BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Armanto Witjaksono Akuntansi Biaya, Graha Ilmu, Yogyakarta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nisaa Aqmarina EB10

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALIAN BIAYA PADA SILFIANA BAKERY & CAKE

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA CV MAR DONUTS

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA TOKO KUE VANIA FOOD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA BOLU RASA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

OLAHAN PANGAN DARI UBI JALAR UNGU

PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI BAKERY. Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM :

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB III PEMBAHASAN. produksi makanan berupa pia dan roti saronde. Kata Saronde diambil karena

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

Penerapan Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada Pabrik Kerupuk Kresna. Chriselda Destio 3EB

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIGA SELISIH PADA PABRIK KACANG SANGRAI JAYA RAYA

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING PADA HOME INDUSTRI SHERINA BAKERY

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

ALOKASI BIAYA BERSAMA PADA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus UKM Pembuatan Tahu Bapak Bambang)

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

Written by Administrator Sunday, 06 September :45 - Last Updated Sunday, 06 September :56

ANALISIS VARIANS BIAYA OVERHEAD DALAM EFISIENSI HARGA POKOK PRODUKSI

Langkah Mudah. Spirit of Global Entrepreneurship. Menulis Proposal Bisnis Sederhana. Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013

ANGGARAN FLEKSIBEL DAN HUBUNGAN STANDAR PENYELESAIAN

AKUNTANSI MANAJERIAL AGRI BISNIS [AMA]

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR PRODUK PINTU PADA MOULDING RYAN SAMARINDA BULAN APRIL 2010

INDUSTRI PENGOLAHAN ROTI MANIS DI DIVISI BAKERY HYPERMART ROYAL PLAZA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORITIS

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

Diagram Proses Pembuatan Donat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

CONTOH KASUS ANGGARAN PENJUALAN SAMPAI DENGAN ANGGARAN LABA RUGI

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. berkembang semakin maju guna mendapatkan output secara optimal sehingga

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

EVALUASI BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK ROTI GANHYSA KEDIRI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

Business Plan JAR CAKE. Oleh : Nony Prasmiari Fitri Kusumawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA STANDAR UNTUK MENGENDALIKAN BIAYA PRODUKSI PADA UMKM PRIMA DONUTS KEDIRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Saraswati Diana Pembimbing : Haryono, SE.,MM.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI SHANIA

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

langsung dan biaya overhead pabrik.

BAB X PENGAWASAN MUTU

Dewasa ini semakin banyak bermunculan roti-roti dengan isian yang. variatif. Namun kebanyakan adalah isi dengan citarasa barat.

METODE HARGA POKOK PESANAN

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

ACTIVITY BASED COSTING

Manfaat Harga Pokok Standar untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1996 telah

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

PENGARUH JUMLAH KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK SPONGE CAKE Oleh : Elis Rumini

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

PEMBUATAN ROTI TAWAR DARI TEPUNG SINGKONG DAN TEPUNG KEDELAI

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB V PROSES PENGOLAHAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

HARGA POKOK STANDAR Karakteristik Harga Pokok Standar : Proses penentuan harga pokok standar

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

VII. ANALISIS BIAYA PERSEDIAAN MELALUI PENDEKATAN MODEL PROBABILISTIK

Transkripsi:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aktivitas Perusahaan Dan Proses Produksi 1. Aktivitas Perusahaan Pada umumnya aktivitas awal dari keseluruhan perusahaan adalah aktivitas yang berhubungan dengan bahan baku pemasaran, pembelian maupun pemakaian bahan baku. PT. Dunkindo Lestari atau lebih dikenal dengan nama Dunkin Donuts merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang food & Beverage, melakukan aktivitas pemakaian bahan baku yang dimulai pada saat proses produksi dilakukan, serta bahan baku yang digunakan oleh perusahaan adalah bahan baku yang dapat dibeli dan mengadakan kerja sama dengan pihak luar ( Supplier ) untuk melakukan penelitian dan pengembangan bahan baku yang digunakan. Keberhasilan perusahaan untuk memasarkan produk dengan sukses salah satunya akan bergantung kepada bagian pemasaran. Keberhasilan ini dapat ditunjukan dari terserapnya produk ke pasar dengan tetap memperoleh keuntungan yang diharapakan serta tercapainya pangsa pasar tertentu. PT. Dunkindo Lestari atau Dunkin Donuts bukan merupakan tipe perusahaan yang menjual produknya ke konsumen akhir. PT. Dunkindo Lestari juga melakukan kontrak pemasaran dengan beberapa perusahaan lain, dengan demikian PT. Dunkindo Lestari hanya menentukan biaya standar yang diperlukan dengan mengembangkan harga jual yang sudah diketahui agar memperoleh keuntungan yang diharapkan. Dalam proses produksi yang sifatnya stock ready atau massa biasanya bentuknya relative sama dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan 44

pesanan. Sedangkan yang sifatnya pesanan dari konsumen, biasanya barang yang dipesan ada sedikit perubahan rencananya. Sebab konsumen tersebut ada yang tidak puas dengan hasil rencana yang ada atau yang telah tersedia di PT. Dunkindo Lestari dengan cara seperti ini konsumen dapat menyampaikan keinginan bentuk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan si konsumen tersebut. Dalam hal ini konsumen dapat berkonsultasi langsung kebagian perencanaan produksi. 2. Proses Produksi Proses produksi adalah rangkaian kegiatan terpadu dan berjalan berkaitan dengan pengelolahan sumber daya berupa masukan (input) menjadi produk (output) dalam jangka waktu penyelesaian tertentu. Proses produksi yang dilakukan mulai dari bahan baku hingga produksi jadi melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Mixing Yaitu proses pencampuran ingredient menjadi satu 2. Table Yaitu Proses pengembangan dan pembentukan donuts 3. Frying Yaitu Proses penggorengan donuts 4. Toping Yaitu Proses penghiasan donuts sesuai dengan selera 45

Bahan Baku yang digunakan dalam proses pembuatan Dunkin Donuts yaitu : 1. Tepung Terigu Terigu yg digunakan adalah terigu yg mempunyai range kandungan protein 11%-13%. Bisa jadi terigu tersebut adalah campuran antara terigu protein tinggi dan terigu protein sedang. Ada beberapa merk tepung terigu yang mempunyai kandungan protein tertentu. Terigu yg di gunakan oleh PT. Dunkindo Lestari ini menggunakan spesifikasi tertentu. Namun secara umum, yang digunakan adalah tepung berprotein sedang saja tanpa dicampur tepung berprotein tinggi. Tujuannya penggunaan tepung berprotein sedang ini akan membuat struktur donat menjadi empuk dan mengembang. Bila tepung yang digunakan berprotein tinggi, maka hasilnya adalah donat yang padat atau bantat. 2. Gula Gula yang digunakan dalam adonan donat tidak banyak, maksimal 15% dari berat tepung. Gula berfungsi sebagai pemberi rasa, makanan ragi (ketika proses fermentasi), memberi warna, membuat empuk, dan membuat daya tahan lebih lama. 3. Garam Garam berfungsi memberikan rasa dan mengontrol fermentasi. Jika garam bertemu dengan gula, akan menimgulkan rasa gurih. Bahkan dalam suatu komposisi tertentu, garam dan gula bisa menggantikan fungsi vetsin (MSG) pada makanan. 46

4. Lemak Lemak (fat) ini berbentuk mentega, margarin, butter, dan shortening. Fungsi lemak adalah untuk melumasi adonan, memberi rasa sedap, dan menambah daya tahan makanan. 5. Susu Susu yang digunakan bisa berupa susu cair atau pun susu bubuk. Susu juga menyumbangkan lemak dalam adonan, sehingga mampu memberi rasa. Susu juga berfungsi sebagai buffer (penyangga, penjaga kadar ph) dalam proses fermentasi. 6. Telur Kuning telur digunakan untuk buat donat lebih empuk. Kuning telur juga mengurangi kecenderungan collapse ketika donat digoreng. Selain itu, kuning telur juga mengandung lecithin alami yang begitu bermanfaat bagi tubuh. PT. Dunkindo Lestari tidak menggunakan telur segar namun berupa tepung kuning telur (egg yolk powder). Alasannya, dengan menggunakan egg yolk powder, bakteri sudah diminimalkan dan air juga sudah dihilangkan sehingga higienitas lebih terjaga. 7. Ragi (yeast) Ragi (yeast) adalah organisme yang dicampur dalam adonan makanan untuk proses fermentasi. Preses fermentasi ini membuat adonan donat mengembang 47

karena proses ini menghasilkan gas CO 2 dan alkohol (ikatan karbon) yang membuat adonan berbau wangi. Ragi tidak bisa dicampur dengan bahan pengawet, karena bila hal ini dilakukan, maka ragi tersebut akan mati sehingga adonan tidak dapat berkembang. 8. Pengembang ( improver / dough conditioner ) Dough (adonan yang berbuih) membutuhkan improver yang berisi enzim, emulsifier, dan oxidizing agents. Enzim membuat fermentasi berjalan lebih baik, emulsifier membuat adonan lebih kuat atau lebih lembut, sedangkan oxidizing agents beguna untuk membuat adonan lebih kuat dan liat. Fungsi dari dough conditioner ini intinya adalah untuk membuat adonan lebih empuk, sehingga ketika dimakan terasa soft namun liat. 9. Air Air berfungsi sebagai pengikat semua bahan sehingga ketika di mixer dapat gluten 10. Bahan Lainnya Soy flour (tepug kedelai) berfungsi untuk meningkatkan penyerapan air dan daya tahan. Tepung kedelai mempunyai lechitin yang sangat bagus untuk pengemulsi Chemical leavening agents (contohnya baking powder) memberikan efek besar ketika digoreng, membuat adonan menjadi lebih mekar dan mengurangi penyerapan minyak ketika digoreng. 48

Potato flour memperpanjang daya tahan, membuat produk jadi empuk, dan menyeimbangkan rasa agar tidak terlalu manis. Sedangkan Flour membuat donuts lebih beraroma. 3. Data Produksi Perusahaan Dalam kegiatan operasinya, secara umum produk donuts yang di produksi oleh PT. Dunkindo Lestari dinyatakan satuan Pcs, ½ Dzn ( Lusin ), 1 Dzn ( Lusin ) & 2 Dzn ( Lusin ). Dimana dalam ½ Dzn = 6 pcs, 1 Dzn = 12 pcs, 2 Dzn = 24 pcs. Tabel 4.1 Total Produksi Donut Springkle (DS) PT. Dunkindo Lestari (Dalam Unit) Periode Total Produksi (Unit) Produksi Yang Produk dalam terjual (Unit) proses akhir (Unit) Januari 235,626 212,600 104,258 Februari 203,749 189,631 68,799 Maret 210,199 194,658 81,415 April 201,260 183,902 71,953 Mei 194,524 176,929 77,376 Juni 232,149 213,578 85,618 July 245,411 224,949 104,541 Agutus 205,240 185,999 90,597 September 230,314 208,927 93,201 Oktober 217,852 197,011 105,976 November 234,017 211,664 104,115 Desember 220,150 197,099 102,906 Total 2,630,491 2,396,947 1,090,755 Sumber : PT. Dunkindo Lestari () 49

B. Analisis Penetapan Biaya Biaya standar merupakan biaya yang di anggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan informasi terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang dan juga mengukur tinkgat efisiensi biaya produksi Biaya-biaya yang distandarkan oleh perusahaan antara lain biaya bahan baku dlangsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, penetapan biaya produksi harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati oleh perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak mengalami kerugian karena kesalahan dalam penetapannya. bahan baku langsung yang di kembangkan oleh perusahaan adalah standar kuantitas bahan baku dan standar harga bahan baku, standar kuantitas bahan baku yang ditetapkan berdasarkan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu jenis barang, sedangkan standar harga bahan baku berdasarkan pengalaman yang lalu. tenaga kerja langsung yang di tetapkan perusahaan adalah standar tarif upah dan standar efisiensi tenaga kerja langsung PT. Dunkindo Lestari, menetapkan tarif berdasarkan atas tarif upah yang di tetapkan oleh pemerintah dan lamanya pekerja bekerja, sedangkan standar efisiensi tenaga kerja langsung didasarkan kerja sesungguhnya oleh para pekerja yang mempunyai kemampuan sama rata ketika bekerja dengan mesin pada kondisi normal. 50

tarif overhead yang di tetapkan oleh perusahaan terdiri dari tarif biaya overhead tetap dan tarif overhead variabel. overhead pabrik dengan jumlah jam kerja yang di perkirakan akan dibutuhkan untuk menghasilkan produk tertentu yang telah di tetapkan berdasarkan anggaran produksi. Dalam penulisan skripsi ini pembahasan dibatasi pada satu jenis produk yaitu Donuts Springkle. 1. Perunit Bahan Baku Biaya Bahan Baku adalah biaya bahan baku langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Berikut pada table 4.2 di sajikan perhitungan biaya standar bahan baku untuk memproduksi 1 Pcs donuts. Tabel 4.2 Bahan Baku untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Kuantitas (12 Pcs) Biaya Bahan Baku (12 Pcs) Biaya Bahan Baku (1 Pcs) Harga Bahan Baku (KG) Tepung Terigu 0.725 Rp 8,000 Rp 5,800 Rp 483 Ragi 0.350 Rp 12,500 Rp 4,375 Rp 365 Fresh Milk 0.455 Rp 10,500 Rp 4,778 Rp 398 Telur 0.313 Rp 14,900 Rp 4,656 Rp 388 Gula Pasir 0.300 Rp 10,200 Rp 3,060 Rp 255 Garam 0.075 Rp 3,000 Rp 225 Rp 19 Mentega 0.250 Rp 11,500 Rp 2,875 Rp 240 Minyak Goreng 0.600 Rp 11,900 Rp 7,140 Rp 595 Cocoa Powder 0.060 Rp 39,600 Rp 1,836 Rp 153 Total Rp 113,100 Rp 34,745 Rp 2,895 Sumber : Data sekunder diolah () 51

2. Perunit Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau menghasilkan satu unit produk tertentu Berikut pada table 4.3 di sajikan perhitungan biaya standar tenaga langsung untuk 1 Pcs donuts. Tabel 4.3 Biaya Tenaga Kerja untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Jam (12 Pcs) Tarif Biaya Tenaga Kerja (12Pcs) Biaya Tenaga Kerja (1Pcs) Jenis Pekerjaan Mixing 0.50 Rp 5,333 Rp 2,667 Rp 222 Table 0.50 Rp 6,222 Rp 3,111 Rp 259 Frying 0.25 Rp 5,333 Rp 1,333 Rp 111 Toping 0.25 Rp 5,556 Rp 1,389 Rp 116 Total 1.50 Rp 22,444 Rp 8,500 Rp 708 Sumber : Data sekunder diolah () 3. Perunit Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk yang dapa dibedakan antara biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel. Berikut pada table 4.4 di sajikan perhitungan biaya standar tenaga langsung untuk 1 Pcs donuts 52

Tabel 4.4 Biaya Overhead Pabrik untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Biaya Overhead Pabrik Jam Mesin (12Pcs) Biaya Overhead Biaya Overhead Pabrik (12Pcs) Biaya Overhead Pabrik (1Pcs) Biaya Variabel 1.50 Rp 4,200 Rp 6,300 Rp 525 Biaya Teatp 1.50 Rp 6,200 Rp 9,300 Rp 775 Total Rp 10,400 Rp 15,600 Rp 1,300 Sumber : Data sekunder diolah () Tabel 4.5 Rekapitulasi Biaya Per 1 Pcs Donuts Springkle (DS) PT. Dunkindo Lestari Keterangan Biaya Per unit Biaya Bahan Baku Rp 2,895 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 708 Biaya Overhead Pabrik Rp 1,300 Total Biaya Rp 4,904 Harga Jual 1 Pcs Donuts Rp 8,000 Laba Bruto Perusahaan Rp 3,096 Sumber : Data sekunder diolah () 4. Perhitungan Produk Ekuivalen Untuk menentukan standar yang diperbolehkan untuk setiap komponen biaya, maka kuantitas standar yang diperbolehkan perunit dikalikan dengan jumlah unit ekuivalen dari unit produk yang diproduksi selama periode tersebut.perhitungan ini harus mencerminkan tingkat penyelesaian dari barang dalam proses. 53

Karena penekanan standar adalah pengendalian biaya, maka standar produksi dihitung untuk produksi periode berjalan. Ket Tabel 4.6 Total Produk Ekuivalen Donuts Springkle ( Pcs ) PT. Dunkindo Lestari Produk Unit Selesai WIP Akhir % Penyelesaian Total Produk Ekuivalen Bahan Baku Langsung 2,630,491 1,090,755 100% 3,721,246 Tenaga Kerja Langsung 2,630,491 1,090,755 60% 3,284,944 Overhead Pabrik 2,630,491 1,090,755 60% 3,284,944 Berdasarkan produksi ekuivalen dapat di tentukan jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. C. Penentuan Biaya 1. Penentuan Biaya Bahan Baku Langsung biaya bahan baku perusahaan ditentukan oleh dua unsur yaitu standar harga bahan baku dan standar kuantitas bahan baku. 1. Kuantitas Bahan Baku Kuantitas bahan baku merupakan pedoman pengeluaran kuantitas bahan baku yang seharusnya di pergunakan untuk membuat produk. kuantitas bahan baku di tetapkan oleh perusahaan. 54

2. Harga Bahan Baku harga bahan baku merupakan harga bahan baku yang seharusnya di beli di PT. Dunkindo Lestari. Menetapkan harga bahan baku berdasarkan harga bahan baku sebelumnya. Berikut data mengenai sumber harga bahan baku perusahaan. Berikut pada table 4.7 di sajikan perhitungan komposisi standar bahan baku langsung dengan menggunakan biaya produk ekuivalen untuk 1 pcs donuts Tabel 4.7 Komposisi Bahan Baku (PE) untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Bahan Baku (KG) Kuantitas (KG) Produk Ekuivalen Kuantitas Harga (KG) Total Tepung Terigu 0.060 3,721,246 224,825 Rp 8,000 1,798,602,233 Ragi 0.029 3,721,246 108,536 Rp 12,500 1,356,704,271 Fresh Milk 0.038 3,721,246 141,097 Rp 10,500 1,481,521,064 Telur 0.026 3,721,246 96,907 Rp 14,900 1,443,920,974 Gula Pasir 0.025 3,721,246 93,031 Rp 10,200 948,917,730 Garam 0.006 3,721,246 23,258 Rp 3,000 69,773,363 Mentega 0.021 3,721,246 77,526 Rp 11,500 891,548,521 Minyak Goreng 0.050 3,721,246 186,062 Rp 11,900 2,214,141,370 Cocoa Powder 0.005 3,721,246 18,606 Rp 30,600 569,350,638 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU STANDAR 10,774,480,163 Sumber : Data sekunder diolah () 55

2. Penentuan Biaya Tenaga Kerja Langsung biaya tenaga kerja langsung merupakan pedoman biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Perusahaan dalam menetpakan standar biaya tenaga kerja langsung ditentukan oleh 2 ( dua ) faktor, yaitu tarif upah langsung dan standar jam kerja langsung. 1. Jam Kerja Langsung jam kerja langsung merupakan jam kerja yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Perusahaan menetapkan standar jam kerja langsung dilakukan oleh direktur operasional pabrik dan para manager bagian produksi dengan memperhatikan tata letak peralatan, kemampuan karyawan, alat-alat produksi langsung yang di tetapkan perusahaan. Proses Produksi Pada PT. Dunkindo Lestari berlangsung 3 shiff, untuk shiff Pertama mulai pukul. 08.00 17.00 WIB. Shiff ke-2 mulai pukul 11.00-20.00 WIB, untuk shif ke-3 mulai pukul. 14.00 23.00 WIB. Istirahat selama satu jam, istirahat tersebut ditentukan tergantung shif masuk. Waktu efektif produksi yaitu 15 Jam perhari. 2. Tarif Upah Langsung tarif upah langsung merupakan tarif upah langsung yang seharusnya terjadi. tarif upah ini di tetapkan oleh perusahaan didasarkan pada upah periode lalu dan mengikuti kebijakan pemerintah mengenai upah minimum regional (UMR), tarif upah langsung ini di tetapkan 56

oleh bagian umum dan bagian akuntansi. Adapun data yang di peroleh dari perusahaan adalah sbb : Tabel 4.8 Biaya Tenaga Kerja Langsung (PE) untuk 1 pcs Donuts Springkle (DS) Jenis Pekerjaan Jam Kerja (1 Pcs) Produk Ekuivalen Jam Kerja Langsung Tarif Upah (Perjam ) Total Mixing 0.04 3,284,944 136,873 Rp 5,333 729,987,556 Table 0.04 3,284,944 136,873 Rp 6,222 851,652,148 Frying 0.02 3,284,944 68,436 Rp 5,333 364,993,778 Toping 0.02 3,284,944 68,436 Rp 5,556 380,201,852 TOTAL STANDAR BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG 2,326,835,333 3. Penentuan Biaya Overhead Pabrik biaya overhead pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi untuk membuat suatu produk. Dalam menetapkan standar tarif biaya overhead pabrik, PT. Dunkindo Lestari melakukan koordinasi dan kerjasama antara bagian produksi, personalia, dan akuntansi. Perusahaan dalan membebankan biaya overhead pabrik kepada produknya menggunakan dasar jam kerja langsung yaitu anggaran overhead pabrik dibandingkan dengan taksiran jam kerja langsung. Sedangkan untuk menentukan perhitungan biaya overhead pabrik seperti biaya listrik, biaya telepon, biaya air, biaya pemeliharaan dan perawatan, dll 57

menggunakan persentase. Persentase untuk produksi donuts 50%, Beverage 40%, dan Sandwich 10%. Adapun anggaran biaya overhead pabrik pada tahun adalah sebagai berikut. Tabel 4.9 Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari Tahun No Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik All Produksi Persentase Produksi Donuts Biaya Overhead Variabel : 1 Biaya Listrik 447,946,944 50% 223,973,472 2 Biaya Telepon 255,922,398 50% 127,961,199 3 Biaya Air 281,613,858 50% 140,806,929 Jumlah Biaya Variabel 985,483,200 492,741,600 Biaya Overhead Tetap : 1 Biaya Pemeliharaan & Perawatan 871,611,144 50% 435,805,572 2 Biaya Penyusutan Mesin 235,200,000 50% 117,600,000 3 Biaya Penyusutan Gudang 213,000,000 50% 106,500,000 4 Biaya Penyusutan Inventaris Prod 281,599,056 50% 140,799,528 Jumlah Biaya Tetap 1,601,410,200 800,705,100 TOTAL 2,586,893,400 1,293,446,700 Sumber : Data sekunder diolah () Kapasitas = 410,618 Jam Kapasitas Normal Jam Mesin = 374,119 Jam Mesin \ Biaya overhead variabel : Rp. 492,741,600 410,618 Jam = Rp. 1,200 58

Biaya overhead tetap : Rp. 800,705,100 = Rp. 1,950 410,618 Jam + Tarif BOP Pada Kapasitas Rp. 3,150 D. Perhitungan & Analisis Varians PT. Dunkindo Lestari telah menetapkan biaya standar produksi untuk setiap produk yang dihasilkan, dengan adanya standar yang telah ditetapkan perusahaaan dapat mengetahui tingkat efisiensi biaya produksi dengan membandingkan antara biaya aktual yang terjadi dalam kegiatan produksi dengan biaya standar yang telah ditetapkan, selisih antara biaya standar actual dengan biaya standar disebut varians perbandingan antara biaya actual yang terjadi dengan biaya standar yang telah di tetapkan kemungkinan dapat menimbulkan selisih yang menguntungkan ( Favourable ) dan selisih biaya yang tidak menguntungkan ( Unfavourable ). Kedua selisih ini sebaiknya dianalisa untuk dapat melakukan tindakan perbaikan analisa varians biaya produksi dibagi menjadi tiga bagian analisa yaitu analisa varians bahan baku langsung, varians tenaga kerja langsung dan varians biaya overhead pabrik. 1. Analisa Varians Bahan Baku Langsung Sebelum menganalisa varians bahan baku langsung penulis akan menampilkan data total biaya bahan baku aktual. 59

Bahan Baku (KG) Tabel 4.10 Komposisi Bahan Baku (PE) untuk 1 Pcs Donuts Springkle (DS) Kuantitas (KG) Produk Ekuivalen Kuantitas Harga (KG) Total Tepung Terigu 0.038 3,721,246 139,547 Rp 6,500 907,053,713 Ragi 0.019 3,721,246 69,773 Rp 9,000 627,960,263 Fresh Milk 0.046 3,721,246 172,108 Rp 12,500 2,151,345,344 Telur 0.026 3,721,246 96,907 Rp 14,900 1,443,920,974 Gula Pasir 0.018 3,721,246 68,223 Rp 7,500 511,671,325 Garam 0.006 3,721,246 23,258 Rp 3,000 69,773,363 Mentega 0.025 3,721,246 93,031 Rp 13,000 1,209,404,950 Minyak Goreng 0.050 3,721,246 186,062 Rp 11,900 2,214,141,370 Cocoa Powder 0.005 3,721,246 18,606 Rp 30,600 569,350,638 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU AKTUAL 9,704,621,938 Sumber : PT. Dunkindo Lestari Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku aktual. 60

Tabel 4.11 Rekapitulasi Komposisi Bahan Baku PT. Dunkindo Lestari Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Harga Total Biaya Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Harga Total Biaya Bahan Baku Total Varians komposisi Bahan Baku Tepung Terigu 224,825 Rp 8,000 1,798,602,233 139,547 Rp 6,500 907,053,713 891,548,521 Ragi 108,536 Rp 12,500 1,356,704,064 69,773 Rp 9,000 627,960,263 728,744,008 Fresh Milk 141,097 Rp.10,500 1,481,521,064 172,108 Rp12,500 2,151,345,344 (669,824,280) Telur 96,907 Rp.14,900 1,443,920,974 96,907 Rp14,900 1,443,920,974 - Gula Pasir 93,031 Rp 10,200 948,917,730 68,223 Rp 7,500 511,671,325 437,246,405 Garam 23,258 Rp 3,000 69,773,363 23,258 Rp 3,000 69,773,363 - Mentega 77,526 Rp 11,500 891,548,521 93,031 Rp13,000 1,209,404,950 (317,856,429) Minyak Goreng 186,062 Rp 11,900 2,214,141,370 186,062 Rp11,900 2,214,141,370 - Cocoa Powder 18,606 Rp 30,600 569,350,638 18,606 Rp30,600 569,350,638 - Total Varians Komposisi Bahan Baku 1,069,858,225 Sumber : Data sekunder diolah () Selisih biaya bahan baku terdiri dari 2 ( dua ) jenis selisih yaitu : a. Analisa Varians harga bahan baku Adapun selisih harga bahan baku dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 61

Tabel 4.12 Selisih Harga Bahan Baku Kuantitas (KG) Bahan Baku Harga Harga Selisih Harga Bahan Baku Tepung Terigu 8,000 6,500 139,547 209,320,088 F Ragi 12,500 9,000 69,773 244,206,769 F Fresh Milk 10,500 12,500 172,108 (344,215,255) UF Telur 14,900 14,900 96,907 - Gula Pasir 10,200 7,500 68,223 184,201,677 F Garam 3,000 3,000 23,258 - Mentega 11,500 13,000 93,031 (139,546,725) UF Minyak Goreng 11,900 11,900 186,062 - Cocoa Powder 30,600 30,600 18,606 - Total Selisih Harga Bahan Baku 153,966,553 F Sumber : Data sekunder diolah () Favourabel / Unfavourabel Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah varians harga bahan baku keseluruhan adalah sebesar 153,966,553 yang sifatnya menguntungkan ( Favourable ). Ini dikarenakan harga bahan baku Tepung Terigu, Ragi, dan Gula Pasir lebih rendah dari harga standar yang di tetapkan perusahaan, sedangkan varians yang sifatnya tidak menguntungkan ( Unfavourable ) terdapat pada fresh milk dan mentega, hal ini terjadi karena harga bahan baku ragi dan mentega mengalami kenaikan harga. b. Analisa Selisih kuantitas bahan baku Adapun selisih kuantitas bahan baku dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 62

Tabel 4.13 Selisih Kuantitas Bahan Baku Kuantitas (KG) Kuantitas (KG) Selisih Kuantitas Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Bahan Baku Harga Tepung Terigu 224,825 139,547 8,000 682,228,433 F Ragi 108,536 69,773 12,500 484,537,240 F Fresh Milk 141,097 172,108 110,500 (325,609,025) UF Telur 96,907 96,907 14,900 - Gula Pasir 93,031 68,223 10,200 253,044,728 F Garam 23,258 23,258 3,000 - Mentega 77,526 93,031 11,500 (178,309,704) UF Minyak Goreng 186,062 186,062 11,900 - Cocoa Powder 18,606 18,606 30,600 - Total Selisih Kuantitas Bahan Baku 915,891,672 F Sumber : Data sekunder diolah () Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah varians harga bahan baku keseluruhan adalah sebesar 915,891,672 yang sifatnya menguntungkan (Favourable). Ini dikarenakan harga bahan baku Tepung Terigu, Gula Pasir dan fresh milk, hal ini terjadi karena kuantitas sesungguhnya lebih rendah dari pada kuantitas standar. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable ) terjadi pada Fresh Milk dan Mentega, hal ini terjadi karena kuantitas sesungguhnya lebih besar dari pada kuantitas standar. 2. Analisa Varians Tenaga Kerja Langsung Sebelum menganalisa varians tenaga kerja langsung penulis akan menampilkan data total biaya tenaga kerja langsung aktual. 63

Tabel 4.14 Biaya Tenaga Kerja Langsung Jenis Pekerjaan Jam Kerja Produk Ekuivalen Jam Kerja Langsung Tarif Upah (Perjam ) Total Mixing 0.05 3,284,944 159,685 Rp 5,556 887,137,654 Table 0.02 3,284,944 77,561 Rp 5,778 448,131,249 Frying 0.01 3,284,944 45,624 Rp 4,889 223,051,753 Toping 0.03 3,284,944 91,248 Rp 5,778 527,213,235 TOTAL BIAYA AKTUAL TENAGA KERJA LANGSUNG 2,085,533,891 Sumber : PT. Dunkindo Lestari Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku actual. Tabel 4.15 Rekapitulasi Biaya tenaga Kerja Langsung PT. Dunkindo Lestari Jenis Pekerjaan Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif Total Biaya Jam Upah Tenaga Kerja Kerja Langsung (Perjam ) Biaya Tenaga Kerja Langsung Tarif Upah (Perjam ) Jam Kerja Langsung Total Biaya Tenaga Kerja Total Varinas Biaya Tenaga Kerja Langsung Mixing 136,873 Rp 5,333 729,987,556 159,685 Rp 5,556 887,137,654 (157,150,099) Table 136,873 Rp 6,222 851,652,148 77,561 Rp 5,778 448,131,249 403,520,889 Frying 68,436 Rp 5,333 364,993,778 45,624 Rp 4,889 223,051,753 141,942,025 Toping 68,436 Rp 5,556 380,201,852 91,248 Rp 5,778 527,213,235 (147,011,383) Total Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung 241,301,442 Sumber : Data sekunder diolah () 64

Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari 2 (dua) jenis selisih, yaitu : a. Selisih tarif upah langsung Tabel 4.16 Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Jenis pekerjaan Tarif Upah Tarif Upah Jam Kerja Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Mixing 5,333 5,556 159,685 (35,485,506) UF Table 6,222 5,778 77,561 34,471,635 F Frying 5,333 4,889 45,624 20,277,432 F Toping 5,556 5,778 91,248 (20,277,432) UF Total Selisih Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung (1,013,872) UF Sumber : Data sekunder diolah () Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah penyimpangan tarif upah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar 1,013,872 yang sifatnya tidak menguntungkan (Unfavourable). Ini dikarenakan jenis pekerjaan Mixing dan Toping terjadi karena tarif upah standar lebih kecil dari pada tarif upah sesungguhnya. Sedangkan selisih yang menguntungkan (Favourable ) terjadi pada jenis pekerjaan Table dan Frying hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih besar dari pada tarif upah sesungguhnya. b. Selisih Efesiensi Upah Langsung Adapun selisih efesiensi upah dapat dihitung dengan cara : 65

Tabel 4.17 Selisih Efesiensi Tenaga Kerja Langsung Jenis pekerjaan Jam Kerja Jam kerja Tarif Upah Selisih Harga Bahan Baku Favourabel / Unfavourabel Mixing 136,873 159,685 5,333 (121,664,593) UF Table 136,873 77,561 6,222 369,049,264 F Frying 68,436 45,624 5,333 121,664,593 F Toping 68,436 91,248 5,556 (126,733,951) UF Total Selisih Efisiensi Tenaga Kerja Langsung 242,315,314 F Sumber : Data sekunder diolah () Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa jumlah penyimpangan tarif upah tenaga kerja langsung keseluruhan adalah sebesar 242,315,314 yang sifatnya menguntungkan (Favourable). Ini dikarenakan jenis pekerjaan Table dan Frying, hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih besar dari pada tarif upah sesungguhnya. Sedangkan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable ) terjadi pada jenis pekerjaan Mixing dan Toping, hal ini terjadi karena tarif upah standar lebih kecil dari pada tarif upah sesungguhnya. 3. Analisa Varians Biaya Overhead Pabrik Sebelum menganalisa varians biaya overhead pabrik penulis akan menampilkan data total biaya overhead pabrik aktual. 66

Tabel 4.18 Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari Tahun No Biaya Overhead Pabrik By. Overhead pabrik Biaya Overhead Variabel : 1 Biaya Listrik 235,081,527 2 Biaya Telepon 126,058,333 3 Biaya Air 159,331,787 Jumlah Biaya Variabel 520,471,647 Biaya Overhead Tetap : 1 Biaya Pemeliharaan & Perawatan 355,974,973 2 Biaya Penyusutan Mesin 90,987,596 3 Biaya Penyusutan Gudang 82,675,489 Biaya Penyusutan Inventaris 4 Prod 132,150,173 Jumlah Biaya Tetap 661,788,231 Total Biaya Overhead 1,182,259,878 Sumber : PT. Dunkindo Lestari Untuk mempermudah melakukan analisa, penulis mencoba membuat analisa rekapitulasi biaya bahan baku standar dikurangi dengan biaya bahan baku aktual. Tabel 4.19 Rekapitulasi Biaya Overhead Pabrik PT. Dunkindo Lestari Biaya Overhead Pabrik Kapasitas Biaya Overhead Tarif BOP Total Biaya Overhead Kapasitas Normal Biaya Overhead Tarif BOP Total Biaya Overhead Total Varians Biaya Overhead Pabrik Biaya Variabel 410,618 Rp 1,200 492,741,600 374,119 Rp1,391 520,471,647 (27,730,047) Biaya Tetap 410,618 Rp 1,950 800,705,100 374,119 Rp1,769 661,788,899 138,916,869 Total Varians Biaya Overhead Pabrik 111,186,822 Sumber : Data sekunder diolah () 67

Metode Analisa Biaya Overhead pabrik yang digunakan adalah 3 selisih, Adapun metode ini terdiri dari : a. Varians Anggaran BOP Sesungguhnya Rp.1,182,259,878 Anggaran berdasarkan aktivitas sesungguhnya : Kapasitas Normal x Tarif BOP Variabel ( 374,119 x 1,200 ) Rp. 448,942,800 Overhead Tetap yang dianggarkan Rp. 800,705,100 Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp.1,249,647,900 - Selisih Anggaran Rp. 67,388,022 ( F ) b. Varians Kapasitas Menganggur Anggaran berdasarkan jam kerja aktual Rp. 1,249,647,900 Kapasitas Normal x Tarif Overhead ( 374,119 x 3,150 ) Rp.1,178,474,850 - Selisih Kapasitas Rp. 71,173,050 ( UF) c. Selisih Efesiensi Kapasitas Normal x Tarif Overhead ( 374,119 x 3,150 ) Rp. 1,178,474,850 68

Overhead yang dibebankan ke produksi Kapasitas x Tarif Overhead ( 410,618 x 3,150 ) Rp1,293,446,700 - Rp.114,971,850 ( F ) Total Varian Biaya Overhead Pabrik Rp. 111,186,822 ( F ) Jumlah keseluruhan penyimpangan biaya overhead pabrik adalah sebesar Rp. 111,186,822 yang sifatnya menguntungkan (Favorable). Selisih yang menguntungkan ini dapat di ketahui penyebabnya setelah di uraikan menjadi selisih anggaran, selisih kapasitas, selisih efisiensi. Dimana pada selisih anggaran terdapat selisih yang menguntungkan (Favorable) sebesar Rp. 67,388,022. Hal ini terjadi karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari pada anggaran fleksibel pada jam sesungguhnya. Sedangkan untuk selisih kapasitas terdapat selisih yang tidak menguntungkan (Unfavorable) sebesar Rp. 71,173,050. Hal ini terjadi karena jam sesungguhnya lebih besar dari pada jam standar. Dan untuk selisih efisiensi terdapat selisih yang menguntungkan (Favorable) sebesar Rp. 114,971,850. Hal ini terjadi karena biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari pada overhead yang dibebankan ke produksi. 69

E. Peranan Biaya dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi PT. Dunkindo Lestari PT. Dunkindo Lestari dalam melaksanakan kegiatannya telah menggunakan biaya standar untuk meningkatkan biaya produksi. Dimana biaya standar ini disusun berdasarkan atas pengalaman tahun sebelumnya dan proyeksi untuk tahun berikutnya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya standar tahun lalu. Biaya standar sangat berperan bagi PT. Dunkindo Lestari untuk meningkatkan biaya produksi. Biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan produksi. Sehingga dapat merangsang masing-masing individu dalam melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif. Selain itu manajemen dapat mendekteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar melalui metode analisis selisih, yaitu dengan cara membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Dari analisis ini dapat diketahui selisih yang terjadi, selisih yang menguntungkan ( favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Dengan diketahuinya selisih ini berarti manajemen dapat mengetahui apakah biaya yang telah dikeluarkan dapat dikendalikan dengan baik sesuai standar yang di tetapkan, untuk analisis varians tenaga kerja langsung mengalami keuntungan ( Favourable ) sebesar Rp. 241,301,442 sedangkan analisis varian biaya overhead pabrik juga mengalami keuntungan ( Favourable ) sebesar Rp. 111,186,822. Tetapi dalam perhitungan analisis biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ada beberapa analisis yang mengalami kerugian ( Unfavourable ) yaitu terdapat pada selisih tarif 70

upah tenaga kerja langsung yang mengalami kerugian sebesar Rp. 1,013,872 dan varians kapasitas menganggur yang mengalami kerugian sebesar Rp. 71,173,050. 71