Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

dokumen-dokumen yang mirip
FREQUENT ASK QUESTION (FAQ) PENYUSUNAN PROPOSAL PNPM PEDULI FASE 2 KEMITRAAN

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

Inisiatif Accountability Framework

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

Kebijakan Manajemen Risiko

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

DANA INVESTASI IKLIM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

2 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Deklarasi Dhaka tentang

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

Kebijakan Jender. The Partnership of Governance Reform (Kemitraan) 1.0

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

BAB IV RENCANA AKSI DAERAH PENGURANGAN RESIKO BENCANA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN

THE VISIONING PHASE. Titien S. Sukamto

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

Penilaian Kapasitas Organisasi

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

LAPORAN AKHIR BANTUAN KEUANGAN FORUM PENDIDIKAN UNTUK SEMUA (PUS) KOTA SURAKARTA TAHUN 2015

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) 2. Peraturan P

PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN. 8 Mei 2018

L A P O R A N K I N E R J A

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT

MODUL 1: PENGANTAR TENTANG KETANGGUHAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA. USAID Adapt Asia-Pacific

Call for Proposal SUB-RECIPIENT (SR) NASIONAL COMMUNITY SYSTEM STRENGTHENING (CSS) DAN REMOVING LEGAL BARIER (RLB)

I.1. Pengantar. Bab 1 - Pendahuluan

ASK Laporan Analisis Kebijakan

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PANDUAN KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2017

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RENCANA STRATEGIS FREEDOM OF INFORMATION NETWORK INDONESIA (FOINI)

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II PENGATURAN PEKERJA RUMAHANMENURUT KONVENSI ILO N A. Konvensi Sebagai Produk ILO dan daya Ikatnya Bagi Negara-negara

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS LAYANAN DASAR BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN RENTAN. 8 Mei 2018

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dan multi dimensional. Persoalan kemiskinan bukan hanya

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT

ANGGARAN DASAR KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 11 FEBRUARI 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

Metadata untuk Penyusunan Rencana Aksi yang Partisipatif

INDONESIA NEW URBAN ACTION

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

Transkripsi:

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d 13.30 Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Pimpinan pertemuan: Pak Sujana Royat, Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Ketua Kelompok Kerja Pengendali, Tim Nasional PNPM Mandiri. Daftar hadir peserta: (lihat Lampiran 1) Tujuan pertemuan: Menyajikan materi diskusi i) hasil temuan dan rekomendasi dari evaluasi eksternal atas Fase Percontohan PNPM Peduli (Peduli Pilot External Assessment); dan ii) keseluruhan disain dan kerangka kerja untuk Fase II serta setiap rancangan disain program yang sudah disiapkan oleh kelima kandidat Organisasi Pelaksana (Executing Organization / EO) 1 untuk Fase II. Dalam rangka persiapan pertemuan Konsultasi Disain ini, kelima EO telah mempresentasikan rancangan disain mereka kepada Pak Sujana Royat pada tanggal 21 Mei untuk memperoleh masukan. Dalam pertemuan ini, Pak Sujana telah memberikan persetujuannya secara umum atas disain dan arah tujuan bagi Fase II yang mencerminkan fokus yang lebih kuat terhadap hak dan keadilan. Format pertemuan: Pertemuan konsultasi pada tanggal 2 Mei dibuka oleh Pak Sujana Royat. Pertemuan ini terbagi menjadi 3 bagian: i) presentasi hasil evaluasi oleh Donna Holden (Ketua Tim Evaluasi Eksternal PNPM Peduli); ii) presentasi oleh Ibu Felicity Pascoe (Koordinator PNPM Peduli) mengenai kerangka kerja yang diusulkan untuk Fase II; dan iii) presentasi dari masing-masing EO mengenai rancangan disain Fase II mereka. Bagian ini kemudian diikuti dengan sesi diskusi dan Tanya jawab. Hasil-hasi pokok dari pertemuan: 1. Pak Sujana menyetujui rancangan disain para EO dengan memberikan panduan bagi para EO dalam finalisasi proposal mereka sebelum pengajuan dan penilaian (tenggat waktu 17 Mei): a) PNPM Peduli merupakan program inklusi sosial, dan bukan program pembangunan ekonomi ataupun program tentang matapencaharian. Dalam mempromosikan inklusi sosial dan menangani akar permasalahan eksklusi diperlukan suatu pendekatan yang berbeda terhadap pengentasan kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan ekonomi. Matapencaharian 2 telah terbukti merupakan sebuah pintu masuk yang bermanfaat dalam menyatukan individu yang tereksklusi dan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun demikian, matapencaharian tidak seharusnya menjadi satu-satunya fokus atau tujuan. Tujuan akhirnya harus terkait upaya pemulihan martabat, keadilan dan mempromosikan inklusi sosial bagi mereka yang telah tereksklusi baik dari segi ekonomi, sosial, budaya maupun kehidupan sehari-hari. b) Penentuan sasaran harus tertuju pada masyarakat yang paling terpinggirkan, tidak hanya pada masyarakat yang miskin. Sudah ada banyak program pemerintah yang menangani 1 Pelaksana Organisasi (Executing Organization / EO) adalah organisasi masyarakat sipil nasional (Civil Society Organization / CSO) penerima bantuan hibah untuk membangun dan mengimplementasikan sebuah program yang menangani suatu aspek tertentu terkait inklusi sosial. Mereka melaksanakan programnya dengan: bermitra dengan OMS lokal yang diberikan bantuan hibah untuk melaksanakan kegiatan program dengan individu dan kelompok terpinggirkan, mengembangkan kemitraan strategis melalui penelitian, advokasi dan organisasi lain yang dapat membantu mereka mendapatkan pengetahuan guna memberikan pengaruh dan dukungan kapasitas kepada OMS lokal pelaksana kegiatan tersebut. 2 Konsep matapencaharian didefinisikan di sini sebagai sesuatu yang membantu untuk menghasilkan pendapatan. Ini termasuk usaha kecil informal, pekerjaan formal dan kegiatan lain yang membantu untuk menghasilkan pendapatan. Halaman 1/5

pengentasan kemiskinan. PNPM Peduli merupakan satu-satunya program pemerintah yang berfokus utama dalam menjangkau individu dan kelompok masyarakat terpinggirkan dan mempromosikan inklusi sosial. Inilah yang membedakan PNPM Peduli dari programprogram pemerintah lainnya. Masyarakat miskin harus didorong untuk berpartisipasi dalam PNPM Perdesaan dan Perkotaan. c) Program-program EO harus memastikan 80% dari dana diperuntukkan secara langsung bagi mereka yang terpinggirkan. Ini merupakan standar PNPM yang berlaku bagi PNPM Peduli. Hal ini tidak berarti 80% dari dana PNPM Peduli harus dialokasikan dalam bentuk bantuan langsung masyarakat / BLM (block grants) kepada para penerima manfaat. Namun hal ini mensyaratkan bahwa dana harus memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat yang terpinggirkan (misalnya: bagaimana peningkatan kapasitas OMS dan bantuan dana kepada Mitra Strategis dapat memberikan kontribusi langsung kepada individu dan kelompok masyarakat yang terpinggirkan?). d) Keberlanjutan program membutuhkan komitmen dari pemerintah daerah. PNPM Peduli merupakan sebuah program pemerintah (bukan proyek PSF). Program ini tidak berkenaan dengan penyaluran BLM, melainkan untuk membangun suatu model yang dapat menjadi pembelajaran bagi pihak lain dalam hal mempromosikan jalur menuju inklusi. EO/OMS harus membangun keterkaitan satu sama lain guna berbagi pembelajaran dan pengetahuan baru dengan pemerintah daerah. Program ini juga bermaksud untuk mendorong agar pemerintah di masa yang akan datang dapat memadukan pembelajaran dan praktik yang baik ke dalam program-program pemerintah guna perbaikan dalam penentuan sasaran dan peningkatan dalam pemberian layanan. e) Disain harus secara spesifik menguraikan bagaimana para Mitra Strategis akan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan program EO. Yang juga penting adalah memastikan agar sebagian besar dana teralokasikan langsung pada kegiatan-kegiatan yang secara langsung memberikan manfaat kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan. 2. Mempromosikan keterkaitan yang lebih erat dengan PNPM Mandiri dalam Fase II. PNPM Peduli harus memastikan keterkaitan yang jelas dengan Tujuan Pembangunan Program (Program Development Objective / PDO) PNPM Mandiri. 3 EO harus mengacu kepada delapan karakteristik program PNPM dalam memfinalisasi disain mereka. OMS PNPM Peduli harus mendorong dan mendukung mereka dengan percaya diri dan keinginan penuh untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan masyarakat, untuk berpartisipasi aktif dalam PNPM Mandiri dan Musrenbang. PDO dan capaian PNPM Peduli Fase II yang direvisi telah dikembangkan untuk berkontribusi terhadap tujuan-tujuan PNPM Mandiri (terkait dengan akses terhadap layanan, pemerintah yang responsif, dan partispasi dalam kehidupan masyarakat). Data mengenai partispasi dalam forum komunitas di luar kegiatan-kegiatan PNPM Peduli akan terdata oleh program. 3. Memastikan bahwa potensi risiko serta langkah-langkah mitigasi telah teridentifikasi pada awal program. Format proposal Peduli II yang dilengkapi oleh seluruh EO memuat matriks risiko. Hal ini mensyaratkan EO untuk mengidentifkasikan potensi risiko dan langkah-langkah mitigasi terkait: pemangku kepentingan (masyarakat, pemerintah dan mitra non-pemerintah), implementasi (disain, faktor eksternal, manajemen, dll), tata kelola (termasuk kecurangan, korupsi, dan akuntabilitas), dan OMS (keahlian dan kemampuan teknis). 3 Tujuan Pembangunan Program (Program Development Objective / PDO) dari PNPM Perdesaan adalah: agar masyarakat desa di lokasi PNPM-Perdesaan mendapatkan keuntungan dari peningkatan tata kelola pemerintahan dan kondisi sosial-ekonomi. Tujuannya adalah: tujuan keseluruhan dari Program PNPM adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan tata kelola tingkat lokal di daerah perdesaan Indonesia melalui penyediaan sumber daya investasi guna mendukung proposalproposal produktif yang disusun oleh oleh masyarakat, menggunakan proses perencanaan partisipatif. Halaman 2/5

4. Disain program EO harus menjelaskan secara rinci bagaimana mereka akan memprogramkan inklusi sosial. Penentuan sasaran individu/kelompok terpinggirkan dan pemahaman atas akar permasalahan dari eksklusi sosial telah meningkat semenjak fase percontohan dilaksanakan, sebagaimana yang telah diuraikan dalam disain Fase II pada pertemuan ini. Namun demikian, hampir semua EO harus lebih spesifik lagi mengenai apa yang akan dilakukan mitra OMS bersama dengan masyarakat di lapangan dalam upaya menangani akar permasalahan dari pengecualian (eksklusi). Hal ini masih belum terlihat jelas dalam kegiatan-kegiatan yang telah dipresentasikan seperti misalnya: penguatan matapencaharian, pelatihan dan pengembangan kapasitas. 5. Akhirnya, PNPM Peduli pada awalnya bertujuan untuk mendukung anak yatim piatu dan anak-anak jalanan. Hanya ada sedikit dari kedua kelompok masyarakat ini yang diikutsertakan dalam kegiatan fase percontohan. Oleh karenanya sangat disarankan untuk dapat mengupayakan bagaimana agar kelompok anak yatim piatu dan anak-anak jalanan dapat diikutsertakan dalam Fase II. Hal ini mungkin memerlukan keterlibatan EO atau OMS baru yang memiliki keahlian dalam menjangkau dan bekerja dengan kelompok-kelompok tersebut. Presentasi 1: Evaluasi Eksternal Fase Pilot PNPM Peduli: Temuan dan Rekomendasi [Ibu Donna Holden, Team Leader, External Assessment Team] Sebuah tim konsultan eksternal telah dikontrak sejak bulan Agustus hingga Oktober 2012 untuk melakukan evaluasi atas PNPM Peduli Fase Percontohan yang akan memberikan informasi berguna untuk mendesain program tahap II. Evaluasi tersebut menyimpulkan adanya pembelajaran pada lima area pokok: 1) peran dan keunggulan komparatif dari OMS Indonesia; 2) pengembangan kapasitas bagi para OMS agar dapat menjangkau dan memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan; 3) bekerja pada isu tentang peminggiran dan inklusi sosial; 4) bekerja pada area matapencaharian dan inklusi ekonomi; and 5) proses bisnis yang efektif dalam membiayai OMS. Temuan umum: Logika program dan tujuan PNPM Peduli yang kuat dan relevan. Bukti nyata adanya rasa kepemilikan yang tinggi dari Pemerintah Republik Indonesia (Government of Indonesia / GoI) dan kolaborasi yang kuat dengan tim PNPM Peduli. Bukti atas hubungan yang saling menghargai di berbagai tingkat dalam rantai pengaruh PNPM Peduli yang turut berkontribusi terhadap pembentukan lingkungan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang disebut. Kemampuan para penerima manfaat dalam mengartikulasikan perubahan-perubahan yang muncul: peningkatan kepedulian, partisipasi, jaringan sosial, kepercayaan diri dan daya tawar. Pencapaian PNPM Peduli yang signifikan dalam membangun format penyampaian program dalam kerangka waktu yang singkat. Perbedaan tekanan tentang tujuan pembangunan program (apakah ini merupakan suatu program mengenai pengembangan kapasitas OMS atau mengenai inklusi sosial?) yang memerlukan perhatian sesegera mungkin agar PNPM Peduli dan para mitranya dapat memperkuat dampak yang dihasilkan. PNPM Peduli dan para mitranya akan dapat memfokuskan upayanya secara lebih efektif dalam sebuah pernyataan visi yang jelas tentang apa bentuk keberhasilan yang diinginkan oleh PNPM Peduli. Rekomendasi Pokok Halaman 3/5

Kompetensi Institusional kemitraan dalam PNPM Peduli harus dibangun pada pengalaman dan kapasitas dari organisasi, besertapendekatan-pendekatan yang sudah ada. Peningkatan Kapasitas peran PNPM Peduli dalam peningkatan kapasitas harus bermula dari dan sifatnya diposisiskansebagai suatu jaringan agen-agen perubahan, dalam memberdayakan kelompokyang terpinggirkan dan mendukung inklusi sosial. Pembiayaan bagi OMS fokus pendekatan Bank Dunia terhadap pembiayaan bagi OMS sedang diuji dalam PNPM Peduli, harus segera berfokus pada penyelarasan dengan praktik baik yang timbul sehubungan dengan pembiayaan bagi OMS dan bekerja dengan organisasi dan kelompok non-tradisional. Beralih dari n beragam proyek yang tidak beraturan ke arah pendekatan yang lebih programatis. Penyediaan dalam perangkat program untuk penilaian dan perencanaan. Organisasi berfokus kepada kegiatan utamanya masing-masing bagaimana menggunakan PNPM Peduli untuk membangun dan memperkuat kapabilitas dan jaringan yang telah ada, dll. Presentasi 2: Kerangka Kerja Peduli Fase II Revisi Tujuan dan Hasil Pembangunan Program [Ibu Felicity Pascoe, PNPM Peduli Coordinator, PNPM Support Facility] Berdasarkan rekomendasi dari penilaian eksternal dan pembelajaran program, Peduli Fase II telah mempertajam fokus terkait hak dan keadilan dengan tujuan untuk menangani akar-akar permasalahan eksklusi: PDO yang direvisi untuk Fase II: Untuk meningkatkan akses terhadap layanan, pilihan dan kesadaran atas hak bagi masyarakat yang telah terpinggirkan. Tujuan Program: Keberadaan PNPM Peduli adalah untuk mempelajari jalur menuju terwujudnya inklusi melalui pembentukan kumpulan pengetahuan dan pembelajaran tentang apa yang telah berhasil dilakukan dan mengapa dalam rangka memberikan pengaruh pada kebijakan pemerintah, regulasi, pendekatan CSO dan norma-norma sosial, dalam konteks agar mereka yang telah terpinggirkan dapat diakui dan dihargai dan dapat menikmati suatu standar kehidupan yang dianggap normal dalam komunitas sosialnya. Hasil-hasil Program yang Diharapkan 1. Laki-laki, perempuan, kaum muda dan transgender yang terpinggirkan memiliki akses terhadap kesehatan, pendidikan, pelatihan keterampilan, layanan keuangan dan hukum di lokasi-lokasi proyek; 2. Laki-laki, perempuan, kaum muda dan transgender yang terpinggirkan berpartisipasi di luar lingkup program dalam proses pembuatan keputusan yang berdampak pada keberadaan mereka; 3. Hubungan antara masyarakat yang lebih luas dan kelompok yang terpinggirkan mencerminkan adanya penghargaan dan pengakuan atas keragaman yang lebih baik lagi; 4. Laki-laki, perempuan, kaum muda dan transgender yang terpinggirkan memiliki kesempatan penghidupan yang lebih baik; dan 5. Pemerintah Republik Indonesia bersikap responsif terhadap kebutuhan ekonomi dan sosial bagi laki-laki, perempuan, pemuda dan transgender yang terpinggirkan dalam pengembangan kebijakan dan pembentukkan program. Halaman 4/5

Modifikasi disain Fase II berdasarkan pembelajaran dan penilaian 1. Portofolio EO akan berfokus pada isu-isu inklusi sosial tertentu berdasarkan visi dan misi mereka masing-masing. 2. Pengembangan pengetahuan untuk kebijakan yang lebih kuat untuk mempengaruhi perubahan terhadap kebijakan, praktik dan perilaku sosial. 3. Keterlibatan Mitra Strategis dalam mendukung EO untuk mendapatkan pengetahuan dan pengaruh dalam mewujudkan perubahan. 4. Pergeseran pemahaman dalam peningkatan kapasitas yang awalnya adalah pengembangan organisasi menjadi pengembangan kapasitas terkait inklusi sosial. 5. Proses evaluasi dan pengkajian proyek yang diperkuat guna meningkatkan kualitas sejak awal hingga tahap pelaksanaan. Presentasi EO: Masing-masing EO PNPM Peduli mempresentasikan rancangan disain mereka untuk Fase II selama 10 menit. Setiap presentasi menguraikan: fokus dan sasaran program, penerima bantuan yang disasar, jangkauan geografis, dan mitra kerja strategis dan pemerintah yang mereka rencanakan. (lihat Lampiran 4): Partnership for Governance Reform (Kemitraan): Ade Siti Barokah, PNPM Peduli Program Manager Tujuan Program: Memperkuat tata kelola guna meningkatkan akses terhadap perekonomian, layanan dasar dan keadilan sosial bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan di wilayah perbatasan negara dan kawasan hutan. Indonesia for Humanity (IKA): Anik Wusari, Director Tujuan Program: Memberdayakan korban kekerasan guna meningkatkan akses terhadap layanan dasar, penghidupan, keadilan dan kesehatan. Lakpesdam/NU : Laili Nur Farida, PNPM Peduli Program Manager Tujuan Program: Memberikan kontribusi terhadap proses inklusi sosial bagi masyarakat yang mengalami konflik sosial. Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI): Harry Kurniawan, PNPM Peduli Program Manager Tujuan Program: Meningkatkan akses kelompok yang terpinggirkan terhadap layanan kesehatan reproduksi dan seksual. Association for Community Empowerment (ACE): Siti Masriyah, PNPM Peduli Program Manager Tujuan Program: Meningkatkan inklusi kelompok buruh tani dalam proses pembangunan. Halaman 5/5