Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

HALAMAN PENGESAHAN...

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, dan pertanian memegang peranan penting

I PENDAHULUAN. kehutanan, perternakan, dan perikanan. Untuk mewujudkan pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dimana penggunaan lahan di wilayah Indonesia sebagian besar diperuntukkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman pisang merupakan salah satu kekayaan alam asli Asia

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I PUTU DANENDRA PUTRA NIM:

I. PENDAHULUAN. perdagangan antar wilayah, sehingga otomatis suatu daerah akan membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

Tahun Bawang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau dengan panjang garis pantai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tanaman. Karena itu pertanian merupakan salah satu sumber

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (Mubyarto, 1977 : 15).

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Masih banyak warga negara Indonesia yang bermata

ABSTRAK. Kata kunci : Sisa Hasil Usaha, jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, modal kerja

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar mata

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DENGAN POLA INTENSIF DAN NON INTENSIF DI DESA BUKIT HARAPAN KECAMATAN MERSAM

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. tambah (value added) dari proses pengolahan tersebut. Suryana (2005: 6)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN (AREAL), JUMLAH TENAGA KERJA DAN TINGKAT HARGA TERHADAP TOTAL PRODUKSI CENGKEH DI PROVINSI BALI TAHUN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Transkripsi:

Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. Pembangunan pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan peningkatan pendapatan. Penelitian ini dilakukan pada petani jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 75 petani jeruk dengan metode Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wewancara terstruktur, wewancara mendalam dan observasi. Teknik anaslisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan, jumlah produksi berpengaruh positif secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan, dan biaya usaha tani berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap pendapatan, sedangkan biaya usaha tani berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Hal ini menunjukan bahwa semakin meningkatnya luas lahan, jumlah produksi dan biaya usaha tani maka pendapatan petani juga akan meningkat. Untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan seperti bibit unggul, pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian dari pemerintah agar dapat meningkatkan produksi jeruk yang maksimal dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penelitian... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LandasanTeori... 11 2.1.1 Komoditas Jeruk... 11 2.1.2 Luas Lahan... 13 2.1.2.1 Hubungan luas lahan dengan pendapatan... 16 2.1.3 Produksi... 17 2.1.3.1 Hubungan produksi dengan pendapatan... 20 2.1.4 Biaya Usaha Tani... 21 2.1.4.1 Hubungan biaya usaha tani dengan pendapatan... 22 2.1.5 Pendapatan... 22 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian... 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 26 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 26 3.3 Objek Penelitian... 26 3.4 Identifikasi Variabel... 27 3.5 Definisi Operasional Variabel... 27 3.6 Jenis dan Sumber Data... 28 3.6.1 Jenis data... 28 3.6.2 Sumber data... 29 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 30 3.8 Metode Pengumpulan Data... 33 3.9 Teknik Analisis Data... 34 3.9.1 Analisis regresi linier berganda... 34 3.9.2 Uji signifikansi... 35 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum... 41 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 42 4.2.1 Tingkat pendidikan responden... 42

4.2.2 Umur responden... 43 4.2.3 Luas lahan garapan... 43 4.2.4 Jumlah produksi... 44 4.2.5 Biaya usaha tani... 45 4.2.6 Pendapatan... 46 4.3 Deskripsi Variabel Penelitian... 47 4.3.1 Analisis regresi linear berganda... 47 4.3.2 Uji asumsi klasik... 48 4.3.3 Uji signifikansi... 53 4.3.4 Analisis koefisien Determinasi... 60 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 61 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 64 5.2 Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA... 66 KUISIONER PENELITIAN... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 75

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia mayoritas mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan. Salah satu komoditi pertanian yang dikembangkan petani yaitu hortikultura. Petani berupaya meningkatkan pendapatan dengan mengusahakan komoditi ini sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Sektor Pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. Pembangunan pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan peningkatan pendapatan (Sudarman, 2001). Salah satu peran sektor pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan pokok atau pangan, maka semakin bertambahnya penduduk secara otomatis akan menjadikan konsumsi pangan juga akan meningkat sehingga dapat meningkatkan perekonomian bagi petani. Sektor pertanian umumnya merupakan sektor yang dapat ditangkap untuk investasi (Winters, 1998). Peningkatan produktivitas pertanian harus menjadi prioritas untuk mencapai perbaikan hasil yang berkelanjutan dan melibatkan peningkatan teknologi pertanian serta manajemen termasuk perbaikan perairan tanah dan pengelolaan pasca panen (Al-Haboby et al, 2016). Menurut Browning (2016) petani diharapkan memiliki kontribusi hasil pertanian kepada pemerintah, namun produksi terbatas oleh masalah seperti tanaman hancur akibat cuaca buruk dan lain sebagainya. Hal serupa juga dikemukakan oleh Li Genpan (2009) yang menyatakan bahwa produksi pertanian dibatasi oleh perubahan iklim alam dan cuaca. Hasil dari sektor pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan sumber bahan pangan menjadikan sektor pertanian semakin penting, maka dari itu dengan adanya sektor

pertanian yang mencakup komponen sosial, ekonomi, lingkungan dan kelembagaan dalam bidang pertanian diharapkan dapat menjadi penggerak sektor-sektor ekonomi dalam pembangunan ekonomi pedesaan (Jelocnik, 2011). Faktor-faktor yang menyebabkan kesejahteraan petani kecil mungkin karakteristik daerah, nilai-nilai sosial yang terkandung dalam masyarakat, rumah tangga, dan individu (Saragih et al, 2016). Kawasan pertanian hortikultura adalah kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya tanaman semusim dan tahunan. Holtikultura sayuran meliputi tomat, cabe, dll dan hortikultura buah-buahan meliputi: jeruk, kelapa, durian, dll, dan hortuikultura bunga-bungaan meliputi mawar, kenanga, dll. Pengembangan kawasan pertanian hortikultura sebagian besar bercampur dengan kawasan perkebunan, namun di beberapa lokasi berupa khusus tanaman sayur-sayuran maupun buah-buahan. Komoditas hortikultura yang berkembang di Provinsi Bali adalah tanaman jeruk. Buah jeruk di Bali mayoritas berasal dari Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Gianyar. Jeruk lokal Bali telah mampu bersaing dengan jeruk import dari luar daerah maupun dari luar negeri, sehingga peningkatan kualitas dan luasan areal perlu ditingkatkan (RKPD Bangli, 2015). Jeruk merupakan buah buahan yang banyak dicari oleh masyarakat terutama di Bali. Dikarenakan hampir semua penduduk Bali menggunakan jeruk dalam upacara adat, dengan demikian permintaan masyarakat akan jeruk tetap tinggi selain digunakan untuk upacara juga dapat dijadikan produk olahan jeruk lainnya. Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang layak untuk dikembangkan, karena usaha tani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Di samping itu, jeruk merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun olahan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpendapatan tinggi. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sudah selayaknya pengembangan usahatani jeruk ini mendapat perhatian yang besar, karena kontribusinya yang besar pada perekonomian nasional (Nainggolan, 2013).

Jeruk di Bali pada umumnya dipasarkan di pasar lokal terlebih dahulu seperti pasar badung Denpasar, pasar Karangasem, pasar Singaraja. Setelah kebutuhan pasar lokal terpenuhi, sisa produksi jeruk baru dipasarkan di luar pulau, hal ini untuk menghindari kemerosotan harga di pasar lokal akibat dari jumlah jeruk yang melimpah (Intan, 2010). Produksi jeruk lokal di Provinsi Bali dapat terlihat dalam gambar berikut. Gambar 1.1 Produksi Jeruk di Provinsi Bali Tahun 2015 Gianyar; 13,25% Jembrana; 1,62% Buleleng; 8,03% Kab. Lain; 1,99% Bangli; 75,11% Sumber : Bali Dalam Angka 2016 Produksi jeruk menurut Kabupaten/Kota digambarkan dalam gambar 1.1 diatas. 75,11% dihasilkan di Kabupaten Bangli, sedangkan sisanya tersebar di Kabupaten lain seperti Kabupaten Gianyar yang menghasilkan 13,25%. Kabupaten Buleleng menghasilkan 8,03% dan Kabupaten Jembrana menghasilkan 1,62%. Sedangkan di Kabupaten lainnya menghasilkan 1,99%. Kabupaten Bangli merupakan sentra produksi jeruk di Bali, dapat dilihat dari tingginya luas lahan atau luas tanam pohon jeruk yang terdapat di Kabupaten Bangli. Luas lahan atau luas tanam jeruk dapat terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.2 Luas Lahan Jeruk di Kabupaten Bangli Tahun 2011-2015 No. Kecamatan Luas Lahan atau Luas Tanam (Ha) 2011 2012 2013 2014 2015 1. Susut 64,84 83,93 89,50 88,68 88,68 2. Bangli 204,54 204,54 214,03 218 245,42 3. Tembuku 6,08 6,08 6,08 11,48 12,27 4. Kintamani 1.714,54 1.704,50 1.717,64 1.723,93 1.739,87 Total 1.990 1.999,05 2.027,25 2.042,09 2.086,24 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bangli 2016 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 2015 luas lahan di Kabupaten Bangli cenderung mengalami peningkatan. Luas lahan di Kecamatan Kintamani mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 1.714,54 Ha dan pada tahun 2015 sebesar 1.739,87 Ha. Luas lahan yang ditanami dan luas lahan yang di panen akan berbeda dikarenakan tidak semua pohon jeruk dapat memproduksi jeruk dengan baik. Luas panen jeruk dapat terlihat dalam tabel berikut. Tabel 1.3 Luas Panen Jeruk di Kabupaten Bangli Tahun 2011-2015 No. Kecamatan Luas Panen (Ha) 2011 2012 2013 2014 2015 1. Susut 10,31 9,06 1,76 2,92 2,11 2. Bangli 25,33 22,48 22,75 22,75 18,75 3. Tembuku 2,47 0,63 0,45 2,08 2,15 4. Kintamani 1.524,58 1.494,26 1.480,75 1.197,85 1.454,39 Total 1.562,69 1.526,43 1.505,71 1.225,6 1.477,4 Kabupaten Bangli 2016 Sumber: Dinas Pertanian

Luas panen jeruk di Kecamatan Kintamani dapat diketahui pada tabel 1.3 yaitu luas panen pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.524,58 Ha dan pada tahun 2015 yaitu sebesar 1.454,39 Ha, luas panen di Kecamatan Kintamani cenderung mengalami penurunan. Perbedaan luas tanam dan luas panen dikarenakan perbedaan perawatan yang diberikan oleh petani pada tiap pohon jeruk tersebut. Perawatan secara berkala menentukan produksi jeruk setiap panennya, perawatan tanaman jeruk antara lain pemberian pupuk, pestisida, pembersihan rumput liar, dan teknik penanaman yang benar. Banyak faktor lain yang mempengaruhi produksi jeruk antara lain hama penyakit, kurangnya pupuk, kondisi alam, dan lain-lain. Produksi jeruk di Kabupaten Bangli dapat terlihat dalam tabel berikut. Tabel 1.4 Produksi Jeruk di Kabupaten Bangli Tahun 2011-2015 No. Kecamatan Produksi (Ton) 2011 2012 2013 2014 2015 1. Susut 193,20 233,30 86,40 112,80 178 2. Bangli 1.316,90 452,10 1.215,40 782,60 510 3. Tembuku 175,60 42,50 83,40 149,10 183 4. Kintamani 87.516,50 108.927,70 117.596 69.653,60 99.353 Total 89.202,20 109.655,60 118.981 70.698 100.233,8 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bangli 2016 Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan produksi jeruk di Kecamatan Kintamani pada tahun 2011 yaitu sebesar 87.516,50 ton dan produksi jeruk pada tahun 2015 yaitu sebesar 99.353 ton. Produksi jeruk mengalami fluktuasi tetapi cenderung mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Hal ini tidak menjamin peningkatan pendapatan petani jeruk dikarenakan para tengkulak cenderung memberikan informasi yang menyesatkan dengan mengatakan harga jeruk jatuh karena masa panen. Tanaman jeruk tergolong tanaman yang hanya bisa dikembangkan di daerah dataran tinggi dan bersuhu dingin. Perawatan pohon jeruk dilakukan dengan pemberian pupuk dan pestisida secara berkala. Banyak faktor yang menentukan peningkatan pendapatan petani jeruk

antara lain luas lahan yang ditanami pohon jeruk, jumlah produksi jeruk yang dihasilkan saat masa panen, harga jual jeruk per kilogramnya di pasaran, dan biaya usaha tani yang dikeluarkan pada masa perawatan pohon. Dari latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk (Studi Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli). 1.2 Rumusan Masalah antara lain : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan 1. Bagaimanakah pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara serempak terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli? 2. Bagaimanakah pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara parsial terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai, antara lain: 1. Untuk menganalisis pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara serempak terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.

2. Untuk menganalisis pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara parsial terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memperkaya ragam penelitian serta membuktikan teori-teori selama menempuh pendidikan diperguruan tinggi. Selain itu, kegunaan teoritisnya dapat mendukung jurnal dari penelitian sebelumnya, menjadi referensi penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah pengetahuan untuk membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan, khususnya pada sektor pertanian jeruk. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para petani jeruk bagaimana luas lahan pertanian, jumlah produksi jeruk, dan biaya usaha tani dalam upaya meningkatkan pendapatan petani jeruk.

1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah kemudian dirumuskan ke dalam beberapa rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka diuraikan mengenai konsep dan definisi yang digunakan dalam penelitian dan teori yang digunakan. Teori-teori, definisi dan konsep yang diuraikan dalam bab ini antara lain jeruk, luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Selanjutnya diuraikan keaslian penelitian yang terdiri dari hasil-hasil penelitian yang mendukung baik dari jurnal asing maupun jurnal dalam negeri. Semua jurnal juga dielaborasikan ke dalam berbagai bab, tidak dalam sub bab tersendiri. Penjelasan yang diuraikan dapat menjustifikasi bahwa penelitian yang dibuat adalah penelitian yang sah. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data Pembahasan Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi data hasil penelitian, meliputi karakteristik responden yang meliputi luas lahan, jumlah produksi, biaya usaha tani dan pendapatan petani.

Kemudian jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisis regresi. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan.