IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA I Gusti Gede Agung Sutendra, I Keteut Budaya Astra,I Gede Suwiwa, Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jalan Udayana-Bali Tlp. (0362) gedesuwiwa@gmail.com budayaastra27868@gmail.com geckomeoagunk@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control Sepakbola melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura tahun pelajaran 2016/2017.Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus,terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura, berjumlah 36 orang dengan 19 orang putra dan 17 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata aktivitas belajar teknik dasar passing control sepakbola secara klasikal pada observasi awal 5,2 (cukup aktif), pada siklus I meningkat menjadi 7,9 (aktif), dan 9,7 (sangat aktif) pada siklus II.Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar kompetensi pengetahuan dari observasi awal sebesar 30,6% (tuntas), pada siklus I menjadi 83,3% (tuntas) dan 100% (tuntas) pada siklus II. Peningkatan hasil belajar secara signifikan juga terjadi pada kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan.berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura tahun pelajaran 2016/2017. Kata-kata kunci : STAD, passing control, sepakbola Abstract This study aims to improve the activity and results of learning basic techniques of passing control of Football through the application of cooperative learning model type STAD VII.11 grade students of SMP Negeri 2 Amlapura school year 2016 / 2017.Penelitian this is classroom action research conducted in duasiklus, consisting of an action plan, the implementation of action, observation or evaluation and reflection. Subjects were students of class VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura, totaling 36 people dengan 19 sons and 17 daughters. Data were analyzed using statistical analysis deskriptif.berdasarkan the results, the average activity passing control to learn the basic techniques of football in klasikalpada preliminary observations 5.2 (moderately active), in the first cycle increased to 7.9 (active), and 9.7 ( very active) in the percentage of completeness II.Sedangkan cycle learning outcomes competences knowledge of observation awalsebesar 30.6% (complete), in the first cycle to 83.3% (complete) and 100% (complete) in the second cycle. Improved learning outcomes significantly also occurred in the attitude and competence competence keterampilan.berdasarkan the data analysis and discussion concluded that the activities and outcomes of learning the basic techniques of passing control of football increased through the implementation of cooperative learning model type STAD VII.11 grade students of SMP Negeri 2 Amlapura lesson year 2016 / Keywords : STAD, passing control, football

2 PENDAHULUAN Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efesiensi pendidikan. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsug dengan berbarengan. Berbicara tentang pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas dapat dilihat dapat dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional (Hamalik, 2008:1). Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa, sehingga antara komponen satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis. Komponenkomponen tersebut antara lain, siswa, guru, sumber belajar, media dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka semua komponen-komponen tersebut harus bisa terpenuhi, untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik dalam proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran penjasorkes dengan materi teknik dasar Passing dan Control Sepakbola. Depdiknas (2006:163), Menyatakan, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani olahraga dan kesehatan, Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada Selasa, 7 dan 21 Maret 2017, di SMP Negeri 2 Amlapura, dalam pembelajaran Teknik dasar Passing dan Control (kaki bagian dalam) sepakbola masih sangat kurang. Ini dapat dilihat dari data prosentase aktivitas dan hasil belajar yang di peroleh saat observasi awal pada siswa kelas VII.11 yang berjumlah 36 orang, dimana aktivitas dan hasil belajar siswa saat menerima pelajaran teknik dasar passing dan control Sepakbola tergolong rendah. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data sebagai berikut. Dilihat dari aktivitas belajar teknik dasar passing dan control sepakbola, ada 1 orang siswa ( 3%) yang tergolong sangat aktif, 5 orang siswa (14%) yang tergolong aktif, ada 14 orang siswa (39%) yang tergolong cukup aktif, dan 16 orang siswa (44%) yang tergolong kurang aktif. Berdasarkan data diatas, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa sangatlah kurang. Jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar teknik dasar passing sepakbola, yaitu : rata-rata hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola secara klasikal yaitu 2,5 dengan predikat cukup, dengan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yaitu 9 siswa (25%) tuntas dan 27 siswa (75 %) tidak tuntas. Jika dilihat berdasarkan rentang kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran penjasorkes kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura, siswa yang tidak tuntas berada pada rentang skor 2,00 < nilai 2,33, yang tergolong dalam predikat cukup. Berarti tingkat penguasaan materi teknik passing control (kaki bagian dalam) sepak bola belum memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan

3 pada Permendikbud No 81A Tahun Jika dilihat berdasarkan rentang kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran penjasorkes yaitu minimal B- 2,66 (KKM kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura). Adapun rinciannya sebagai berikut, 0 siswa (0%) mendapat nilai dengan kategori sangat baik, 9 siswa (25%) mendapat nilai dengan kategori baik, 27 siswa (75%) mendapat nilai dengan kategori cukup, 0 siswa (0%) mendapat nilai dengan kategori kurang.. Dengan menganalisis hasil belajar tersebut, maka penguasaan materi teknik dasar passing dan control sepakbola pada siswa kelas VII.11 di SMP Negeri 2 Amlapura sangat kurang. Jika hal ini, terus berlangsung maka akan mengakibatkan kegagalan pada siswa dalam proses pembelajaran maupun menghambat perolehan hasil belajar yang optimal. Berdasarkan hasil refleksi mengenai proses pembelajaran teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola, ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu (1). Masih ditemukan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang bersifat konvensional. Dominasi guru dalam proses pembelajaran masih terlihat kurang efektif dan efisien, hal ini menyebabkan rendahnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran penjasorkes khususnya pada materi teknik dasar passing dan control sepakbola baik dari fase persiapan, pelaksanaan dan lanjutan, (2). Kurangnya penerapan strategi belajar mengajar yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan siswa banyak yang kurang aktif seperti, pada saat pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa juga jarang mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Selama proses pembelajaran beberapa siswa kurang mendengarkan penyajian bahan pelajaran yang dilakukan guru. Siswa kurang aktif mengikuti proses pembelajaran. (3) kurangnya perhatian guru terhadap interaksi siswa dalam kelompok belajar, sehingga siswa terlalu banyak belajar mandiri hanya tergantung pada materi yang diajarkan oleh guru saja. (4) interaksi diantara siswa kurang, siswa yang memiliki kemampuan kurang, mereka tidak mau bertanya dan berlatih pada siswa yang lebih mampu sehingga kelas tampak pasif. (5) keterbatasan waktu sehingga proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan secara utuh. Berdasarkan permasalahan pada aktivitas dan hasil belajar siswa tersebut, maka perlu solusi yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu alternatif yang tepat adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Terdapat beberapa alasan kuat diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Penjasorkes. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif peneliti mencoba suatu pembelajaran yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dengan maksud membantu kesulitan guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam pembelajaran ini siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok belajar kecil yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang heterogen. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dipakai guru untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran teknik dasar passing sepakbola, sehingga dapat membantu siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing dan control sepakbola. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control Sepakbola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2016/2017. Selain itu peneitian ini bertujuan untuk memberikan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran dengan memberikan tindakan-tindakan yang bervariasi sehingga pembelajaran dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar.

4 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Kanca, 2010: 108). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura pada pelajaran teknik dasar passing control Sepakbola yaitu pukul wita sampai pukul wita di lapangan SMP Negeri 2 Amlapura yang dilaksanakan setiap hari Selasa dari tanggal 2 Januari sampai tanggal 12 mei Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus dengan masingmasing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan pemberian materi serta observasi aktivitas belajar, sedangkan pertemuan kedua dilakukan observasi aktivitas belajar dan evaluasi hasil belajar. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang evaluator. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berpikirnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan mengelompokan siswa menjadi 6 kelompok dan memberikan tugas gerak bervariasi, permainan dan perlombaan. Namun masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu: pada kategori sangat aktif 3 orang (8,3%), pada kategori aktif sebanyak 33 orang (91,7%), pada kategori cukup aktif tidak ada (0%), pada kategori kurang aktif tidak ada (0%), dan pada kategori sangat kurang aktif tidak ada (0%). Rata-rata aktivitas belajar pada siklus 1 yaitu 7,9 dan berada rentang 7 X <9 atau berada dalam kategori aktif. Tabel 1 Kategori penggolongan aktivitas belajar Teknik Dasar Passing Control Sepakbola Siklus I Prosentase No Kriteria Aktivitas Jumlah Siswa (%) Keterangan 1 3 8,3 % Sangat aktif 2 7 < ,7 % Aktif 3 5 < % Cukup Aktif 4 3 < % Kurang Aktif 5 < % Sangat Kurang Aktif Total % Hasil belajar kompetensi Siswa yang tuntas sebanyak 30 pengetahuan teknik passing control (kaki orang dengan persentase 83,3% bagian dalam) sepakbola siswa secara sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang dengan persentase klasikal yaitu sebesar 83,3. 16,7%. Rincian hasil belajar aspek

5 pengetahuan tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Data Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan Passing Control Sepakbola Siklus I 1 0 Orang Sangat Baik 0% 30 Orang (83,3%) 2 30 Orang Baik 83,3% 3 6 Orang Cukup 16,7% 6 Orang (16,7%) Hasil belajar kompetensi sikap teknik passing control sepakbola siswa secara klasikal yaitu sebesar 55,6. Siswa yang tuntas sebanyak 20 orang dengan persentase 55,6% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 orang dengan persentase 44,4%. Rincian hasil belajar aspek pengetahuan tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Hasil Belajar Aspek Sikap Teknik Passing Control Sepakbola Pada Siklus I 1 0 Orang Sangat Baik 0% 20 Orang (55,6%) 2 20 Orang Baik 55,6% 3 16 Orang Cukup 44,4% 16 Orang (44,4%) Siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dengan persentase 63,9% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 orang dengan persentase 36,1%. Rincian hasil belajar aspek pengetahuan tertera pada tabel di bawah ini Tabel 4. Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan Teknik Passing Control Sepakbola pada Siklus I hasil belajar kompetensi keterampilan teknik passing control sepakbola siswa secara klasikal yaitu sebesar 63, Orang Sangat Baik 0% 23 Orang (63,9%) 2 23 Orang Baik 63,9% 3 13 Orang Cukup 36,1% 13 Orang (36,1%) Pada pelaksanaan siklus II, hasil analisis data aktivitas belajar diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal 9.7. Jika dilihat berdasarkan kriteria penggolongan aktivitas belajar berada pada rentang 7 X < 9 atau berada dalam kategori sangat aktif. Siswa yang dalam kategori aktif 36 orang dengan persentase 100% sedangkan siswa yang tidak aktif tidak ada (0%), dengan rincian tertera pada tabel di bawah ini.

6 Tabel 5. Data Aktivitas Belajar Teknik Passing Control Sepakbola Siklus II Kriteria Jumlah Siswa Persentase Kategori Keterangan 1 X ,9% Sangat Aktif 36 Orang No Siswa aktif (100%) 2 7 X < ,1% Aktif 3 5 X < Cukup Aktif 0 Orang Siswa 4 3 X < Kurang Aktif 5 X < Sangat Kurang Aktif Total % - Tidak Aktif (0%) 36 Siswa (100%) hasil belajar kompetensi pengetahuan teknik passing control sepakbola siswa secara klasikal yaitu sebesar 100%. Penelitian hasil belajar kompetensi pengetahuan siswa teknik dasar passing control sepakbola pada siklus II, diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah 36 orang (100%) dan siswa belum tuntas tidak ada (0%), dengan rincian tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Data Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Teknik Passing Control Sepakbola pada Siklus II 1 8 Orang Sangat Baik 22,2% 100% 2 28 Orang Baik 77,8% 3 0 Orang Cukup 0% 0% siklus II, diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah 36 orang (100%) dan siswa belum tuntas 0 orang (0%), dengan rincian tertera di bawah ini. hasil belajar kompetensi sikap teknik passing control sepakbola siswa secara klasikal yaitu sebesar 100%. Hasil belajar aspek sikap siswa teknik dasar passing control sepakbola pada Tabel 7. Hasil Belajar Aspek Sikap Teknik Passing Control Sepakbola pada Siklus II 1 10 Orang Sangat Baik 27,8% 100% 2 26 Orang Baik 72,2% 3 0 Orang Cukup 0% 0% hasil belajar kompetensi keterampilan teknik passing control sepakbola siswa secara klasikal yaitu sebesar 100%. Hasil belajar kompetensi keterampilan siswa teknik passing control sepakbola pada siklus II, diperoleh data siswa yang tuntas berjumlah 36 orang (100%) dan siswa belum tuntas tidak ada (0%), dengan rincian tertera pada tabel di bawah ini.

7 Tabel 1.8 Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan Passing Control Sepakbola pada Siklus II 1 16 Orang Sangat Baik 44,4% 100% 2 20 Orang Baik 55,6% 3 0 Orang Cukup 0% 0% PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian siklus I yang telah dilakukan dengan menilaii aktivitas belajar dan hasil belajar ditemukan bahwa pada aktivitas belajar mengalami peningkatan dari observasi awal sebanyak 5 siswa (14%) sehingga siswa yang aktif pada siklus I sebanyak 33 orang (91,7%) sudah aktif, namun masih ada 3 orang siswa (8,3%) yang belum aktif. Selanjutnya, penilaian hasil belajar pada aspek (1) pengetahuan, hasil evaluasi untuk hasil belajar aspek pengetahuan teknik passing control sepakbola meski sudah mengalami peningkatan sebanyak 19 orang (52,8%) dari observasi awal sehingga menjadi 30 orang (83,3%) namun masih ada 6 orang (16,7%) yang belum tuntas. (2) Aspek sikap, hasil evaluasi untuk hasil belajar aspek sikap teknik passing control sepakbola meski sudah mengalami peningkatan sebanyak 12 orang (33,3%) dari observasi awal sehingga menjadi 20 orang (55,6%) namun masih ada 16 orang (44,4%) yang belum tuntas. (3) Aspek keterampilan, hasil evaluasi untuk hasil belajar aspek keterampilan teknik passing control sepakbola, dimana tingkat ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 11 orang (30,6%) dari observasi awal sehingga menjadi 23 orang (63,9%) namun belum memenuhi ketuntasan belajar minimal sebesar 75%. Karena masih ada 13 orang (36,1%) yang belum berada pada kategori tuntas. Selanjutnya, hasil penelitian siklus II yang telah dilakukan dengan menilai aktivitas belajar dan hasil belajar didapatkan bahwa, pada hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diketahui bahwa peningkatan aktivitas belajar teknik passing control sepakbola dari siklus I sebanyak 3 siswa (8,3%) sehingga pada siklus II terdapat 23 orang siswa (63,9%) berada dalam kategori sangat aktif, 13 orang siswa (36,1%) berada dalam kategori aktif sehingga jumlah siswa yang sudah aktif menjadi 36 orang (100%). Kemudian, penilaian hasil belajar pada aspek (1) pengetahuan, analisis data hasil belajar aspek pengetahuan teknik passing control sepakbola pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 6 orang (16,22%) dari siklus I sehingga menjadi 36 orang siswa (100%) yang tuntas pada siklus II, peningkatan hasil belajar dari observasi awal ke siklus II yaitu sebanyak 25 orang siswa (69,4%). (2) Aspek sikap, analisis data hasil belajar aspek sikap materi teknik passing control sepakbola pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 16 orang (44,4%) dari siklus I sehingga menjadi 36 orang siswa (100%) yang tuntas pada siklus II, peningkatan hasil belajar dari observasi awal ke siklus II yaitu sebanyak 28 orang (77,8%). (3) Aspek keterampilan, hasil analisis data hasil belajar aspek keterampilan materi teknik passing control sepakbola pada siklus II yang mengalami peningkatan sebanyak 13 orang (36,1%) dari siklus I sehingga menjadi 36 orang siswa (100%) yang tuntas pada siklus II, peningkatan hasil belajar dari observasi awal ke siklus II yaitu sebanyak 24 orang (66,7%). Selain itu, pemilihan tentang model pembelajaran STAD ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain: (1) Utama, Satria Adi (2011: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar tolak peluru meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII.A1 SMP N 1 Sawan tahun pelajaran 2010/2011. (2) Sudiarta, I Wayan

8 (2011: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar pukulan pencak silat meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa VIII.B1 SMP N 4 Singaraja tahun pelajaran 2011/2012. (3) Rafsanji, Racmatullah (2012: ) menemukan bahwa akitivitas dan hasil belajar teknik passing kontrol Sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPB SMA N 2 Amlapura tahun pelajaran 2011/2012. (4) Artha, Agus (2012: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIIIB SMP N 4 Busungbiu tahun pelajaran 2011/2012. (5) Setiawan, Heri (2011: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII.D SMP N 2 Singaraja tahun pelajaran 2010/2011. (6) Mustagfiri, (2013) Menemukan bahwa Hasil belajar teknik passing bola pada permainan sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas x smk al azhar menganti gresik. (7) Risdiawati,Yunia, (2012) Menemukan bahwa Motivasi dan Hasil belajar Akutansi meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada Siswa Kelas Xi Ips 4 SMA Negeri 1 Imogiri Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dan uraian yang telah disampaikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepak bola pada siswa kelas VII.7 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian yang sudah dilaksanakan ini tidaklah selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan yang sudah direncanakan. Karena ada kendalakendala yang dihadapi peneliti dalam menjalankan penelitian ini. Adapun kendala-kendala yang dihadapi diantaranya: (1) fasilitas yang dimiliki sekolah sangat kurang, fasilitas yang dimaksudkan disini adalah lapangan yang tidak begitu luas namun siswa harus berbagi tempat dengan siswa dari kelas lain yang juga mendapatkan mata pelajaran Penjasorkes sehingga pelaksanaan pembelajaran menjadi kurang maksimal, (2) respon siswa untuk memahami materi tergolong cukup lambat sehingga peneliti harus menggulang menjelaskan kesalahan yang sama seperti sebelumnya. Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut maka yang dilakukan peneliti untuk memecahkannya sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar diantaranya: (1) memaksimalkan tempat yang tersedia tanpa mengganggu aktivitas kelas lain yang sedang berlangsung, (2) menjelaskan kembali secara berulangulang materi yang belum dimengerti agar siswa dapat memahami materi yang dipelajari. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1)Aktivitas belajar teknik dasar passing control (kaki bagian dalam) sepakbolameningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar teknik dasar passing control sepakbola yang mengalami peningkatan dari data observasi awal secara klasikal sebesar 5,2 (cukup aktif) dengan keaktifan siswa sebanyak 5 orang (14%), setelah diberi tindakan pada siklus I siswa yang aktif menjadi 33 orang (91,7%) dengan mengalami peningkatan sebanyak 27 orang (75%) sehingga secara klasikal menjadi 7,9 (aktif) dan tindakan pada siklus II memberikan peningkatan jumlah siswa yang sudah aktif sebanyak 3 orang (8,3%) dari siklus I, sehingga 36 orang siswa (100%) sudah berada pada kategori aktif. Keteuntasan secara klasikal menjadi 9,7 (aktif) pada siklus II. Kemudian untuk peningkatan aktivitas belajar dari observasi awal ke siklus II sebanyak 31orang siswa (86,1%). 2)Hasil belajar teknik dasar

9 passing control (kaki bagian dalam) sepakbola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.11 SMP Negeri 2 Amlapura tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi sebagai berikut: a)hasil Belajar Aspek Pengetahuan.Persentase ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan siswa pada observasi awal sebesar 11 orang (30,6%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola mengalami peningkatan sebanyak 19 orang (52,8%) dari observasi awal, dan ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan pada siklus I sebanyak 30 orang (83,3%). Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas maka diberikan tindakan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebanyak 6 orang (16,22%) dari siklus I, sehingga jumlah ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan siswa pada siklus II menjadi 36 orang (100%). Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat peningkatan ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan yang terjadi dari observasi awal ke siklus II sebesar 25 orang (69,4%). b)hasil Belajar Aspek Sikap.Tingkat ketuntasan hasil belajar aspek sikap siswa pada observasi awal sebesar 8 orang (22,2%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola mengalami peningkatan sebanyak 12 orang (33,3%) dari observasi awal, dan ketuntasan hasil belajar aspek sikap pada siklus I sebanyak 20 orang (55,6%). Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas maka diberikan tindakan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebanyak 16 orang (44,4%) dari siklus I, sehingga jumlah ketuntasan hasil belajar aspek sikap siswa pada siklus II menjadi 36 orang (100%). Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat peningkatan ketuntasan hasil belajar aspek sikap yang terjadi dari observasi awal ke siklus II sebesar 28 orang (77,8%). c) Hasil Belajar Aspek Keterampilan.Tingkat ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan siswa pada observasi awal sebanyak 12 orang (33,3%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola mengalami peningkatan sebanyak 11 orang (30,6%) dari observasi awal, dan ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan pada siklus I sebanyak 23 orang (63,9%). Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas maka diberikan tindakan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat sebanyak 13 orang (36,1%) dari siklus I, sehingga jumlah ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan siswa pada siklus II menjadi 36 orang (100%). Dari hasil analisis data tersebut, dapat dilihat peningkatan ketuntasan hasil belajar kompetensi keterampilan yang terjadi dari observasi awal ke siklus II sebesar 24 orang (66,7%). Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.1) Guru Penjasorkes hendaknya mengimplementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif pembelajaran karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing control sepakbola pada siswa.2) Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi teknik dasar passing control sepakbola guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. 3) Diharapkan kepada siswasiswa yang dijadikan subjek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan agar dapat menambah wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran materi teknik dasar passing control sepakbola maupun pada pembelajaran yang lain. 4) Guru atau peneliti lain diharapkan melakukan penelitian tindakan lanjutan dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kompetensi dasar yang lain, untuk mengetahui bahwa model pembelajaran ini tidak hanya dapat diterapkan pada pembelajaran sepak bola, khususnya teknik dasar passing control sepakbola. DAFTAR RUJUKAN Artha, A Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

10 Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas VIIIB SMP N 4 Busungbiu tahun pelajaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Depdiknas, Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha Mustagfiri, 2013, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe meningkatkan hasil belajar teknik passing bola pada permainan sepak bola pada siswa kelas x smk al azhar menganti gresik. 78/Untitled#scribd (diakses pada tanggal 24 Februari 2015) Rafsanji, R Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Control sepak bola Pada Siswa Kelas XI IPB SMA N 2 Amlapura tahun pelajaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha Risdiawati,Yunia Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Meningkatkan Motivasi dan Hasil belajar Akutansi pada Siswa Kelas Xi Ips 4 SMA Negeri 1 Imogiri Tahun Ajaran 2011/2012 (diakses pada tanggal 24 Februari 2015) Satria, A Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Tolak Peluru Pada Siswa Kelas VIII.A1 SMP N 1 Sawan tahun pelajaran Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Setriawan, H Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas VIII.D SMP N 2 Singaraja tahun pelajaran Tahun Pelajaran Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha. Sudiarta,I W Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Pukulan Pencak Silat Pada Siswa Kelas VIII.B.1 SMP N 4 Singaraja tahun pelajaran Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan) Jurusan Penjaskesrek, FOK Undiksha.