equipment. 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang proses migrasi dari TCR-2000 lama ke baru, proses pembacaan ID engine variant, permasalahan atau keadaan abnormal yang seringkali terjadi pada TCR-2000, serta countermeasure yang dilakukan untuk menangani keadaan abnormal tersebut, dan peningkatan efisiensi yang didapatkan setelah TCR-2000 replacement project. 5. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari pembuatan proyek akhir ini serta saran yang diharapkan dapat berguna.