IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI Ni Wayan Ayu Anggun Ratih Udayani, I Ketut Budaya Astra, Ni Made Sri Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Jalan Udayana Nomor 11 Singaraja-Bali Telepon (0362) {ayuanggun49@yahoo.com,astra_budaya@yahoo.com, gedeagungnara@yahoo.com}@undiksha.ac.id} ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing (atas dan bawah) bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu guru sebagai peneliti. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi serta refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan, sejumlah 26 orang, yaitu 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data pada Siklus I aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli secara klasikal adalah 7,6 (aktif), dan pada siklus II secara klasikal 8.8 (aktif). Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 1.2. Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa pada materi teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli pada siklus I yaitu 69.3% dan pada siklus II yaitu 92.3%. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 23%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Dengan demikian disarankan kepada guru Penjasorkes untuk mengimplementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kata-kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, NHT, Aktivitas belajar, Hasil belajar, dan Bola voli. Abstract This study aimed at improving volleyball passing (top and bottom) basic technique activity and learning result through the implementation of cooperative learning model type NHT of students class X.5 SMA Negeri 1 Sawan in the academic year of 2015/2016. The present study was classroom action research, in which the teacher became the researcher. This study was conducted in 2 cycles with plan which consisted of planning, implementation, observation/evaluation, and reflection. The subjects of the study were students class X.5 SMA Negeri 1 Sawan which were 26 students (14 male and 12 female students). The data was analyzed by using descriptive statistics technique. According to the result of data analysis about volleyball passing (top and bottom) basic technique learning activity in cycle I classically was about 7.6 (active) and in cycle II classically was about 8.8 (active). he results of data analysis in Cycle I learned the basic techniques of passing activity ( top and bottom ) in classical volleyball is 7.6 ( active ), and the second cycle in the classical 8.8 ( active ). From the first cycle to the second cycle increased by 1.2. While the percentage of students on mastery learning basic techniques of passing material ( top and bottom ) volleyball in the first cycle is 69.3 % and the second cycle is 92.3 %. From the first cycle to the second cycle increased by 23 %. Based on the results of data analysis and discussion, it can be concluded that the activities and outcomes of learning the basic techniques of passing ( top and bottom ) volleyball improved through the implementation of cooperative learning model NHT grade students X.5 Sawan SMA Negeri 1 school year 2015/2016. This Penjasorkes suggested to teachers in order to implement cooperative learning model NHT Key words: Cooperative, NHT, learning activities, learning outcomes, and volleyball

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan, karena pendidikan menjadi bagian penentu dalam kemajuan dan ketahanan suatu bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan salah satu alternatif dalam mencerdaskan bangsa dan merupakan modal utama dalam pembangunan karakter bangsa. Namun di era globalisasi seperti sekarang ini, permasalahan yang serius dihadapi pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terletak pada rendahnya pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik formal maupun informal. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam proses pendidikan dibuktikan dengan galaknya programprogram pendidikan misalnya wajib belajar 9 tahun. Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran itu sendiri menekankan terjadinya interaksi antara peseta didik, guru, metode kurikulum, sarana, aspek lingkungan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar maka semua komponenkomponen tersebut harus berkualitas. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut selalu terkait dengan beberapa faktor, yaitu faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2003: 54). Depdiknas, (2006: 2) mencantumkan tujuan penjasorkes adalah mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, selain itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Sawan pada hari Kamis, 8 Oktober 2015 di Lapangan Upacara SMA Negeri 1 Sawan, terhadap siswa kelas X.5 dengan berjumlah 26 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan, khususnya pada materi teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli. Pada proses pembelajaran teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli ditemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Hasil pengamatan enam komponen aktivitas dengan melihat kegiatan aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa yang meliputi enam kegiatan yaitu kegiatan visual, lisan, audio, metrik, mental dan emosional, diperoleh data aktivitas sebagai berikut: siswa yang aktif terdiri dari 4 siswa (15,4%), dan siswa yang tidak aktif 22 siswa (84,6%). Sedangkan 2 siswa (7,7%) yang tergolong sangat aktif, 2 siswa (7,7%) yang tergolong aktif, 17 siswa (65,4%) yang tergolong cukup aktif dan 5 siswa (19,2%) yang tergolong kurang aktif. Berdasarkan hasil tersebut persentase aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli secara klasikal yaitu 5,8 berada dalam kategori cukup aktif. Maka perlu ditingkatkan lagi serta perlu perbaikan di dalam penggunaan model pembelajaran sehingga aktivitas belajar siswa akan lebih meningkat. Sedangkan hasil belajar siswa pada materi teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli secara keseluruhan adalah sebagai berikut: siswa yang tuntas terdiri dari 2 orang ( 7,69%) dan siswa yang tidak tuntas 24 orang ( 92,31%), sedangkan siswa yang berada pada kategori baik 2 orang ( 7,69%), siswa dalam kategori cukup baik 18 orang (69,23%) dan siswa dalam kategori

3 kurang baik 6 orang (23,08%), dan sangat kurang baik tidak ada. Berdasarkan hasil observasi awal ketuntasan belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli siswa adalah 7.7%. Berdasarkan uraian di atas dapat ditemukan bahwa hasil belajar siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Permasalahan yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab kurangnya aktivitas dan hasil belajar penjasorkes kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan berdasarkan refleksi siswa antara lain: (1) Metode pembelajaran yang diterapkan membosankan, guru masih menggunakan metode ceramah, (2) kurangnya sarana yang ada disekolah, (3) kesempatan mencoba siswa kurang, hal ini ditunjukkan karena metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode ceramah, dan (4) teman yang bisa tidak mau membantu. Selain berdasarkan refleksi siswa permasalahan lain yang peneliti temukan yaitu siswa kurang dibiasakan bekerja dalam kelompok sehingga siswa kurang terbiasa untuk berdiskusi dengan siswa lainnya, kurangnya penerapan stategi belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan siswa banyak kurang aktif seperti siswa jarang mengajukan pertanyaan. Hal ini mengakibatkan pada rendahnya aktivitas belajar siswa yang berdampak pada rendahnya hasil belajar pada kelas yang bersangkutan. Melihat dari berbagai permasalahan yang diuraikan di atas serta penyebab maka solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah salah satunya dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran NHT ini diberikan karena: (1) model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT merupakan model pembelajaran yang sederhana (2) pada model pembelajaran ini siswa lebih banyak mempunyai kesempatan diskusi kelompok, masing-masing siswa memberikan partisipasinya secara maksimal dan setiap siswa mempunyai tanggung jawab perseorangan untuk menguasai materi dengan sebaik-baiknya, dan (3) model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT mengajak siswa untuk belajar aktif dan berani mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri dari 4 langkah tahapan, yaitu: tahap penomoran (numbering), mengajukan pertanyaan (questioning), berfikir bersama (heads-together), dan menjawab (answering). Keunggulan pembelajaran kooperatif tipe NHT, yaitu: (a) metode ini menyebabkan siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran, (b) dapat menambah rasa tanggung jawab perseorangan siswa dalam kelompok, (c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat, (d) situasi belajar lebih aktif, hidup, bersemangat dan berdaya guna, dan (e) menumbuhkan sifat objektif, percaya pada diri sendiri, keberhasilan serta tanggung jawab dalam menghadapi/mengatasi permasalahan. Pemilihan tentang model pembelajaran NHT ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya: (1) Soviatun Hasanah, (2013) menemukan bahwa, penerapan model cooperative learning tipe numbered heads together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negari 05 Metro Selatan Tahun pelajaran 2012/2013. (2) Arief Bachtiar Putra, (2013) menemukan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe numbered heads together (NHT) dengan media grafis pada pembelajaran PKn kelas V B SD Negeri 5 Metro Barat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. (3) Akmal Reza, (2014) menemukan bahwa model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akutansi siswa kelas XII IS 1 SMA Swasta Cerdas Murni Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli melalui implementasi model pembelajaran

4 kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Adapun manfaat yang hendak diperoleh dari peneliti ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat Teoritis hasil penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran penjasorkes khususnya materi teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli yang relevan dengan kondisi siswa. Manfaat Praktis bagi siswa, Untuk dapat membantu menumbuhkan kerja sama, rasa tanggung jawab siswa untuk saling menghargai, berbagi pendapat dan pengalaman. Bagi Guru, dapat menambah pengetahuan, wawasan guru pendidikan jasmani dalam mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli. Bagi Sekolah, dapat digunakan sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran lainnya. Bagi Peneliti, dapat memberikan pengalaman langsung sebagai calon guru penjasorkes pada khususnya dalam merancang, melakukan, merefleksikan dan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi alternative yang diharapkan bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli yaitu dengan memilih model pembelajaran yang dapat membuat interaksi yang baik dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru melainkan guru dan siswa berinteraksi dalam pembelajaran. Adapun keunggulan dari model pembelajaran tipe NHT yaitu: Metode ini menyebabkan siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran. Dapat menambah rasa tanggung jawab perseorangan siswa dalam kelompok, memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat, situasi belajar lebih aktif, hidup, bersemangat dan berdaya guna, menumbuhkan sifat objektif, percaya pada diri sendiri, keberanian serta tanggung jawab dalam menghadapi/mengatasi permasalahan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dimana peneliti bertindak sebagai guru atau peneliti sebagai peneliti (Kanca, 2010: 115). Penelitian ini dilaksanakan di kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 2 kali pertemuan pada setiap siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi /evaluasi dan refleksi tindakan (Kanca, 2010:139). Adapun prosedur penelitian dalam penelitian ini yaitu; a) observasi awal; b) refleksi awal; c) identifikasi masalah; d) analisis masalah; e) perumusan masalah; f) perencanaan tindakan; g) pelaksanaan tindakan; h) observasi/evaluasi tindakan; i) refleksi hasil tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap siklus masing-masing pertemuan yang dilakukan oleh 2 orang evaluator. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang evaluator. HASIL PENELITIAN Hasil análisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh siswa dengan kategori sangat aktif 3 orang ( 11.5%), siswa dengan kategori aktif 21 orang (80.8%), siswa dengan kategori cukup aktif 2 orang ( 7.7%), siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada, siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada. Sedangkan aktivitas belajar secara klasikal diperoleh 7.6 yang berada pada kategori aktif.

5 Tabel 1. Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli pada Siklus I No Kategori Jumlah Persentase Keterangan (Orang) (%) 1 Sangat Aktif siswa (92.3%) 2 Aktif Aktif 3 Cukup Aktif siswa (7.7%) 4 Kurang Aktif 0 0 Tidak Aktif 5 Sangat Kurang 0 0 Aktif Jumlah Hasil análisis data hasil belajar didapatkan bahwa, siswa yang tuntas 18 orang ( 69.3%) dan siswa yang tidak tuntas 8 orang ( 30.7%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa kategori sangat baik tidak ada, 18 orang ( 69.3%) dengan kategori baik, 8 orang ( 30.7%) dengan kategori cukup baik, siswa dengan kategori kurang baik tidak ada, siswa dengan kategori sangat kurang baik tidak ada. Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola voli pada Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan pada Siklus I. N0 Kategori Jumlah (Orang) Persentas e (%) Jumlah Siswa Ket 1 Sangat Baik siswa 2 Baik (69.3%) 3 Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik siswa (30.7%) Tidak Jumlah Lanjut ke Siklus II Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II, sangat aktif 12 orang ( 46.1%), siswa dengan kategori aktif 14 orang (53.9%), siswa dengan kategori cukup aktif tidak ada, siswa dengan kategori kurang aktif tidak ada, siswa dengan kategori sangat kurang aktif tidak ada..

6 Tabel 3. Kategori Penggolongan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli pada Siklus II. No Kategori Jumlah Persentase Keterangan (Orang) (%) 1 Sangat Aktif siswa (100%) 2 Aktif Aktif 3 Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang 0 0 Aktif Jumlah Tidak Aktif Pada data hasil belajar didapatkan bahwa, siswa yang tuntas 24 orang (92.3%) dan siswa yang tidak tuntas 2 (7.7%). Adapun rinciannya sebagai berikut: 9 orang ( 34.6%) dengan kategori sangat baik, 15 orang (57.7%) kategori baik, 2 orang (7.7%) dengan kategori cukup baik, tidak ada siswa dengan kategori kurang baik, dan tidak ada siswa dengan kategori sangat kurang baik. Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Atas Dan Bawah) Bola Voli Pada Siklus II. N0 Kategori Jumlah (Orang) Persentas e (%) Jumlah Siswa 1 Sangat Baik siswa (92.3%) Siswa 2 Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik siswa (7.7%) Siswa Tidak Jumlah % Keterangan Siklus II Telah Mencapai Ketuntasan >80% dan Dikatakan Peningkatan data aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan dapat disampaikan bahwa, data aktivitas belajar siswa secara klasikal pada observasi awal 5.8 dengan aktif 4 orang (15.4%). Kemudian diberikan tindakan pada siklus I menjadi 7.6 dengan aktif 24 orang (92.3%). Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum aktif maka diberikan tindakan pada siklus II menjadi 8.8 dengan aktif 26 orang (100%).

7 Tabel 5. Peningkatan Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli Siswa dari Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II. No Tahapan Observasi Awal Siklus I Aktivitas Belajar Klasikal Siklus II 8.8 Keaktifan Siswa 4 Orang (15.4%) SudahAktif 24 Orang (92.3%) Sudah Aktif 26 Orang (100%) Sudah Aktif Peningkatan Aktivitas Belajar Observa si Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 20 Orang (76.9%) 22 Orang 2 (84.6%) Orang (7.7%) Peningkatan hasil analisis data hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli dari observasi awal, siklus I dan siklus II, dapat diketahui bahwa, pada observasi awal terdapat 2 orang yang tuntas (7.7%), setelah diberikan tindakan pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi 18 orang (69.3%) dengan peningkatan sebesar 16 orang (61.53%). Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tindakan pada siklus II, siswa yang tuntas pada siklus II yaitu 24 orang (93%) dengan peningkatan 6 orang (23.07%) dari siklus I, dan peningkatan dari observasi awal ke siklus II yaitu 22 orang (84.61). Tabel 6 Peningkatan Hasil Analisis Data Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli Siswa dari Observasi Awal, Siklus I, dan Siklus II. No Tahapan Persentas e Hasil Belajar Ketuntas an Siswa Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Observas i Awal ke Siklus I Observasi Awal ke Siklus II Observas i Awal Siklus I Siklus II 2 Orang (7.7%) 18 Orang (69.3%) 24 orang (92.3%) 16 Orang (61.53%) 6 Orang (23.07%) 22 Orang (84.61%)

8 PEMBAHASAN 1. Pembahasan pada Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli Berdasarkan observasi dan evaluasi, peneliti mengkaji serta mempertimbangkan dampak dari tindakan yang diberikan, dan mengatasi kekurangan-kekurangan dan hambatan yang ditemui pada siklus I. Dalam hal ini dalam aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli terdapat 2 siswa yang tergolong cukup aktif. Adapun hambatan dan kendala yang terjadi pada aktivitas belajar ditemukan permasalahan pada beberapa indikator yaitu: aspek lisan : siswa tidak berani mengajukan pertanyaan yang jelas sesuai dengan materi pembelajaran teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli. Pada aspek mental; siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran materi teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli. Berdasarkan hambatan yang dihadapi tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pada aspek lisan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli, pada aspek mental: membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi Sedangkan aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli pada Siklus II diketahui bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing (Atas dan bawah) bola voli sudah termasuk ke dalam katagori aktif. Sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi karena sesuai yang direncanakan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil yang diperoleh direkomendasikan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan 2 siklus dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan, menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2. Pembahasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing (Atas dan Bawah) Bola Voli Ketuntasan belajar siswa pada teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli masih berada pada kategori cukup aktif dan secara individu masih 8 siswa yang belum tuntas. Masalah yang menyebabkan tidak tuntasannya hasil belajar karena pada aspek kognitif siswa masih belum menguasai teori teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli dari sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Pada aspek afektif sikap yang ditunjukkan siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak sungguh-sungguh dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran. Pada aspek psikomotor pada saat melakukan teknik passing, arah bola tidak sesuai dengan arah yang akan dituju, perkenaan bola pada tangan tidak tepat, pada saat melakukan sikap pelaksanaan passing koordinasi tangan, kaki dan badan kurang harmonis, sehingga bola arah bola tidak tepat. Berdasarkan permasalahan tersebut tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan penjelasan materi tentang teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli dari sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir. Menginstruksikan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguhsungguh dan memotivasi siswa untuk bersemangat dalam melakukan tugas gerak. Dan memperbanyak jumlah kelompok, memperkecil jumlah anggota dalam satu kelompok dan menambah jumlah bola voli sehingga diharapkan nantinya kesempatan belajar siswa lebih banyak dan mengadakan variasi mengajar yang berbeda beda tiap siklus. Sedangkan dilihat dari hasil data pada

9 siklus II ketuntasan belajar siswa sudah berada pada kategori sangat baik. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan lagi karena sesuai yang direncanakan penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil yang diperoleh direkomendasikan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori-teori yang mendukung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan untuk belajar sendiri dan beraktivitas sendiri kepada siswa. Hasil belajar menunjuk pada perubahan struktur pengetahuan individu sebagai hasil dari situasi belajar (Hamalik, 2008:171). Dalam hal ini aktivitas belajar adalah dasar pencapaian hasil belajar yang optimal. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam penelitian ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) secara optimal dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangankekurangan dan kendala-kendala yang ditemui pada siklus sebelumnya. Sedangkan menurut Hamalik (2008:57) menyatakan bahwa Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) juga dikuatkan oleh hasil penelitian-penelitian sebelumnya, diantaranya: (1) Soviatun Hasanah, (2013) menemukan bahwa, penerapan model cooperative learning tipe numbered heads together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negari 05 Metro Selatan Tahun pelajaran 2012/2013. (2) Arief Bachtiar Putra, (2013) menemukan bahwa penggunaan model cooperative learning tipe numbered heads together (NHT) dengan media grafis pada pembelajaran PKn kelas V B SD Negeri 5 Metro Barat dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa (3) Akmal Reza, (2014) menemukan bahwa model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akutansi siswa kelas XII IS 1 SMA Swasta Cerdas Murni Medan Tahun Pelajaran 2013/2014. (4) Subiakta I Nengah (2013) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing ( atas dan bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Kintamani tahun pelajaran 2013/2014. (5) Edi Martawan (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing control sepak bola meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2013/2014. Sesuai dengan penelitian yang sudah dilaksanakan, secara umum penelitian ini sudah membantu siswa untuk meningkatkan aktivitas dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh lebih baik dan maksimal. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: Aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli. Hasil belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Saran peneliti kepada guru penjasorkes agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

10 belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran voli. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Negeri 5 Metro Barat untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Tahun Pelajaran 2013/ /2/2.%20ABSTRAK.pdfdiakses pada hari Kamis, 5 November 201 DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Pedoman Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Orkes. Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanah, Soviatun Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ips Dengan Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together kelas V SD Negeri 05 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2012/ hp/pgsd/article/view/1701 diakses pada hari Kamis, 5 November 2015 Kanca, I Nyoman Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Reza, Akmal Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xii Ips Sma Swasta Cerdas Murni Medan Tahun Pembelajaran 2013/ /63263 diakses pada hari Kamis, 5 November Slameto Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Putra, Arief Bachtiar Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dengan Media Grafis Pada Pembelajaran Pkn Kelas V B SD

11