BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti melalui experiential, entertainment, dan viral marketing, dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti mengenai kebutuhan pelanggan atas produk atau dan jasa tertentu, serta bagaimana menciptakan produk atau jasa tersebut dan kemudian bagaimana mendistribusikannya secara cepat dan pada saat momentum yang tepat (Philip Kotler, 2012:17). 2.1.2 Definisi Konsep Pemasaran Konsep pemasaran pada awalnya didefinisikan sebagai kegiatan buat dan jual yang fokus terhadap produk, kemudian berkembang dan kini dipahami sebagai kegiatan pahami dan tanggapi. Hal tersebut menjelaskan bahwa konsep pemasaran yang baik adalah tidak berfokus untuk mencari dan mendatangkan konsumen yang tepat untuk produk atau jasa yang telah diciptakan oleh produsen. Namun lebih kearah kedalam kegiatan mengerti, memahami, sekaligus memenuhi kebutuhan dan 4
keinginan konsumen, dimana dari proses tersebut diharapkan mendatangkan pelanggan dengan sendirinya (Philip Kotler, 2005:22). 2.1.3 Definisi Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran didefinisikan sebagai seni dan ilmu yang bertujuan untuk menentukan segmentasi pasar, mendapatkan, mempertahankan serta mengembangkan jumlah pelanggan dari segment pasar yang dituju tersebut melalui penciptaan, penyampaian, dan proses komunikasi nilai pelanggan yang unggul (Philip Kotler, 2005:11). 2.1.4 Definisi Internet Internet didefinisikan sebagai jaringan komunikasi elektronik yang dapat menghubungkan beragam perangkat komunikasi berbasis internet untuk dapat saling terhubung, sehingga memungkinkan penggunanya untuk dapat bertukar data dan informasi. Bentuk jaringan komunikasi elektronik terkecil disebut sebagai LAN (Local Area Network) yaitu jaringan komunikasi elektronik yang dapat menghubungkan beragam perangkat komunikasi dalam satu area kecil seperti gedung. Bentuk jaringan terbesar jaringan komunikasi elektronik disebut sebagai WAN (Wide Area Network) yaitu jaringan komunikasi elektronik yang dapat mendukung beragam perangkat komunikasi elektronik berbasis internet untuk saling
terhubung, tidak hanya dalam satu area atau gedung, namun dapat terhubung secara global (Courtland L. Bovee dan John V. Thill, 2002:369) 2.1.5 Definisi E-Bisnis Menurut Kotler dan Amstrong (2004:74) e-business merupakan penggunaan peralatan elektronik, intranet, extranet, dan internet, untuk mengadakan kegiatan bisnis perusahaan. Menurut Turban (2004:16) e-bisnis merupakan proses pembelian dan penjualan barang dan jasa, melayani pelanggan, kolaborasi dengan pasangan bisnis, menerapkan e-learning dan transaksi elektronik dalam suatu organisasi. 2.1.6 Definisi E-Commerce E-commerce didefinisikan sebagai kegiatan pertukaran antara pihak-pihak (individu, organisasi, atau keduanya) yang dimediasi oleh tekhnologi, atau seperti kata elektronik yang mendahuluinya merupakan aktivitas organisasi yang memfasilitasi pertukaran tersebut (Rayport dan Jaworski, 2005). Kalakota dan Robinson (2001:4) menjelaskan bahwa e-commerce adalah transaksi membeli dan menjual melalui media digital.
2.1.7 Klasifikasi E-Commerce Menurut Judy Strauss dan Raymond Frost (2012:196) e-commerce diklasifikasikan menjadi beberapa bentuk berdasarkan sifat transaksi, antara lain : B2B (Business to Business) Merupakan jenis e-commerce yang terbanyak untuk saat ini, yang meliputi transaksi bisnis secara elektronis antara organisasi (bisnis) yang satu dengan yang lainnya. B2B berfungsi dalam proses memperpendek rantai penyediaan, memperlancar proses distribusi, mempercepat penyampaian produk ke pasar, mengurangi biaya stok dan lainnya. Business To Costumer ( B2C) Merupakan transaksi penjualan secara eceran antara organisasi dengan konsumen secara langsung. E-commerce jenis ini melakukan bisnis secara online atau menjual dan membeli produk dan jasa di toko situs web yang merupakan suatu bisnis retail yang menjual barang langsung kepada pemakai. Produk tersebut berupa produk fisik atau jasa. Consumer To Consumer ( C2C ) Merupakan jenis e-commerce dimana seorang konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lainnya (transaksi antara konsumen).
Consumer To Business ( C2B ) Merupakan jenis e-commerce yang meliputi transaksi yang dilakukan oleh individu (perseorangan) yang menjual produk atau jasa kepada orang, dimana individu tersebut mencari sendiri pihak penjual, berinteraksi dengan mereka dan menghasilkan suatu transaksi. 2.1.8 Manfaat E-Commerce Menurut Turban (2002:25) e-commerce dapat memberikan manfaat bagi pihak produsen atau perusahaan dan pihak konsumen, manfaat tersebut antara lain : Manfaat e-commerce bagi perusahaan : a.) Dapat mengurangi biaya operasi pada perusahaan dalam hal pembuatan, pendistribusian, penyimpanan, dan perolehan data serta informasi. b.) Memperluas pangsa pasar suatu organisasi atau perusahaan tidak hanya dalam skala nasional namun hingga skala internasional. c.) Dapat diterapkan di berbagai model bisnis yang menyediakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan keuntungan. d.) Meningkatkan citra perusahaan, memperbaiki pelayanan konsumen, meningkatkan hubungan dengan mitra usaha, mempersingkat waktu, dan dapat meningkatkan produktifitas.
Manfaat e-commerce bagi konsumen: a.) E-Commerce memungkinkan konsumen untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun selama terdapat jaringan komunikasi internet. b.) E-Commerce memungkinkan konsumen untuk melakukan perbandingan tanpa harus berpindah tempat. c.) E-Commerce memberikan informasi relevan (update) dan detail dalam waktu yang singkat. d.) E-Commerce memberikan kemudahan bagi konsumen dalam hal pencarian referensi untuk dan berinteraksi antar pengguna media tersebut. 2.1.9 Definisi E-Marketing Internet marketing didefinisikan sebagai proses akitifitas membangun dan mengelola hubungan pelanggan dengan menggunakan media internet secara online, sebagai fasilitas pertukaran informasi, produk dan jasa dimana hal tersebut bertujuan kepada kepuasan yang diperoleh kedua belah pihak yaitu produsen dan konsumen (Rafi a. Mohammmed, 2003:4). Menurut Judy Strauss dan Raymond Frost (2012:28) e-marketing merupakan proses inovasi sebagai penyempurnaan terhadap pemasaran konvensional, dengan tujuan memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemasaran melalui pemanfaatan tekhnologi informasi.
2.1.10 Definisi Inovasi Inovasi didefinisikan sebagai proses pemanfaatan peluang dengan memunculkan ide baru yang belum pernah ada, atau mengembangkan ide yang sudah ada, dan merealisasikan ide tersebut secara nyata (Joe Tidd dan John Bessant, 2009:16). 2.1.11 Definisi Otomasi Otomasi didefinsikan sebagai langkah inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi atau kinerja, dimana dalam prosesnya melibatkan penggunaan tekhhnologi baru sebagai media proses tersebut (Jeff Madura, 2001:328). 2.1.12 Definisi Manajemen Strategi Menurut David (2006) manajemen strategi didefenisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan organisasi mencapai tujuannya. 2.1.13 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE) merupakan matriks yang berfungsi sebagai alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum,
tekhnologi, dan persaingan, dengann tujuan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dapat menjadi dasar perumusan strategi bagi perusahaan, dalam rangka memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman tersebut (David, 2006: 144-146). Tabel 2.1 Matriks EFE Sumber : David (2006:146) 2.1.14 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Matriks evaluasi faktor internal (IFE) merupakan alat perumusan strategis yang berfungsi mengumpulkan data dan mengevaluasai kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha (David, 2006:206-209).
Tabel 2.2 Matriks IFE Sumber : David (2006:207) 2.1.15 Matriks Profil Persaingan (Compettivee Profil Matrix) Matriks profil persaingan (CPM) merupakan matriks yang berfungsi sebagai media tolak ukur antara perusahaan dengan pesaing yang dimiliki, melalui proses identifikasi dan pengukuran kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan pesaingnya tersebut (David, 2006:145). Tabel 2.3 Matriks CPM Faktor perusahaan Pesaing 2 Pesaing 3 penentu keberhasilan bobot peringkat nilai peringkat nilai Peringkat nilai Sumber : David (2006:147)
2.1.16 Defini Customer Relationship Management (CRM) Menurut Judy Strauss dan Raymond Frost (2012:196) customer relationship management didefinisikan sebagai bentuk filosofi, strategi, dan proses yang berdasar pada prinsip hubungan pemasaran, data pelanggan, interaksi pelanggan yang memanfaatkan tekhnologi informasi. 2.1.17 Definisi Marketing Mix(4P) Menurut Kotler (2005), marketing mix didefinsikan sebagai empat variabel yang dapat dikontrol dan dipergunakan oleh perusahaan dalam mencapai tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Adapun empat variabel tersebut, yaitu : 1. Produk : Kombinasi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dan ditawarkan kepada pasar sasaran. Bauran produk memiliki sarana-sarana yaitu mutu, ciri khas, merk dagang, kemasan, pelayanan dan jaminan. 2. Harga : Sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen kepada produsen untuk mendapatkan suatu produk. Varibel ini memiliki sarana-sarana yaitu daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan periode pembayaran. 3. Distribusi: Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Variable tersebut memiliki saranasarana seperti lokasi, transportasi, persediaan barang distributor dan pengecer.
4. Promosi : Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran untuk membeli produknya. Adapun sarana media yang dapat menjadi mediasi adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan publisitas. 2.1.18 Tujuh Tahap Perencanaan E-Marketing Menurut Judy Strauss dan Raymond Frost (2012:73) terdapat tujuh tahapan dalam melakukan perencanaan atau pengembangan e-marketing, yaitu : Tahap 1 : Situation analysis. Didefinisikan sebagai tahap dimana perencana melakukan identifikasi terhadap berbagai hal berikut : - Evaluasi lingkungan perusahaan dan SWOT analisis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). - Evaluasi terhadap perencanaan pemasaran perusahaan dan informasi penting lainnya yang berkaitan dengan perusahaan. - Evaluasi objektif penerapan e-bisnis yang diterapkan perusahaan, evaluasi strategi, dan evaluasi hasil kinerja atas penerapan e-marketing dalam perusahaan tersebut. Tahap 2 : E-marketing strategic planning. Didefinisikan sebagai tahap identifikasi terhadap empat hal ynag berkaitan dengan pasar sasaran yaitu segmentation, targeting, positioning, dan differentiation.
Tahap 3 : Objectives. Didefinisikan sebagai tahap dimana perusahaan menentukan objektif utama yang ingin dicapai atau yang belum tercapai dari proses perancangan atau pengembangan e-marketing tersebut. Tahap 4 : E-marketing strategy. Didefinisikan sebagai perencanaan strategi pemasaran yang dapat diterapkan perusahaan melalui e-marketing yang tengah dikembangkan. Dalam tahap ini perusahaan fokus terhadap 4P (Price, Place, Product, Promotion), serta hubungan terhadap pelanggan (CRM) atau hubungan terhadap partner (PRM). Tahap 5 : Implementation Plan. Didefinisikan sebagai tahap solusi pembentukan atau penambahan opsi media online yang memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan hasil dari perencanaan pengembangan strategi e- marketing. Tahap 6 : Budget. Didefinisikan sebagai tahap alokasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk dipergunakan dalam proses penerapan hasil perancangan atau pengembangan e-marketing. Tahap 7 : Evaluation Plan. Didefinisikan sebagai tahap evaluasi atas penerapan e-marketing yang tengah berjalan pada suatu ogranisasi atau perusahaan. Terdapat empat perspektif yang menjadi opsi penilaian evaluasi, yaitu customer perspective, internal business perspective, learning and growth perspective, dan financial perspective (Judy Strauss dan Raymond Frost, 2012:62-64).
Table 2.4 Perfomance Metrics Customer Perspective Internal Business Learning and Growth Financial Perspective Perspective Perspective Goals Measures Goals Measures Goals Measures Goals Measures Sumber : Judy Strauss dan Raymond Frost (2012:62) 2.1.19 Analisis SWOT Menurut Freddy Rangkuti (2000:18-19) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkann kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Gambar 2.1 Analisis SWOT Sumber : Freddy Rangkuti (2000:19)
2.2 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kepada permasalahan yang dikaji dan berkaitan dengan hasil akhir penelitian yang akan digunakan sebagai referensi oleh perusahaan dalam melakukan perbaikan dan pengembangan e-marketing yang dimilikinya. Maka kami cantumkan kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Hasil Wawancara Direktur PT. Rayika Khasanal