Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. Pembangunan pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan peningkatan pendapatan. Penelitian ini dilakukan pada petani jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 75 petani jeruk dengan metode Propotional Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wewancara terstruktur, wewancara mendalam dan observasi. Teknik anaslisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa luas lahan berpengaruh positif dan signifikan secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan, jumlah produksi berpengaruh positif secara simultan maupun parsial terhadap pendapatan, dan biaya usaha tani berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap pendapatan, sedangkan biaya usaha tani berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Hal ini menunjukan bahwa semakin meningkatnya luas lahan, jumlah produksi dan biaya usaha tani maka pendapatan petani juga akan meningkat. Untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan seperti bibit unggul, pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian dari pemerintah agar dapat meningkatkan produksi jeruk yang maksimal dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 8 1.5 Sistematika Penelitian... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 LandasanTeori... 11 2.1.1 Komoditas Jeruk... 11 2.1.2 Luas Lahan... 13 2.1.2.1 Hubungan luas lahan dengan pendapatan... 16 2.1.3 Produksi... 17 2.1.3.1 Hubungan produksi dengan pendapatan... 20 2.1.4 Biaya Usaha Tani... 21 2.1.4.1 Hubungan biaya usaha tani dengan pendapatan... 22 2.1.5 Pendapatan... 22 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian... 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 26 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 26 3.3 Objek Penelitian... 26 3.4 Identifikasi Variabel... 27 3.5 Definisi Operasional Variabel... 27 3.6 Jenis dan Sumber Data... 28 3.6.1 Jenis data... 28 3.6.2 Sumber data... 29 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 30 3.8 Metode Pengumpulan Data... 33 3.9 Teknik Analisis Data... 34 3.9.1 Analisis regresi linier berganda... 34 3.9.2 Uji signifikansi... 35 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum... 41 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 42 4.2.1 Tingkat pendidikan responden... 42
4.2.2 Umur responden... 43 4.2.3 Luas lahan garapan... 43 4.2.4 Jumlah produksi... 44 4.2.5 Biaya usaha tani... 45 4.2.6 Pendapatan... 46 4.3 Deskripsi Variabel Penelitian... 47 4.3.1 Analisis regresi linear berganda... 47 4.3.2 Uji asumsi klasik... 48 4.3.3 Uji signifikansi... 53 4.3.4 Analisis koefisien Determinasi... 60 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... 61 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 64 5.2 Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA... 66 KUISIONER PENELITIAN... 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 75
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia mayoritas mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan. Salah satu komoditi pertanian yang dikembangkan petani yaitu hortikultura. Petani berupaya meningkatkan pendapatan dengan mengusahakan komoditi ini sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Sektor Pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. Pembangunan pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih baik, sekalipun prioritas pada kebijaksanaan industrialisasi sudah dijatuhkan, namun sektor pertanian dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan peningkatan pendapatan (Sudarman, 2001). Salah satu peran sektor pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan pokok atau pangan, maka semakin bertambahnya penduduk secara otomatis akan menjadikan konsumsi pangan juga akan meningkat sehingga dapat meningkatkan perekonomian bagi petani. Sektor pertanian umumnya merupakan sektor yang dapat ditangkap untuk investasi (Winters, 1998). Peningkatan produktivitas pertanian harus menjadi prioritas untuk mencapai perbaikan hasil yang berkelanjutan dan melibatkan peningkatan teknologi pertanian serta manajemen termasuk perbaikan perairan tanah dan pengelolaan pasca panen (Al-Haboby et al, 2016). Menurut Browning (2016) petani diharapkan memiliki kontribusi hasil pertanian kepada pemerintah, namun produksi terbatas oleh masalah seperti tanaman hancur akibat cuaca buruk dan lain sebagainya. Hal serupa juga dikemukakan oleh Li Genpan (2009) yang menyatakan bahwa produksi pertanian dibatasi oleh perubahan iklim alam dan cuaca. Hasil dari sektor pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan sumber bahan pangan menjadikan sektor pertanian semakin penting, maka dari itu dengan adanya sektor
pertanian yang mencakup komponen sosial, ekonomi, lingkungan dan kelembagaan dalam bidang pertanian diharapkan dapat menjadi penggerak sektor-sektor ekonomi dalam pembangunan ekonomi pedesaan (Jelocnik, 2011). Faktor-faktor yang menyebabkan kesejahteraan petani kecil mungkin karakteristik daerah, nilai-nilai sosial yang terkandung dalam masyarakat, rumah tangga, dan individu (Saragih et al, 2016). Kawasan pertanian hortikultura adalah kawasan yang diperuntukkan bagi budidaya tanaman semusim dan tahunan. Holtikultura sayuran meliputi tomat, cabe, dll dan hortikultura buah-buahan meliputi: jeruk, kelapa, durian, dll, dan hortuikultura bunga-bungaan meliputi mawar, kenanga, dll. Pengembangan kawasan pertanian hortikultura sebagian besar bercampur dengan kawasan perkebunan, namun di beberapa lokasi berupa khusus tanaman sayur-sayuran maupun buah-buahan. Komoditas hortikultura yang berkembang di Provinsi Bali adalah tanaman jeruk. Buah jeruk di Bali mayoritas berasal dari Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Gianyar. Jeruk lokal Bali telah mampu bersaing dengan jeruk import dari luar daerah maupun dari luar negeri, sehingga peningkatan kualitas dan luasan areal perlu ditingkatkan (RKPD Bangli, 2015). Jeruk merupakan buah buahan yang banyak dicari oleh masyarakat terutama di Bali. Dikarenakan hampir semua penduduk Bali menggunakan jeruk dalam upacara adat, dengan demikian permintaan masyarakat akan jeruk tetap tinggi selain digunakan untuk upacara juga dapat dijadikan produk olahan jeruk lainnya. Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang layak untuk dikembangkan, karena usaha tani jeruk memberikan keuntungan yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Di samping itu, jeruk merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun olahan dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpendapatan tinggi. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sudah selayaknya pengembangan usahatani jeruk ini mendapat perhatian yang besar, karena kontribusinya yang besar pada perekonomian nasional (Nainggolan, 2013).
Jeruk di Bali pada umumnya dipasarkan di pasar lokal terlebih dahulu seperti pasar badung Denpasar, pasar Karangasem, pasar Singaraja. Setelah kebutuhan pasar lokal terpenuhi, sisa produksi jeruk baru dipasarkan di luar pulau, hal ini untuk menghindari kemerosotan harga di pasar lokal akibat dari jumlah jeruk yang melimpah (Intan, 2010). Produksi jeruk lokal di Provinsi Bali dapat terlihat dalam gambar berikut. Gambar 1.1 Produksi Jeruk di Provinsi Bali Tahun 2015 Gianyar; 13,25% Jembrana; 1,62% Buleleng; 8,03% Kab. Lain; 1,99% Bangli; 75,11% Sumber : Bali Dalam Angka 2016 Produksi jeruk menurut Kabupaten/Kota digambarkan dalam gambar 1.1 diatas. 75,11% dihasilkan di Kabupaten Bangli, sedangkan sisanya tersebar di Kabupaten lain seperti Kabupaten Gianyar yang menghasilkan 13,25%. Kabupaten Buleleng menghasilkan 8,03% dan Kabupaten Jembrana menghasilkan 1,62%. Sedangkan di Kabupaten lainnya menghasilkan 1,99%. Kabupaten Bangli merupakan sentra produksi jeruk di Bali, dapat dilihat dari tingginya luas lahan atau luas tanam pohon jeruk yang terdapat di Kabupaten Bangli. Luas lahan atau luas tanam jeruk dapat terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.2 Luas Lahan Jeruk di Kabupaten Bangli Tahun 2011-2015 No. Kecamatan Luas Lahan atau Luas Tanam (Ha) 2011 2012 2013 2014 2015 1. Susut 64,84 83,93 89,50 88,68 88,68 2. Bangli 204,54 204,54 214,03 218 245,42 3. Tembuku 6,08 6,08 6,08 11,48 12,27 4. Kintamani 1.714,54 1.704,50 1.717,64 1.723,93 1.739,87 Total 1.990 1.999,05 2.027,25 2.042,09 2.086,24 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bangli 2016 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 2015 luas lahan di Kabupaten Bangli cenderung mengalami peningkatan. Luas lahan di Kecamatan Kintamani mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 1.714,54 Ha dan pada tahun 2015 sebesar 1.739,87 Ha. Luas lahan yang ditanami dan luas lahan yang di panen akan berbeda dikarenakan tidak semua pohon jeruk dapat memproduksi jeruk dengan baik. Luas panen jeruk dapat terlihat dalam tabel berikut. Tabel 1.3 Luas Panen Jeruk di Kabupaten Bangli Tahun 2011-2015 No. Kecamatan Luas Panen (Ha) 2011 2012 2013 2014 2015 1. Susut 10,31 9,06 1,76 2,92 2,11 2. Bangli 25,33 22,48 22,75 22,75 18,75 3. Tembuku 2,47 0,63 0,45 2,08 2,15 4. Kintamani 1.524,58 1.494,26 1.480,75 1.197,85 1.454,39 Total 1.562,69 1.526,43 1.505,71 1.225,6 1.477,4 Kabupaten Bangli 2016 Sumber: Dinas Pertanian
Luas panen jeruk di Kecamatan Kintamani dapat diketahui pada tabel 1.3 yaitu luas panen pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.524,58 Ha dan pada tahun 2015 yaitu sebesar 1.454,39 Ha, luas panen di Kecamatan Kintamani cenderung mengalami penurunan. Perbedaan luas tanam dan luas panen dikarenakan perbedaan perawatan yang diberikan oleh petani pada tiap pohon jeruk tersebut. Perawatan secara berkala menentukan produksi jeruk setiap panennya, perawatan tanaman jeruk antara lain pemberian pupuk, pestisida, pembersihan rumput liar, dan teknik penanaman yang benar. Banyak faktor lain yang mempengaruhi produksi jeruk antara lain hama penyakit, kurangnya pupuk, kondisi alam, dan lain-lain. Produksi jeruk di Kabupaten Bangli dapat terlihat dalam tabel berikut. Tabel 1.4 Produksi Jeruk di Kabupaten Bangli Tahun 2011-2015 No. Kecamatan Produksi (Ton) 2011 2012 2013 2014 2015 1. Susut 193,20 233,30 86,40 112,80 178 2. Bangli 1.316,90 452,10 1.215,40 782,60 510 3. Tembuku 175,60 42,50 83,40 149,10 183 4. Kintamani 87.516,50 108.927,70 117.596 69.653,60 99.353 Total 89.202,20 109.655,60 118.981 70.698 100.233,8 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Bangli 2016 Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan produksi jeruk di Kecamatan Kintamani pada tahun 2011 yaitu sebesar 87.516,50 ton dan produksi jeruk pada tahun 2015 yaitu sebesar 99.353 ton. Produksi jeruk mengalami fluktuasi tetapi cenderung mengalami peningkatan di tiap tahunnya. Hal ini tidak menjamin peningkatan pendapatan petani jeruk dikarenakan para tengkulak cenderung memberikan informasi yang menyesatkan dengan mengatakan harga jeruk jatuh karena masa panen. Tanaman jeruk tergolong tanaman yang hanya bisa dikembangkan di daerah dataran tinggi dan bersuhu dingin. Perawatan pohon jeruk dilakukan dengan pemberian pupuk dan pestisida secara berkala. Banyak faktor yang menentukan peningkatan pendapatan petani jeruk
antara lain luas lahan yang ditanami pohon jeruk, jumlah produksi jeruk yang dihasilkan saat masa panen, harga jual jeruk per kilogramnya di pasaran, dan biaya usaha tani yang dikeluarkan pada masa perawatan pohon. Dari latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk (Studi Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli). 1.2 Rumusan Masalah antara lain : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan 1. Bagaimanakah pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara serempak terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli? 2. Bagaimanakah pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara parsial terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai, antara lain: 1. Untuk menganalisis pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara serempak terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
2. Untuk menganalisis pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, dan Biaya Usaha Tani secara parsial terhadap Pendapatan Petani Jeruk di Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memperkaya ragam penelitian serta membuktikan teori-teori selama menempuh pendidikan diperguruan tinggi. Selain itu, kegunaan teoritisnya dapat mendukung jurnal dari penelitian sebelumnya, menjadi referensi penelitian selanjutnya sehingga dapat menambah pengetahuan untuk membandingkan teori-teori dengan kenyataan di lapangan, khususnya pada sektor pertanian jeruk. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para petani jeruk bagaimana luas lahan pertanian, jumlah produksi jeruk, dan biaya usaha tani dalam upaya meningkatkan pendapatan petani jeruk.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah kemudian dirumuskan ke dalam beberapa rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini menguraikan kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka diuraikan mengenai konsep dan definisi yang digunakan dalam penelitian dan teori yang digunakan. Teori-teori, definisi dan konsep yang diuraikan dalam bab ini antara lain jeruk, luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Selanjutnya diuraikan keaslian penelitian yang terdiri dari hasil-hasil penelitian yang mendukung baik dari jurnal asing maupun jurnal dalam negeri. Semua jurnal juga dielaborasikan ke dalam berbagai bab, tidak dalam sub bab tersendiri. Penjelasan yang diuraikan dapat menjustifikasi bahwa penelitian yang dibuat adalah penelitian yang sah. Bab III : Metode Penelitian Pada bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data Pembahasan Penelitian Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan deskripsi data hasil penelitian, meliputi karakteristik responden yang meliputi luas lahan, jumlah produksi, biaya usaha tani dan pendapatan petani.
Kemudian jawaban terhadap tujuan penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisis regresi. Bab V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan.