BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS
|
|
- Sudirman Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS 4.1 Genset Sebagai Back Up PLN Genset adalah merupakan sumber energy listrik yang bias digunakan pada peralatan yang memerlukan energy listrik. Pada gedung PT. TUN disamping menggunakan energy listrik dari PLN, juga mempunya empat bbuah mesin genset merk Mitsubishi 1500 KVA sebagai back up pada saat PLN mengalami pemadaman. Genset bias hidup deprogram secara otomatis ata secara manual, karena PT. TUN merupakan perusahaan yang mempunyai banyak aktivitas pekerjaan yang harus standby power listrik 24 jam, maka mesin genset tersebut deprogram secara otomatis pada saat keadaan standby. Pengaturan operasi dari genset tersebut terletak pada panel CPGS yang sekaligus merupakan panel interlock dengan panel TR pada saat PLN padam Panel CPGS Panel CPGS yaitu panel genset 3 phase terdiri dari 4 x 1500 KVA / 380V, 50 Hz yang dilengkapi dengan AMF control, system dan peralatan sinkronisasi manual dan peralatan sinkronisasi otomatis, terdiri atas enam bagian, dari kiri ke kanan sebagai berikut : a. Panel out going 4 b. Panel out going 3 dan 3 c. Control panel genset 1 d. Out going -5berikut peralatan sinkronisasi manual e. Control panel genset 2 f. Panel out going 1 g. Control panel genset 3 28
2 h. Panel out going -6 Panel ini dibuat untuk mengoperasikan empat unit genset, masingmasing 1500 KVA, 380 V, 50 Hz, dengan menggunakan diesel Mitsubishi dan generatornya merk Taiyo. Panel ini bias berfungsi secara manual atau otomatis, tergantung bagaimana kita membutuhkan genset tersebut Fungsi Panel CPGS Sesuai dengan fungsinya panel CPGS mempunyai dua fungsi dalam pengoperasiannya, fungsi tersebut yaitu : Fungsi secara manual Fungsi secara otomatis Fungsi Secara Manual Fungsi dari panel genset secara manual adalah : a. Menjalankan dan mengentikan daya listrik masing-masing genset dengan memutar tombol engine switch dari tiap unit b. Menghubungkan dan memutuskan daya listrik dari masing-masing genset ke panel CPGS dengan memutar saklar control ACB switch dari tiap control mesin tersebut. c. Sinkronisasi ketiga genset tersebut dengan bantuan peralatan sinkronisasi manual yang terletak pada pintu dari panet out going Fungsi Secara Otomatis Fungsi dari panel genset secara otomatis adlah : a. Menjalankan pembangkitan daya listrik keempat unit genset itu, sebelumnya ditentukan terlebih dahulu genset mana yang lebih dahulu dipilih sebagai leader untuk beroperasi lebih awal pada saat PLN 29
3 mengalami pemutusan aliran listrik. Dengan pilihan leader, yang lain berfungsi sebagai pembantu saja, yaitu pada saat genset utama mencapai beban melampaui batas tertentu (batas ini dapat disetel dari 30% - 100% dengan potensiometer start current pada alat Load Dependent Relay yang terpasang didalam panel outgoing 5). Sebaliknya, dalam keadaan ketiga genset itu sedang menyalurkan arus listrik kurang dari batas terendah tertentu (bataas ini dapat disetel dari 20%-80% dengan potensiometer stop current pada alat Load Dependent Relay tersebut). b. Bila tiba-tiba sumber dari PLN mati atau satu phasa mengalami gangguan, maka keempat genset itu akan hidup secara otomatis, dan keempatnya akan membangkitkan daya listrik. c. ACB (Air Circuit Breaker) dari genset utama akan hidup secara otomatis menyalurkan daya listrik dari genset tersebut ke panel CPGS busbar. d. Setelah ACB tersebut ON, maka proses sinkronisasi otomatis langsung bekerja antara genset pembantu dengan genset utama yang terlebih dahulu ON. e. Setelah terjadi sinkron antara genset utama dengan genset pembantu, berarti tegangan sudah siap di busbar, sesaat kemudian ACB 1 sampai dengan ACB 9 (outgoing) ON menyalurkan daya listrik ke masing-masing panel LVMDP. f. Bila sumber daya listrik dadri PLN hidup kembali, maka setelah waktu tertentu lewat (menurut setelan waktu pada AMF control system) maka ACB 1-9 akan OFF, dan sesaat kemudian ACB dari masing-masing genset tersebut akan off secara otomatis. g. Sekarang keempat genset itu masih hidup melewati masa pendinginan menurut setelan waktu pada engine control pada masing-masing genset itu, dan setelah masa pendinginan lewat atau kurang lebih lima menit, maka satu-satu genset itu akan berhenti secara otomatis dan siap hidup kembali bila sumber daya listrik PLN padam lagi. 30
4 4.1.5 Hal-hal Utama Dalam Pengoperasian Panel CPGS Sebelum mulai pengoperasian panel CPGS, hal-hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah : 1. Hubungkan kabel power dan kabel control dari masing-masing genset ke panel CPGS. 2. Hubungan kbel power dan label control dari panel LVMDP ke panel CPGS. 3. Control fuse switch pengaman kabel control semuanya harus dalam posisi ON dan fusenya tidak ada yang putus. 4. Selector switch dan tombol-tombol harus pada posisi yang dipilih. 5. Pada waktu sinkronisasi secara manual, setelah sinkronisasi tercapai dabacb dari masing-masing genset di ON, maka manual syncrhroswitch harus diputar ke posisi off agar peralatan sinkronisasi manual terpelihara dalam kondisi baik Konstruksi dan Fungsi Peralatan Alat penghubung daya adalah ACB (Air Circuit Breaker) yang dilengkapi Undevoltage Release, Auxilary Switch dan motor drive buatan Merlin Gerin. Sistim control yang mengatur ketiga Genset itu yaitu, start, stop, dan penunjukan gangguan yang terjadi bila ada (tekanan minyak rendah, suhu air pendingin mesin diesel terlampau tinggi atau putaran mesin diesel terlampau tinggi) dan hubungan yg berkaitan dengan hal tersebut terdiri dari : 1. Satu set PLC (Programable Logic Controller) buatan Mitsubishi yang deprogram dengan program AMF Control Syistem untuk keempat genset buatan PT. INDI MAKMUR. 2. Empat set control relay dan timer buatan OMRON. 31
5 4.1.7 System Pengaman Control pada Genset System pengaman control pada genset terdiri dari beberapa macam diantaranya adalah : 1) System pengaman control pembangkit daya listrik Pada masing-masing genset terdiri atas : a. Satu buah Overcurrent Relai 235-PAPW buatan Cromton. b. Satu buah Combined Under Voltage & Over Voltage Relai 235- PVEW buatan cromton. c. Satu buah Reverse Power Relai (yang termasuk dalam load sharing T ) buatan Selco. d. Satu buah Earth Faukt Relay DS-11T buatan Delab. e. Satu set Control Relay dan timer buatan Omron. 2) System pengaman control yang mengatur Sinkronisasi Automatis disamping mengatur sinkronisasi juga mengatur pembagian beban (load Sharing) pada waktu ketika genset bekerja secara parallel, pengaman tersebut terdiri dari : a. Auto Synchronizer T buatan Selco. b. Load Sharing T buatan Selco. c. Satu set Control Relay buatan Omron. 3) System pengaman control yang mengatur Load Dependent start and stop. Terdiri atas satu buah Load Dependent Relay (Dual Current Relay) T buatan Selco dengan setelan kerja sebagi berikut : a. Start Curen dapat disetel darri 30% s/d 100% beban penuh. b. Stop Currentdapat disetel 20% s/d 80% beban penuh. 4) System pengaman control yang mengatur masing-masing control. Pengaman control ini menggunakan tegangan listrik DC 24V yang diperoleh ACCU masing-masing genset,sedang system control PLC 32
6 menggunakan tegangan listrik DC 24V yang diperoleh dari dua buah Sealed Lead-Acid Battery 12V dengan hubung seri. Pada panel ini dipasang : a. Battery Charger 220V AC/ 24V DC 5A buatan SEG. b. DC Amperemeter 0-10A buatan Yokogawa. c. DC Voltmeter 0-40A buatan Yokogawa. Berfungsi untuk mengisi masing-masing accu/battery tersebut, dan dilengkapi dengan babby sirine dengan menggunakan 24 DC yang akan berbunyi jika ada salah satu gangguan dari system pengoperasian genset Sistem Pengaman pada Gangguan Diesel Dari masing-masing control ini terdapat system pengaman terhadap gangguan mesin Diesel dari genset sebagai berikut : 1. Start Failure Pada kerja automatis bila genset distart tidak bisa hidup, maka proses start itu berhenti secara automatis dan lampu indicator pada Star Failure pada control panel akan menyala, bersamaan dengan itu sirine akan berbunyi. Untuk menghentikan suara sirine itu, tombol ALARM STOP pada control panel ditekan. Sementara itu lampu indicator Start Failure masih menyala, keadaan ini memblokir proses start secara automatis. Jika preoses start akan diulang kembali, maka tombol RESET pada Engine Control Panel dari genset tersebut ditekan hingga lampu indicator Start Failure padam, hal ini menunjukan bahwa proses start bisa dilakukan kembali. 2. Low Oil Preasure, High Water Temperature atau Over Speed Bila genset sedang hidup dalam kerja auto atau manual, dan tiba-tiba terjadi gangguan yang menyebabkan salah satu dari keadaan sebai berikut : 1. Tekanan minyak pelumas dalam system pelumasan mesin diesel dari genset turun dibawah tekanan normalnya. 33
7 2. Temperature air dari system pendingin mesin diesel dari genset melampaui temperature normalnya. 3. Kecepatan putaran mesin diesel dari genset melampaui kecepatan normalnya. Maka genset berhenti secara otomatis dan lampu indicator yang bersangkutan menyala dan sirine berbunyi,untuk menghentikan bunyi sirine dengan menekan tombol alarm stop. Pada gangguan diatas akan memblokir proses start baik secara manual ataupun secara otomatis Sistem Pengaman Control pada Generator Dari masing-masing control panel ini terdapat system pengaman yang melindungi generatornya terhadap gangguan-gangguan sebagai berikut : 1. Over Voltage Jika genset sedang hidup pada system auto atau manual, tiba-tiba terjadi gangguan yang menyebabkan daya listrik yang dibangkitkan melampaui batas maksimumdari pengamanya maka ACB off secara otomatis dan genset juga berhenti sacara otomatis, dan lampu indicator akan menyala, sirine akan berbunyi,untuk menghentikan yaitu dengan menekan tombol stop alarm. Keadaan ini akan memblokir proses start baik secara manual atau secara otomatis, untuk bisa berfungsi kembali normal yaitu dengan menekan tombol RESET sehingga lampu indicator tidak menyala lagi. 2. Over Crent, Under Voltage, Reverse Power atau Earth Fault Bila genset sedang hidup pada system auto atau manual, jika tiba-tiba terjadi gangguan yang menyebabkan salah satu dari keadaan sebagai berikut : a. Arus dari daya listrik genset melampaui batas maksimum dari pengamanya. b. Tegangan dari daya listrik genset turun dibawah batas minimum dari pengamanya. c. Ada arus balik yang masuk ke genset dari panel genset. 34
8 d. Ada arus dari daya listrik genset mengalir ketanah melampaui batas maksimum dari pengamanya. Juka hal ini terjadi, maka ACB dari genset yang bersangkutan akan off secara otomatis, sedangkan genset tetap dalam keadaan hidup (tidak dihentikan), dan lampu indicator gangguan terdebut akan menyala dan sirine berbunyi. Tiap gangguan terdebut hanya memblokir ACB dari genset sehingga ACB genset tidak bisa di ON kan dalam salah satu dari keadaan ini Sistem Pengaman pada ACB Disamping itu tiap ACB dilengkapi dengan pengaman sebagai berikut: Arus lebih Arus Hubung Singkat Tegangan Turun/Hilang Bila terjadi keadaan arus lebih atau hubung singkat mengalir melaui ACB ini, maka ACB ini ditripkan secara otomatis, bukan oleh system control dari panel ini, melainkan oleh mekanisme ACB ini sendiri, dan lampu indicator ACB trip akan menyala, disamping itu pasak trip berwarna putih pada ACB ini akan menonjol keluar, yang menunjukan bahwa ACB ini dalam keadaan diblokir oleh mekanisme ACB itu sendiri, sehingga tidak bisa di ON kan. Bunyi sirine akan berhenti dengan menekan tombol alarm stop. Pemblokiran Can ini dinormalkan kembali dengan menekan pasak trip yang menonjol keluar itu sampai masuk kembali ke posisi semula (rata dengan muka ACB). Bukan menekan tombol reset dari panel ini. ACB dilengkapi dengan Under Voltage Release baru bisa di ON bila Under Voltage Release nya sudah bertegangan listrik. Jadi ACB tersebut tidak bisa di ON selama belum mendapat tegangan listrik. Sebaliknya ACB pada waktu keadaan ON bisa di OFF kan dengan sendirinya bila Under Voltage Releasenya mengalami kehilangan tegangan listrik atau penurunantegangan listrik sebesar 30% atau lebih dari tegangan normalnya. 35
9 Pada masing-masing control panel terdapat tombol Emergency Stop yang menmpunyai fungsi jikan genset sedang beroprasi pada system manual atau system otomatis, tiba-tiba timbul keadaan darurat yang mengharuskam genset itu dihentikan, maka dengan menekan tombol Emergency Stop, ACB dari genset itu akan OFF sehingga genset akan berhenti pengoperasianya. 4.2 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keempat genset adalah sebagai berikut : 1. Mula-mula periksa pada masing-masing genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk dioperasikan. 2. Kemudian tentukan genset mana yang diplih dari keempat genset yang ada sebagai genset utama atau leader yaitu dengan cara menekan tombol leader lelector keposisi Gen 1 jika dipilih genset 1, kika yang dipilih selain genset 1 maka genset itu dinyatakan sebagai genset pembantu. 3. Sklar pilih Synchro Mode diputar ke posisi MAN jika sinkronisasi akan dilaksanakan secara manual, lain halnya jika diputar ke posisi AUTO maka sinkronisasi akan dilaksanakan secra otomatis. 4. Masing-masing AMF kontrol sistem dari pasangan keempat genset diesel distel pada posisi MAN dengan memutar masing-masing saklar pilih AMF Switch keposisi man jika semua genset akan dihidupkan secara manual, demikian sebaliknya jika semua kan dihidupkan secara otomatis, AMF Switch diputar keposisi AUTO. 5. Masing-masing control panel dari pasangan empat unit genset tersebut disetel pada posisi Auto. Pada posisi ini keempat genset itu berada dalam keadaan siap untuk beroperasi. Jika tiba-tiba sumber daya PLN padam atau satu phasa tegangan listriknya hilang, maka masing-masing genset itu akan hidup secara otomatis. Genset utama dari keempat unit itu ACB nya ON lebih awal, dan disusul proses sinkronisasi dengan genset pembantu, setelah proses sinkron tercapai genset akan memberikan sumber listrik ke MDP melalui ACB Out Going dari masing-masing genset. 36
10 Ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pengoperasian genset secara otomatis, kemungkinan tersebut adalah : a. Bila sampai 5 menit kemudian genset utama hanya memberikan beban arus listrik kurang dari batas minimum tertentu, misalnya batas itu 40% dari arus nominal dari genset utama, maka ACB dari genset pembantu akan di OFF kan secara otomatis dan genset pembantu akan diberikan sinyal untuk berhenti beroperasi, sehingga hanya genset utama saja yang akan memberikan daya listrik.genset pembantu tidak langsung dihentikan melainkan tetap berjalan tanpa beban menjalani pendinginan yang berlangsung selama 5 menit. Bila dalam masa pendinginan tiba-tiba beban meningkat dengan cepat sehingga arus listrik yang diberikan oleh genset utama melampaui batas maksimum tertentu yaitu 85% dari arus nominal genset utama, maka ACB dari genset pembantu ON secara otomatis untuk membantu genset utama memberikan daya listrik. Dengan sendirinya sinyal untuk berhenti dibatalkan, sebaliknya jika pada saat pendinginan beban genset utama masih dibawah batas minimum, maka genset pembantu berhenti secara otomatis dan siap untuk dijalankan kembali. b. Bila sampai 5 menit kemudian genset utama tetap memberikan beban melebihi batas arus minimum, maka ketiga genset tetap berjaan bersamasama. Bila sumber daya listrik PLN hidup kembali, maka setelah selang waktu tertentu (satu menit), barulah ACB dari setiap genset akan OFF secara otomatis sehingga ACB dari masing-masing panel Out Going ikut OFF secara otomatis. Ketiga unit genset itu tetap berjalan menjalani masa pendinginan selama 5 menit, setelah itu ketiga unit genset itu berhenti dalam keadaan siap untuk beroperasi kembali bila sumber listrik PLN padam lagi. 37
11 4.3 Kerja Automatis ACB pada Genset Kerja automatis kelima ACB Out Going (Q1,Q2,Q3,Q4,Q5,Q6,Q7,Q8,Q9) adalah mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Keadaan 1 : LVMDP 1 TR. 1 5 mendapat daya listrik PLN. Ke sembilan ACB Out Going pada panel CPGS harus OFF. Keadaan 2 : PLN padam, kesembilan ACB Out Going pada panel CPGS harus ON. Keadaan 3 : Pada saat beban puncak, LVMDP 2 5 dan PP AC menggunakan daya listrik PLN, sedang LVMDP 1 menggunakan daya listrik genset, berarti Q1 haruson. Keadaan 4 : Pada saat kebakaran, yang boleh beroperasi hanya LVMDP 2 TR. 5 dan harus menggunakan daya listrik genset. LFMDP 1 TR. 4 tidak boleh beroperasi, berarti ACB Q5 harus ON. 4.4 Foto-foto di PT. Tata Udara Nusantara Gambar 4.1 Foto Control Room 38
12 Gambar 4.2 Foto Ruang ATS Gambar 4.3 Foto Trafo Step Down 39
13 Gambar 4.4 Foto Trafo Step Up Gambar 4.5 Foto Ruang Genset 40
BAB IV PEMBAHASAN.
24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk
Lebih terperinciProposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung
Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420
RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420 Suhanto Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Politeknik Penerbangan
Lebih terperinciBAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE
BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE 4.1 Proses Sinkronisasi Genset Pada proses sinkronisasi manual, deteksi awal sinkronisasi dilakukan dengan mengmati dan mengatur
Lebih terperinciStandby Power System (GENSET- Generating Set)
DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage
Lebih terperinciBAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)
BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
58 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah dibuat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap alat yang sudah dirancang. Pengujian ini dimaksudkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan
BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan Dengan perkembangan zaman dan teknologi sekarang ini, maka kebutuhan tentang kelistrikan menjadi suatu keharusan, salah satunya unsur menjadi
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR
PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi
BAB III PERANCANGAN GENSET 3.1 SPESIFIKASI GENSET Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi listrik cadangan adalah terdiri dari 2 ( dua ) unit generating set yang memiliki
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT
BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT 1.1 Sistem Proteksi Suatu sistem proteksi yang baik diperlukan pembangkit dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia listrik untuk dapat melindungi
Lebih terperinciPARALEL GENERATOR. Paralel Generator
PARALEL GENERATOR Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generatoratau lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama sama dengan tujuan : 1. Mendapatkan daya yang lebih besar. 2. Untuk
Lebih terperinciBAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET
26 BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET 3.1 Generator set Genset adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilakan daya listrik. Disebut sebagai generator set dikarenakan ia adalah suatu set peralatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL
82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciBAB III PENGATURAN SISTEM
BAB III PENGATURAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Secara Umum Power plant pada salah satu Gedung JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Services) memiliki dua unit genset diesel dengan kode DG.1 dan DG.2.Genset
Lebih terperinciALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR
ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi
Lebih terperinciOLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :
OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian
Lebih terperinciPERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA
PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciPEMBUATAN SISTEM CATU DAYA DENGAN AUTOMATIC MAIN FAILURE UNTUK RUANG PERTEMUAN GEDUNG-71
PEBUATAN SISTE CATU DAYA DENGAN AUTOATIC AIN FAILURE UNTUK RUANG PERTEUAN GEDUNG-71 ABSTRAK R.Enggar Timbul Santosa, aradu Sibarani, Suripto, Rahmad Widodo Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di dunia, dan mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam tersebut adalah tersedianya
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dasar Teori Teori Dasar Ilmu Kelistrikan: A. Muatan Listrik Muatan listrik tidak dapat dilihat oleh mata tetapi efeknya dapat dirasakan dan diamati gejalanya. Besar muatan listrik
Lebih terperinciOptimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR
Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Optimalsasi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL
PERANCANGAN SISTEM EMERGENCY GENSET PADA KAPAL I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang Kondisi Black Out adalah kondisi dimana sumber tenaga penggerak utama, permesinan bantu, dan peralatan lainnya pada kapal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dibagian ini akan dibahas tentang fungsi Automatic Transfer Switch dan Automatic Mains Failure merupakan suatu bentuk sistem control energy listrik yang berfungsi untuk memastikan
Lebih terperinciOleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable
Lebih terperinciProsedur Pengoperasian Coal Handling
Prosedur Pengoperasian Coal Handling 1. Prinsip Kerja Coal handling system adalah instalasi yang menangani batubara untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar PLTU batubara. Penanganan mulai dari pembongkaran
Lebih terperinciPOWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET
POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah
Lebih terperinciRN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA
RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN
Lebih terperinciBAB II NO BREAK SYSTEM
BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang
BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil
Lebih terperinciPRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN
PRAKTIKUM 1: SISTEM PENTANAHAN /GROUNDING -PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN I. TUJUAN 1. Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat 2. Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran
Lebih terperinciJonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN
Hasil Penelilian dan Kegialan PTLR Tahun 2006 PENGOPERASIAN PUSAT TEKNOLOGI SISTEM CATU DAYA LlMBAH RADIOAKTIF Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK Pengoperasian Sistem Catu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat
Lebih terperinciBAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR
BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR 3.1 Sistem Kontrol Lama 3.1.1 Kelemahan kelemahan Sistem kontrol lama masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih mengunakan banyak relay sebagai komponen pengatur
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 PERAWATAN MESIN DOUBLE FACER 1.1.1 Tahapan-Tahapan Perawatan Pada perawatan mesin double facer kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin double facer
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL. Gambar 4.1 Mesin Genset
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PERAWATAN DAN PENGOPERASIAN RINGAN PADA GENSET DAN PANEL ATS AMF AGAR TETAP OPTIMAL Gambar 4.1 Mesin Genset Ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk sistem otomatisasi agar
Lebih terperinciBAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciUTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono
UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciSISTEM TENAGA LISTRIK
Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri
Lebih terperinciPERANCANGAN KENDALI AUTOMATIC CHANGE OVER SWITCH GENSET 2500 VA BERBASIS MIKROKONTROLER (APLIKASI PLTA SINGKARAK)
PERANCANGAN KENDALI AUTOMATIC CHANGE OVER SWITCH GENSET 2500 VA BERBASIS MIKROKONTROLER (APLIKASI PLTA SINGKARAK) Rachmadani Yasfira 1, NH Kresna 2, Mirzazoni 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.
BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING
RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciPERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.
FUNGSI DARI SWITCHGEAR : PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN. SWITCHGEAR (CIRCUIT BREAKER) TEGANGAN RENDAH YANG DIBAHAS ADALAH JENIS A.C.B.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lampung 2 x 100 MW unit 5 dan 6 Sebalang, Lampung Selatan. Pengerjaan tugas akhir ini
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI 3.1 Generator dan Transformator Unit Generator Suatu alat listrik yang merubah energi gerak berupa putaran dari turbin yang dipasang seporos dengan generator, kemudian
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK
BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
KARAKTERISTIK SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN KARAKTERISTIK
Lebih terperinciOTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR
OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR I Wayan Widiana, Jakaria, M. Subhan, Mulyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)-BATAN e-mail : prr@batan.go.id ABSTRAK OTOMATISASI
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis
Lebih terperinciSIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK
Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 LOKOMOTIF Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
34 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah peralatan ini dapat bekerja sesuai ide dasar yang dituangkan, maka perlu dilakukan pengukuran yang akan digunakan sebagai bahan untuk
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Prinsip Umum Sinkronisasi Ganset di PT. ALTRAK 1978 3.1.1. Penjelasan Umum Sistem Kelistrikan Seiring laju perkembangan zaman dan teknilogi, maka pemenuhan akan kebutuhan sarana
Lebih terperinciAPLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC
APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC I WAYAN W., ARTADI H.W., ADANG H.G., YONO S., A. MUTALIB
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciINSTALASI PERMESINAN
INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN INSTALASI LISTRIK PELAYANAN LISTRIK HARUS MAMPU
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM ATS-AMF DAN CDC BERBASIS PLC DILENGKAPI SISTEM START-STOP GENSET VIA SMS GSM
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM ATS-AMF DAN CDC BERBASIS PLC DILENGKAPI SISTEM START-STOP GENSET VIA SMS GSM Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. LST/EKO/EKO221/04 Revisi : 01 31 Oktober 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi : Setelah melakukan melakukan pengamatan/observasi, diharapkan mahasiswa dapat memilih, menggunakan alat-alat/instrumen,yang
Lebih terperinciBAB IV AUDIT ELEKTRIKAL
BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL Audit Elektrikal adalah pekerjaan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kelistrikan secara sistim, jaringan dan juga penggunaannya, sehingga didapat pengetahuan mengenai kualitas
Lebih terperinciBAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG
BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
PERANCANGAN AUTOMATIC MAIN FAILURE DAN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DI LENGKAPI DENGAN 10 KONDISI DISPLAY DAN 4 KONDISI BACKLIGHTING MENGGUNAKAN ZELIO LOGIC SMART RELAY (SR) Jagra Bagus Haryanto* ), Ir. Tejo
Lebih terperinciPENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T
PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR LISTRIK Penulis: : Radita Arindya, S.T., M.T Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
PERANCANGAN AUTOMATIC MAIN FAILURE DAN AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DI LENGKAPI DENGAN 10 KONDISI DISPLAY DAN 4 KONDISI BACKLIGHTING MENGGUNAKAN ZELIO LOGIC SMART RELAY (SR) Jagra Bagus Haryanto *), Tejo
Lebih terperinciPERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) - AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) PRODUKSI PT. BERKAT MANUNGGAL JAYA
Makalah Seminar Kerja Praktek PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) - AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) PRODUKSI PT. BERKAT MANUNGGAL JAYA Maman Suryawan. 1, Ir. Tejo Sukmadi, MT. 2
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciMAX GUARD.
MAX GUARD ALARM MOTOR DENGAN PASSWORD ZN-P204 DIPRODUKSI OLEH ZUVITRON DIGITAL http://zuvitronic.tripod.com Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Max Guard ZN-P204 sebagai pengaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV
48 BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV 4.1 Pengujian Sistem Transfer Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan kegagalan dari sistem auto fast transfer, sebelumnya terlebih dahulu dilakukan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan.
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk
Lebih terperinciJOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU
JOB SHEET SISTEM KELISTRIKAN RTU Job No 1 Simple Air Conditioning System Kompresor dihubungkan dengan arus 3 phasa dan tiap phasa menggunakan sekring. 3 kipas evaporator dengan 1 phasa dihubungkan terpisah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol
Lebih terperinciHANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK
HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik
Lebih terperinciSession 11 Steam Turbine Protection
Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk
Lebih terperinci