TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBAGAI PENDULANG EMAS DI JORONG PAMATANG SARI BULAN KECAMATAN SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG

dokumen-dokumen yang mirip
14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN DATABASE DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KRITERIA PENDUDUK MISKIN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi perhatian nasional dan penanganannya perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT PETANI KARET DI MUARO SUNGAI LOLO KECAMATAN MAPATTUNGGUL SELATAN KABUPATEN PASAMAN JURNAL

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang { PAGE \* MERGEFORMAT }

Oleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merupakan hak asasi, tidak dapat ditunda, dan tidak dapat disubtitusi dengan bahan

KEMISKINAN OLEH HERIEN PUSPITAWATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG INFRASTRUKTUR DI KELURAHAN ANDURING KOTA PADANG JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu Negara berkembang, merupakan Negara yang selalu

STUDI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PASCA GEMPA TAHUN 2010 DI DESA SAUMANGANYA KECAMATAN PAGAI UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

STUDI TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MASYARAKAT TANI DI JORONG KAYU MERANTING KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI DESA PONDOK PANJANG KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS)

Analisis Dan Perhitungan Pembanding Kemiskinan Di Provinsi Lampung

ABSTRACT. Key Word: Welfare Conditions

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR ^TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERNYATAAN MISKIN (SPM)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

Keywords : Condition, Social Economy, Income, Education, Needs, Casual Worker

PERMOHONAN BANTUAN UANG DUKA. Kepada Yth. BUPATI KUDUS Melalui Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus

III. METODOLOGI PENELITIAN. PENELITIAN YANG PENELITI LAKUKAN INI ADALAH KAJIAN MENGENAI KESEJAHTERAAN

STUDI PENERAPAN PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN (PPIP) DI KECAMATAN KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN BARAT

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU PULAU BESAR DAN DANAU BAWAH DI KECAMATAN DAYUN KABUPATEN SIAK PROPINSI RIAU

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah kajian mengenai kesejahteraan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB I. PENDAHULUAN. perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUATAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMPN 25 KABUPATEN SOLOK SELATAN

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

V. KEMISKINAN 5.1 Kemiskinan di Desa Sitemu

Pendidikan Kesehatan. Indah PrasetyawatiTri Purnama Sari FIK/UNY 2012

JURNAL IPSIKOM VOL 3 NO. 1 JUNI 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Astri Khusnul Khotimah, 2014 Studi Deskripsi Kemiskinan di Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN

illryw Elvi Zuriyani,lV.Si s':

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA BUNIWANGI KECAMATAN PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

Gambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian.

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan amanat Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penanggulangan Kemiskinan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANAN KELOMPOK TANI MELATI I TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA NAGORI DOLOK HATARAN KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN ANGKET (KUESIONER)

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

BERITA RESMI STATISTIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. air sudah menjadi komoditi ekonomi. Sesuai dengan Undang-undang nomor 32

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN JULI 2017 DEFLASI 0,38 PERSEN

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

DISTRIBUTION OF INCOME AND WELFARE LEVEL OF KKPA FARMERS IN PETALABUMI SEBERIDA INDRAGIRI HULU DISTRICT Kiki Fitri Andriyani, Eri Sayamar dan Arifudin

PANDUAN WAWANCARA PENDERITA TB PARU DI KLINIK SANITASI

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA MISKIN DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

By: Efni *Yeni Erita**Nefilinda*** Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **

ABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

KONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom

THE EFFECT OF SULPHUR MINERS INCOME TO THE FAMILY NEEDS FULFILLMENT (Case Study In Crater Ijen Banyuwangi Regency)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.2 No.2 ( )

BAB III METODE PENELITIAN

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

IDENTIFIKASI MANFAAT DAN KERUGIAN PERTAMBANGAN. 6.1 Indentifikasi Manfaat yang Dirasakan Masyarakat dari Kegiatan. Kabupaten. perusahaan.

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

Transkripsi:

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBAGAI PENDULANG EMAS DI JORONG PAMATANG SARI BULAN KECAMATAN SIJUNJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG Desi Ratna Sanjani¹, Rozana Eka Putri², Elsa² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat devitasanjani@gmail.com ABSTRACT This research is wanted to getting, processing, analyzing about the level of society prosperity of gold prospectors at Jorong Pamatang Sari Bulan, Sijunjung district of Sijunjung by focused in some aspects are 1) the accomplishment of basic needs, 2) income 3) education and, 4) health at Jorong Pamatang Sari Bulan, Sijunjung district of Sijunjung.Type of this research is descriptive where the population is the householders of gold prospectors at Jorong Pamatang Sari Bulan, Sijunjung district of Sijunjung which include 178 householders. The samples were 89 householders which were chosen by Proporsional Random Sampling technique. Quetionnaire used as intrument and the data presented in descriptive.the results showed that 1) the accomplishment of basic needs of gold prospectors is enough in precentage 87,64%, 2) the income of gold prospectors is enough, it about Rp 1.949284,- month in precentage 88,76%. It is already appropriate with UMR Standard. 3)educationally, the gold prospectors education is quite enough to the standard, there is 43,82% the housholders of gold prospectors health is appropriate with the standard, there is 57,31% the householders of gold prospectors have good health. Keywords: Prosperity Level, Society, Gold Prospectors PENDAHULUAN Pertambangan adalah seba- gian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengo- lahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang (Dirjen ESDM, 2007).Dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 1967 pasal 2 dijelaskan bahwa pertambangan rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahanbahan galian dari semua golongan a, b, dan c yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau secara gotong royong dengan alatalat sederhana untuk pencaharian sendiri. Masyarakat di Jorong Pamatang Sari Bulan bekerja sebagai 1

petani dikebun karet. Masyarakat Jorong Pamatang Sari Bulan menggantungkan penghasilan dari penjualan getah karet. Suatu ketika harga getah karet hampir mencapai Rp. 5.000,- per Kg (Kilogram). Harga tersebut merupakan harga terendah yang pernah berlaku sedangkan harga tertinggi getah biasanya dapat mencapai Rp. 9.000,- per Kg (Kilogram). Dari observasi yang telah penulis lakukan, masyarakat mengeluh karena masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti misalnya untuk pemenuhan pangan, sandang dan papan, tidak mendapatkan pendidikan yang layak, dan masyarakat juga tidak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Untuk keluar dari masalah perekonomian ini sebagian masyarakat berinisiatif untuk mengalihkan fungsi lahan perkebunan karet menjadi perta- mbangan emas rakyat. Penambangan emas di Jorong Pamatang Sari Bulan ini dilakukan dengan cara menggali tanah, lalu tanah hasil galian akan di saring atau di filter dengan alat penyaring, proses ini dimaksudkan untuk memisahkan emas dari tanah. Emas yang dihasilkan akan ditimbang dan dijual pada toke omeh (pembeli emas).masyarakat Jorong Pamatang Sari Bulan akan datang mengambil emas dengan cara sederhana yaitu dengan memakai alat yang disebut dengan jae (seperti kuali yang terbuat dari kayu yang digunakan sebagai penyaring emas dari tanah). Masyarakat inilah yang disebut sebagai pendulang emas. Setelah adanya penambangan emas rakyat ini secara garis besar perekonomian masyarakat sudah mulai membaik. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki beberapa pentahapan. Adapun pentahapan keluarga sejahtera tersebut ialah sebagai berikut: a. Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal. b. Keluarga Sejahtera I adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kese- 2

luruhan kebutuhan social psikologisnya. c. Keluarga Sejahtera II adalah keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan. d. Keluarga Sejahtera III adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal dan teratur bagi masyarakat dalam bentuk material. e. Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, social psikologis maupun pengembangan serta telah memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat (Warto dkk, 1996:5). Pengertian kemiskinan antara satu Negara dengan Negara lain juga berbeda. Pengertian kemiskinan di Indonesia dibuat oleh BPS. Kriteria statistik BPS tentang kemiskinan adalah: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m² per orang 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan 3. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain. 4. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 5. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan. 6. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah 7. Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam/ sayuran dan buah sekali dalam satu kali seminggu. 8. Hanya memiliki kurang dari 7-10 stel pakaian 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari 3

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik 12. Pendapatan kepala keluarga dibawah Rp. 600.000,- per bulan 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD. 14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor, emas, ternak, dan lainnya. Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga miskin (http://keluargaharapan.com/14- kriteria-miskin-menurut-standarbps/). METODOLOGI PENELITIAN Dengan keadaan dan latar belakang penelitian maka jenis penelitian yang akan dilakukan adalah termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1995:309). Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang bekerja sebagai pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan dengan rincian adalah berjumlah 178 kepala keluarga. Sesuai dengan populasi penelitian yang telah diajukan, maka sampel responden diambil secara Proposional Random Sampling, dalam penelitian ini penulis mengambil 50% dari jumlah populasi yang ada jadi jumlah responden dalam penelitian ini adalah 89 KK (Kepala Keluarga). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara terbimbing melalui penyebaran angket kepada responden yaitu dengan menggunakan daftar pertanyaan. Sedangkan data sekunder didapat melalui wawancara, observasi dan pencatatan dengan pejabat setempat.teknik analisa data yang digunakan untuk menganalisa data penelitian ini adalah secara deskriptif yaitu digunakan analisa statistik berupa formula presentase. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian tentang Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Pendulang Emas di Jorong Pamatang Sari Bulan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung yang meliputi: Pertama, pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang dan papan) pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan pada umumnya ketersediaan makanan dalam sehari rata-rata 3 kai sehari. Mengkonsumsi daging, susu, ayam hanya sekali dalam seminggu sedangkan mengkonsumsi sayuran dan buah hanya dua-tiga kali seminggu. Bahan bakar yang digunakan rata-rata adalah minyak tanah. Semua pendulang emas menggunakan PDAM sebagai sumber air minum mereka. Ketersediaan pakaian pendulang emas lebih dari 10 stel pakaian, dalam penggunaannya hanya memisahkan pakaian kerja dengan pakaian sehari-hari saja. Dengan pembelian rata-rata 2 kali setahun. Status bangunan rumah pendulang emas rata-rata rumah sendiri, dengan 2-3 kamar. Seluruh pendulang emas menggunakan PLTN sebagai sumber penerangan rumah mereka. Jenis lantai rumah pendulang emas lebih banyak tebuat dari semen. Dan pendulang emas menggunakan kamar mandi pribadi sebagai fasilitas untuk tempat MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Di Indonesia sebenarnya pemenuhan kebutuhan dasar ini dijamin oleh negara. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sedangkan pasal 31 ayat 1 menjamin tiap-tiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran (Sumardi, 1985:2). Makan yang cukup adalah makan sehari tiga kali, yang memenuhi peryaratan kesehatan (cukup gizi) (Warto dkk, 1996:95). Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jika hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari, hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan. Bahan bakar untuk memasak seharihari adalah kayu bakar/ arang/ 5

minyak tanah adalah kriteria miskin menurut standar BPS. Dengan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pokok pangan (makanan) masyarakat pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sudah cukup baik karena rata-rata masyarakat ketersediaan makanan dalam sehari 3 kali, walaupun masih banyak yang mengkonsumsi daging, susu dan ayam hanya sekali seminggu. Dan hanya sedikit dari masyarakat pendulang emas yang sumber air minumnya berasal dari sumur dan bahan bakar memasak menggunakan minyak tanah. Sandang yang cukup artinya memiliki sejumlah pakaian yang cukup untuk berbagai keperluan: untuk bekerja di kantor, di sawah, di rumah, untuk olahraga, untuk pergi pesta, dan sebagainya. Pakaian sehari-hari di rumah harus berbeda dengan pakaian kerja dan pakaian untuk keperluan resmi. Rata-rata seseorang harus memiliki 7 sampai dengan 10 stel pakaian (Warto dkk 1996:95).Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jika hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun adalah kriteria miskin menurut standar BPS. Dengan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pokok sandang (pakaian) masyarakat pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sangat baik karena tidak ada yang memiliki pakaian kurang dari 7 sampai dengan 10 stel pakaian dan masyarakat ratarata membeli pakaian 2 kali setahun. Perumahan yang sehat akan memberikan akibat bagi penghuninya, baik jasmani, rohani, dan sosial. Syarat-syarat rumah yang sehat adalah ruangan yang cukup, penerangan, lantai, dapur, kamar mandi dan WC (kamar kecil) (Katin, 2012:51). Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jika tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga lain, sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik adalah kriteria miskin menurut standar BPS. Dengan pernyataan tersebut maka kebutuhan pokok papan (rumah) masyarakat pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sudah baik karena sumber penerangan 6

sudah menggunakan PLTN, lantai rumah yang rata-rata terbuat dari semen dan fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus) hanya sedikit yang menggunakan kamar mandi bersama tetangga ataupun ke sungai. Maka dapat disimpulkan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung sudah terpenuhi dengan baik. Kedua, pendapatan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan. Selaian sebagai pendulang emas pekerjaan sampingan masyarakat Jorong Pamatang Sari Bulan adalah berdagang dan bertani. Pendapatan dari hasil mendulang emas masyarakat dalam sebulan dapat mencapai lebih dari Rp 1.949.284,- sedangkan pendapatan dari pekerjaan sampingan rata-rata kurang dari Rp 1.949.284,- dan pengeluaran pen-dulang emas dapat mencapai Rp 1.949.284,- perbulan. Banyak pendu-lang emas yang mempunyai per-hiasan sebagai bentuk tabungan yang dimiliki, yang jika dinominalkan bisa mencapai lebih dari Rp 500.000,- sedangkan untuk kendaraan banyak pendulang emas yang memiliki motor. Pujiastuti, dkk (2014:29) menyatakan bahwa tingkat pendapatan, pada umumnya semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin banyak jumlah dan jenis barang dan jasa yang dikonsumsi. Sebaliknya, semakin rendah pendapatan seseorang, semakin terbatas jumlah dan jenis barang serta jasa yang dikonsumsi. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jika pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan, tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya adalah kriteria miskin menurut standar BPS. Dari pernyataan yang telah dikemukakan maka pendapatan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung sudah sangat baik karena pendapatan masyarakat rata-rata lebih dari Rp 600.000,-. Banyak pendulang emas yang mempunyai perhiasan sebagai bentuk 7

tabungan yang dimiliki, yang jika dinominalkan bisa mencapai lebih dari Rp 500.000,- sedangkan untuk kendaraan banyak pendulang emas yang memiliki motor. Ketiga, pendidikan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan. Banyak pendulang emas yang tidak tamat SD. Rata-rata masih memiliki 1 orang anak yang masih sekolah, banyak anak pendulang emas masih sekolah SMA, dengan biaya pendidikan berasal dari biaya sendiri. Sedangkan untuk menempuh pendidikan nonformal banyak pendulang emas yang tidak pernah menjalani pendidikan nonformal. Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 2006:1). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jika pendidikan tertinggi anggota keluarga adalah tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD merupakan salah satu kriteria miskin menurut standar BPS. Dari pernyataan yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan pendidikan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung sudah cukup baik walaupun banyak masyarakat pendulang emas yang tidak tamat SD tetapi ratarata pendidikan anak mereka sudah cukup tinggi seperti SMA. Keempat, kesehatan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan. Disekitar lingkungan rumah pendulang emas ketersediaan dan keadaan sanitasinya rata-rata dalam keadaan baik. Dan hanya sedikit dari pendulang emas yang pernah menderita penyakit begitu juga untuk menderita penyakit menular, banyak yang mengaku tidak pernah menderita penyakit. Dan tempat berobat pendulang emas biasanya adalah rumah sakit atau puskesmas dengan biaya yang ditanggung sendiri. Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960, tentang Pokokpokok Kesehatan, Bab I Pasal 2 didefenisikan bahwa yang dimaksudkan dengan kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan 8

badan, rohani (mental) dan sosial, dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Defenisi kesehatan tersebut sangat mirip dengan defenisi yang dianut oleh Organisasi Kesehatan Sedunia health is defined as a state of complete physical, mental, and social welbeing and not merely the absence of disease or infirmity. Sependapat dengan ahli diatas, CEO Winslow dalam Achmadi (2013:6) mendefenisikan bahwa kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup dan meningkatkan derajat kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasia masyarakat untuk perbaikan sanitasi lingkungan, pembrantasan penyakit menular, pelayanan-pelayanan medis, perawatan serta pengobatan Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jika suatu keluarga tidak mampu membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik berarti termasuk salah satu kriteria miskin menurut standar BPS. Dari pernyataan yang telah dikemukakan maka kesehatan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung sudah baik karena ketersediaan dan keadaan sanitasi dalam keadaan baik, bebas dari penyakit dan masyarakat banyak yang berobat ke rumah sakit atau puskesmas. Dari pernyataan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan tingkat kesejahteraan masyarakat pendulang emas Di Jorong Pamatang Sari Bulan Di Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung termasuk pada Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS II) karena kebutuhan dasar keluarga sudah memenuhi standar, kebutuhan psikologis dan kebutuhan pengembangan juga sudah cukup memenuhi standar BKKBN dan BPS. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan) pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sudah cukup memenuhi standar dari BPS dan BKKBN karena diantara 13 indikator pemenuhan 9

kebutuhan hanya beberapa yang tidak memenuhi standar. Diantaranya yaitu pendulang emas masih mengkonsumsi daging, susu dan ayam sekali dalam seminggu, menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak, penggunaan pakaian hanya memisahkan pakaian kerja dan pakaian sehari-hari saja. Sedangkan untuk indikator yang lainnya pendulang emas sudah memenuhi standar tersebut. 2. Pendapatan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sudah memenuhi standar dari BPS dan BKKBN karena diantara 7 indikator sudah memenuhi standar. Diantaranya yaitu pendulang emas memiliki pekerjaan sampingan, pendapatan pendulang emas sudah cukup baik dan tidak lebih besar dari pengeluaran, pendulang emas juga memiliki tabungan yang rata-rata sudah lebih dari Rp 500.000,- dan memiliki kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi. 3. Pendidikan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sudah cukup memenuhi standar dari BPS dan BKKBN karena diantara 5 indikator pendidikan hanya beberapa yang tidak memenuhi standar. Diantaranya yaitu pendulang emas rata-rata tidak tamat SD dan tidak pernah menjalani pendidikan nonformal. Sedangkan untuk indikator yang lainnya pendulang emas sudah memenuhi standar tersebut. 4. Kesehatan pendulang emas di Jorong Pamatang Sari Bulan sudah memenuhi standar dari BPS dan BKKBN karena diantara 5 indikator kesehatan sudah memenuhi standar. Diantaranya yaitu sanitasi lingkungan rumah pendulang emas sudah tersedia dalam keadaan baik, tidak menderita penyakit, dan mampu berobat ke rumah sakit/ puskesmas dengan biaya sendiri. 10

DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Umar Fahmi 2013. Kesehatan masyarakat teori dan aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada Arikunto, Suharsimi 1995. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Hasbullah, 2006. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Http//14kriteriamiskin/bps.co.id Katin, Yusmar Emmy, 2012. Ilmu kesejahteraan keluarga. Padang: UNP Press Padang Pujiastuti, Sri dkk 2013. IPS Ekonomi untuk SMP/MTs kelas VII. Penerbit Erlangga Sumardi, Mulyanto dan Hans Dieter Evers, 1985. Kemiskinan dan kebutuhan pokok. Jakarta: Rajawali Warto, dkk. 1996. Keluarga sejahtera menurut sistem budaya masyarakat pedesaan Jawa Tengah. Jawa tengah: Indragiri Semarang 11