BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH. A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB IV ANALISIS STRATEGI DAN METODE DAKWAH KH MUSLIHUDDIN ASNAWI DALAM PEMBINAAN AKHLAK DI DESA SIDOREJO KEC.SEDAN KAB. REMBANG.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

SAMBUTAN KETUA DPRD KABUPATEN KEBUMEN P A D A MALAM TASYAKURAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KE 72 TAHUNREPUBLIK INDONESIA Rabu, 16 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tgl 5 Feb. 2014, di Pekalongan Rabu, 05 Pebruari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB IV ANALISA DATA. menguntungkan. Dimanapun dan kapanpun manusia itu menjalani proses

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

ETIKA PROFESI SATPAM

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA UPACARA PERINGATAN KE-70 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL, 17 AGUSTUS 2015

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

SISTEM INFORMASI BERBASIS MULTIMEDIA TENTANG TATA CARA IBADAH SHOLAT MENURUT SUNNAH NABI MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia, dan ukhrawi. Agama Islam yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi dalam keluarga yakni antara orang tua dan anak akan

S A M B U T A N PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN (HUT) KE-72 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (RI) TAHUN 2017 DI KABUPATEN BOGOR

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 2, Tahun 2017, E-ISSN PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X SMA N 6 METRO

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengusahakan tercapainya pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional

BAB III PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. dibantu oleh staffnya atau perangkat desa. yang menimbulkan suatu kebudayaan atau adat kebiasaan.

BAB VII TETAP SEDERHANA DAN MEMOTIVASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

Nama Dayah Lembaga Pendidikan Dayah Terpadu Dinul Islam. Alamat Jl. H. Pansuri Kap. Lae Pinang Kec. Singkohor Aceh Singkil. Pendiri Muzakki Salim

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

PROFIL KADER MUHAMMADIYAH. Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

LAPORAN PENGABDIAN DOSEN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SANTRI TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL PENDIDIK DI PONDOK PESANTREN AL-MUBAROK MEDONO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN DI DESA PAKUMBULAN DUKUH KLEKOR WETAN BUARAN PEKALONGAN

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

BAB IV ANALISIS UPAYA REMAJA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN MELALUI KEGIATAN SHALAWAT JAM IYYAH SIMTUDURAR DI DESA JREBENGKEMBANG KECAMATAN

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bagian ini berisi mengenai analisis implementasi pendidikan life

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB V PENUTUP. 1. Indonesia merupakan sebuah negara multikultural dan plural, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG

BAB VII CERITA AKHIR PENDAMPINGAN. kuncinya yakni dibutuhkan kerjasama dan saling tolong-menolong antara satu

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

SAMBUTAN PADA ACARA PERESMIAN MUSDA III PD. BKMM-DMI KOTA BANDUNG HARI/TANGGAL : SELASA, 26 APRIL 2016 : PUKUL WIB

Dua Sisi Mata Uang Dampak Teknologi Jumat, 14 Februari :15. Oleh Ahmad Turmudzi*

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali macam-macam shalat yang diperintakan oleh Allah SWT melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dalam pengertian umum memiliki peranan yang sangat penting

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. SPMAA, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Implementasi Pembelajaran Profetik dalam Pembentukan Karakter

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Fokus penelitian ini adalah Peran KH. Munir Abdullah dalam Membimbing Agama Masyarakat Desa Ngroto Kecamatan Gubug

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR CERDAS BERBAHASA INDONESIA UNTUK SMA/MA KELAS XI KARANGAN ENGKOS KOSASIH TERBITAN :

BAB IV ANALISIS TERHADAP PERANAN MADRASAH DINIYAH AL HIKMAH DALAM MORALITAS REMAJA DI BOYONG SARI KELURAHAN PANJANG BARU PEKALONGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus Sekolah di Desa Pringlangu 06 A Kecamatan Buaran Kota Pekalongan Secara umum kiai merupakan salah satu elit yang mempunyai kedudukan sangat terhormat dan berpengaruh besar pada perkembangan masyarakat karena ketokohanya sebagai figur yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam mengenai ajaran islam. Sebagai kelompok elite dalam struktur sosial, politik, ekonomi dan lebih-lebih di kalangan kelompok Islam di masyarakat, seorang kiai mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting sekali. Adapun peran kiai di desa Pringlangu 06 A telah memberikan kontribusi bagi masyarakat menjadi lebih baik. Hal ini telah terbukti dari hasil wawancara maupun observasi yang telah penulis lakukan. a. Sebagai Ulama Sebagai ulama (penerus para Nabi), kiai di desa Pringlangu 06 A ini sudah jelas memiliki ilmu agama yang lebih luas dan mendalam, sehingga masyarakat memberi gelar kiai dengan harapan mereka akan mampu mengemban amanah dari masyarakat dengan baik dan selalu dapat memberikan contoh yang baik untuk keluarganya maupun masyarakat. Warga Pringlangu 06 A ini menilai bahwa para kiai yang ada di tengah kehidupannya telah memberikan contoh, teladan yang baik, entah itu dalam segi ibadah maupun dalam urusan muammalah. 75

76 Kiai di desa Pringlangu 06 ini memiliki cita-cita atau harapan yang tinggi dalam membantu membina ahlak remaja putus sekolah. Hal ini terbukti dengan berbagai usaha, dakwah melalui berbagai macam kegiatan islami yang telah beliau selenggarakan dalam membantu membina ahlak remaja putus sekolah yang ada di sekitarnya. Para kiai di desa Pringlangu 06 A ini sangat yakin, bahwa dengan adanya berbagai macam kegiatan islami yang terus ditingkatkan baik di musholla, di rumah-rumah warga maupun di majlis taklim manapun akan sangat membantu para remaja agar mempunyai ahlak yang lebih baik. b. Sebagai Pengendali Sosial Sebagai pengendali sosial, para kiai di desa Pringlangu 06 A ini telah mampu mengendalikan keadaan sosial kemasyarakatan yang sedang dilanda perubahan dan perkembangan akibat adanya kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Para kiai mampu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan islami yang semakin lama semakin hilang akibat perkembangan zaman yang cenderung modern. Sehingga dengan berbagai macam kegiatan islami yang selalu ditegakkan dan terus ditingkatkan di tengah-tengah masyarakat yang sedang dilanda kekrisisan moral, dapat membantu membentengi ahlak mereka dari pengaruh budaya barat dan hal-hal negatif lainya. c. Sebagai Penggerak Perjuangan Sebagai penggerak perjuangan, dengan diadakannya berbagai macam kegiatan islami para kiai dapat meneruskan dan menghidupkan

77 kembali ajaran para ulama, wali songo yang dahulu berjuang keras dalam menjadikan masyarakat yang agamis. Selain itu, para kiai juga mengingatkan kembali jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia yang telah gugur di medan perang kepada masyarakat Pringlangu melalui acara doa bersama, yasin dan tahlil yang digelar pada malam tanggal 17 Agustus di musholla al-muqorrobin. d. Peran Kiai dalam Pembangunan Pembangunan yang dimaksud disini adalah dalam aspek pembangunan unsur ruhaniyahnya. Sehingga, sangat jelas behwa para kiai di desa Pringlangu telah mampu berperan aktif dalam membangun unsur ruhaniyah masyarakat desa Pringlangu 06 A, terutama di kalangan remaja yakni melalui teladan dan tentunya dengan berbagai macam kegiatan islami yang ada. 1. Pemimpin agama sebagai motivator Dengan adanya berbagai macam tausiyah serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tutur kata maupun dalam perbuatan, tentunya para kiai di desa Pringlangu 06 A ini telah mampu memotivasi remaja agar berahlak lebih baik. 2. Pemimpin agama sebagai pembimbing moral Melalui berbagai nesehat demi nasehat yang telah di berikan para kiai kepada remaja, tentunya hal itu merupakan bukti bahwa para kiai telah melakukan tugasnya untuk membimbing moral remaja, agar mereka menjadi remaja yang bermoral lebih baik. hal ini terbukti adanya

78 perubahan yang dahulu banyak perbuatan negatif yang dilkukan para remaja di desa ini, namun sekarang remaja di desa ini sudah menjadi remaja yang lebih, sudah jarang ada kejadian-kejadian negatif yang dilakukan oleh remaja. 3. Pemimpin agama sebagai mediator Dalam setiap diskusi antara masyarakat di desa Pringlangu 06 ini, tentunya para kiai telah mampu menjadi mediator yang baik bagi masyarakat. Para kiailah yang selalu memberikan nasehat dan arahanya. Para kiai juga yang memutuskan dilaksanakan atau tidaknya suatu kegiatan. Sehingga dengan demikian, para kiai berperan penting dalam menentukan segala kegiatan yang akan dilaksanakan di desa Pringlangu 06 A ini, karena mereka telah dipercaya masyarakat berkat tugas dan amanhnya yang telah diemban dan dilaksankan dengan baik. Berdasarkan pengakuan dari para remaja sendiri dari hasil wawancara, mengatakan bahwa mereka sangat yakin dengan adanya berbagai macam kegiatan islami yang telah diselenggarakan para kiai dapat membantu dirinya menjadi pribadi yang mempunyai ahlak lebih baik. Setelah mengikuti berbagai kegiatan islami tersebut, para remaja merasakan hal-hal berikut: 1. Para remaja merasa terhipnotis, mendapat hidayah dari Allah. 2. Para remaja merasa tenang, tentram dan mendapatkan kesejukan hati. 3. Para remaja merasa lebih baik.

79 4. Para remaja merasa masih sangat buruk dan ingin menjadi yang lebih baik. 5. Para remaja menjadi sering instropeksi diri akibat adanya berbagai tausiyah, nasehat dari para kiai. 6. Kesadaran beribadah para remaja menjadi lebih tinggi. 7. Hubungan pertemanan para remaja menjadi lebih baik. B. Analisis Faktor Penunjang dan Penghambat Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus Sekolah di Desa Pringlangu 06 A Kecamatan Buaran Kota Pekalongan Di desa Pringlangu 06 A ini, para kiai dirasa sudah sangat maksimal dalam membantu membina ahlak para remaja. Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam halaman sebelumnya, diantara peran yang sudah para kiai lakukan di desa Pringlangu 06 A ini dalam membina ahlak remaja yakni dengan menyelenggarakan berbagai macam kegiatan islami baik di musholla, rumah maupun di majlis taklim. Adapun sebagaimana manusia biasa, para kiai di desa Pringlangu ini tentunya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya ada beberapa faktor yang mendukung dan penghambat segala macam usaha yang telah dilakukan. a. Analisis Faktor Penunjang Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Para kiai di desa Pringlangu 06 A ini mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kiai, ada beberapa faktor pendukung, diantaranya:

80 1. Faktor internal. Faktor ini timbul dari diri para kiai itu sendiri. Mereka memiliki motivasi, harapan, cita-cita yang sangat tinggi untuk membantu menjadikan para remaja menjadi remaja yang berahlak lebih baik lagi. Para kiai di desa Pringlangu 06 A ini dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya benar-benar diniati sebagai ibadah dan ikhlas semata-mata karena Allah. Hal itulah yang membuat masyarakat, khusunya para remaja sangat hormat dan mau melaksanakan segala nasihatnya. Keadaan ini sesuai dengan keterangan dalam sebuah buku yang menjelaskan bahwa pengabdian seorang kiai untuk mengembangkan lembaga yang dikelolanya tanpa mementingkan kepentingan pribadi, merupakan sikap ikhlas timbal balik antara santri dan kiai. Pengabdian kiai dalam mendidik santri masyarakat diwarnai oleh nilai keikhlasan tanpa pamrih hanya karena Allah, sehingga menimbulkan keikhlasan santri atau masyarakat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang diperintahkan kiai. 2. Dukungan dari keluarga terdekat seperti istri, anak, orang tua serta keluarga dekat lainya yang selalu mengizinkan dan sangat mendukung dakwahnya. 3. Dukungan dari masyarakat yang telah memberi izin bagi para kiai dalam melaksanakan dakwahnya, bahkan mereka sangat mendukung dan ikut berpartisispasi membantu berbagai macam kegiatan islami yang akan diselenggarakan baik dukungan berupa pikiran, tenaga maupun materialnya.

81 4. Kesadaran dari para remaja sendiri yang semakin sering mereka mengikuti kegiatan islami, menjadi semakin lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan islami lainya. Bahkan para remaja juga tidak sungkan-sungkan dalam menyisihkan uangnya untuk disumbangkan demi kelancaran dalam suatu kegiatan. 5. Para remaja yang gemar bersholawat. Mereka sangat antusias dengan kegiatan sholawat yang semakin lama semakin maju dan berkembang. b. Analisis Faktor Penghambat Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Adapun diantara faktor yang menjadi faktor penghambat atau kendala peran kiai dalam membina ahlak remaja putus sekolah di desa Pringlangu 06 A, antara lain: 1. Berkembangnya teknologi dan komunikasi yang telah marak di dunia. Adanya Hp yang semakin canggih, berbagai jejaring dunia maya dan hal lain yang terkadang masih digunakan secara negatif bagi para remaja. Para remaja terkadang lebih memilih untuk bermain Hp atau ke warnet dari pada ikut kegiatan islami. 2. Musim hujan yang terkadang membuat para remaja malas, tidak ikut hadir dalam kegiatan islami yang sedang dilaksanakan. 3. Kurang maksimalnya dukungan dari orang tua. Kebanyakan orang tua di desa Pringlangu 06 A ini tidak terlalu perduli dengan masalah pentingnya menuntut ilmu. Sehingga mereka, para orang tua lebih menyuruh anaknya untuk bekerja dari pada menuntut ilmu.

82 4. Kualitas anggota yang sangat rendah. Dari latar belakang pendidikan yang rendah, menjadikan para remaja di desa Pringlangu 06 A ini sering kali ketika ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab dalam suatu hal dalam suatu kegiatan, terkadang mereka tidak dapat menjalankannya dengan baik. 5. Pengaruh dari teman yang belum diberikan kesadaran akan pentingnya kegiatan islami bagi kemajuan ahlaknya. 6. Orang tua yang kurang mendoakan untuk anaknya. 7. Kurangnya minat para remaja terhadap kegiatan islami yang dilaksanakan para kiai yang dianggap kuno. Sehingga para kiai terkadang merasa kebingungan dan kesulitan di dalam melaksanakan suatu kegiatan islami yang bisa membangkitkan semangat para remaja untuk mengikutinya. 8. Kesibukan pekerjaan dari para remaja, karena terkadang ia merasa kecapekan sehingga tidak hadir dalam suatu kegiatan.