BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

BAB III KEBUTUHAN GENSET

PERANCANGAN UNIT INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA. DESIGN INSTALLATION UNIT OF GENSET AT PT AICHI TEX INDONESIA

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan Dunia Industri dan Teknonogi yang semakin pesat, tenaga

BAB III LANDASAN TEORI

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB II TEORI DASAR. digunakan dengan menggunakan bahan bakar, dan cocok untuk lokasi persediaan air

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR

BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

TEORI LISTRIK TERAPAN

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

NASKAH PUBLIKASI DESAIN MESIN PEMOTONG RUMPUT MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK AC 100 WATT

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Lab. Instalasi Dan Bengkel Listrik Job II Nama : Syahrir Menjalankan Motor Induksi 3 Fasa. Universitas Negeri Makassar On Line) Tanggal :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu

Perancangan Unit Instalasi Genset di PT Aichi Tex Indonesia. Design Installation Unit of Genset at PT Aichi Tex Indonesia

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL. Gambar 4.1 Mesin Genset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BACK-UP SYSTEM SEBAGAI PENYUPLAI DAYA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT BOGOR TRADE MALL (BTM)

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

TUGAS AKHIR STUDI PERANCANGAN KAPASITAS GENSET SEBAGAI CADANGAN PADA PT. INTI KIMIATAMA PERKASA. Oleh AZWAR SOFWAN MARPAUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Kiswanto, Teguh Sulistyo, Muhammad Taufiq, Yuyut S

PERANCANGAN UNIT INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA DESIGN INSTALLATION UNIT OF GENSET AT PT AICHI TEX INDONESIA

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI POWER PLANT UNTUK PEMASTIAN KEHANDALAN SISTEM OPERASIONAL LOKATOR DI KAMAL BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

No. Nama Komponen Fungsi

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

INSTALASI PERMESINAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli 2016. Tanggal 08 19 Juli 2016, Pukul 10.00 WIB s/d 21.00 WIB atau sesuai jam kerja yang berlaku di lokasi penelitian (PT Kunango Jantan). 3.3 Jenis Penelitian Dalam menyusun suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang benar sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. 3.4 Sumber Data Data-data yang akan diperlukan nantinya dalam proses pembuatan laporan Tugas Akhir diperoleh dari: 1. Observasi Penulis mengamati secara langsung ditempat operator dan mencatat data-data dilapangan yang diperlukan untuk dianalisa.

2. Wawancara Metode wawancara ini dilakukan dengan cara menanyakan hal-hal yang sekiraya belum penulis ketahui kepada pembimbing dilapangan. 3. Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan membaca buku-buku pendukung dan mencari data yang diperlukan mengenai hal-hal atau materi yang dianalisa. 4. Bimbingan Metode ini dilakukan dengan cara meminta bimbingan untuk hal yang berkaitan dengan analisa dari penelitian dari pembimbing, baik dosen maupun orang yang mengerti akan topik penelitian. 3.5 Data dan Peralatan yang Digunakan 3.5.1 Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: a. Data Total Load Actual dari : 1. LVMDP 1 2. LVMDP 2 b. Data spesifikasi dari motor dan mesin pada Pabrik Pipa di PT. Kunango Jantan. 3.5.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. 1 (satu) unit alat ukur Tang Ampere b. 1 (satu) unit Laptop c. Dan sebagainya.

3.6 Teknik Penelitian MULAI PENGAMBILAN DATA DARI PANEL LVMDP MASUKKAN DATA DRI TIAP PENGAMBILAN DATA PANEL LVMDP PERHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS GENSET YANG AKAN DI GUNAKAN HASIL PERHITUNGAN KONVERGEN TIDAK YA CETAK HASIL SELESAI Gambar 3.1 Flowchart Perhitungan Menentukan Kapasitas Genset yang digunakan

3.7 Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar yang akan dilakukan selama pelaksananan penelitian adalah : a. Membuat yang akan dibahas, dalam tulisan ini adalah instalasi generator set di PT Kunango Jantan b. Data setiap panel LVMDP dapat dimasukan kedalam rumus setelah dilakukan pengukuran. c. Masukan data studi kasus yang ditinjau. d. Melakukan perhitungan menggunakan rumus yang berhubungan dengan instalasi generator set. e. Penentuan kapasitas generator set dapat diketahui setelah melalui pengukuran, perhitungan dan melalui analisis. f. 3.8 Populasi Populasi adalah seluruh objek yang dimaksudkan untuk diselidiki, dimana objek tersebut setidak-tidaknya memiliki satu kesamaan sifat.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data 4.1.1 Data Total Load Actual Pengukuran Panel Distribusi yang akan Disuplai Genset Data total load actual merupakan data pengukuran puncak beban yang terjadi setiap harinya. Data ini didapat dari pengukuran pada jam 18.00 WIB. Karena pada jam ini beban puncak terjadi. Di sini data diambil berdasar load actual. Load actual adalah pengukuran besar beban yang terjadi. Besar beban diukur pada masing-masing panel distribusi. Table 4.1 Total Load Actual dari LVMDP 1 Load V Load P S No Name of Panel Setting Cos Pengukuran (A) (V) (A) (kw) (kva) 1 Pabrik Tiang Besi 800 380 0,85 275,2 153,9 181,1 2 Pabrik Pipa 800 380 0,85 340,5 190,4 224,1 3 Gudang Repairing 400 380 0,85 20,3 11,3 13,2 4 Workshop 1 800 380 0,85 91,6 51,2 60,2 5 Workshop 2 800 380 0,85 33,7 18,8 22,1 Total Load Pengukuran 761,3 Total kw 425,6 Total kva 500,7

Table 4.2 Total Load Actual dari LVMDP 2 Load V Load P S No Name of Panel Setting Cos Pengukuran (A) (V) (A) (kw) (kva) 1 Pabrik Crusher 400 380 0,85 202,5 113,2 133,2 2 Pabrik Elbow 600 380 0,85 55,8 31,2 36,7 3 Office 150 380 0,85 14,2 7,9 9,3 Total Load Pengukuran 272,5 Total kw 152,3 Total kva 179,2 4.1.2 Data Total Load Terpasang Panel Distribusi yang akan Disuplai Genset Table 4.3 Total Load terpasang dari LVMDP 1 V P S No Name of Panel Cos (V) (kw) (kva) 1 Pabrik Tiang Besi 380 0,85 162,5 191,1 2 Pabrik Pipa 380 0,85 210,4 247,5 3 Gudang Repairing 380 0,85 14,6 17,1 4 Workshop 1 380 0,85 60,3 70,9 5 Workshop 2 380 0,85 22,6 26,5 Total P 470,4 Total S 531,1

Table 4.4 Total Load terpasang dari LVMDP 2 V P S No Name of Panel Cos (V) (kw) (kva) 1 Pabrik Crusher 380 0,85 143,2 168,4 2 Pabrik Elbow 380 0,85 38,5 45,2 3 Office 380 0,85 8,2 9,6 Total P 189,9 Total S 223,2 4.2 Perancangan 4.2.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 18.00 WIB di PT Kunango Jantan. Karena permintaan dari perusahaan tersebut, besarnya daya genset yang digunakan berdasar beban maksimum terukur dari setiap panel distribusi. Dan catu daya cadangan atau genset hanya digunakan untuk mensuplai beberapa panel distribusi. LVMDP 1, terdiri dari panel distribusi. 1. Pabrik Tiang Besi 2. Pabrik Pipa 3. Gudang Repairing 4. Workshop 1 5. Workshop 2 LVMDP 2, terdiri dari panel distribusi. 1. Pabrik Crusher 2. Pabrik Elbow 3. Ofiice

Perancangannya menggunakan dua genset untuk dua LVMDP. Pada LVMDP 1 tegangan yang digunakan adalah 380 V, maka perancangan tegangan genset yang digunakan sebesar 380/220 V. Dan untuk LVMDP 2 tegangan yang digunakan sama dengan LVMDP 1 yaitu 380 V, maka perancangan tegangan genset yang digunakan juga sebesar 380/220 V. 4.2.2 Menentukan Daya yang Digunakan Genset Penaksiran beban maksimum yang biasanya terjadi pada jam 18.00-21.00 WIB. Karena PT Kunango Jantan siang dan malam aktivitas produksi terus berjalan. Mesin-mesin beroperasi yang membutuhkan energi listrik yang besar pula. Data yang diperoleh dengan perkiraan beban maksimum sebesar 761,3 A untuk LVMDP 1 dan 272,5 A untuk LVMDP 2. Sehingga daya genset yang terukur untuk LVMDP 1 sebesar 425,6 kw dan LVMDP 2 sebesar 152,3 kw. Daya tersebut merupakan daya genset sebesar 80% dari daya genset sebesar 100%. Daya genset yang terpasang untuk LVMDP 1 sebesar 470,4 kw dan LVMDP 2 sebesar 189,9 kw. Agar daya genset yang digunakan mencapai 100%, untuk itu dilakukan perhitungan. Terlebih dahulu mencari Demand Factor (DF) selanjutnya menentukan kapasitas daya yang harus digunakan genset, dengan rumus sebagai berikut. (Hasan Basri, 1997;12) DF =

Kapasitas daya = DF x Beban total terpasang x Faktor keamanan trafo = DF x Beban total terpasang x 125% a) LVMDP 1 P = 467,6 kw Cos = 0,85 Perhitungan: DF = = 0,904 Kapasitas daya = 0,904 x 470,4 kw x 125% = 531,52 kw b) LVMDP 2 P = 152,3 kw Cos = 0,85 Perhitungan: DF = = 0,802 Kapasitas daya = 0,802 x 189,9 kw x 125% = 190,37 kw Kebutuhan daya genset yang digunakan setelah dilakukan perhitungan adalah 531,52 kw untuk LVMDP 1 dan 190,37 kw untuk LVMDP 2. 4.2.3 Menentukan Rating Kinerja Daya Genset Dalam menentukan rating kinerja daya Genset di PT. Kunango Jantan direncanakan penggunaannya digunakan pada saat beban puncak yaitu jam 6 sore sampai jam 9 malam.. Untuk menghindari kerja Generator Set yang berat, maka diambil asumsi daya total yang akan disuplai adalah 0,85 dari daya total

Generator Set. Besar kapasitas Generator Set yang akan digunakan adalah sebagai berikut : (P.Van Harten, 1992;144) a) LVMDP 1 = Genset 1 = = = 625,35 kva Rating kinerja daya genset yang diambil sesuai catalog mitsubishi adalah 630 kva. b) LVMDP 2 = Genset 2 = = = 223,96 kva Rating kinerja daya genset yang diambil sesuai catalog caterpillar adalah 250 kva. Besar daya mesin Generator Set sebaiknya di pilih lebih besar dari 625,35 kva dan 223,96 kva. Dari besar daya unit tersebut pertimbangan dan penambahan kebutuhan beban maka dipilih Generator Set Mitsubishi MGS0500B yang memiliki rating kinerja daya genset yaitu 630 kva dan Generator Set Olympian GEH250-2 yaitu 250 kva yang juga memiliki konsumsi bahan bakar yang rendah. (a) (b) Gambar 4.1 Mitsubishi MGS0500B (a) dan Olympian GEH250-2 (b)

4.2.4 Analisa Faktor Kecepatan Dari data spesifikasi mesin diesel menunjukkan kecepatan diesel generating set Mitsubishi MGS0500B dengan putaran mesin sebesar 1600 rpm dan Olympian GEH250-2 dengan putaran mesin sebesar 1500 rpm. Mitsubishi MGS0500B memiliki panjang langkah piston sebesar 180 mm dan untuk Olympian GEH250-2 memiliki panjang langkah piston sebesar 135,9 mm, maka besar faktor kecepatannya dapat diketahui pada persamaan 2.2 adalah sebagai berikut : (Andi Sumanto, 1996;25) Cs = ; 1 meter = 3,2808 ft Cs = ; 1 = Cs = 2,56 ; 1 = 0,6 ft Cs = ; 1 meter = 3,2808 ft Cs = ; 1 = Cs = 1,687 ; 1 = 0,45 ft Besar faktor kecepatan mesin diesel Mitsubishi MGS0500B adalah sebesar 2,56 dan untuk Olympian GEH250-2 adalah sebesar 1,687. Besar nilai faktor kecepatan bila dilihat pada bab 2.2.2. Faktor kecepatan, menunjukkan bahwa mesin diesel yang digunakan memiliki faktor kecepatan rendah, karena faktor kecepatannya < 3. Pemilihan mesin ini dianggap sesuai dengan fungsi diesel generating set sebagai stand-by unit.

4.2.5 Menentukan Rating Pengaman Keluaran Genset Dalam menentukan rating pengaman keluaran genset menurut PUIL 2000 pasal 5.6.1.2.3 yang berisi generator yang bekerja pada 65 V atau kurang dan dijalankan oleh motor tersendiri, dapat dianggap telah diproteksi oleh gawai proteksi arus lebih yang mengamankan motor, bila gawai proteksi ini bekerja kalau generator membangkitkan tidak lebih dari 150 persen dari arus pengenal pada beban penuhnya. Pada perancangan berikut arus lebih dari genset yang digunakan 150% sebagai faktor pengali dari In genset. Pengaman yang digunakan adalah MCCB. Karena MCCB memiliki rating arus yang besar dan dapat disetting sesuai dengan kebutuhan. MCCB sebagai pengaman dari arus hubung singkat dan arus beban lebih. MCCB yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset. Maka MCCB yang digunakan sesuai untuk rating tegangan genset yaitu sebagai berikut. (Andi Sumanto, 1996;47) Ln Genset = I MCCB = 150% x ln Genset Perhitungan: a) Ln Genset 1 = = 0,957 ka = 957 A I MCCB = 150% x 957 = 1435,5 A b) Ln Genset 2 = = 0,379 ka = 379 A I MCCB = 150% x 379 = 568,5 A

Dengan melihat catalog Mitsubishi diperoleh MCCB yang digunakan memiliki jenis AE1600-SW dengan rating arus 800 ~ 880 ~ 960 ~ 1040 ~ 1120 ~ 1200 ~ 1280 ~ 1360 ~ 1440 ~ 1520 ~ 1600 A dengan tegangan 380 V untuk Genset 1 dan NF630-HEW dengan rating arus 300 ~ 350 ~ 400 ~ 500 ~ 600 ~ 630 A dengan tegangan 380 V untuk Genset 2. 4.2.6 Menghitung Arus Hubung Singkat Generator Set Untuk menentukan arus hubung singkat keluaran genset 1 dan genset 2 dengan megetahui reaktasi generator, dalam spesifikasi bahwa batasan sub transient rektansi 13% atau lebih kecil untuk membatasi distorsi tegangan yang di sebabkan oleh beban non linier seperti yang terjadi pada saat starting motor besar. Reaktansi sub-transien ini dijabarkan sebagai tegangan dibagi oleh reaktasi sub transien atau dalam satuan per unit dapat menggunakan persamaan yang didapat sebagai berikut : (Andi Sumanto, 1996;32) Iu = = 7,69 pu Selanjutnya untuk mengetui arus dasar genset 1 menggunakan persamaan : Ln Genset 1 = = 0,957 ka = 957 A Dan untuk genset 2 tetap menggunakan persamaan berikut : Ln Genset 2 = = 0,379 ka = 379 A Setelah didapat arus sub transien dalam satuan per unit dan arus dasar genset, sehingga dapat dihitung arus hunung singkat pada genset 1 dan genset 2 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

a) I = 7,69 x 957 A = 7,35 ka (Genset 1) b) I = 7,69 x 379 A = 2,91 ka (Genset 2) Jadi Pengaman keluaran genset 1 dan genset 2 yang digunakan dengan kapasitas pengaman yang digunakan masing-masing 1435,5 A untuk genset 1 dan kapasitas pengaman genset 2 yaitu 568,5 A mempunyai kemampuan pemutus minimum 7,35 ka untuk genset 1 dan 2,91 ka untuk genset 2. Untuk kilovolt ampere (ka) pengaman keluaran beban keseluruhan genset total arus ganguan sub transien adalah : Genset 1 dan Genset 2 = 7,35 ka + 2,91 ka = 10,26 ka 4.2.7 Perhitungan Kabel Penyulang Genset Perhitungan kabel penyulang genset dapat kita lihat pada PUIL 2000 pasal 5.6.1.3 yang berisi: penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115% dari arus pengenal yang tertera pada pelat nama generator. Dengan rumus: KHA = 115% x ln Genset Perhitungan: a) KHA Genset 1 = 115% x 957 A = 1100,5 A Maka luas penampang kabel adalah NYY 1 X 500 sebesar 1125 A. b) KHA Genset 2 = 115% x 379 A = 435,8 A Maka luas penampang kabel adalah NYY 4 X 240 sebesar 464 A. dengan KHA dengan KHA

4.2.8 Penentuan Rating Kontaktor Untuk genset 1 karena ln = 957 A, maka kontaktor yang dipakai adalah I = = = 1196,2 A Sesuai dengan rating kontaktor maka kontaktor yang dipakai 1500 A dengan jenis LC1BP33 untuk KT dan KG. Untuk genset 2 karena ln = 379 A, maka kontaktor yang dipakai adalah I = = = 473,7 A Sesuai dengan rating kontaktor maka kontaktor yang dipakai 500 A dengan jenis LC1F500 untuk KT dan KG. 4.2.9 Metoda Starting Genset Genset di sini yang digunakan adalah dengan cara metoda quick starting, yaitu pada saat PLN mati genset langsung beroperasi tidak mengalami proses pemanasan terlebih dahulu. Diesel ini dihubungkan satu poros dengan genset. Pada diesel dan generator tersebut terdapat pemanas kira-kira pada suhu (25-50) yaitu oli pada heater tersebut. Dan kelembaban generator ini tidak tinggi. Gambar 4.2 Metoda starting genset

Cara kerja rangkaian di atas adalah: Dalam keadaan normal yaitu beban disuplai oleh PLN, arus akan mengalir sebagai berikut. Dari meter PLN-Titik A-Switch KT (on)-titik B-Load. Dalam keadaan darurat yaitu PLN off (KT off), secara otomatis AMF memerintahkan diesel untuk start dan dalam waktu ± 8 sec. Generator mengeluarkan tegangan (voltage), secara otomatis pula switch KG on. Sekarang beban disuplai dari genset. Apabila PLN on kembali, ± 30 sec. AMF memerintahkan KG off dan setelah itu meng-on-kan KT, tetapi genset masih running. Apabila PLN dalam waktu ± 5 menit tidak off lagi, maka genset stop. Semuanya akan bekerja secara otomatis. 4.2.10 Battery Charger Battery charger digunakan untuk menyuplai energi listrik ke accu. Pada saat normal yaitu suplai dari PLN dan load disuplai dari PLN. Maka battery charger akan mendapatkan suplai energi listrik dari PLN pula. Lalu dari battery charger ini akan mengisi accu sebesar 12 VDC untuk Genset 1 dan 24 VDC untuk Genset 2. Dari accu ini, suplainya telah siap untuk menstart genset, jika PLN mati atau mengalami gangguan. Jika PLN mati, battery charger tetap mendapat suplai energi listrik, tetapi dari genset yang akan disalurkan ke accu. Sehingga dengan cara ini battery charger tetap mendapat suplai litrik begitu juga dengan accu.

Catu daya DC yaitu baterai atau accu digunakan untuk mengoperasikan genset. Karena accu ini akan menyalakan genset dan pengontrolan kerja ATS. Nah, accu ini mendapat pengisian ulang dari battery charger. Accu yang akan menggerakkan generator harus selalu dalam keadaan bertegangan. Gambar 4.3 Rangkaian battery charger Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat PLN normal (diesel dan generator tidak beroperasi), maka battery charger mendapat suplai listrik dari PLN. Sedangkan pada saat PLN mati atau mengalami gangguan (diesel dan generator beroperasi), maka suplai dari battery charger didapat dari generator. Pengaman tegangan berfungsi untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Jika tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

4.2.11 Analisa Hubungan Generator dengan Penggerak Mula Generator dihubungkan satu poros dengan diesel. Pada saat akan start accu yang berisi tegangan 12/24 V siap mensuplai motor DC. Motor DC ini akan menstarting diesel dan generator mengikuti putaran diesel. Pada diesel terjadi gerakan mekanik yang akan memutar generator, sehingga generator mengeluarkan tegangan. Karena sistem ini menggunakan sistem start elektrik maka diesel yang dipakai memiliki daya sedang yaitu < 500 PK, digunakan sebagai prime over yang akan menggerakkan generator. Generator akan menghasilkan energi listrik dari energy mekanik. Motor DC mendapat suplai listrik dari baterai/accu 12/24 volt. Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran tertentu. Terlihat pula, bahwa AMF mengontrol keadaan diesel. Kita dapat melihat keadaan genset ini pada panel kontrol yang tersedia. Dan keadaan gangguan seperti: low oil pressure, high water temperature dan overspeed dapat dilihat pada AMF. Gambar 4.4 Hubungan generator dengan penggerak mula

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan unit instalasi genset yang didasarkan pada masingmasing bagian kemampuannya terhadap beban yang disuplai genset adalah: 1. Unit diesel generator set Mitsubishi MGS0500B dan Olympian GEH250-2 yang digunakan untuk kondisi operasi di PT. Kunango Jantan kapasitas tiap unit sebesar 630 kva dan 250 kva. 2. Rating pengaman untuk Generator Set Mitsubishi diperoleh MCCB dengan rating arus 1435,5 A yang digunakan memiliki jenis AE1600- SW dan untuk Generator Set Olympian MCCB dengan rating arus 568,5 A yang digunakan memiliki jenis NF630-HEW. 3. Untuk Generator Set Mitsubishi rating kontaktor yang dipakai 1500 A dengan jenis LC1BP33 untuk KT dan KG dan untuk Generator Set Olympian kontaktor yang dipakai 500 A dengan jenis LC1F500 untuk KT dan KG. 5.2 Saran Adapun saaran yang dapat penulis berikan dari analisis perancangan unit Generator Set di PT Kunango Jantan adalah sebagai berikut : 1. Dalam merencanakan instalasi genset yang khususnya terhadap kemampuan daya genset, penghantar, pengaman dan kontaktornya. Sebaiknya perlu direncanakan, diperhitungkan dan dianalisa dengan cermat, agar hasil yang diinginkan lebih maksimal. 2. Untuk memasang genset sebagai back-up cadangan utama sebaiknya berdasarkan keseluruhan total beban yang digunakan dari trafo. 3. Untuk dimensi ruangan genset sebaiknya menggunakan spesifikasi dimensi ruangan yang telah ditentukan. Ruangan yang dibuat menggunakan sirkulasi dan peredam suara, agar ada pergantian udara dan tidak terlalu bising.