IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BERGULING SENAM LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ROLL SENAM LANTAI. Oleh I Kade Supardika NIM.

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

E_journal Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 6, No.3, Tahun 2016)

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA. Oleh I Made Dwi Ariyuda NIM

Kata-kata Kunci: TAI, aktivitas, hasil belajar, passing bola voli.

MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

ARTIKEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh Made Arya Sudita NIM

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA. Oleh I Putu Pranatha NIM

ARTIKEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLAA. Oleh Komang Agus Dian Tri Putrawan NIM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET. Oleh Daniel Benu NIM

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULUTANGKIS

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Agustina NIM.

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh: I Ketut Jaya Laksana NIM.

ARTIKEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW I UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH. Oleh Agus Suyasa NIM

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

MODEL KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL MODEL KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK BOLA BASKET. Oleh Gede Arya Andreawan NIM

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK LOMPAT JAUH. Oleh Nyoman Suwartana NIM

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TPS MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI. Oleh DEWA AYU DWI APRIANI NIM.

PENERAPAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI. I Gede Wenawa Putra

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVIS BOLA VOLI. Oleh I Putu Sudiadnyana NIM.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

ARTIKEL PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DRIBBLING SEPAKBOLA. Oleh I Putu Oka Putrawan NIM

MODEL KOOPERATIF TAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

ARTIKEL PENERAPAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. Oleh I Gede Putrawan NIM

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TPS MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI. Oleh. I Gusti Ayu Putu Raka Ekawati NIM

ARTIKEL MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA. Oleh I Made Sudiartha NIM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI

Kata-kata Kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar,lompat jauh.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT. Kadek Hendra Setiawan

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TAI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. I Nyoman Sandiyasa

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF (TAI) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GULING SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PUKULAN PENCAK SILAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

PENERAPAN PEMBELAJARAN NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 5, No 2, Tahun 2016)

MODEL KOOPERATIF STAD BERBANTUAN MEDIA GAMBAR MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENERAPAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING CONTROL SEPAK BOLA

ARTIKEL IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING SEPAKBOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASILBELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF (STAD) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

ARTIKEL IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET. Oleh I Putu Winasa NIM

IMPLEMENTASIMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTHINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING CONTROL SEPAKBOLA

PENERAPAN KOOPERATIF GI MENINGKAT MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TEKNIK TENDANGAN PENCAK SILAT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING SEPAK BOLA

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ROLL SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SERVICE BULU TANGKIS

MODEL KOOPERATIF (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI. I Wayan Gatot

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAKBOLA

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAK BOLA.

PENERAPAN KOOPERATIF TGT MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PUKULAN LOB BULUTANGKIS. Dea Angga Pertiwi Savitri

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR HEAD STAND DAN SIKAP LILIN SENAM KETANGKASAN

Kata-kata kunci: Model kooperatif NHT, aktivitas, hasil belajar, passing bola basket

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA VOLI

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Vol. 1 Tahun 2014)

ARTIKEL AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEPAKBOLA. Oleh Josep Marsianus Rewo NIM

Komang Suastika, I Putu Darmayasa, dr. Putu Adi Suputra

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF (STAD) MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK PASSING BOLAVOLI

Transkripsi:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR BERGULING SENAM LANTAI Ni Putu Eka Sumariani, I Ketut Budaya Astra, Kadek Yogi Parta Lesmana. Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Jalan Udayana Nomor 11 Singaraja-Bali Telepon (0362) 32559 email: {ekasumariani@yahoo.com, astra_budaya@yahoo.com, yogi.parta@yahoo.com}@undiksha.ac.id} ABSTRAK Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar berguling senam lantai pada siswa kelas VII.I SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2015/2016.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti yang dilaksanakan dalam dua siklus, terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi, jumlah subjek penelitian yang akan digunakan 33 orang siswa dan hal yang yang di analisis adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.berdasarkan hasil penelitian didapatkan ratarata aktivitas belajar teknik dasar berguling (depan dan belakng) senam lantai secara klasikal pada observasi awal 5.81 (cukup aktif), pada siklus I meningkat menjadi 75,76 (aktif), dan 96.97 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar pada observasi awal sebesar 5 orang tuntas (15,15% ), pada siklus I menjadi 22 orang tuntas (66,67%) dan 28 orang tuntas (84,85%) pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar berguling (depan dan belakng) senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dengan demikian disarankan kepada guru penjasorkes agar menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Kata-kata kunci: Kooperatif TPS, aktivitas belajar, hasil belajar, Berguling senam lantai. Abstract This study aims to improve the activity and results of rolling learned the basic techniques in gymnastics floor VII.I grade students of SMP Laboratory Undiksha Singaraja academic year 2015/2016. This research is a class act that is teacher as researcher conducted in two cycles, consisting of a plan of action, action, observation or evaluation and reflection, the number of research subjects to be used 33 students and things in the analysis is the activity and learning outcomes students. Based on the results, the average activity of learning fundamental techniques roll (front and belakng) gymnastics floor classically on preliminary observations 5.81 (quite active), the first cycle increased to 75.76 (active), and 96.97 (active) in the second cycle, While the percentage of completeness learning outcomes in the initial observation completed by 5 people (15.15%), the first cycle to 22 people completed (66.67%) and 28 people completed (84.85%) in the second cycle. Based on the analysis of data and discussion concluded that the activities and results of learning basic techniques roll (front and belakng) floor exercises increase through the implementation of cooperative learning model Think Pair Share (TPS). It is strongly advised to teachers penjasorkes to implement cooperative learning model TPS. Key words: Cooperative TPS, learning activities, learning outcomes, Rolling gymnastics floor.

PENDAHULUAN Perkembangan era informasi seperti sekarang ini. manusia. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya, (Hamalik, 2012: 3). Trianto (2009: 1) menyatakan, Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Berbicara tentang pendidikan, tentu tidak akan terlepas dari proses pembelajaran di sekolah yang menyangkut mata pelajaran yang ada di sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes). Samsudin (2008: 125) menyatakan, Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran penting pula pada peningkatan mutu atau kualitas pendidikan bangsa Indonesia, oleh karena itu pembelajaran pendidikan jasmanin olahraga dan kesehatan perlu untuk diperhatikan keberadaannya. Dalam Hal ini, guru memiliki peranan yang sangat penting dalam peningkatan mutu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Guru bukan hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Oleh karenanya, guru dituntut harus memahami karakteristik materi, perserta didik, dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan model-model pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik (Trianto, 2009: 8-9). Permasalahan guru yang sering terjadi dan ditemui dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional/tradisional. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang masih dilakukan secara klasikal atau kelompok besar, dimana proses pembelajaran ini dilakukan tanpa memperhatikan karakteristik siswa. Peranan guru juga masih dominan dalam proses pembelajaran yaitu guru memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur dan menentukan proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Masalah lain yang ditemui yaitu kurangnya penerapan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di SMP LAB UNDIKSHA Singaraja pada kelas VII.1 dengan materi senam lantai (teknik dasar berguling ke depan dan teknik dasar berguling ke belakang) masih menunjukkan banyak permasalahan yang dialami siswa sehingga ketuntasan hasil belajar yang diharapkan tidak dapat tercapai.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada hari Selasa, 13 Oktober di kelas VII.1 SMP LAB UNDIKSHA Singaraja tahun pelajaran 2015/2016, didapatkan data aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai masih kurang. Dilihat dari hasil aktifitas belajar siswa menunjukkan masih banyak siswa yang kurang aktif yaitu siswa pada kategori sangat aktif tidak ada, 8 orang (24.24%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang aktif, 22 orang (66.67%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang cukup aktif, 3 orang (9.09%) berada dalam kategori tingkat aktivitas yang kurang aktif, dan tidak ada siswa berada dalam kategori tingkat aktivitas yang sangat kurang aktif, dengan persentase ketuntasan 8 orang (24.24%) tuntas dan 25 orang (75.76%) tidak tuntas. Berdasarkan data di atas, maka peneliti bisa mengetahui rata-rata klasikal aktivitas belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai sebesar 5.81 yang tergolong dalam kategori cukup aktif. Sehingga dapat diketahui berapa banyak siswa yang aktif dan siswa tidak aktif. Selain aktivitas belajar dalam observasi diamati pula hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diamati mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hasil observasi awal hasil belajar siswa pada teknik dasar berguling adalah tidak ada berada dalam kategori sangat baik, 5 orang (15.15%) berada dalam kategori baik, 20 orang (60,60%) dalam kategori cukup baik, 8 orang (2 4,24%) dalam kategori kurang baik, dan tidak ada dalam kategori sangat kurang baik. Jadi jumlah siswa yang tuntas dalam teknik dasar berguling senam lantai secara klasikal yaitu 5 orang (15.15%) tuntas dan 28 orang (84.84%) tidak tuntas. Jika dilihat berdasarkan rentang kriteria ketuntasan minimal, siswa yang tidak tuntas berada pada rentang skor 0 sampai dengan 69 yang tergolong dalam predikat cukup baik, dan siswa yang tuntas berada pada rentang skor 70 sampai dengan 100. Berarti tingkat penguasaan materi teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantaibelum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil refleksi awal peneliti pada proses pembelajaran teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai siswa kelas VII.1 SMP LABORATORIUM UNDIKSHA, rendahnya aktivitas dan hasil belajar disebabkan oleh beberapa faktor, ditemukan 4 masalah siswa secara umum yaitu: (1) Kurang kesempatan dalam mencoba gerakan. (2) Teman yang bisa tidak mau membantu, (3) Teman yang pintar mendominasi. (4) Kurang contoh atau media gambar. Sedangkan ketuntasan hasil belajar teknik dasar berguling senam lantai perlu ditingkatkan, hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan guru masih kontekstual, sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena kurangnya kesempatan yang diperoleh siswa untuk melakukan gerakan-gerakan dalam pembelajaran. Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran selama ini yaitu: (1) Dilihat dari gerakan teknik dasar berguling ke depan pada sikap awal kedua lutut dan kaki siswa kurang rapat, pada sikap pelaksanaan pinggul siswa kurang diangkat serta masih banyak kepala yang menyentuh matras, dan pada sikap akhir tidak dalam posisi jongkok dan tangan tidak diluruskan. (2) Dari gerakan teknik dasar berguling ke belakang pada sikap awal kedua lengan siswa belum di samping telinga, pada sikap pelaksanaan badan kurang digulingkan ke belakang, dan pada sikap akhir pandangan mata belum diarahkan ke depan dan tangan tidak diluruskan. Melihat kenyataan tersebut, proses pembelajaran penjasorkes dengan materi teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai di kelas VII.1SMP LAB UNDIKSHA Singaraja menunjukkan masih ada siswa yang aktivitas dan hasil belajarnya rendah. Untuk itu perlu dicarikan alternatif pemecahan masalah. Berdasarkan permasalahan dan berbaai penyebab di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

Model pembelajaran TPS merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siwa. Dalam model pembelajaran TPS dapat memberi siswa lebih banyak dalam waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu antar siswa. Model pembelajaran TPS bertujuan untuk mengajak siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran TPS merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif, mudah, dan sederhana sehingga dapat diterapkan pada pembelajaran di sekolah. Model pembelajaran TPS dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkam partisipasi mereka kepada orang lain. Melalui implementasi model pembelajaran kooperatif dengan tipe TPS, siswa dituntut terlibat secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran dan pengembangan sikap percaya diri. Menurut Trianto, (2009:132) model pembelajaran kooperatif tipe TPS memiliki keuntungan atau kelebihan yaitu: (1) Melibatkan semua siswa secara langsung dalam KBM, (2) D apat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pembelajaran masing-masing, (3) Dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap berfikir, (4) Akan memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri, (5) Dapat menunjang sikap -sikap sosial dan demokratis para siswa. Selain itu, pemilihan tentang model pembelajaran TPS ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain: (1) Yakusni (2014) menemukan bahwa implementasi model pembelajaran TPS dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat pada siswa kelas V SDN Kloposepuluh I Sukodomo 2013/2014, (2) Suryanita (2013) menyimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X A SMA Negeri 1 Bebandem, kecamatan bebandem, kabupaten karangasem tahun pelajaran 2012-2013. (3) Febrian (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar Roll (depan dan belakang) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VIII.F IA 3 SMP Negeri 1 Abiansemal tahun pelajaran 2013/2014. (4) Ekawati (2013) menyimpulkan bahwa aktifitas dan hasil belajar senam lantai pada siswa kelas VII.D SMP Negeri 1 mengui tuhun pelajaran 2013-2014 meningkat melalui impementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS. (5) Apriani (2013) menyimpulkan bahwa aktifitas dan hasil belajar senam lantai pada siswa kelas XI IPA.2.D SMA N 1 Tampaksiring tuhun pelajaran 2013-2014 meningkat melalui impementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Sehubungan dengan uraian tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Berguling (Depan dan Belakang) Senam Lantai pada Siswa Kelas VII.1 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau disebut classroom action research. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan tindaka-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional (Kanca, 2010: 108). Ojan SN (dalam Kanca, 2010: 100) menyebutkan terdapat empat bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu: (1) Guru sebagai peneliti, (2) Peneliti tindakan kolaboratif,(3) Simultan-terintegrasi, dan (4) Administrasi sosial eksperimental. a. Guru sebagai peneliti Bentuk penelitian tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti mempunyai ciri-ciri penting yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktek-praktek

pembelajaran di kelas, dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi. Apabila melibatkan pihak lain pada penelitian seperti ini peranannya tidak dominan. Sebaliknya keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mencari dan mempertajam persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang sekiranya layak untuk dipecahkan melalui PTK. Jadi dalam bentuk PTK guru sebagai peneliti, peran pihak luar sangat kecil dalam proses penelitian itu (Kanca, 2010:115). b. Penelitian tindakan kolaboratif Penelitian tindakan kolaboratif, melibatkan beberapa pihak baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori dan peningkatan karier guru. Tujuan utama diadakannya penelitian tindakan ialah untuk dua hal sekaligus memecahkan persoalan praktis dalam pembelajaran dan juga untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah dalam bidang pembelajaran di kelas. c. Simultan terintegrasi Bentuk penelitian simultan terintegrasi dalam hal ini, adalah guru dilibatkan pada proses penelitian kelasnya, terutama pada aspek aksi dan refleksi terhadap praktek-praktek pembelajaran di kelas. Meskipun persoalan-persoalan pembelajaran yang diteliti dalam kelasnya sendiri, sehingga guru bukan inovator dalam penelitian ini. Sebaliknya yang mengambil posisi inovator adalah peneliti lain di luar guru. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa, maka sesuai dengan ketentuan penelitian tindakan kelas, setiap siklus direncanakan selama dua kali pertemuan dan satu kali evaluasi. d. Administrasi sosial eksperimental Bentuk penelitian administrasi sosial eksperimental, lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Meskipun demikian, dalam bentuk penelitian ini guru tidak dilibatkan dalam perencanaan, aksi dan refleksi terhadap praktek pembelajarannya sendiri di dalam kelas. Tanggung jawab penuh penelitian tindakan terletak pada pihak luar, meskipun obyek penelitian itu terletak di dalam kelasnya seorang guru tertentu. Dalam penelitian ini bentuk penelitian tindakan yang digunakan adalah guru sebagai peneliti. Karena peneliti belum menjadi guru, maka dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yaitu peneliti sebagai peneliti atau peneliti sebagai guru. Bentuk penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru sebagai peneliti, yaitu guru dalam hal ini penelitian berperan sangat penting dalam proses PTK. Dalam bentuk ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan), dan refleksi. HASIL PENELITIAN Hasil análisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh siswa dengan kategori sangat aktif 2 orang ( 6,07%), siswa dengan kategori aktif 23 orang (69,97%), siswa dengan kategori cukup aktif 8 orang ( 24,24%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada, siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada. Sedangkan aktivitas belajar secara klasikal diperoleh 7.5 yang berada pada kategori aktif. Tabel 1. Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Berguling (depan dan belakang) Senam Lantai pada Siklus I Jumlah Persentase Keaktifan No Kriteria Kategori Siswa (%) siswa 1. X Sangat 2 6,07 25 Orang 9 (75,76%) 2. 7 X < 9 23 69,97

3. 5 X < 7 Cukup 8 24,24 4. 3 X < 5 Kurang 0 0 5. X < 3 Sangat Kurang 0 0 Jumlah 33 100 8 Orang (24,24%) Tidak Hasil análisis data hasil belajar didapatkan bahwa, siswa yang tuntas 22 orang ( 66,67%) dan siswa yang tidak tuntas 11 orang ( 33,33%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa kategori sangat baik 1 orang (3,03%), 21 orang (63,64%) dengan kategori baik, 11 orang ( 33,33%) dengan kategori cukup baik, siswa dengan kategori kurang baik tidak ada, siswa dengan kategori sangat kurang baik tidak ada. Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar berguling (depan dan belakang) Senam Lantai pada Siswa Kelas VII.1 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja pada Siklus I. N o Rentang Skor Predikat Jumlah Siswa Presentas e Jumlah Ketuntasan Siswa 1 2 80-100 70-79 Sangat Baik Baik 1 Siswa 21 Siswa 3,03% 63,64% 22 Siswa 66,67 % Tuntas 3 60-69 Cukup Baik 11 Siswa 33,33 % 11 Siswa 4 50-59 Kurang Baik 0 Siswa 0 % 33,33% Tidak 5 0-49 Sangat 0 Siswa 0 % tuntas Kurang Baik Jumlah 33 100% 33 Keterangan dilanjutkan ke siklus II, Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II, sangat aktif 3 orang ( 9,09%), siswa dengan kategori aktif 29 orang (87,88%), siswa dengan kategori cukup aktif 1 orang (3,03) ada, siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada, siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada.. Tabel 3 Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar berguling (depan dan belakang) Senam Lantai pada No Kriteria Kategori 1. X Sangat 9 Jumlah Siswa Persentase (%) Keaktifan siswa 3 9,09 32 Orang (96,97%) 2. 7 X < 9 29 87,88 3. 5 X < 7 Cukup 1 3,03 4. 3 X < 5 Kurang 0 0 X < 3 Sangat 0 0 5. Kurang Jumlah 33 100 1 Orang (3,03%) Tidak Keterangan tingkat ketuntasan sudah mencapai 96,97% dan tidak dilanjutkan lagi karena keterbatasan waktu.

Pada data hasil belajar didapatkan bahwa, siswa yang tuntas 28 orang ( 81,82%) dan siswa yang tidak tuntas 5 (15,15%). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1 orang ( 3,03%) dengan kategori sangat baik, 27 orang (81,82%) kategori baik, 5 orang (5,15%) dengan kategori cukup baik, tidak ada siswa dengan kategori kurang baik, dan tidak ada siswa dengan kategori sangat kuran Tabel 4 Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Berguling (depan dan belakang) Senam Lantai pada Siswa Kelas VII.1 SMP Laboratorium Undiksha Singaraja pada. N o Rentang Skor Predikat Jumlah Siswa Presentas e (%) Jumlah Ketuntasan Siswa 1 2 80-100 70-79 Sangat Baik Baik 1 27 3,03 81,82 28 Siswa 84,85 % Tuntas 3 60-69 Cukup Baik 5 15,15 5 Siswa 4 50-59 Kurang 0 0 15,15% Baik Tidak tuntas 5 0-49 Sangat 0 0 Kurang Baik Jumlah 33 100% 33 Target Ketuntasan 70% tingkat ketuntasan sudah mencapai 96,97% dan tidak dilanjutkan lagi karena keterbatasan waktu. Peningkatan data aktivitas belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai pada siswa kelas VII.I SMP Laboratorium Undiksha Singaraja dapat disampaikan bahwa, data aktivitas belajar siswa secara klasikal pada observasi awal 5.81 dengan aktif 8 orang ( 24,24%). Kemudian diberikan tindakan pada siklus I menjadi 7.5 dengan aktif 25 orang (75,76 %). Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif maka diberikan tindakan pada siklus II menjadi 87,9 dengan aktif 32 orang (96,97%). Tabel 5. Peningkatan Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Berguling (depan dan belakang) senam lantai Siswa dari Observasi Awal, Siklus I, dan. No Tahapan 1. Observasi Awal Aktivitas Belajar Klasikal 5,81 2. Siklus I 7,5 3. 7,9 Keaktifan Siswa 8 (24,24%) 25 (75,76%) 32 (96,97%) Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I 17 (51,52%) Siklus I ke 7 (21,21%) Observasi Awal ke 24 (72,73%)

Peningkatan hasil analisis data hasil belajar teknik berguling (depan dan belakang) senam lantai pada siswa kelas VII.I SMP Laboratorium Undiksha Singaraja dari observasi awal, siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa, pada observasi awal terdapat 5 orang yang tuntas (15,15%), setelah diberikan tindakan pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi 22 orang (66,66%) dengan peningkatan sebesar 17 orang (51,52%). Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tindakan pada siklus II, siswa yang tuntas pada siklus II yaitu 28 orang (84,85 %) dengan peningkatan 6 orang (18,18 %) dari siklus I, dan peningkatan dari observasi awal ke siklus II yaitu 23 orang (69,97% Tabel 6 Peningkatan Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli Siswa dari Observasi Awal, Siklus I, dan. No Tahapan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Ketuntasa n Siswa Peningkatan Hasil Belajar Observ asi Awal ke Siklus I Siklus I ke Observasi Awal ke 1. 2. 3. Observa si Awal Siklus I 5 Orang (15.15%) 22 Orang (66.67%) 28 orang (84.85%) Tuntas Tuntas Tuntas 17 Orang (51.52% ) 6 Orang (18.18 %) 23 Orang (69.97%) PEMBAHASAN 1. Pembahasan pada Aktivitas Belajar Teknik Dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai Berdasarkan hasil analisis dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai, hasil penelitian belajar siswa pada siklus I terhadap pembelajaran penjasorkes khususnya pada materi teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai secara klasikal berada pada kategori cukup aktif, sedangkan rata-rata hasil belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai berada pada kategori cukup, tidak tuntas. Dengan memperhatikan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai pada siklus I peneliti akan melanjutkan ke siklus II dengan melihat permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus I. Hal ini terbukti dari refleksi siklus I yang masih terdapat permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan tindakan. Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran siklus I yaitu (1) kurangnya pemahaman siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TPS (2) siswa kurang fokus dalam mendengarkan penjelasan dari peneliti tentang materi yang disampaikan, (3) siswa kurang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti tdan teman terkait materi dan tugas gerak yang diberikan, (4) siswa belum berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat terkait kesulitan

yang dialami selama proses pembelajaran, (5) siswa kurang bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas gerak teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai, (6) pandangan siswa pada saat melakukan gerakan teknik dasar berguling (dep an dan belakang) senam lantai masi belum fokus. Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang dihadapi pada siklus I tersebut maka adapun solusinya yaitu: (1) mensosialisasikan kembali terkait model pembelajaran kooperatif tipe TPS kepada siswa, (2) siswa diinstruksikan agar lebih displin dan mendengarkan penjelasan dari peneliti sehingga materi yang disampaikan peneliti dapat diterima dengan baik, (3) menginstruksikan kepada siswa agar berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh pada saat melakukan gerakan teknik dasar dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai (4) menginstruksikan siswa agar lebih berani dalam mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat pada siklus II tentang teknik dasar dasar berguling (depan belakang) senam lantai, sehingga permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dapat dipecahkan, (5) memberikan motivasi agar siswa menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh pada saat mengikuti pembelajaran, (6) memberikan pemahaman kepada siswa agar lebih berkonsentrasi dan lebih memperhatikan demonstrasi yang diperagakan oleh peneliti maupun kelompok pada siklus II tentang teknik dasar dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai Pembelajaran pada siklus II berlangsung kondusif, siswa sudah mengetahui dan mampu beradaptasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Hal ini terlihat dar aktivitas belajar siswa, saat peneliti memperagakan gerakan, siswa menjadi lebih aktif bertanya terhadap penjelasan peneliti. Rata-rata aktivitas belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senm lantai secara klasikal tergolong aktif, sedangkan untuk penguasaan materi teknik dasar berguling (depan dan belakang) berada pada kategori baik. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS secara optimal dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran sesui dengan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya. Menurut Hamalik (2008:85), tujuan belajar adalah seperangkat hasil yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, pemahaman dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna. Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi dan prinsip fundamental untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar. Hasil belajar beraneka ragam besarnya, baik yangmenyangkut belajar fakta sederhana maupun keterampulanketerampilan teknis yang bersifat kompleks. Hasil belajar juga berbeda dalam kawasan isi, yang meliputi hasil belajar efektif dan ketrampilanketerampilan sosial, keterampilanketerampilan motorik, dan pengetahuan prosedural. Berdasarkan hasil penelitian tersebut yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pda siswa kelas VII.I SMP Laboratorium Undiksha Singaraja, aktivitas dan hasil belajar Teknik Dasar berguling (depan dan belakang) senm lantai meningkat dengan adanya : 1. Rasa percaya diri siswa dalam melakukan suatu gerak yang diberikan oleh guru (Dimyati dan Mudjiono, 2006:245, Depdiknas, 2006:163) 2. Timbulnya kerjasama antar siswa dengan siswa, tim atau teman kelompoknya sendiri sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan didalam kelompoknya masing-masing (Hamalik, 2008:91, Depdiknas 2006:163) 3. Timbulnya rasa bertanggung jawab dalam suatu proses pembelajaran di

dalam kelompoknya sendiri (Depdiknas, 2006:163) 4. Siswa lebih aktif dalam mengikuti suatu proses pembelajaran, melakukan interaksi dengan teman dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih senang belajar dan pembelajaran tidak membosankan (Hamalik, 2008:68, Dimyati dan Mudjiono, 2006:44) 5. Siswa mengamati apa yang dilakukan oleh teman dan yang dicontohkan oleh guru atau dari orang lain dalam suatu proses pembelajaran (Dimyati dan Mudjion, 2006:191) Berdasarkan hasil penelitian tersebut hal diatas peneliti menyarankan kepada guru penjasorkes untuk menggunakan model pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran dikelas, sehingga tidak terjadi kesenjangan lagi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa mampu memperoleh hasil maksimal. Penelitian yang sudah dilaksanakan ini tidaklah selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan yang sudah direncanakan. karena terdapatnya kendala-kendala yang dihadapi yaitu (1) terbatasnya waktu penelitian, sehingga siswa kekurangan waktu untuk lebih memahami tahapantahapan model pembelajaran yang peneliti terapkan, (2) fasilitas yang tersedia masih sangat kurang meliputi lapangan sekolah yang sempit dan harus berbagi dengan kelas lain. Dengan adanya kendala tersebut adapun solusi yang disarankan oleh peneliti kepada guru yaitu (1) menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran penjasorkes, sehingga siswa akan semakin paham dengan struktur pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS, (2) mengupayakan fasilitas lapangan lain sebagai alternatif lapangan sekolah yang cenderung sempit sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Aktivitas belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VII.I SMP Laboratorium Undiksha Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari ratarata aktivitas belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai Hasil belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa kelas VII.I SMP Laboratorium Undiksha Singara tahun pelajaran 2015/2016. Saran peneliti kepada guru penjasorkes agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar berguling (depan dan belakang) senam lantai. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran berguling (depan dan belakang) senam lantai. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TPS DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar kompetensi lulusan. Jakarta: Depdiknas. Darmayuda, I.N.A. 2012. Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar berguling passing (bawah dan atas) pada siswa kelas VIII A SMP negeri 2 Blahbatuh tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha.

Depdiknas, 2007. Pembelajaran penjasorkes inovatif untuk pendidikan dasar (Modul UI -07-1). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kanca, I.N. 2010. Metode penelitian pengajaran pendidikan jasmani. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Permendiknas, 2007. Standar proses unruk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.. SLTP kelas 1. Jakarta: PT. Grasindo Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta. Kencana Presada Media Group