BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Telkomsel Sumber: (PT. Telkomsel, 2017)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Uang Elektronik

BAB I PENDAHULUAN Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk Visi PT. Telekomunikasi Indonesia Selular, Tbk

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

SMART Platform Pada T-Cash Telkomsel

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB I INTRODUKSI. pembayaran mikro, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan smartphone

BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. nyaman bertansaksi dengan secara fisik, uang cash atau kartu. Society: Indonesia Chapter, yang berlangsung di Jakarta pada Kamis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

There are no translations available.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan lebih baik dan menjadi semakin dekat dengan masyarakat. Kini

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan tidak dengan menggunakan uang cash sebagai alat pembayaran,

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1 Logo PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Sumber: Telkomsel (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan aktifitas, khususnya dalam kegiatan sehari-hari. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha membutuhkan penerapan teknologi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN E-CURRENCY DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom T-Money

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran dan transaksi perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 53

BAB I PENDAHULUAN. mengenal e-commerce yang merupakan proses jual beli atau pertukaran produk,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis telekomunikasi berkembang terus menerus dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

A-PDF Manual Split Demo. Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. sebagai e-learning. Namun dalam perkembangannya e-learning memiliki

FAQ MEGA MOBILE Apa itu layanan Mega Mobile? Apa saja syarat untuk memperoleh atau menggunakan layanan Mega Mobile?

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk

BAB III LANDASAN TEORI Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi pertumbuhan e-commerce. Menurut Asosiasi. Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII, 2013), jumlah pengguna

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kemajuan teknologi semakin canggih dan semakin membaik

BAB 1 PENDAHULUAN. Automatic Teller Machine (ATM) dan electronic banking (e-banking)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teknologi Komputer

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

sebagai berikut : Service system Service people Service strategy Sumber : Output SPSS (diolah penulis)

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, baik dari sektor produk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi. Keberadaan teknologi selular pertama kali masuk ke

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi. Penggunaan

BAB I. PENDAHULUAN. Cara pembayaran terus berubah dari waktu ke waktu. Dahulu pembayaran transaksi

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pencarian informasi, komunikasi, bermain game hingga berjualan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat oleh banyaknya produsen yang terlibat dalam

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. hasil observasi peneliti di lapangan. dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID).

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini telepon seluler sebagai alat komunikasi modern dan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Electronic Commerce (e-commerce) (McLeod & Schell, 2004). Menurut Indrajit

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya dalam dunia bisnis perbankan yaitu peran kartu kredit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi yang sudah di modernisasi dan juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk. merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbelanjaan barang maupun jasa melalui online bukanlah hal baru lagi dalam dunia bisnis ritel.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Tokopedia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 281

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran e-toll

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah

BAB I PENDAHULUAN Logo PT Bank Mandiri, Tbk Gambar 1.1 adalah logo PT Bank Mandiri, Tbk:

BAB I PENDAHULUAN. jumlah nasabahnya. Bisnis inti BCA adalah perbankan transaksi dimana BCA selalu

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

FAQ LAYANAN MEGA MOBILE

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Telkomsel Cash (disebut juga T-Cash) adalah layanan keuangan digital dari Telkomsel yang berupa uang elektronik (e-money). Layanan yang dicakup oleh T- Cash di antaranya adalah pengiriman uang, isi pulsa, belanja (online), pembayaran tagihan, transaksi jual-beli, dan penarikan uang. Program pelayanan ini telah resmi diluncurkan pada tahun 2007. Penggunaan TCASH, salah satu produk layanan mobile money dari Telkomsel, selama tahun 2015 mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Dari data internal Telkomsel disebutkan bahwa selama tahun 2015 transaksi penggunaan TCASH meningkat hingga 150% dari tahun 2014 (Telkomsel, 2016). Gambar 1.1. Logo Tcash Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com/ Layanan T-Cash ini hanya dapat dinikmati oleh para pengguna kartu SIM HALO, simpati, dan AS. Dalam penggunaannya, langkah yang harus dilakukan adalah dengan cara menghubungi *800# atau mengirimkan SMS ke 2828 lalu pelanggan akan menerima 6 digit nomor PIN yang selanjutnya akan digunakan untuk bertransaksi. Lalu, untuk pengisian saldo T-Cash dapat dilakukan di GraPARI, GeraiHALO, ATM BNI, Indomaret, dan Akses+ BPR KS. Jumlah saldo yang dapat disimpan dapat mencapai nominal Rp 5 juta. Di dalam T-Cash terdapat dua macam tipe layanan, yaitu tipe layanan dasar (basic service) dan layanan penuh (full service). Layanan dasar adalah layanan yang melayani segala jenis fasilitas transaksi dasar seperti transaksi online atau pembayaran tagihan dan belanja. Lalu, layanan penuh 1

adalah pelayanan dasar ditambah dengan layanan tarik tunai, dan layanan ini diperuntukan bagi pelanggan yang mendaftar ke GraPARI dengan data pribadi yang lengkap. TCASH sejauh ini paling banyak digunakan untuk pembayaran di handphone dan layanan bayar cepat menggunakan TAP, sebuah teknologi Near Field Communication (NFC) yang digunakan TCASH. Layanan ini didesain untuk memberikan kemudahan dan pengalaman tersendiri bagi pelanggan dalam melakukan transaksi. Uniknya layanan ini bisa digunakan di semua jenis handphone baik itu feature phone maupun smartphone. Gambar 1.2. Tcash Tap NFC Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com/ Dana yang diisikan ke dalam T-Cash dapat digunakan untuk pembayaran cepat menggunakan NFC sticker, belanja online, kirim uang, pembayaran tagihan melalui ponsel, pembelian pulsa, dan masih banyak lagi kapanpun dan dimanapun hanya dengan menggunakan ponsel. T-Cash memiliki dua jenis layanan yang bisa dipilih, yaitu: Basic Service dan Full Service. Basic Service adalah layanan uang elektronik di mana pelanggan dapat langsung mengaktifkan dan menggunakan rekening T-Cash melalui *800*88#. Saldo maksimum yang dapat disimpan dalam layanan Basic Service yaitu Rp 1.000.000. Pelanggan simpati, LOOP, dan kartuas otomatis dikategorikan sebagai pelanggan Basic Service. Sedangkan, Layanan Tcash Full Service adalah layanan uang elektronik di mana pelanggan telah melakukan pendaftaran di GraPARI atau Agen T- Cash dengan mengisi data lengkap dan menyerahkan salinan kartu identitas resmi yang memiliki foto. Pelanggan KartuHALO dapat langsung mengaktifkan layanan T-Cash Full Service. Saldo maksimum yang dapat disimpan dalam layanan Full Service yaitu Rp 5.000.000. Untuk pengisian saldo T-Cash dapat dilakukan dengan cara mengunjungi GraPARI terdekat, Indomart, dan agen-agen lainnya yang sudah melayani pengisian saldo T-Cash. Selain itu juga dapat melakukan isi 2

saldo T-Cash melalui rekening bank yang tergabung dalam ATM Bersama. Dengan melakukan transfer antar bank ke bank tujuan T-Cash atau gunakan kode bank 911. Lalu gunakan nomor Telkomsel sebagai nomor rekening. T-Cash saat ini bekerjasama dengan ATM Bersama untuk cash in dan cash out. Sedangkan untuk bank, Telkomsel bekerjasama dengan dua bank, yaitu Bank Mandiri dan Bank BNI. T-Cash dapat digunakan bertransaksi pada sejumlah merchant yang telah bekerjasama. Sejumlah merchant menawarkan diskon menarik untuk layanan T-Cash. TCASH sudah bekerja sama dengan beberapa merchant seperti Coffee Bean, Baskin Robbins, Wendy s, McDonald s, Bakmi GM, 7Eleven, Indomaret, Cinema XXI dan lainnya. Saat ini TCASH TAP dapat diunakan di lebih dari 2000 merchant yang tersebar di wilayah Jabodetabek JaBar. Pelanggan hanya butuh menempelkan sticker NFC ke ponselnya untuk selanjutnya mengaktifkan layanan, dan pelanggan dapat melakukan tap di mesin NFC yang tersedia di merchant. Untuk keamanan, TCASH dibekali sistem keamanan berbasis pin 6 digit (Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com) Gambar 1.3. Merchant T-Cash Food Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com/ 3

Gambar 1.4. T-Cash Entertainment Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com/ Gambar 1.5. T-Cash Online Shopping Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com/ Gambar 1.6. T-Cash Bill Partner Sumber : https://digitalpayment.telkomsel.com/ 4

1.2. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha khususnya di bidang industri yang menggunakan teknologi semakin ketat, sehingga menuntut berbagai macam usaha untuk lebih kreatif dan inovatif agar dapat bertahan di persaingan. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini, manusia terpacu untuk melakukan inovasi-inovasi terbaru untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan hidupnya. Inovasi tersebut sudah mulai masuk ke dalam ranah transaksi ekonomi yang terjadi di tengah masyarakat. Banyak sekali tuntutan dari masyarakat pengguna uang agar setiap transaksi keuangan bisa dilakukan secara praktis, cepat dan aman. Kartu debit dan kartu kredit pun menjadi salahsatu opsi mereka dalam mengatasi beberapa masalah penggunaan uang tunai. Namun kedua kartu ini memiliki kelemahan dalam penggunaannya. Dewasa ini ada inovasi baru yaitu Digital cash atau electronic money adalah sebuah instrumen pembayaran non tunai untuk transaksi dengan nominal kecil yang mulai marak digunakan di berbagai belahan dunia. E-money, berbeda dengan credit card yang penggunaannya akan langsung berhubungan dengan rekening nasabah, e-money menawarkan konsep baru dengan sistem prepaid atau prabayar di mana nasabah melakukan deposit sejumlah nilai moneter terlebih dahulu untuk kemudian akan direkam secara digital yang kemudian dalam penggunaannya tidak berpengaruh langsung dengan rekening nasabah. Penerapan e-money di Indonesia dibandingkan dengan negara di Asia lainnya relatif terlambat karena baru diperkenalkan pada tahun 2007 dibandingkan dengan Hong Kong yang telah menggunakan e-cash pada Oktober 1996 dan Singapura pada tahun 2000 (Westland,1998). Menurut data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sampai saat ini terdapat 17 perusahaan penerbit e-money yang didominasi oleh perusahaan yang bergerak di bidang perbankan dan telekomunikasi. Pada Agustus 2013 Bank Indonesia mencatat volume transaksi e-money dan terdapat 11 juta lebih transaksi yang dilakukan dengan menggunakan e-money dengan nilai lebih dari Rp 279,90 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penggunaan e-money memiliki prospek di masa depan jika dibandingkan pada 2007 dengan nilai transaksi sebesar Rp 5,26 miliar. 5

Data yang dilansir oleh IndoTelko Forum, diawali dari tahun 2009 yang merupakan tahun tonggak pertumbuhan e-money paling signifikan, transaksi e- money di Indonesia sempat tercatat mencapai angka Rp. 1,40 milyar per hari dengan jumlah transaksi hanya mencapai 48 ribu kali dalam setahun. Di tahun berikutnya, jumlah transaksi e-money terus meningkat tajam hingga mencapai 73 ribu kali dalam setahun dengan mencetak nilai transaksi sebesar Rp. 1,90 milyar per hari. Tren pertumbuhan tersebut ternyata terus diikuti di tahun-tahun berikutnya, seperti pada tahun 2011 ketika transaksi e-money melonjak naik hingga mencapai 112 ribu kali dalam setahun dengan nilai perputaran uang mencapai Rp. 2,70 milyar per hari. Tren ini terus melonjak ketika di tahun 2012, transaksi e-money berlipat ganda hingga 219 ribu transaksi dalam setahun dengan nilai bisnis yang menyentuh angka Rp. 3,20 milyar per hari. Dari data pertumbuhan tersebut, bisa dikatakan setiap tahunnya transaksi e-money bertumbuh sekitar 120% dari tahun ke tahun, hingga akhirnya pada tahun 2013 ini transaksi e-money telah menembus angka Rp. 6,70 milyar per hari. Sungguh peningkatan yang sangat pesat. Dari tren pertumbuhan tersebut, pengguna yang paling ber-antusias dalam menggunakan layanan e-money datang dari masyarakat pengguna ponsel yang jauh lebih berpotensi. Namun sayang, dari survey yang dilakukan oleh IndoTelko Forum terhadap sekitar 2.000 responden menemukan masih adanya sejumlah kendala yang harus diperbaiki sebelum layanan e-money dapat menjadi alat transasi keuangan yang dapat diandalkan. Telkomsel merupakan operator dengan jumlah pengguna paling banyak dibandingkan dengan operator lainnya. Berikut Gambar 1.7. menunjukan data pengguna Telkomsel pada tahun 2015. 6

Gambar 1.7. Data Pengguna Operator di Indonesia Sumber Techno.id Pada Gambar 1.7 menjelaskan bahwa penggunaan operator selular pada tahun 2015 menunjukan layanan provider Telkomsel berjumlah 150 juta pengguna, layanan provider Indosat berjumlah 68,50 juta pengguna, dan layanan provider XL berjumlah 52,10 juta pengguna. Hal tersebut menunjukan bahwa sangat tingginya ketertarikan konsumen dalam memilih layanan provider Telkomsel. E-money yang ditawarkan PT.Telkomsel atau layanan T-Cash ini dimaksudkan untuk mempermudah para pelanggan dalam melakukan transaksi ekonomi. Dari survey yang dilakukan oleh Indo Telco Forum responden mengaku memiliki dan menggunakan ponsel secara konsisten dan juga memiliki rekening Bank yang aktif. Melihat hal tersebut, tentu tak berlebihan rasanya jika pertumbuhan pesat e-money dapat datang dari sektor telekomunikasi yang saat ini tiga operator besar Indonesia (Telkomsel, XL Axiata, Indosat) telah memiliki layanan e-money masing-masing seperti T-Cash, XL-Tunai, dan juga Indosat Dompetku. Seperti halnya dengan yang disampaikan oleh Alex J. Sinaga dalam acara diskusi New Wave of Less Cash Society: Indonesia Chapter yang juga digagas oleh IndoTelko, ia mengatakan sektor telekomunikasi memiliki range yang jauh lebih luas ke masyarakat dibanding dengan sektor perbankan, hal tersebut dikorelasikan terhadap perkembangan e- money yang diproyeksikan menjadi fasilitator dalam mewujudkan campaign less cash society. Dibanding perbankan, operator telekomunikasi lebih memiliki 7

jangkauan segmentasi pengguna yang lebih luas, selama ini perbankan kita lihat lebih dekat ke arah segmen middle-up, sedangkan bagi provider tentu seperti yang kita ketahui setiap orang kini memiliki handphone mulai dari segmen low hingga teratas sekalipun, operator telah menjadi bagian terpenting dari mereka, dan itu hal yang sangat baik bagi perkembangan e-money secara menyeluruh, jadi baik perbankan maupun operator harus ada kolaborasi yang baik, papar Alex yang merupakan Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). Jawa Barat merupakan daerah penjualan Telkomsel yang paling kompetitif dan Telkomsel saat ini sedang meningkatkan pendapatan dari bisnis digital di Jawa Barat. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat layanan T-Cash. Jumlah pelanggan Telkomsel di Jabar adalah 12 juta pelanggan dan sebagian besar jumlah Telkomsel berasal dari Kota yaitu sebesar 6,80 juta pelanggan. Untuk itu diharapkan Kota dapat mendukung target pasar T-Cash berbasis NFC pada tahun 2016 yang mencapai 5-6 juta pengguna. Namun saat ini pengguna T-Cash di Kota jumlahnya diperkirakan kurang dari 1% dari seluruh pengguna Telkomsel di (www.telkomsel.com). Kota memiliki potensi yang besar dalam tumbuhnya industri kreatif di Jawa Barat. Selama ini Kota dikenal dengan wisata kuliner, fesyen, belanja, dan lainnya. Kota sangat dikenal dengan industri kreatifnya. Oleh karena itulah jadikan Kota sebagai pusat kreativitas mahasiswa di Tanah Air berdasarkan catatan menteri perekonomian tahun 2016. Hadirnya layanan T-Cash TAP di ini selain merupakan upaya Telkomsel dalam mendukung terciptanya less-cash society di, namun juga untuk berkembangnya UKM lokal, melalui layanan pembayaran elektronik. (Telkomsel.com) 8

Gambar 1.8. Peluncuran TCASH TAP di Kota Sumber : Telkomsel.com Hadirnya T-Cash TAP dikota sejalan dengan program yang dicanangkan walikota, yang ingin menjadikan sebagai Smart City. Di, Konsep Smart City di kota dirancang guna memaksimalkan pelayanan bagi masyarakatnya, dengan pemanfaatan kemajuan teknologi dibidang telekomunikasi dan informasi, dalam menggabungkan, mengawasi, dan mengontrol beragam sumber daya yang ada di. Dalam mendukung konsep smart city kota memiliki area prioritas yang dikembangkan antara lain : smart goverment, smart education, smart transportation and parking, smart health, smart energy, smart surveillance, smart environtment, smart society, smart commerce dan smart payment (www.sustainabledevelopment.un.org). Telkomsel mendukung berkembangannya bisnis lokal dengan bekerja sama dengan beberapa merchant lokal dan memberikan banyaknya manfaat dari sistem pembayaran elektronik menggunakan T-Cash. Tabel 1.2. Jumlah Pengguna T-Cash di Kota Periode User T-Cash Maret 2015 36972 April 2015 20680 Mei 2015 20948 Juni 2015 21094 Juli 2015 23014 Agustus 2015 22805 September 2015 14958 Oktober 2015 5016 November 2015 10594 Desember 2015 12317 9

Januari 2016 13980 Februari 2016 13871 Maret 2016 9835 April 2016 6872 Mei 2016 5914 Juni`2016 6331 Grand Total 245201 Sumber : Telkomsel (2016) Dari data pengguna T-Cash di Kota menunjukan bahwa pada tiga bulan terakhir di kuarter 2 tahun 2016 ada penurunan jumlah pengguna T-Cash di Kota, hal ini disebabkan karena T-Cash adalah produk baru dimana masyarakat belum mengetahui secara keseluruhan manfaat yang ditawarkan dari layanan T-Cash tersebut sehingga penerapan T-Cash masih tergolong rendah di Kota. Adanya fakta tersebut menunjukan manfaat penggunaan T-Cash belum terimplementasikan secara merata. Dengan keadaan tersebut, T-Cash harus membangun kesadaran pada masyarakat akan kemudahan dan kegunaan yang ditawarkan terhadap uang elektronik sehingga akan memunculkan minat pelanggan dalam menggunakan T-Cash itu sendiri, karena pada dasarnya tantangan utama mobile payment via smartphone adalah memperluas basis pengguna. The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh dkk. (2003) mengacu kepada Sedana dan Wijaya (2010), menyatakan bahwa UTAUT mensintesis elemen-elemen pada delapan model penerimaan teknologi terkemuka untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai penerimaan pengguna. Kedelapan teori terkemuka yang disatukan di dalam UTAUT adalah theory of reasoned action (TRA), technology acceptance model (TAM), motivational model (MM), theory of planned behavior (TPB), combined TAM and TPB, model of PC utilization (MPTU), innovation diffusion theory (IDT) dan social cognitive theory (SCT). UTAUT terbukti lebih berhasil dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70% varian niat (intention). Dalam UTAUT terdapat Performance Expectance adalah Tingkat kepercayaan seorang individu pada sejauh mana penggunaan sistem akan menolong ia untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan kinerja di pekerjaannya. Effort Expectance adalah 10

tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan sistem, social influence adalah tingkat dimana seorang individu merasa bahwa orang orang yang penting baginya percaya sebaiknya dia menggunakan sistem yang baru, dan facilitating Condition adalah tingkat dimana seorang individu terhadap ketersediaan infrastruktur teknik dan organisasional unuk penggunaan sistem. Venkatesh,dkk.(2013) mengacu pada Sedana dan Wijaya (2010). Dalam pengembangan teknologi dengan penggunaan T-Cash sebagai alat pembayaran, pasti dipengaruhi oleh faktor- faktor tertentu, faktor ini penting diketahui oleh PT.Telkomsel untuk meningkatkan penggunaan T-Cash di Kota. Dalam penelitian ini menggunakan model The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT2) yang merupakan pengembangan dari model UTAUT ditahun 2003 oleh Venkatesh, Thong, dan Xu. Model UTAUT 2 merupakan pengembangan dari delapan model penerimaan tekhnologi terkemuka. Berbeda dengan UTAUT, UTAUT 2 lebih berfokus pada konsumen untuk mengetahui penerimaan mereka terhadap teknologi sedangkan UTAUT lebi kepada organisasional. Kosntruk yang dimiliki UTAUT 2 antara lain Performance Expectacy (PE),effort expectacy (EE),Social Influence (SC),Facilitating Condition (FC), Hedonic Motivation (HM), Price Value (PV), dan Habit (HT), yang mempengaruhi Behavioral Intetion (BI) dan Use Behavior (UB). Pada penelitian ini penulis akan menggunakan seluruh konstruk yang dimiliki oleh UTAUT2 untuk diterapkan dalam pengujian penggunaan Telkomsel Cash (T-Cash) di kota. 1.3. Rumusan Masalah Dalam mendukung konsep Smart City di kota, terutama pada area smart payment dan smart commerce baik pemerintahan maupun Telkomsel sendiri sebagai penyedia layanan Tcash sudah memperkenalkan konsep dan produk T-Cash pada masyarakat dengan ekspektasi dapat digunakan secara luas dan masyarakat akan aktif menggunakan transaksi elektronik melalui T-Cash. Alasan menggunakan Model UTAUT2 adalah karena model UTAUT2 adalah model yang berguna bagi para manajer untuk melakukan penilaian mengenai suksesnya tekhnologi baru untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi. Tujuan dari UTAUT2 ini adalah untuk menyediakan penjelasan secara umum mengenai persepsi konsumen dengan dicarikan nilai pengaruhnya terhadap 11

keputusan konsumen dan loyalitas konsumen pengguna T-Cash Telkomsel di Kota. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis bermaksud mengembangkan penelitian berjudul ANALISIS MINAT MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN TELKOMSEL CASH DENGAN MODEL THE UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF TECHNOLOGY 2 DI KOTA BANDUNG 1.4. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan penelitian terkait penggunaan Telkomsel Cash (T-Cash) dikota bandung yaitu: 1. Bagaimana Performance Expectacy pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 2. Bagaimana effort expectacy pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 3. Bagaimana Social Influence pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 4. Bagaimana Facilitating Condition pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 5. Bagaimana Hedonic Motivation pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 6. Bagaimana Price Value pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 7. Bagaimana Habbit pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 8. Bagaimana Trust pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 9. Bagaimana Behavioral Intention pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 10. Bagaimana Used Behavior pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 1.5. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah dan pertanyaan penelitian tersebut dapat dituliskan tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui adanya Performance Expectacy pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 12

2. Mengetahui adanya effort expectacy pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 3. Mengetahui adanya Social Influence pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 4. Mengetahui adanya Facilitating Condition pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 5. Mengetahui adanya Hedonic Motivation pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 6. Mengetahui adanya Price Value pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 7. Mengetahui adanya Habbit pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 8. Mengetahui adanya Trust pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 9. Mengetahui adanya Behavioral Intention pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 10. Mengetahui adanya Used Behavior pada penggunaan T-Cash Telkomsel di Kota 1.6. Kegunaan Penelitian 1.6.1 Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu wujud yang nyata atas pemberian kontribusi khususnya sebagai bahan pembelajaran dan pengaplikasian ilmu pengetahuan di bidang akademik dalam rangka mengetahui pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan dengan pengaplikasian suatu teori yang ada serta sebagai tambahan bagi penelitian sebagai referensi penelitian selanjutnya. 1.6.2 Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan masukan bagi pihak Telkomsel. Dengan mengetahui penelitian ini diharapkan berguna dalam memberikan informasi tambahan bagi Telkomsel dalam rangka pengembangan layanan untuk lebih baik dan bermanfaat bagi penggunanya. Serta memberikan kontribusi untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang penggunaan mobile wallet tentang 13

pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan T- Cash. 1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Pada bab I berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab II berisi mengenai tinjauan pustaka penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III berisi mengenai jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang Karakteristik Responden, Hasil Penelitian, dan Pembahasan Penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran mengenai hasil penelitian. 14