BAB IV ANALISIS PERAN KIAI DALAM MEMBINA AHLAK REMAJA MUSLIM PUTUS SEKOLAH A. Analisis Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus Sekolah di Desa Pringlangu 06 A Kecamatan Buaran Kota Pekalongan Secara umum kiai merupakan salah satu elit yang mempunyai kedudukan sangat terhormat dan berpengaruh besar pada perkembangan masyarakat karena ketokohanya sebagai figur yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam mengenai ajaran islam. Sebagai kelompok elite dalam struktur sosial, politik, ekonomi dan lebih-lebih di kalangan kelompok Islam di masyarakat, seorang kiai mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting sekali. Adapun peran kiai di desa Pringlangu 06 A telah memberikan kontribusi bagi masyarakat menjadi lebih baik. Hal ini telah terbukti dari hasil wawancara maupun observasi yang telah penulis lakukan. a. Sebagai Ulama Sebagai ulama (penerus para Nabi), kiai di desa Pringlangu 06 A ini sudah jelas memiliki ilmu agama yang lebih luas dan mendalam, sehingga masyarakat memberi gelar kiai dengan harapan mereka akan mampu mengemban amanah dari masyarakat dengan baik dan selalu dapat memberikan contoh yang baik untuk keluarganya maupun masyarakat. Warga Pringlangu 06 A ini menilai bahwa para kiai yang ada di tengah kehidupannya telah memberikan contoh, teladan yang baik, entah itu dalam segi ibadah maupun dalam urusan muammalah. 75
76 Kiai di desa Pringlangu 06 ini memiliki cita-cita atau harapan yang tinggi dalam membantu membina ahlak remaja putus sekolah. Hal ini terbukti dengan berbagai usaha, dakwah melalui berbagai macam kegiatan islami yang telah beliau selenggarakan dalam membantu membina ahlak remaja putus sekolah yang ada di sekitarnya. Para kiai di desa Pringlangu 06 A ini sangat yakin, bahwa dengan adanya berbagai macam kegiatan islami yang terus ditingkatkan baik di musholla, di rumah-rumah warga maupun di majlis taklim manapun akan sangat membantu para remaja agar mempunyai ahlak yang lebih baik. b. Sebagai Pengendali Sosial Sebagai pengendali sosial, para kiai di desa Pringlangu 06 A ini telah mampu mengendalikan keadaan sosial kemasyarakatan yang sedang dilanda perubahan dan perkembangan akibat adanya kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Para kiai mampu menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan islami yang semakin lama semakin hilang akibat perkembangan zaman yang cenderung modern. Sehingga dengan berbagai macam kegiatan islami yang selalu ditegakkan dan terus ditingkatkan di tengah-tengah masyarakat yang sedang dilanda kekrisisan moral, dapat membantu membentengi ahlak mereka dari pengaruh budaya barat dan hal-hal negatif lainya. c. Sebagai Penggerak Perjuangan Sebagai penggerak perjuangan, dengan diadakannya berbagai macam kegiatan islami para kiai dapat meneruskan dan menghidupkan
77 kembali ajaran para ulama, wali songo yang dahulu berjuang keras dalam menjadikan masyarakat yang agamis. Selain itu, para kiai juga mengingatkan kembali jasa-jasa para pahlawan kemerdekaan Indonesia yang telah gugur di medan perang kepada masyarakat Pringlangu melalui acara doa bersama, yasin dan tahlil yang digelar pada malam tanggal 17 Agustus di musholla al-muqorrobin. d. Peran Kiai dalam Pembangunan Pembangunan yang dimaksud disini adalah dalam aspek pembangunan unsur ruhaniyahnya. Sehingga, sangat jelas behwa para kiai di desa Pringlangu telah mampu berperan aktif dalam membangun unsur ruhaniyah masyarakat desa Pringlangu 06 A, terutama di kalangan remaja yakni melalui teladan dan tentunya dengan berbagai macam kegiatan islami yang ada. 1. Pemimpin agama sebagai motivator Dengan adanya berbagai macam tausiyah serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tutur kata maupun dalam perbuatan, tentunya para kiai di desa Pringlangu 06 A ini telah mampu memotivasi remaja agar berahlak lebih baik. 2. Pemimpin agama sebagai pembimbing moral Melalui berbagai nesehat demi nasehat yang telah di berikan para kiai kepada remaja, tentunya hal itu merupakan bukti bahwa para kiai telah melakukan tugasnya untuk membimbing moral remaja, agar mereka menjadi remaja yang bermoral lebih baik. hal ini terbukti adanya
78 perubahan yang dahulu banyak perbuatan negatif yang dilkukan para remaja di desa ini, namun sekarang remaja di desa ini sudah menjadi remaja yang lebih, sudah jarang ada kejadian-kejadian negatif yang dilakukan oleh remaja. 3. Pemimpin agama sebagai mediator Dalam setiap diskusi antara masyarakat di desa Pringlangu 06 ini, tentunya para kiai telah mampu menjadi mediator yang baik bagi masyarakat. Para kiailah yang selalu memberikan nasehat dan arahanya. Para kiai juga yang memutuskan dilaksanakan atau tidaknya suatu kegiatan. Sehingga dengan demikian, para kiai berperan penting dalam menentukan segala kegiatan yang akan dilaksanakan di desa Pringlangu 06 A ini, karena mereka telah dipercaya masyarakat berkat tugas dan amanhnya yang telah diemban dan dilaksankan dengan baik. Berdasarkan pengakuan dari para remaja sendiri dari hasil wawancara, mengatakan bahwa mereka sangat yakin dengan adanya berbagai macam kegiatan islami yang telah diselenggarakan para kiai dapat membantu dirinya menjadi pribadi yang mempunyai ahlak lebih baik. Setelah mengikuti berbagai kegiatan islami tersebut, para remaja merasakan hal-hal berikut: 1. Para remaja merasa terhipnotis, mendapat hidayah dari Allah. 2. Para remaja merasa tenang, tentram dan mendapatkan kesejukan hati. 3. Para remaja merasa lebih baik.
79 4. Para remaja merasa masih sangat buruk dan ingin menjadi yang lebih baik. 5. Para remaja menjadi sering instropeksi diri akibat adanya berbagai tausiyah, nasehat dari para kiai. 6. Kesadaran beribadah para remaja menjadi lebih tinggi. 7. Hubungan pertemanan para remaja menjadi lebih baik. B. Analisis Faktor Penunjang dan Penghambat Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Muslim Putus Sekolah di Desa Pringlangu 06 A Kecamatan Buaran Kota Pekalongan Di desa Pringlangu 06 A ini, para kiai dirasa sudah sangat maksimal dalam membantu membina ahlak para remaja. Sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam halaman sebelumnya, diantara peran yang sudah para kiai lakukan di desa Pringlangu 06 A ini dalam membina ahlak remaja yakni dengan menyelenggarakan berbagai macam kegiatan islami baik di musholla, rumah maupun di majlis taklim. Adapun sebagaimana manusia biasa, para kiai di desa Pringlangu ini tentunya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya ada beberapa faktor yang mendukung dan penghambat segala macam usaha yang telah dilakukan. a. Analisis Faktor Penunjang Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Para kiai di desa Pringlangu 06 A ini mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kiai, ada beberapa faktor pendukung, diantaranya:
80 1. Faktor internal. Faktor ini timbul dari diri para kiai itu sendiri. Mereka memiliki motivasi, harapan, cita-cita yang sangat tinggi untuk membantu menjadikan para remaja menjadi remaja yang berahlak lebih baik lagi. Para kiai di desa Pringlangu 06 A ini dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya benar-benar diniati sebagai ibadah dan ikhlas semata-mata karena Allah. Hal itulah yang membuat masyarakat, khusunya para remaja sangat hormat dan mau melaksanakan segala nasihatnya. Keadaan ini sesuai dengan keterangan dalam sebuah buku yang menjelaskan bahwa pengabdian seorang kiai untuk mengembangkan lembaga yang dikelolanya tanpa mementingkan kepentingan pribadi, merupakan sikap ikhlas timbal balik antara santri dan kiai. Pengabdian kiai dalam mendidik santri masyarakat diwarnai oleh nilai keikhlasan tanpa pamrih hanya karena Allah, sehingga menimbulkan keikhlasan santri atau masyarakat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang diperintahkan kiai. 2. Dukungan dari keluarga terdekat seperti istri, anak, orang tua serta keluarga dekat lainya yang selalu mengizinkan dan sangat mendukung dakwahnya. 3. Dukungan dari masyarakat yang telah memberi izin bagi para kiai dalam melaksanakan dakwahnya, bahkan mereka sangat mendukung dan ikut berpartisispasi membantu berbagai macam kegiatan islami yang akan diselenggarakan baik dukungan berupa pikiran, tenaga maupun materialnya.
81 4. Kesadaran dari para remaja sendiri yang semakin sering mereka mengikuti kegiatan islami, menjadi semakin lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan islami lainya. Bahkan para remaja juga tidak sungkan-sungkan dalam menyisihkan uangnya untuk disumbangkan demi kelancaran dalam suatu kegiatan. 5. Para remaja yang gemar bersholawat. Mereka sangat antusias dengan kegiatan sholawat yang semakin lama semakin maju dan berkembang. b. Analisis Faktor Penghambat Peran Kiai dalam Membina Ahlak Remaja Adapun diantara faktor yang menjadi faktor penghambat atau kendala peran kiai dalam membina ahlak remaja putus sekolah di desa Pringlangu 06 A, antara lain: 1. Berkembangnya teknologi dan komunikasi yang telah marak di dunia. Adanya Hp yang semakin canggih, berbagai jejaring dunia maya dan hal lain yang terkadang masih digunakan secara negatif bagi para remaja. Para remaja terkadang lebih memilih untuk bermain Hp atau ke warnet dari pada ikut kegiatan islami. 2. Musim hujan yang terkadang membuat para remaja malas, tidak ikut hadir dalam kegiatan islami yang sedang dilaksanakan. 3. Kurang maksimalnya dukungan dari orang tua. Kebanyakan orang tua di desa Pringlangu 06 A ini tidak terlalu perduli dengan masalah pentingnya menuntut ilmu. Sehingga mereka, para orang tua lebih menyuruh anaknya untuk bekerja dari pada menuntut ilmu.
82 4. Kualitas anggota yang sangat rendah. Dari latar belakang pendidikan yang rendah, menjadikan para remaja di desa Pringlangu 06 A ini sering kali ketika ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab dalam suatu hal dalam suatu kegiatan, terkadang mereka tidak dapat menjalankannya dengan baik. 5. Pengaruh dari teman yang belum diberikan kesadaran akan pentingnya kegiatan islami bagi kemajuan ahlaknya. 6. Orang tua yang kurang mendoakan untuk anaknya. 7. Kurangnya minat para remaja terhadap kegiatan islami yang dilaksanakan para kiai yang dianggap kuno. Sehingga para kiai terkadang merasa kebingungan dan kesulitan di dalam melaksanakan suatu kegiatan islami yang bisa membangkitkan semangat para remaja untuk mengikutinya. 8. Kesibukan pekerjaan dari para remaja, karena terkadang ia merasa kecapekan sehingga tidak hadir dalam suatu kegiatan.