BAB II TEORI DASAR. digunakan dengan menggunakan bahan bakar, dan cocok untuk lokasi persediaan air
|
|
- Surya Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TEORI DASAR 2.1. Penjelasan Umum Diesel Generating Set Diesel generating set adalah salah satu pembangkit listrik yang sering digunakan dengan menggunakan bahan bakar, dan cocok untuk lokasi persediaan air yang terbatas. Diesel generating set memiliki keuntungan antara lain adalah: Proses start mudah dilakukan, hanya membutuhkan sedikit waktu untuk pemanasan, kemudian mesin dapat dibebani. Mudah dimatikan, dengan kata lain mesin diesel dijalankan tanpa beban terlebih dahulu hingga dingin kemudian mesin dapat dimatikan. Fungsi utama dari diesel generating set adalah penyedia listrik yang dapat berfungsi untuk : Sebagai unit cadangan (emergency) yang dijalankan pada saat keadaan darurat atau saat terjadi pemadaman pada unit pembangkit utama (PLN). Sebagai unit pembangkit bantuan yang dapat membantu suplai listrik dari PLN atau sebagai pemikul beban tetap. Sebagai unit pembangkit listrik pada beban puncak atau peak load Faktor-faktor yang merupakan pertimbangan pilihan yang sesuai untuk diesel generating set antara lain adalah sebagai berikut:
2 Jarak dari beban dekat, hal ini bertujuan agar dapat menekan rugi-rugi yang dapat ditimbulkan oleh konduktor menuju beban. Persedian areal tanah dan air, hal ini disebabkan karena diesel generating set tidak membutuhkan lahan yang besar jika dibandingkan dengan PLTU yang membutuhkan lahan yang besar dengan kapasitas air yang banyak. Pengangkutan bahan bakar, pertimbangan tersebut penting dilakukan. Hal ini disebabkan untuk mengurangi jumlah dana yang tidak perlu, seperti ongkos transportasi yang jauh. Kebisingan dan kesulitan lingkungan Karakteristik Beban dan Faktor Pusat Listrik Mengingat bahwa tenaga listrik tidak dapat disimpan, maka perlu jaminan agar daya yang dibangkitkan oleh generator sama dengan kebutuhan (beban). Pada umumnya beban selalu berubah sehingga daya yang dihasilkan oleh generator selalu disesuaikan dengan beban yang berubah-ubah tersebut. Demand factor adalah perbandingan antara beban puncak dengan beban terpasang pada suatu beban listrik. Besar demand factor dapat diketahui dari persamaan dibawah ini: Beban Puncak Yang Terpakai (MW) Demand factor = (2.1) Total Beban YangTerpasang (MW) Load factor adalah perbandingan antara daya rata-rata dalam jangka waktu tertentu dan jumlah kapasitas terpasang pada suatu pusat listrik. Besar load factor dapat diketahui dari persamaan dibawah ini:
3 Load Beban rata rata (MW) factor = (2.2) Beban Puncak (MW) Faktor pusat listrik menunjukkan bagaimana peralatan listrik telah dimanfaatkan, factor ini dipakai sebagai standar dalam membuat penilaian ekonomis dari pusat listrik. Faktor ini dapat juga dipakai untuk menunjukkan dan menentukan ketepatan kapasitas dari peralatan. Beban pada suatu sistem tenaga terjadi karena adanya permintaan tenaga yang sifatnya berbeda-beda. Dalam suatu sistem tenaga kebutuhan listrik untuk penerangan besar, variasi beban dalam satu hari juga besar, dengan puncaknya pada waktu siang malam hari Mesin Diesel Mesin diesel atau motor diesel adalah sejenis motor bakar pembakaran dalam (internal combustion engine), yang dimana pembakaran dalam yang dimaksud adalah bahan bakar dan udara, terbakar di dalam ruang bakar, di dalam silinder, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala silinder. Pada motor diesel dipakai bahan bakar minyak solar atau minyak diesel. Bahan bakar dan udara dimasukkan berturut-turut ke dalam silinder. Mula-mula udara bersih, terlebih dulu dimasukkan ke dalam katub isap, kemudian udara tersebut di komplimer (dipapatkan) oleh torak ke atas, hingga tekanan udara naik (35-40 kg/cm 2 ) akibatnya suhu menjadi tinggi, lebih tinggi dari pada suhu nyala bahan bakar. Kemudian bahan bakar dimasukkan ke dalam silinder dan bahan bakar mengalami proses pengkabutan dan berbentuk gas, gas tersebut bersentuhan dan
4 bercampur dengan udara panas yang ada dalam silinder dan terjadilah pembakaran dengan suhu sekitar C. Gambar 2.1. Penampang tengah ruang bakar mesin diesel Pada prinsipnya siklus diesel secara ideal mirip siklus otto akan tetapi proses pemasukan kalornya dilakukan dengan tekanan konstan. Diagram dibawah ini merupakan diagram siklus otto. Gambar 2.2. Diagram Siklus Otto
5 Langkah-langkah proses siklus otto adalah sebagai berikut: 1-2 : Proses kompresi adiabatic. 2-3 : Proses pemasukan kalor masuk, volume konstan. 3-4 : Proses ekspansi adiabatic. 4-1 : Proses pengeluaran kalor, volume konstan. Q1 : Panas masuk. Q2 : Panas keluar Faktor Kecepatan Dalam pemilihan mesin diesel, faktor kecepatan menentukan apakah mesin yang akan digunakan adalah mesin dengan kecepatan tinggi atau rendah. Untuk menghitung besarnya faktor kecepatan dapat dilihat pada persamaan dibawah ini. Keterangan: n 2. l Cs = (2.3) Cs n l : Faktor kecepatan : Putaran mesin diesel (rpm) : panjang langkah (ft). Dari persamaan (2.3) maka kecepatan untuk mesin diesel dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelas, yaitu: 1. Mesin kecepatan rendah dengan faktor kecepatan < Mesin kecepatan sedang dengan faktor kecepatan 3 sampai Mesin kecepatan tinggi dengan faktor kecepatan 9 sampai Mesin dengan kecepatan sangat tinggi dengan faktor kecepatan 27 sampai 81.
6 Jumlah Silinder Pada umumnya jumlah silinder tergantung kecepatan putar mesin (rpm). Makin besar jumlah silinder makin banyak jumlah dorongan yang terjadi. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya light flicker (naik turunnya tegangan) maka jumlah silinder yang digunakan minimal 4 (empat) buah. Suatu ketetapan agar light flicker tidak terasa, maka jumlah dorongan silinder tiap detiknya harus lebih dari 16 (enam belas) dorongan, dimana banyaknya jumlah dorongan tersebut dapat dilihat dari rumus dibawah ini. n.i Jumlah dorongan = (2.4) 120 Keterangan: n i : Kecepatan putaran mesin (rpm) : Jumlah pembakaran (jumlah silinder) 2.4. Generator Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk mengkonvesikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolakbalik. Arus DC yang disupplai ke rotor, akan menghasilkan medan magnet pada rotor. Kemudian rotor diputar dengan kecepatan tertentu oleh penggerak mula (prime mover), sehingga medan magnet akan berputar di dalam mesin tersebut, dan menginduksikan tegangan pada belitan stator. Dalam hal ini belitan medan berada di rotornya, sedangkan belitan jangkar berada pada statornya.
7 Konstruksi Generator Sinkron Rotor generator sinkron merupakan merupakan sebuah magnet besar, dimana konstruksinya dapat berupa salient atau non salient. Bentuk salient adalah bentuk yang menonjol atau menempel di bagian luar, dimana kutub-kutubnya menonjol dari permukaan rotor dan bentuknya seperti tapak sepatu sehingga sering disebut dengan rotor kutub sepatu. Bentuk rotor non salient konstruksi kutub-kutubnya rata dengan permukaan rotor yang berbentuk silinder, sehingga sering disebgut rotor silinder. Gambar 2.3. Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron (a) (b) Gambar 2.4.a Gambaran bentuk rotor Non-salient (rotor silinder) Gambar 2.4.b Penampang rotor pada generator sinkron
8 Tegangan Induksi Pada Belitan Tiga Fasa Belitan pada ststor adalah tempat memperoleh energi listrik dan disebut dengan belitan jangkar, sedangkan belitan pada rotor dialiri arus medan untuk menimbulkan medan magnet. Satu siklus kutub S-U pada rotor memiliki kisar sudut (sudut magnetis atau sudut elektrik) Pada mesin empat kutub (dua pasang kutub), satu periode siklus mekanis (perputaran rotor) sama dengan dua periode siklus. Jadi hubungan antara sudut kisaran mekanik dengan sudut kisaran adalah ( derajat) 2 x θ mekanis ( derajat) θ = (2.5) atau secara umum P θ ( derajat) = x θ mekanis ( derajat) (2.6) 2 dengan P adalah jumlah kutub kecepatan sudut mekanik adalah : ω mekanik dθ mekanik = = 2 π f mekanis (2.7) t Frekuensi mekanik (f mekanik ) adalah jumlah siklus mekanik per detik yang tidak lain adalah kecepatan perputaran rotor per detik. Biasanya kecepatan rotor dinyatakan dengan jumlah rotasi per menit (rpm). Jadi, jika kecepatan rotor adalah n rpm, maka jumlah siklus per detik adalah 60 n atau fmekanik = 60 n siklus per detik. Kecepatan sudut magnetis adalah ω dθ = = 2 π f (2.8) t
9 dari persamaan (2.6) dan persamaan (2.8) didapat persamaan ω P P P n Pn = ω mekanik = 2πf mekanis = 2π = 2π (2.9) sehingga Pn f = siklus per detik (2.10) 120 Perubahan fluksi akan membangkitkan tegangan induksi di setiap belitan. Karena fluksi magnet mempunyai frekuensi Pn f = Hz. Maka 120 tegangan pada belitan akan mempunyai frekuensi Pn f tegangan = Hz (2.11) 120 Dari persamaan (2.10) ini jelas bahwa untuk memperoleh frekuensi tertentu, kecepatan perputaran rotor harus sesuai dengan jumlah kutub. Jika diinginkan f = 50 Hz misalnya, untuk p = 2 maka n = 3000 rpm, jika p = 4 maka n = 1500 rpm, jika p = 6 maka n = 100 rpm, dan seterusnya. Konstruksi mesin kutub menonjol seperti Gambar 2.3 sesuai dengan putaran rendah tetapi tidak sesuai untuk mesin putaran tinggi karena kendala-kendala mekanis. Untuk mesin putaran tinggi digunakan konstruksi silindris. Tegangan yang terbangkit dibelitan pada umumnya diinginkan berbentuk gelombang-gelombang sinus V = A cos ωt, dengan pergeseran untuk belitan fasa-fasa yang lain. Tegangan sebagai fungsi waktu ini pada transformator dapat langsung diperoleh di belitan sekunder karena fluksinya merupakan fungsi waktu.
10 Pada mesin sinkron, fluksi dibangkitkan oleh belitan eksitasi di rotor yang dialiri arus searah sehingga fluksi tidak merupakan fungsi waktu. Akan tetapi, fluksi yang ditangkap oleh belitan stator harus merupakan fungsi waktu agar hukum Faraday dapat diterapkan untuk memperoleh tegangan. Fluksi sebagai fungsi waktu diperoleh melalui putaran rotor. Jika φ adalah fluksi yang dibangkitkan di rotor dan memasuki celah udara antara rotor dan stator dengan nilai konstan maka, pertambahan fluksi yang ditangkap oleh belitan stator adalah dθ dt s dθ = φ dt = φω (2.12) Pn Karena ω = 2πf = 2π, maka 120 d s φ Pn = φπ (2.13) dt 60 Dari persamaan (2.10) kita peroleh tegangan pada belitan adalah V dφs Pn = N = Nφπ (2.14) dt 60 Jika φ bernilai konstan, tidak berarti bahwa tegangan yang dihasilkan adalah konstan, karena φ konstan positif untuk setengah periode dan bernilai konstan negatif untuk setengah periode berikutnya. Maka persamaan (2.14) memberikan tegangan bolak-balik yang tidak sinus. Untuk memperoleh tegangan berbentuk sinus, φ harus berbentuk sinus juga. Akan tetapi ia tidak dibuat sebagai fungsi sinus terhadap waktu, akan tetapi fungsi sinus posisi, yaitu terhadap θ. Jadi jika φ = φ m cosθ (2.15)
11 maka laju pertambahan fluks yang dilingkupi belitan adalah dφ dt s dφ = = dt d dt ( φ cosθ ) m = φ sinθ m dθ dt Pn = φ mω sinθ = φ m 2π sinθ (2.16) 120 Sehingga tegangan belitan e = N dφ dt s = Nπφ m Pn sinθ 60 = 2 π f N φ sinθ = ω Nφ sinωt (2.17) m Pesamaan (2.17) memberikan nilai tegangan sesaat yang dibangkitkan pada belitan stator, nilai tegangan maksimumnya adalah m E m = ω N φ (Volt) (2.18) m Dari nilai efektif tegangannya adalah E rms = E m 2 ωnφm = 2 2πf = 2 Nφ m = 4,44 f N φ ( Volt) (2.19) m Tegangan fektif pada terminal mesin tergantung pada hubungan stator generator apakah Y atau. Bila stator mesin terhubung Y, maka tegangan terminalnya akan 3 kali E rms sedangkan bila stator terhubung, maka tegangan terminalnya sama dengan tegangan E rms. Dalam penentuan tegangan dan keluaran generator perlu mempertimbangkan nilai tegangan dan keluaran kva-nya. Dibawah ini adalah tabel nilai daya keluaran minimum dari generator sesuai dengan standar BS 4999 (part 101;I.E.C.341) :
12 recommends the following minimum output related to rated voltage dan table yang biasa digunakan sebagai patokan oleh pabrikan. Tabel 2.1. Perbandingan Tegangan dan Daya Voltage MVA 415 Up to to to to Pengaturan Tegangan Pengaturan tegangan dari generator didefenisikan sebagai perubahan tegangan dari beban nol ke beban penuh dengan menjaga eksitasi tetap dan putaran tetap. Pengaturan tegangan dinyatakan dalam persen (%) dari tegangan nominal, dirumuskan sebagai berikut : Eo V % regulasi = x100% (2.20) V Dimana : Eo = tegangan beban nol V = tegangan beban penuh Karakteristik tegangan dari generator sinkron dapat dilihat pada gambar Gambar 2.5 Karakteristik Tegangan
13 Untuk beban dengan faktor daya leading (kapasitif), maka tegangan saat dibebani akan naik, sehingga diperoleh regulasi negatif. Untuk beban dengan faktor daya lagging, tegangan saat dibebani akan turun, sehingga diperoleh regulasi positif. Untuk menentukan regulasi generator dapat dilakukan dengan beberapa cara : Metoda impedansi sinkron Metoda MMF Metoda Potier atau faktor daya nol 2.6. Governor Governor merupakan suatu alat yang befungsi mengatur kecepatan generator dengan mengatur penggerak utama atau prime mover dari generator. Kecepatan generator diatur sedemikian rupa sehingga tetap konstan pada saat generator dibebani. Dalam mengatur kecepatan generator, generator mengatur konsumsi bahan bakar yang masuk ke dalam mesin sehingga pada saat beban naik, yang berarti kecepatan generator turun, governor akan menambah konsumsi bahan bakar yang masuk. Sedangkan pada saat beban turun, yang berarti kecepatan generator bertambah, governor akan mengurangi konsumsi bahan bakar yang masuk. Pembagian governor ada tiga macam, yaitu : Governor mekanik Governor mekanik hidrolik Governor elektronik
14 2.7. Karakteristik Governor Governor mempunyai 2 karakteristik untuk mengatur putaran generator. Karakteristik tersebut antara lain : Speed Droop Isochronous Speed Droop Speed droop adalah satu karakteristik dimana kecepatan generator akan berkurang ketika generator diberi beban. Umumnya toleransi speed droop yang diizinkan dalam suatu generator adalah 4% Persamaan perhitungan speed droop adalah sebagai berikut : fo fl SD = x 100% (2.21) fl Dimana : fo = frekuensi no load fl = frekuensi full load Karakteristik speed droop dapat dilihat pada gambar (2.6) Gambar 2.6. Karakteristik Speed Droop
15 P Sp = x 100% (2.22) fo fl Px ( fo fl) = Sp (2.23) Dimana Sp = slope P Px fx = daya beban penuh = daya beban tertentu = frekuensi beban tertentu Isochronous Isochronous adalah karakteristik dimana kecepatan generator akan tetap konstan ketika generator diberi tambahan beban. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : jika beban dari suatu generator bertambah maka putaran generator akan turun, tetapi jika pertambahan beban itu diikuti dengan pertambahan bahan bakar yang masuk ke prime mover generator maka putaran generator akan kembali ke putaran semula, sehingga putarannya tetap konstan. Karakteristik isochronous dapat dilihat pada gambar (2.7). Gambar 2.7. Karakteristik Isochronous
16 2.8 AMF (Automatic Main Failure) dan ATS (Automatic Transfer Switch) Pengertian AMF dan ATS Gambar 2.8. Hubungan AMF dengan alat pengontrol ATS adalah singkatan dari AutomaticTransfer Switch, yaitu proses pemindahan penyulang dari penyulang/sumber listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara bergantian sesuai perintah pemrograman, ATS adalah pengembangan dari COS atau yang biasa disebut secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada sistim kerjanya, untuk ATS kendali kerja dilakukan secara otomatis, sedangkan COS dikendalikan atau dioperasikan secara manual. AMF adalah singkatan dalam istilah kelistrikan dari Automatic Main Failure yang maksudnya menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem terhadap sistem kelistrikan cadangan apabila terjadi gangguan pada sumber/penyulang listrik utama
17 (Main), istilah ini secara umum sering dijabarkan sebagai sistim kendali start dan stop genset, baik itu diesel generator, genset gas maupun turbin Cara Kerja AMF dan ATS Catu daya utama AMF Pemrosesan Starter Timer Interlock Beban Catu daya cadangan Penggerak Gambar 2.9. Blok Diagram proses kerja AMF dan ATS Catu daya utama (PLN) tidak selalu menyalurkan energi listriknya, kadang mengalami gangguan. Automatic Main Failure (AMF) dapat mengendalikan transfer suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama. AMF akan beroperasi saat catu daya utama (PLN) padam dengan mengatur catu daya cadangan (genset). Sumber listrik dari PLN saat beroperasi tegangannya naik turun. Kira-kira 10% dari tegangan nominalnya atau hilang. Sehingga sinyal gangguan akan masuk ke AMF pada pemrosesan, sinyal diolah menghasilkan perintah ke penggerak dapat berupa pemutusan kedua catu daya yang sedang beroperasi dengan system saling mengunci (interlock). AMF dapat mengatur genset beroperasi jika PLN mati dan memutuskan jika PLN hidup lagi.
18 Gambar Sistem Interlock ATS 2.9. Sistem Start Sistem start mesin diesel ada dua macam, yaitu : 1. Sistem start secara manual 2. Sistem start dengan kompresor udara (air compressor), dan 3. Sistem start electris dengan electromotor dan accu sebagai baterai. Untuk diesel dengan daya rendah < 500 kw digunakan electric Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Untuk diesel dengan daya > 500 kw, diesel di start dengan udara ditekan dan disimpan dalam botol. Tekanan udara dalam botol udara 30 kg/cm 2 dengan volume botol harus cukup untuk 6 kali cold start (botol udara tidak diisi). Tekanan botol tidak boleh turun mencapai 18 kg/cm 2 agar cukup untuk start. Harus disediakan kompressor dengan electromotor 5.5 HP. Untuk setiap diesel motor disediakan dua botol udara, dan untuk semua diesel motor disediakan satu electromotor drive compression.
19 2.10. Pengaman Diesel Generating Set Pada waktu pengoperasian diesel generating set kemungkinan terjadinya kesalahan pada pengoperasian, ataupun kesalahan pada diesel generating set itu sendiri. Untuk mencegah terjadinya kesalahan yang lebih parah, maka diesel generating set dilengkapi oleh pengaman. Pengaman pada diesel generating set dilengkapi oleh sensor yang dapat memberikan peringatan (alarm) dan mematikan mesin jika terdeteksi kesalahan pada diesel generating set itu sendiri Pengaman Mesin Diesel Pengaman tekanan pelumas. Pengaman tekanan pelumas ini bekerja jika tekanan oli mesin diesel (kurang dari 2 bar). Apabila tekanan oli mesin diesel kurang dari 2 (dua) bar maka mesin diesel ini akan mati. Pengaman temperature. Pengaman temperature ini bekerja pada saat temperature mesin diesel lebih dari 90 0 C. Apabila suhu atau temperature mesin diesel lebih dari 90 0 C maka mesin diesel ini akan mati. Pengaman kecepatan lebih (overspeed). Pengaman kecepatan lebih ini bekerja jika frekuensi generator 15% lebih besar dari frekuensi kerja. Apabila frekuensi generator telah mencapai batas kenaikan tersebut maka mesin diesel akan mati.
20 Pengaman Generator Voltage restrained phase overcurrent. Berfungsi sebagai proteksi tiga fasa terhadap beban lebih dan hubung singkat antar fasa. Negative sequence overcurrent. Berfungsi sebagai proteksi terhadap arus fasa yang tidak seimbang, yang disebabkan oleh kesalahan rotor generator. Phase differential. Berfungsi sebagai proteksi terhadap perbedaan arus pada fasa dan netral. Reverse power relay. Berfungsi mengamankan kemungkinan adanya aliran daya yang terbalik. Aliran daya yang terbalik disebabkan oleh suatu gangguan pada generator, sehingga menyebabkan aliran daya tidak keluar dari generator melainkan masuk ke dalam generator, akibatnya generator bekerja sebagai motor. Pada dasarnya reverse power relay ini bekerja bila tidak adanya sinkronisasi yang dapat menyebabkan generator berubah menjadi motor. Overcurrent relay. Mengamankan kumparan stator dari arus lebih. Relay bekerja saat terjadi arus lebih dan mesin akan mati berdasarkan waktu delay yang telah di set. Over Voltage relay. Berfungsi untuk mengamankan terhadap kemungkinan adanya kenaikan tegangan pada saat beban hilang atau AVR tidak bekerja. Under Voltage relay.
21 Berfungsi untuk mengamankan terhadap kemungkinan adanya penurunan tegangan pada saat beban penuh atau AVR tidak bekerja. Over Frequency relay. Berfungsi untuk mengamankan terhadap kemungkinan adanya over frequency yang mengakibatkan putaran mesin menjadi cepat. Under Frequency relay. Berfungsi untuk mengamankan terhadap kemungkinan adanya under frequency yang mengakibatkan putaran mesin menjadi lambat Power House Bangunan Bentuk bangunan power house biasanya di desain secara sederhana akan tetapi konstruksinya kokoh. Adapun beberapa ruangan pada bangunan power house seperti ruang control yang berisi panel control untuk mengontrol seluruh sistem yang bekerja, dan ruang diesel. Besarnya ukuran dari power house biasanya bergantung dari banyaknya diesel generating set yang akan digunakan sebagai pembangkit. Selain itu juga perlu memperhatikan jarak antar diesel generating set itu sendiri, untuk perawatan seperti pembersihan, pengecekan rutin dan perbaikan. Idealnya jarak antar tiap diesel generating set sekitar 3 (tiga) meter, biasanya jarak antar diesel generating set bisa bergeser sampai jarak 2 (dua) meter, akan tetapi hal tersebut dapat mengorbankan kenyamanan dalam perawatan.
22 Untuk ukuran dari sebuah power house dengan sebuah diesel generating set idealnya (p x l x t) adalah 8m x 6m x 4m, dan dikali kelipatannya untuk penambahan unit. Ukuran tersebut sudah termasuk dengan ventilasi aliran udara Pentanahan Pentanahan/pembumian pada diesel generating set perlu dilakukan dengan alasan sebagai berikut : 1. Menstabilkan tegangan ke tanah. 2. Memastikan tegangan antar fasa dan tanah tidak melebihi tegangan fasa pada sistem. 3. Menetralkan, dimana mencegah terjadinya fluktuasi tegangan. 4. Proteksi, sehingga tidak ada kesalahan antara fasa dan tanah. 5. Mengurangi resiko kecelakan terhadap manusia. Pentanahan yang baik sebaiknya memenuhi syarat : 1. Nilai resistansi yang rendah. 2. Perlindungan terhadap korosi. 3. Kemampuan untuk menghantar arus yang tinggi dengan baik dan cepat. 4. Kemampuan untuk meningkatkan perlindungan pada pembangkit dan bangunan Kabel Dalam instalasi listrik keberadaan kabel sangatlah penting karena dengan kabel inilah arus listrik dapat dialirkan. Secara umum kegunaan kabel adalah untuk mengalirkan arus listrik dan sebagai isolasi yang baik. Kabel-kabel yang digunakan
23 dalam instalasi listrik banyak sekali ragamnya, oleh karena itu jenis kabel dinyatakan dengan bantuan singkatan huruf maupun kadang-kadang juga dengan angka. Bahan untuk penghantar ada dua jenis yaitu : a. Tembaga, dengan karakteristik sebagai berikut : - Kemurnian = 99,9 % - Tahanan jenis = 0, Ω mm 2 /m pada 20 0 Celcius - Daya hantar dipengaruhi oleh ketidakmurnian bahan dan kekerasan tembaga. b. Aluminium - Kemurnian = 99,5 % - Tahanan jenis = 0, mm 2 /m pada 20 0 Celcius - Daya hantar dipengaruhi oleh kekerasan dan ketidakmurnian bahan. - Beratnya setengah dari berat tembaga. - Diameternya 1,28 kali dari diameter tembaga karena memakai isolasi yang lebih banyak. Kabel menggunakan 2 jenis bahan isolasi yaitu : 1. PVC, dengan cirri-ciri ; Keras dan rapuh (perlu dicampur dengan bahan pelunak kira-kira 20 40% Dapat dibakar tapi akan padam sendiri setelah sumber apinya disingkirkan Lebih mudah menyerap air 2. PE, dengan cirri-ciri : Mudah terbakar dan nyala api tetap menjalar. Tidak mudah menyerap air Baik untuk frekuensi tinggi sehingga banyak dipakai untuk telekomunikasi.
24 Penentuan kabel juga memiliki arti penting di dalam penginstalan listrik. Untuk memilih kabel harus memperhatikan besarnya arus yang mengalir pada hantaran itu, yang dapat dihitung dengan rumus dibawah ini : - Untuk beban tiga fasa I No min al P = (2.23) 3. V. Cosϕ L L - Untuk beban satu fasa I No min al P = (2.24) V. Cosϕ L L - Arus kabel I k = I x Safety faktor (2.25) No min al Keterangan : I Nominal = Arus nominal (A) I k P V = Arus kabel (A) = Daya (W) = Tegangan antar fasa (V) Cos φ = Faktor daya (0,8 0,9) Safety factor = 1,3 (ditentukan oleh pabrik pembuat kabel) Untuk membatasi dimensi ruang yang digunakan serta kemudahan dalam pemasangan kabel, maka luas penampang kabel yang diizinkan dapat ditentukan dengan persamaan : 6 3. I. l.cosϕ.10 A = (2.26) γ. µ Keterangan :
25 A = luas penampang yang diperlukan (mm 2 ) l I μ = panjang penghantar (m) = arus maksimum beban (A) = rugi tegangan yang diizinkan pada penghantar untuk instalasi dalam ruangan, nilai ini dapat diabaikan γ = daya hantar jenis bahan penghantar untuk tembaga : 56,2 x 10 6 S/m untuk aluminium : 33 x 10 6 S/m Ukuran kabel penghantar tipe NYY dapat dilihat pada tabel 2.8 Tabel 2.2. Korutnrksi dan KHA maksimum Kabel NYFGbY 0,6/l kv berinti tunggal
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus
Lebih terperinciStandby Power System (GENSET- Generating Set)
DTG1I1 Standby Power System (- Generating Set) By Dwi Andi Nurmantris 1. Rectifiers 2. Battery 3. Charge bus 4. Discharge bus 5. Primary Distribution systems 6. Secondary Distribution systems 7. Voltage
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 TEORI DASAR GENSET Genset adalah singkatan dari Generating Set. Secara garis besar Genset adalah sebuah alat /mesin yang di rangkai /di design /digabungkan menjadi satu kesatuan.yaitu
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1
Lebih terperinciGENERATOR SINKRON Gambar 1
GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA
32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB
Lebih terperinciBAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang
BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi
Lebih terperinciBAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron
BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan Umum Diesel Generating Set Diesel generating set adalah salah satu pembangkit listrik yang sering digunakan dengan menggunakan bahan bakar, dan cocok untuk lokasi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø
BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan
Lebih terperinciDA S S AR AR T T E E ORI ORI
BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)
Lebih terperinciBAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET
26 BAB III FUNGSI DASAR KERJA GENERATOR SET 3.1 Generator set Genset adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilakan daya listrik. Disebut sebagai generator set dikarenakan ia adalah suatu set peralatan
Lebih terperinciBAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG
BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA
BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)
Lebih terperinciSYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010
SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN
Lebih terperinciDisusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa
Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa
Lebih terperinciTUGAS AKHIR STUDI PERANCANGAN KAPASITAS GENSET SEBAGAI CADANGAN PADA PT. INTI KIMIATAMA PERKASA. Oleh AZWAR SOFWAN MARPAUNG
TUGAS AKHIR STUDI PERANCANGAN KAPASITAS GENSET SEBAGAI CADANGAN PADA PT. INTI KIMIATAMA PERKASA Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen
Lebih terperinciBAB II PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)
BAB II PRINSIP KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD) II.1. Umum Pada dasarnya pembangkitan tenaga listrik AC biasanya menggunakan mesin sinkron yang bekerja sebagai generator. Beberapa kelebihan
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciMESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )
MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Dasar Teori Teori Dasar Ilmu Kelistrikan: A. Muatan Listrik Muatan listrik tidak dapat dilihat oleh mata tetapi efeknya dapat dirasakan dan diamati gejalanya. Besar muatan listrik
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI
BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI 4.1 Prinsip Kerja Sinkronisasi Genset di PT. ALTRAK 1978 Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnet homogen, maka akan terinduksi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa
ANALISA PERBANDINGAN METODE IMPEDANSI SINKRON, AMPER LILIT DAN SEGITIGA POTIER DALAM MENENTUKAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR SINKRON DENGAN PEMBEBANAN RESISTIF, INDUKTIF DAN KAPASITIF Hanri Adi Martua Hasibuan,
Lebih terperinciDasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa
Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Generator sinkron merupakan alat listrik yang berfungsi mengkonversikan energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis berupa putaran tersebut
Lebih terperinciALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR
ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciMAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI
MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic
42 BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR 4.1 Pendahuluan Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic Voltage Regulator (AVR) dalam tugas akhir ini dilakukan pada generator
Lebih terperinciBAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR
BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)
BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi
Lebih terperinciDAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)
DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Generator sinkron (alternator) adalah mesin listrik yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan perantara induksi medan magnet. Perubahan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )
ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang ) Oleh: Sepannur Bandri Dosen Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Padang sepannurbandria@yahoo.com
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang
BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah
BAB II DAAR TEORI 2.1. Generator inkron Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkonversi energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Mesin sinkron merupakan mesin listrik yang kecepatan putar rotornya (N R ) sama (sinkron) dengan kecepatan medan putar stator (N S ), dimana: (2.1) Dimana: N S = Kecepatan
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Generator sinkron adalah mesin pembangkit listrik yang mengubah energi mekanik sebagai input menjadi energi listrik sebagai output. Tegangan output dari generator sinkron
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya Genset di setiap area pada Project Ciputra World 1 Jakarta, maka dapat digunakan untuk menentukan parameter setting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA. berupa putaran menjadi energi listrik bolak-balik (AC).
BAB II GENERATOR SINKRON TIGA PHASA 2.1 Umum Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan generator sinkron. Oleh sebab itu generator sinkron memegang peranan penting dalam sebuah pusat
Lebih terperinciSISTEM TENAGA LISTRIK
Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam
Lebih terperinciBAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
Lebih terperinciKONDISI TRANSIENT 61
KONDISI TRANSIENT 61 NAMEPLATE GENERATOR GENERATOR SET SALES MODEL RATING 1000 KVA 800 KW 0.8 COSΦ 50 HZ CONTINUOUS XXX PRIME STANDBY STANDBY GENERATOR DATA 3 PHASE 12 WIRE XXX WYE DELTA CONNECTION XXX
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR
SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR GANGGUAN PADA GENERATOR Pada Sirkit Listrik Generator yang menyebabkan tripnya PMT, pada umumnya disebabkan oleh : 1. Gangguan diluar seksi generator tetapi PMT generator
Lebih terperinciBAB II GENERATOR. II.1. Umum Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit
BAB II GENERATOR II.. Umum Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit tenaga listrik. Stasiun pembangkit tenaga listrik tersebut dapat berupa generator yang digerakkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung
BAB II DASAR TEORI 2.1 Energi Listrik Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Salah satu bentuk energi adalah energi listrik. Energi listrik adalah energi yang berkaitan dengan akumulasi arus elektron,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya. Sedangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Generator Generator adalah salah satu jenis mesin listrik yang digunakan sebagai alat pembangkit energi listrik dengan cara menkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA
BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi
Lebih terperinciMOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA
MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa
BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian
Lebih terperinciMesin AC. Dian Retno Sawitri
Mesin AC Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin AC terdiri dari Motor AC dan Generator AC Ada 2 tipe mesin AC yaitu Mesin Sinkron arus medan magnet disuplai oleh sumber daya DC yang terpisah Mesin Induksi
Lebih terperinciProposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung
Proposal Proyek Akhir 2007 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung 2007 PERANCANGAN UNIT RANGKAIAN INSTALASI GENSET DI PT AICHI TEX INDONESIA Nama Mahasiswa : Hidayah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Prinsip Umum Sinkronisasi Ganset di PT. ALTRAK 1978 3.1.1. Penjelasan Umum Sistem Kelistrikan Seiring laju perkembangan zaman dan teknilogi, maka pemenuhan akan kebutuhan sarana
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis
Lebih terperinciMesin Arus Bolak Balik
Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciUniversitas Medan Area
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat
Lebih terperinciPERBAIKAN REGULASI TEGANGAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan
Lebih terperinciBAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.
BAB IV PERHITUGA ARUS GAGGUA HUBUG SIGKAT FASA TUGGAL KE TAAH TERHADAP GEERATOR YAG TITIK ETRALYA DI BUMIKA DEGA TAHAA TIGGI PADA PLTU MUARA KARAG 4.1. UMUM Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciTransformator (trafo)
Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran
BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Generator adalah mesin yang mengelola energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator adalah rotor generator yang digerakan oleh turbin sehingga menimbulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan dilaboratorium konversi energi listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik. Penelitian akan dilaksanakan setelah proposal
Lebih terperinciBAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA
BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SIKLUS DAYA UAP Siklus ideal termodinamika dasar uap ialah siklus Rankine dan proses termodinamika untuk siklus ini identik dengan siklus Braytone yaitu kompresi isentropic,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tugas akhir berada di PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap, Jl. Letjen Haryono MT. 77 Lomanis, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Gambar
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat
Lebih terperinciGENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :
GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin
Lebih terperinciPEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA
Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Herda Dwi Cahyanova (L2F 008 132) Email: cahyanovaht@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciMODEL SISTEM.
MODEL SISTEM MESIN SEREMPAK KONTRUKSI MESIN SEREMPAK Kedua bagian utama sebuah mesin serempak adalah susunan ferromagnetik. Bagian yang diam, yang pada dasarnya adalah sebuah silinder kosong dinamakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Generator Sinkron Generator adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah energy mekanik dalam bentuk putaran menjadi energi listrik. Generator yang umum digunakan dalam unit
Lebih terperinciPenurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik
Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar 2209 100 104 Dosen Pembimbing: Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciBAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA
BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan
Lebih terperinciPERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta
PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe
Lebih terperinci