39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel penelitian dengan menggunakan angka sebagai tolak ukur untuk menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas, Financial Leverage, dan Praktik Pengelolaan Perusahaan terhadap Pemerataan Laba. 3.2 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini yaitu perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang merupakan salah satu sektor Perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Alasan peneliti memilih perusahaan ini karena menurut Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 2013, daya tahan perusahaan manufaktur terutama ditopang oleh sektor industri barang konsumsi yang memiliki pertumbuhan yang cukup pesat yakni 28%. Kinerja sektor industri barang konsumsi juga lebih tinggi dari dua sektor lainnya yaitu sektor aneka industri dan sektor industri dasar yang juga menjadi bagian dari index manufaktur. 39
40 3.3 Data Yang Diperlukan 3.3.1 Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara seperti diperoleh dan dicatat pihak lain. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan tahunan periode 2012 sampai dengan 2014 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.3.2 Data Yang Diperlukan Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang tercantum di dalam laporan keuangan perusahaan yang menyangkut: 1. Total Asset Tahun 2012-2014 2. Total Hutang Tahun 2012-2014 3. Total Modal Tahun 2012-2014 4. Penjualan Bersih Tahun 2012-2014 5. Laba Bersih Tahun 2012-2014 6. Laba Bersih setelah Pajak Tahun 2012-2014 7. Total saham manajerial Tahun 2012-2014 8. Total saham institusional Tahun 2012-2014 9. Jumlah Komisaris Independen Tahun 2012-2014 10. Jumlah Komite Audit Tahun 2012-2014
41 3.3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dokumentasi. Dalam metode dokumentasi ini, data diambil berdasarkan dokumen-dokumen sumber seperti laporan labarugi, laporan neraca, jurnal referensi, buku literatur, peraturan-peraturan dan lain sebagainya. Selain itu metode ini digunakan untuk memperoleh data laporan keuangan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdapat di website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Dengan data yang terkumpul tersebut dapat dihitung dan diketahui informasi mengenai tindakan perataan laba. 3.4 Populasi Dan Sampel Populasi dari penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode pengamatan tahun 2012-2014. Sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan agar diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria-kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangannya secara lengkap berturut-turut dari tahun 2012-2014. 2. Perusahaan yang memperoleh laba tahun 2012-2014, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik pemerataan laba.
42 3.5 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Definisi operasional variabel yang terdapat dalam kerangka teoritis adalah sebagai berikut : 3.5.1 Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pemerataan Laba. Pemerataan Laba merupakan tindakan manajemen untuk meratakan laba yang dilaporkan sebagai pengurangan secara sengaja fluktuasi di sekitar earnings tertentu yang dianggap normal bagi perusahaan. Indikator-indikator perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba yaitu : 1. Perusahaan dianggap melakukan perataan laba apabila indeks perataan laba lebih kecil daripada 1 (CVΔS > CV ΔI). 2. Perusahaan dianggap tidak melakukan praktik perataan laba apabila indeks perataan laba lebih besar sama dengan 1 (CVΔS < CV ΔI). Variabel ini menggunakan skala nominal, diberi simbol IE dan menggunakan variabel dummy, IE = 1 untuk perusahaan yang melakukan perataan laba dan IE = 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba. Pengukuran perataan laba menggunakan Indeks Eckel. Indeks Eckel digunakan untuk mengindikasikan perusahaan melakukan perataan laba atau tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
43 Indeks Eckel = atau dengan ΔS = Keterangan : Cv : koefisien variasi variabel, yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan tahun 2012-2014 ΔS : perubahan penjualan dalam satu periode : Perubahan laba dalam satu periode : Rata-rata perubahan laba : Jumlah tahun yang diamati 3.5.2 Variabel Independen 1. Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA (Return on Asset). ROA mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang dihasilkan dari hasil bagi laba bersih setelah pajak perusahaan terhadap nilai buku total aset perusahaan. Pengukuran menggunakan ROA karena rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
44 efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh keuntungan (Pratiwi dan Handayani, 2014). Rumus Profitabilitas yang digunakan yaitu : 100% 2. Financial Leverage Financial Leverage adalah rasio yang menunjukan efisiensi perusahaan memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi utang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu operasi perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang.indikator dari financial leverage adalah besarnya modal dipergunakan untuk membiayai investasi dan operasional perusahaan, serta kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya dengan menggunakan modal yang dimiliki. Financial Leverage diukur dengan DER (Debt Equity Ratio) yang menggambarkan risiko struktur modal, dengan membandingkan dana dari kreditur dalam bentuk utang dengan investor dalam bentuk kekayaan (Widana dan Yasa, 2013). Financial Leverage dirumuskan sebagai berikut : 100%
45 3. Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional adalah persentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki para investor institusional yaitu pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain (Juniarti 2002 dalam Oviani dan Wijaya2014). Kepemilikan Institusional diukur dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahaan (Guna dan Herawaty, 2010). x100% 4. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang di kelola. Dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan, maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri (Ratnaningsih dan Hidayati 2012). Indikator yang digunakan untuk mengukur prosentase kepemilikan manajerial ini adalah :
46 5. Dewan Komisaris Independen Komisaris Independen adalah komisarisyang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat, atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan (Karuniasih, 2013). Komisaris Independen diukur dengan menggunakan rumus : Dimana : KI = Komisaris Independen 6. Ukuran Komite Audit Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan, minimal beranggotakan 3 orang dimana dua diantaranya merupakan pihak luar yang independen yang tidak memiliki hubungan keuangan ataupun keluarga dengan dewan direksi atau komisaris (Karuniasih, 2013). Variabel ini diukur secara numeral yaitu jumlah nominal dari anggota komite audit yang ada didalam peurusahaan. Ukuran Komite Audit = Σ anggota komite audit yang ada dalam perusahaan.
47 3.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statisik deskriptif dan analisis regresi logistik. Metodemetode ini digunakan agar menghasilkan data statistik yang mudah dipahami dan dapat dipercaya. 3.6.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif yaitu cara pendeskripsian yang berdasarkan data yang dimiliki, yaitu dengan cara menata data tersebut sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan mudah. Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan swekness, atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2011). 3.6.2 Analisis Regresi Logistik Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Analisis Regresi Logistik. Menurut Ghozali (2011) Logistic Regression sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan yaitu digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan secara multivariate dengan menggunakan logistic regression karena variabel bebasnya merupakan campuran antara variabel kontinyu (metric) dan kategorial (non metric). Menurut Ghozali (2006) pengujian multivariate dengan binary logistic regression tidak
48 memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model, artinya bahwa variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup. Hal ini disebabkan oleh teknik estimasi variabel dependen yang melandasi logistic regression adalah maximum likelihood bukan asumsi Ordinary Least Square (OLS).Dalam pengujian multivariate akan digunakan analisis regresi logistik dengan model: ( ) α + β1(roa) + β2(der) + β3(inst) + β4(km) + β5( KI) + β6 (UKA) + e Dimana : ( ) : Probabilitas atau kemungkinan adanya tindakan perataan laba α β ROA DER INST KM KI UKA e : Konstanta : Koefisien Regresi Logit : Return On Assets : Debt Equity Ratio : Kepemilikan Institusional : Kepemilikan Manajerial : Proporsi Komisaris Independen : Ukuran Komite Audit : Standar Error
49 Dasar pengambilan keputusannya yaitu : Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka: a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak sehingga hasil tidak signifikan. b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima sehingga hasil signifikan. Ada beberapa hal yang akan diuji dalam regresi logistik yaitu : 1. Menilai kelayakan model regresi (goodness of fit test). Goodness of Fit Test digunakan untuk menguji apakah model regresi logit layak dipakai untuk menganalisa selanjutnya. Ghozali (2011) menjelaskan bahwa Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test statistics sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer & Lemeshow s Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Agar lebih mendalami hal tersebut maka perlu memperhatikan output dari Hosmer and Lemeshow, dengan hipotesis seperti di bawah ini:
50 Ho : Tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. H1 : Ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Dasar pengambilan keputusan yang dipakai yaitu dengan memperhatikan nilai Goodness of Fit yang diukur dengan nilai Chi- Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow: a. Jika probabiltas > 0.05 maka Ho diterima b. Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak 2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai keseluruhan model (overall model fit) ditunjukkan dengan logit likelihood value (nilai -2LL). Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input (Ghozali, 2011). Nilai -2LL dianggap bagus apabila mempunyai nilai yang kecil.nilai minimum -2LL adalah 0. Apabila nilai -2LL block number = 0 lebih besar dibandingkan dengan nilai -2LL block number = 1, menununjukkan model regresi yang lebih baik. Nilai -2LL block number = 0 berarti bila konstanta masuk dalam model, sedangkan nilai - 2LL block number = 1 berarti bila nilai yang terjadi apabila semua variabel dimasukkan secara bersama-sama. Ghozali (2011) mengemukakan bahwa statistik -2LL dapat juga digunakan untuk menentukan jika variabel bebas ditambahkan kedalam model apakah secara signifikan memperbaiki model fit. Selisih -2LL untuk model
51 dengan konstanta saja dan -2LL untuk model dengan konstanta dan variabel bebas didistribusikan sebagai x² dengan df (selisih df kedua model). Hipotesis untuk menilai model fit adalah : Ho : model yang dihipotesiskan fit dengan data. H1 : model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. 3. Menguji Koefisien Regresi Logit. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan menggunakan wald statistic dan nilai probabilitas. Wald statistic memberikan tingkat signifikansi secara statistik untuk masing-masing koefisien. Nilai Wald statistic dibandingkan dengan tabel X2, sedangkan nilai probabilitas dengan α (5%). Penentuan penerima atau penolakan H0 berdasarkan pada tingkat signifikansi α (5%) dengan kriteria sebagai berikut : 1. H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi Square tabel dan nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi (α) 5%. Hal ini berarti Ha ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen ditolak. 2. H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi Square tabel dan nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α) 5%. Hal ini berarti Ha diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen diterima.
52 4. Pengujian Koefisien Determinasi (Cox and Snell s R Square) Menurut Ghozali (2009) Cox and Snell s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likehood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell s R dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagel kerke s dapat diinterpretasikan seperti nilai pada multiple regression(ghozali 2009). Tujuan dari Cox and Snell s R Square adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel independen yang terdiri dari Profitabilitas, Financial Leverage, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen dan Ukuran Komite Audit mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Pemerataan Laba. 3.6.3 Pengujian Hipotesis a. Pengujian Hipotesis Pertama 1. Perumusan Hipotesis 0 Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap Pemerataan Laba. > 0 Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Pemerataan Laba.
53 2. Menentukan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95%. Kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulan hipotesis didasarkan pada signifikan p- value ( probabilitas value ) dengan tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis : Jika p-value 0,05 maka ditolak dan diterima. Jika p-value > 0,05 maka diterima dan ditolak. b. Pengujian Hipotesis Kedua 1. Perumusan Hipotesis 0 Financial Leverage tidak berpengaruh positif terhadap Pemerataan Laba. > 0Financial Leverage berpengaruh positif terhadap Pemerataan Laba. 2. Menentukan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkatkeyakinan atau kepercayaan 95%. Kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulan hipotesis didasarkan pada signifikan p-value ( probabilitas value ) dengan tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis : Jika p-value 0,05 maka ditolak dan diterima. Jika p-value > 0,05 maka diterima dan ditolak.
54 c. Pengujian Hipotesis Ketiga 1. Perumusan Hipotesis 0 Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh negatif terhadap Pemerataan Laba. < 0 Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap Pemerataan Laba. 2. Menentukan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95%. Kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulan hipotesis didasarkan pada signifikan p- value (probabilitas value ) dengan tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis : Jika p-value 0,05 maka diterima dan ditolak. Jika p-value < 0,05 maka ditolak dan diterima. d. Pengujian Hipotesis Keempat 1. Perumusan Hipotesis 0 Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh positif terhadap Pemerataan Laba. > 0 Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Pemerataan Laba. 2. Menentukan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95%. Kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulan hipotesis didasarkan pada signifikan p-
55 value (probabilitas value ) dengan tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis : Jika p-value 0,05 maka ditolak dan diterima. Jika p-value > 0,05 maka diterima dan ditolak. e. Pengujian Hipotesis Kelima 1. Perumusan Hipotesis 0 Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh negatif terhadap Pemerataan Laba. < 0 Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap Pemerataan Laba. 2. Menentukan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95%. Kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulan hipotesis didasarkan pada signifikan p- value (probabilitas value ) dengan tingkat signifikan = 0,05 (Ghozali, 2011). 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis : Jika p-value 0,05 maka diterima dan ditolak. Jika p-value < 0,05 maka ditolak dan diterima. f. Pengujian Hipotesis Keenam 1. Perumusan Hipotesis 0 Ukuran Komite Audit tidak berpengaruh negatif terhadap Pemerataan Laba.
56 < 0 Ukuran Komite Audit berpengaruh negatif terhadap Pemerataan Laba. 2. Menentukan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan tingkat keyakinan atau kepercayaan 95%. Kriteria penerimaan dan penarikan kesimpulan hipotesis didasarkan pada signifikan p- value (probabilitas value ) dengan tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2011). 3. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis : Jika p-value 0,05 maka diterima dan ditolak. Jika p-value < 0,05 maka ditolak dan diterima.