BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu
|
|
- Inge Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA 3.1. Pengertian Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu induk, dimana pemutus tenaga dari penyulang-penyulang yang sehat ikut menjadi trip OFF, akibat dari penyulang lain yang sedang mengalami gangguan hubungan pendek satu fasa ke tanah. Pada keadaan normal, bila terjadi gangguan hubungan pendek pada sebuah penyulang, seharusnya rele penyulang itu sendiri yang bekerja mengamankan kejadian, dan tidak mempengaruhi rele penyulang lain. Tetapi dengan kasus Simpatetik Trip ini, rele proteksi penyulang-penyulang lain (sehat) ikut bekerja, padahal penyulang itu sendiri tidak mengalami gangguan. Hal ini tentu merugikan para pelanggan, karena proses produksi mereka terhenti dan di pihak PLN menjadi kerugian besar karena terjadi pemadaman luas sehingga banyak tenaga listrik yang tidak terjual. Simpatetik Trip yang dibahas ini adalah yang terjadi pada jaringan distribusi tegangan menengah 20 kv. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kasus simpatetik trip ini disebabkan oleh adanya gangguan hubungan pendek satu fasa ke tanah, dimana pada saat kejadian tersebut, arus kapasitif yang dikandung penyulang yang tidak terganggu (penyulang sehat) mengalir menuju titik gangguan dan melalui rele tanah penyulang sehat. Bila setelan rele tanah ini lebih kecil dari besar arus kapasitif yang mengalir, maka rele tanah ini akan bekerja dan mengirim sinyal ke pemutus tenaga untuk trip OFF. Sedangkan
2 bila setelan rele tanah penyulang ini lebih besar dari arus kapasitif yang mengalir, maka rele tanah tidak akan bekerja (penyulang sehat tidak ikut padam). Untuk lebih jelasnya gangguan Simpatetik Trip ini terjadi kita lihat gambar
3 Dalam gambar, gangguan hubungan pendek terjadi pada fasa R penyulang 1 dengan titik gangguan umpamakan jaraknya 50 % panjang saluran penyulang 1. Arus gangguan dari pangkal saluran (interbus trafo) menuju titik gangguan melalui GFR 1, dan mengakibatkan GFR 1 ini bekerja sehingga PMT Trip OFF. Tetapi pada saat yang sama, arus kapasitif yang dikandung fasa R pada penyulang 2 sampai dengan penyulang n juga mengalir menuju titik gangguan di fasa R pada penyulang 1 melalui interbus trafo. Bila setelan rele tanah pada penyulang 2 dan penyulang n lebih kecil dari arus kapasitif yang mengalir, maka penyulang 2 dan penyulang n akan trip OFF. Tetapi bila setting relenya lebih besar maka penyulang 2 dan penyulang n tidak akan trip OFF. Jadi sebagai kesimpulan, agar tidak terjadi simpatetik trip, setelan rele tanah harus lebih besar dari arus kapasitif yang dikandung masing-masing penyulang yang keluar dari interbus trafo yang sama. Penyebab lain terjadinya gangguan Simpatetik Trip adalah terjadinya kenaikan tegangan pada fasa yang sehat. Pada saat terjadi gangguan satu fasa ke tanah, tegangan fasa sehat akan naik sebesar 3 kali tegangan normal. Dengan kenaikan tegangan pada fasa sehat tersebut, pada isolator-isolator yang terkontaminasi dimana nilai isolasinya menurun, akan terjadi flash over dan mengakibatkan gangguan. Bila lokasi isolator yang flash over terletak pada penyulang 2 misalnya, maka akan terjadi gangguan 2 fasa atau satu fasa ke tanah, sehingga rele tanah pada penyulang 2 merasakan/mendeteksi gangguan ini dan mengakibatkan PMT penyulang 2 untuk trip OFF. Untuk mencegah 51
4 kejadian tersebut di atas, perlu dilakukan pemeliharaan atau penggantian isolator yang sudah tua Jaringan Distribusi Gardu Induk Puncak Ardi Mulia Jaringan distribusi primer 20 kv Gardu Induk Puncak Ardi Mulia mendapat catu daya dari sebuah transformator150 kv / 20 kv 60 MVA. Dari rel daya 20 kv Gardu Induk Puncak Ardi Mulia ini keluar dua belas penyulang, yaitu : Penyulang Crown 2, Penyulang Crown 1, Penyulang Reebok, Penyulang Tania, Penyulang Oxa, Penyulang Adidas, Penyulang Pita 1, Penyulang Pita 2, Penyulang Pita 3, Penyulang Lotto dan Penyulang Kazoot. Keduabelas penyulang ini dapat bekerja secara radial maupun ring sistem. Lihat Bagan Kutub Tunggal Lampiran A1 halaman Perhitungan Arus Hubungan Pendek Pada Penyulang Gardu Induk Puncak Ardi Mulia Analisa sistem penyulang dalam keadaan gangguan akan dilakukan dengan metoda komponen simetris, untuk itu diperlukan data-data mengenai Impedansi Urutan Sistem. Dalam perhitungan gangguan hubungan pendek pada sistem distribusi tegangan menengah, biasanya dimulai dari rel daya tegangan tinggi di gardu induk. Kemudian pada titik lain yang letaknya semakin jauh dari gardu tersebut. 52
5 Perhatikan suatu bagan sederhana dari suatu sistem distribusi di bawah ini : A B SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kv/20 kv F Z L Z t Z L Z S GBR 3-2. Skema Sederhana Sistem Distribusi Perhitungan hanya dilakukan pada dua titik, yaitu pada pangkal saluran (titik B) yang menghasilkan arus gangguan maksimum dan pada ujung saluran (titik F) yang menghasilkan arus gangguan minimum. Dengan demikian tahapan perhitungan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Impedansi urutan sumber 2. Menentukan Impedansi urutan transformator daya 3. Menentukan Impedansi urutan saluran / penyulang 4. Menentukan Impedansi gangguan 5. Menetukan reaktansi saluran ke tanah Menghitung Impedansi Sumber (Reaktansi) Sebagai titik acuan, digunakan Gardu Induk sebagai sumber tenaga. Dari sumber ini arus dan tegangan didistribusikan melalui jaringan tegangan menengah, dimana bila terjadi arus hubungan pendek, besar arusnya harus dapat dihitung. Sebagai 53
6 sumber dianggap trafo daya Gardu Induk, maka sumber memiliki Impedansi sebesar Impedansi hubungan pendek trafo. X S = kv 2...(3-1) MVA Menghitung reaktansi trafo tenaga X t1 = X t2 = Z x kv 2...(3-2) MVA X t0 = 10.X t1 (3-3) Bila ada hubungan delta maka X t0 = 3X t1 (3-4) Menghitung Impedansi urutan saluran (Penyulang) Impedansi penyulang yang akan dihitung disini tergantung dari besarnya Impedansi per kilo meter dari penyulang yang bersangkutan, dimana besar nilainya ditentukan dari konfigurasi tiang yang digunakan untuk jaringan SUTM atau dari jenis kabel tanah untuk jaringan SKTM. Z penyulang x Z per km penyulang. (3-5) Menghitung / menentukan reaktansi saluran ketanah Perhitungan yang akan dilakukan disini adalah besarnya nilai Impedansi urutan positif (Z 1eq ) Impedansi urutan negatif (Z 2eq ) dan Impedansi urutan Nol (Z 0eq ) dari titik gangguan sampai ke sumber. (Z 1eq ) = (Z 2eq ) = Z S1 + Z t1 + Z L (3-6) 54
7 Z 0eq = Z t0 + 3Rn + Z 0L... (3-7) Dimana : Z S1 = Impedansi urutan sumber Z t1 = Impedansi urutan trafo Z 1L = Impedansi urutan saluran Z t0 = Impedansi urutan nol trafo Z 0L = Impedansi urutan nol saluran Dari data data tersebut dapat dihitung arus hubungan pendek maksimum, yaitu untuk menetukan rating dari peralatan dan arus minimum untuk menetukan pemilihan pengaturan alat pengaman Data Data Jaringan Distribusi Transformator Daya Transformator daya di G.I.Puncak Ardi Mulia merupakan sumber tenaga listrik untuk penyulang yang terdapat pada G.I.Puncak Ardi Mulia. Data-data transformator daya tersebut sebagai berikut : Daya nominal Tegangan : 60 MVA : 150/20 kv Impedansi bocor : 13 % I pengenal Hubungan belitan : Ampere : YnYnd Tahanan pentanahan : 12 Ohm C.T : 2000/5 55
8 Saluran - Penghantar : Jenis saluran yang digunakan untuk menyalurkan daya keluar dari G.I.Puncak Ardi Mulia, menggunakan kabel tanah Aluminium 3x240 mm² dan 3 x 300 mm² - Panjang saluran : Dihitung dari Gardu Induk Puncak Ardi Mulia sesuai tabel dibawah ini Tabel 3-1. Daftar Panjang Kabel pada Gardu Induk Puncak Ardi Mulia No Saluran KABEL TANAH (kms) 3 x 300 mm² 3x240 mm² 1 Penyulang Crown 2 11,205-2 Penyulang Crown 1 7,8-3 Penyulang Reebok Penyulang Tania Penyulang Oxa - 8,083 6 Penyulang Adidas Incoming Penyulang Pita Penyulang Pita Penyulang Pita Penyulang Lotto Penyulang Kazoot Spare - - Jumlah Sistem Proteksi Saluran Kabel Tanah Setting dari sistem proteksi yang terpasang di G.I.Puncak Ardi Mulia adalah seperti tertera pada Lampiran halaman 56
9 Beban Terpasang Tabel 3-2.Besar Arus Beban Penyulang Pada Gardu Induk Puncak Ardi Mulia No Nama Penyulang Ampere kva 1 Penyulang Crown Penyulang Crown Penyulang Reebok Penyulang Tania 0-5 Penyulang Oxa Penyulang Adidas Incoming Penyulang Pita Penyulang Pita Penyulang Pita Penyulang Lotto Penyulang Kazoot Spare - - Jumlah Keterangan : 20 3 = 34,64 Dibulatkan = Perhitungan Arus Gangguan Hubungan Pendek Perhitungan dilakukan untuk dua titik gangguan yaitu dipangkal saluran (Arus gangguan maksimum) dan diujung saluran (Arus gangguan minimum). Sesuai dengan keperluan yang dihitung adalah : Gangguan hubungan pendek tiga fasa, dua fasa dan satu fasa ketanah. Besar arus gangguan dihitung melalui persamaan berikut : - Gangguan dipangkal saluran : I F3ф = E ph. ( 3-8) Z 1S + Z 1T I F2ф = j 3 E ph. ( 3-9) 2(Z 1S + Z 2T ) I F(K-T) = 3 E ph. ( 3-10) (Z 1S + Z 1T ) + (Z 2S + Z 2T ) + (Z 0T + Z 0S + 3R n ) 57
10 - Gangguan di ujung Saluran I F3ф = E ph. ( 3-11) Z 1S + Z 1T + Z 1L Dimana : Z 1S Z 1T Z 1L = Impedansi Positif urutan sumber = Impedansi Positif urutan transformator daya = Impedansi Positif urutan saluran (kabel tanah I F2ф = j 3 E ph......( 3-12) 2(Z 1S + Z 1T + Z 1L ) I F(K-T) = 3 E ph.( 3-13) 2(Z 1S + Z 1T ) + (Z 2S + Z 2T ) + (Z 0T + Z 0S + 3R n ) Di mana : Arus hubungan pendek 3 phasa = ka Tegangan pengenal Lihat Lampiran halaman = 150 kv Menghitung Impedansi Urutan Sumber Impedansi urutan sumber dihitung berdasarkan hasil studi hubungan pendek yang dilakukan oleh PLN, Lihat lampiran halaman,kemudian dengan menggunakan rumus : Z S1 = E 1 Z ƒ... ( 3-14 ) I 3F Z S2 = j 3 E1 _ Z S1 _ Z ƒ I 2F Z S0 = 3 E 1 Z S1 _ Z S2 _ Z ƒ I 1F 58
11 Z S1 ; Z S2 ; Z S0 adalah impedansi urutan yang ditinjau pada rel tegangan tinggi Gardu Induk (Impedansi urutan sumber) dan Z ƒ adalah impedansi gangguan yang digunakan pada studi hubungan pendek. Biasanya Z ƒ sama dengan nol dan dapat dihilangkan dari persamaan di atas. Berdasarkan hasil perhitungan hubungan pendek pada pembangkitan region I tahun 2006 oleh Dinas Proteksi PT. PLN (Persero) P3B untuk transformator daya 60 MVA sisi tegangan 150 kv Gardu Induk Puncak Ardi Mulia didapat hasil sebagai berikut : Menghitung Impedansi Sumber (Reaktansi) Sisi 150 kv X S = kv 2 _ MVA Ditentukan : I 3F = 10,22069 ka kv = 150 kv maka MVA = E I x 10 3 x 1,732 x ,69 = VA = MVA Z S1 = (150) 2 = 8,473 Ω 2.655,34 Cara lain untuk menghitung impedansi sumber bisa kita gunakan Rumus (3-14), di mana : I 3F = 10,22069 ka E 1 = 150 kv / 3 Z ƒ = 0 maka : Z S1 = 8,473 ohm 59
12 Sisi 20 kv X S = kv 2 2 _ X S1 kv 1 2 = (20) 2 _ x 8,473 Ω (150) 2 = 0,150 Ω X S sumber = 0,150 Ω maka Z S = 0 + j 0,150 Ω Menghitung Reaktansi Trafo X t1 = X t2 = Z (kv) 2 MVA = 13 x (20) = 0,87 Ω Maka Z t1 = Z t2 = 0 + j 0,87 ohm Trafo daya mempunyai gulungan delta. Dengan demikian X t0 ditentukan 3 kali X t1. Sehingga X t0 = 3 X 0.87 Ω = 2,61 Ω Dibulatkan X t0 = 2,6 Ω Z t0 = 0 + j 2,6 Ω Menghitung Impedansi Penyulang/Saluran Karena yang akan dihitung adalah arus hubungan pendek di pangkal/awal saluran maka Z 1, Z 2 dan Z o = 0 60
13 Menghitung Impedansi Ekuivalen Jaringan Z 1eq = Z 2eq = Z S1 + Z t1 + Z L = ( 0 + j 0,150 Ω ) + ( 0 + j 0,867 Ω ) + 0 = 0 + j 1,017 Ω Z 0eq = Z t0 + 3 R n + Z 0L Z 0eq = 36 + j 2,6 ohm Menghitung Arus Hubungan Pendek di Pangkal Jaringan/Saluran Arus hubungan pendek tiga phasa I 3F = E 1_ Z 1 eq = / 3 j 1,017 = / 3 x j 1,017-1,034 = _ j ,034 I 3F = - j ,494 Ampere I 3F = - j ,5 Ampere (Pembulatan) Arus hubungan pendek dua phasa I 2F = j E 1 3 _ Z 1eq + Z 2 eq = j ( 0 + j 1,017) 61
14 = j j 2,034 = ,137 I 2F = 9.833,2 Ampere I 2F = Ampere (Pembulatan) Arus hubungan pendek satu phasa I 1F = 3E 1 Z 1eq + Z 2 eq + Z 0 eq = 3 x / 3 2 ( 0 + j 1,017) + ( 36 + j 2,6) = 3 x / j 4,634 = 3 x / 3 36,297 I 1F = 954,4 Ampere Menghitung Arus Hubungan Pendek Pada Ujung Jaringan/Saluran Impedansi Urutan Sumber/Sistem X s sumber = 0,150 ohm Z s = 0 + j 0,150 ohm Reaktansi Trafo X t1 = X t2 = 0,867 ohm maka Zt 1 = Zt 2 = 0 + j 0,867 ohm Z t0 = 0 + 3(j 0,867) = 0 + j 2,601 ohm dibulatkan = 0 + j 2,6 ohm 62
15 Menghitung Impedansi Positif; Negatif dan Urutan Nol Saluran Kabel Tanah AL 3 X 240 mm 2 dan 3 X 300 mm 2 Pada Ujung Jaringan Perhitungan Impedansi Positif; Negatif dan Urutan Nol Saluran Kabel Tanah AL 3 X 240 mm 2 Pada Ujung Jaringan Tabel 3-3. Hasil perhitungan Impedansi urutan positif; negatif dan urutan nol kabel AL 3 X 240 mm 2 12/20 kv pada penyulang Gardu Induk Puncak Ardi Mulia. Berdasarkan Tabel PLN, Lampiran Halaman No Nama Penyulang q kabel (mm 2) Panjang Kabel (km) Z 1L = Z 2L Z 0L 0,125 + j 0,097/km 0,275 + j 0,029/km 1 Crown 2 AL 3X240 11, Crown 1 AL 3X240 7, Reebok AL 3X240 13,325 1,666 + j 1,29 3,664 + j 0,386 4 Tania AL 3X240 3,5 0,44 + j 0,34 0,962 + j 0,101 5 Oxa AL 3X240 8,083 1,01 + j 0,784 2,223 + j 0,234 6 Adidas AL 3X240 15,807 1,976 + j 1,533 4,347 + j 0,458 7 Incoming Pita 1 AL 3X240 2, Pita 2 AL 3X240 2, Pita 3 AL 3X240 2, Lotto AL 3X240 6,213 0,777 + j 0,603 1,708 + j 0, Kazoot AL 3X240 16,630 2,079 + j 1,613 4,573 + j 0, Spare
16 Perhitungan Impedansi Positif; Negatif dan Urutan Nol Saluran Kabel Tanah AL 3 X 300 mm 2 Pada Ujung Jaringan Tabel 3-4.Hasil perhitungan Impedansi urutan positif; negatif dan urutan nol kabel AL 3 X 300 mm 2 12/20 kv pada penyulang Gardu Induk Puncak Ardi Mulia berdasarkan tabel PLN, Lampiran Halaman No Nama Penyulang q kabel (mm 2) Panjang Kabel (km) Z 1L = Z 2L Z 0L 0,100 + j 0,094/km 0,250 + j 0,282/km 1 Crown 1 AL 3X300 7,80 0,78 + j 0,733 1,95 + j 2,200 2 Crown 2 AL 3X300 11,205 1,12 + j 1,053 2,801 + j 3,160 8 Pita 1 AL 3X300 2,67 0,267 + j 0,251 0,667 + j 0,753 9 Pita 2 AL 3X300 2,67 0,267 + j 0,251 0,667 + j 0, Pita 3 AL 3X300 2,67 0,267 + j 0,251 0,667 + j 0, Menghitung Impedansi ekuivalen positif dan negatif pada ujung saluran/ penyulang kabel 12 / 20 kv 3 X 240 mm 2 dan 3 X 300 mm 2 Tabel 3-5. Impedansi ekuivalen positif dan negatif pada ujung jaringan kabel 12/20 kv 3 X 240 mm 2 dan 3 X 300 mm 2 Gardu Induk Puncak Ardi Mulia No Nama Impedansi Z 1 dan Z 2 Penyulang Sumber (ohm) Trafo (ohm) Saluran (ohm) Z 1 eq = Z 2 eq 1 Crown j 0, j 0,87 1,12 + j 1,053 1,12 + j 2,073 2 Crown j 0, j 0,87 0,78 + j 0,733 0,78 + j 1,753 3 Reebok 0 + j 0, j 0,87 1,666 + j 1,29 1,666 + j 2,31 4 Tania 0 + j 0, j 0,87 0,437 + j 0,339 0,437 + j 1,359 5 Oxa 0 + j 0, j 0,87 1,01 + j 0,784 1,01 + j 1,804 6 Adidas 0 + j 0, j 0,87 1,976 + j 1,533 1,976 + j 2,553 7 Incoming Pita j 0, j 0,87 0,267 + j 0,251 0,267 + j 1,271 9 Pita j 0, j 0,87 0,267 + j 0,251 0,267 + j 1, Pita j 0, j 0,87 0,267 + j 0,251 0,267 + j 1, Lotto 0 + j 0, j 0,87 0,777 + j 0,603 0,777 + j 1, Kazoot 0 + j 0, j 0,87 2,079 + j 1,613 2,079 + j 2, Spare
17 Menghitung Impedansi ekuivalen urutan nol pada ujung jaringan kabel 3 X 240 mm 2 dan 3 X 300 mm 2 12 / 20 kv Tabel 3-6. Impedansi ekuivalen urutan nol pada ujung jaringan kabel 12/20 kv 3 X 240 mm 2 dan 3 X 300 mm 2 Gardu Induk Puncak Ardi Mulia No Nama Impedansi Ζ 0 Penyulang Ζ t0 (ohm) 3 Rn (ohm) Ζ 0L Ζ 0 eq 1 Crown j 2, ,801 + j 3,160 38,801 + j 5,76 2 Crown j 2, ,95 + j 2,20 37,95 + j 4,80 3 Reebok 0 + j 2, ,664 + j 0,386 39,664 + j 2,985 4 Tania 0 + j 2, ,962 + j 0,101 36,963 + j 2,701 5 Oxa 0 + j 2, ,223 + j 0,234 38,223 + j 2,834 6 Adidas 0 + j 2, ,347 + j 0,458 40,347 + j 3,058 7 Incoming Pita j 2, ,667 + j 0,753 36,667 + j 3,353 9 Pita j 2, ,667 + j 0,753 36,667 + j 3, Pita j 2, ,667 + j 0,753 36,667 + j 3, Lotto 0 + j 2, ,708 + j 0,180 37,713 + j 2, Kazoot 0 + j 2, ,573 + j 0,482 40,573 + j 3, Spare Perhitungan arus hubungan pendek pada ujung saluran penyulang Crown 2 Gardu Induk Puncak Ardi Mulia Arus hubungan pendek 3 fasa I 3F = E 1_ Z 1 eq = / 3 1,12 + j 2,07 I 3F = Ampere Arus hubungan pendek 2 fasa I 2F = E 1 3 Z 1 eq + Z 2 eq 65
18 = ( 1,12 + j 2,07) = ,24 + j 4,14 = , I 2F = Ampere Arus hubungan pendek 1 fasa I 1F = 3E 1 Z 1 eq = Z 2 eq Z 1 eq + Z 2 eq + Z 0 eq = 3 X / 3 2 (1,12 + j 2,073) + (38,01 + j 5,76) = 3 X / 3 2,24 + j 4, ,01 + j 5,76 = 3 X / 3 40,25 + j 9,906 I 1F = 836,56 Ampere Perhitungan Arus Hubungan Pendek Seluruh Penyulang dari Gardu Induk Puncak Ardi Mulia Dengan melakukan perhitungan yang sama dengan perhitungan pada , dengan menggunakan data-data pada tabel 3-4 dan tabel 3-5 besar arus hubungan pendek tiga fasa, dua fasa, dan satu fasa pada penyulang Crown 1, penyulang Reebok, penyulang Tania, penyulang Oxa, penyulang Adidas, penyulang Pita 1,penyulang Pita 2, Penyulang Pita 3, Penyulang Lotto, dan penyulang Kazoot dapat diketahui. Hasil perhitungan besar arus gangguan ini disajikan pada tabel 3-7 di bawah ini : 66
19 Tabel 3-7. Besar arus gangguan hubungan pendek pada pangkal dan ujung Penyulang di Gardu Induk Puncak Ardi Mulia dengan impedansi gangguan Ζ f = 0 ohm No Gangguan Di Pangkal Gangguan Di Ujung Nama Saluran Saluran Penyulang I 3F (A) I 2F (A) I 1F (A) I 3F (A) I 2F (A) I 1F (A) 1 Crown ,56 A 2 Crown ,15 A 3 Reebok ,40 A 4 Tania ,31 A 5 Oxa A 6 Adidas ,05 A 7 Incoming , , Pita ,74 A 9 Pita ,74 A 10 Pita ,74 A 11 Lotto A 12 Kazoot ,31 A 13 Spare Hasil Perhitungan Besar Arus Kapasitif Pada Saluran yang Tidak Mengalami Gangguan Besar arus kapasitif yang akan mengalir pada saluran lain yang tidak mengalami gangguan, apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah, dihitung dengan menggunakan rumus persamaan (2-42); (2-43) dan (2-44). Tetapi saat ini besar arus kapasitif yang dimaksud sudah dapat kita ketahui melalui tabel yang dibuat oleh PLN. Lihat Lampiran Halaman. Berikut ini tabel 3-8 hasil perhitungan besar arus kapasitif yang mengalir pada fasa sehat bila terjadi hubungan pendek satu fasa ke tanah. 67
20 Tabel 3-8. Hasil perhitungan besar arus kapasitif yang mengalir pada fasa yang sehat bila terjadi gangguan hubungan pendek satu fasa ke tanah No Nama Panjang ICE (A) / km Total ICe Penyulang Saluran (km) 3 X 240 mm 2 3 X 300 mm 2 (A) 1 Crown 2 11,205-7,0 78,435 2 Crown 1 7,8-7,0 54,6 3 Reebok 13,325 6,32-84,214 4 Tania 3,5 6,32-22,12 5 Oxa 8,080 6,32-51,084 6 Adidas 15,807 6,32-99,90 7 Incoming Pita 1 2,67-7,0 18,69 9 Pita 2 2,67-7,0 18,69 10 Pita 3 2,67-7,0 18,69 11 Lotto 6,213 6,32-39,27 12 Kazoot 16,630 6,32-105, Spare Total 590, Penentuan Sistim Proteksi Terhadap Gangguan Arus Lebih Pada Penyulang 20 kv di G.I. Puncak Ardi Mulia Untuk membatasi dan mengatasi adanya arus lebih bila terjadi gangguan hubungan pendek pada penyulang 20 kv G.I. Puncak Ardi Mulia, digunakan system proteksi pemutus daya (PMT). Istilah PMT ini sering juga disebut C.B. PMT ini dipasang pada pangkal penyulang di Gardu Induk Puncak Ardi Mulia Penentuan Sistim Proteksi Terhadap Gangguan Fasa Setting rele arus lebih yang digunakan pada saluran catu daya menuju pusat-pusat beban (pabrik atau industri) untuk mengamankan gangguan hubungan pendek antar fasa-fasa adalah sebagai berikut : 68
21 Tabel 3-9. Setting rele gangguan Fasa-Fasa pada penyulang 20 kv Gardu Induk Puncak Ardi Mulia No Nama Penyulang Arus Setting Arus Setting Waktu C.T. Beban (A) di Sekunder (detik) 1 Crown /5 5,5 0,1 2 Crown /5 5,5 0,1 3 Reebok /5 3,75 0,1 4 Tania /5 3,75 0,1 5 Oxa /5 3,75 0,1 6 Adidas /5 3,75 0,1 7 Incoming /5 5,25 0,1 8 Pita /5 5,50 0,1 9 Pita /5 4,0 0,1 10 Pita /5 5,5 0,1 11 Lotto /5 3,75 0,1 12 Kazoot /5 3,75 0,1 13 Spare Dengan setting rele seperti tabel 3-9 di atas dan dari hasil perhitungan pada tabel 3 7 dan 3-8, maka setiap gangguan yang terjadi akan mengakibatkan membukanya Pemutus daya (PMT) yang terpasang pada Gardu Puncak Ardi Mulia Penentuan Sistim Proteksi Terhadap Gangguan Fasa Tanah Setting rele untuk mengamankan gangguan hubungan pendek fasa tanah pada penyulang yang bersumber dari Gardu Induk Puncak Ardi Mulia adalah sebagai berikut : 69
22 Tabel Setting rele gangguan Fasa Tanah pada penyulang 20 kv Gardu Induk Puncak Ardi Mulia No Nama Penyulang 3I 0 C.T. Setting Arus Setting Waktu di Sekunder (detik) 1 Crown /5 1,25 0,10 2 Crown /5 1,25 0,10 3 Reebok /5 1,75 0,10 4 Tania /5 1,0 0,10 5 Oxa /5 1,75 0,10 6 Adidas /5 1,50 0,10 7 Incoming /5 1,25 0,35 8 Pita /5 1,25 0,10 9 Pita /5 1,25 0,10 10 Pita /5 1,25 0,10 11 Lotto /5 1,0 0,10 12 Kazoot /5 2,0 0,10 13 Spare Dengan setting rele seperti tabel 3-10 di atas dan dari hasil perhitungan pada tabel 3-8, maka bila terjadi gangguan hubungan pendek antara fasa dengan tanah akan mengakibatkan membukanya Pemutus daya (PMT) yang terpasang pada Gardu Induk Puncak Ardi Mulia. 70
BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 3.1. JENIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam Jaringan (Sistem Kelistrikan) ada 3, yaitu: a. Gangguan Hubung
Lebih terperinciBAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS
BAB IV PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS 4.1. GARDU INDUK DUKUH ATAS GI Dukuh Atas merupakan gardu induk yang memiliki 2 buah trafo tenaga dengan daya masing-masing
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH
BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH 3.1 KOMPONEN KOMPONEN SIMETRIS Tiga fasor tak seimbang dari sistem fasa tiga dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang
Lebih terperinciKEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau
Lebih terperinciAnalisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma
Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciAnalisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1,. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-81 Analisis Sympathetic Trip pada Ungasan dan Bali Resort, Bali Cakasana Alif Bathamantri, Rony Seto Wibowo, dan Ontoseno Penangsang Jurusan
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan
Lebih terperinciSetting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota
JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017 180 Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota NASRUL, ST., M. KOM ABSTRAK Daerah
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperincidalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam
6 Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam antara lain: 1 Tegangan lebih dan arus tak normal 2.
Lebih terperinciKOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR
KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Studi Elektro pada Fakultas
Lebih terperinciBAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT
13 BAB II PERHITUNGAN ARUS HUBUNGAN SINGKAT 2.1. Pendahuluan Sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri dari pembangkit, gardu induk, jaringan transmisi dan distribusi. Berdasarkan konfigurasi jaringan,
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Judul
1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1,. 1, (2012) 1-7 1 Analisis Sympathetic Trip pada Ungasan dan Bali Resort, Bali Cakasana Alif Bathamantri, Rony Seto Wibowo, dan Ontoseno Penangsang Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade
Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa
Lebih terperinciPenentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan
Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciPraktikum SISTEM PROTEKSI
Praktikum SISTEM PROTEKSI RELAY GANGGUAN TANAH Disusu Oleh : KELOMPK 6 1. Febrio Nugrah Alganiy 2. Priyanto Wicaksono 3. Selvia Kurniawanty Herlianto 4. Yopi Andesta POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2012 Relay
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB III KEBUTUHAN GENSET
BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.
Lebih terperinciSIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK
Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA
Lebih terperinciBAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA
BAB GANGGUAN PADA JARNGAN LSTRK TEGANGAN MENENGAH DAN SSTEM PROTEKSNYA 3.1 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyebab utama terjadinya pemutusan saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan pada sistem
Lebih terperinci2014 ANALISIS KOORDINASI SETTING OVER CURRENT RELAY
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alat proteksi pada STL (Sistem Tenaga Listrik) merupakan bagian yang penting di bidang ketenagalistrikan seperti pada PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI
PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 0 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI Erhaneli (1), Aldi Riski () (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro () Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN
39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciKata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih
ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,
Lebih terperinciFEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.
FEEDER PROTECTION Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc. DIAGRAM SATU GARIS PEMBANGKIT TRAFO UNIT TRANSMISI SISTEM GENERATOR BUS HV TRAFO P.S BUS TM GARDU INDUK PERLU DIKOORDINASIKAN RELAI PENGAMAN OC + GF ANTARA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEOR. Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada sistem tenaga listrik. Banyak sekali studi, pengembangan alat dan desain sistem perlindungan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA TANGERANG Badaruddin 1, Achmad Basofi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS SISTEM KOORDINASI PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA GARDU INDUK GODEAN
STUDI ANALISIS SISTEM KOORDINASI PROTEKSI OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) PADA GARDU INDUK GODEAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1 Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Umum Secara umum pengertian sistem proteksi ialah cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan peralatan tehadap gangguan, sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir
29 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Untuk menyelesaikan Laporan akhir ini dibutuhkan data penunjang yang diperoleh dari : Tempat Penelitian : 1. PT. PLN (Persero) Gardu Induk (GI) Kraksaan 2. PT.
Lebih terperinciStudi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru
Studi dan Evaluasi Setting Relai Arus Lebih pada Transformator Daya di Gardu Induk Garuda Sakti Pekanbaru Muhammad Arif*,Firdaus** *Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi PHB-TM (Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah), TD (Transformator Distribusi),
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciGround Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay
Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini, dimana listrik sudah memegang peran yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Setiap aktivitas masyarakat tidak pernah luput
Lebih terperinciAnalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ
ISSN: 1410-233 nalisa Perhitungan dan Pengaturan Relai rus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ Muhalan, Budi Yanto Husodo Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan bahwa
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK
TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem t`enaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan
Lebih terperinciAnalisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti
Analisa Penggunaan Recloser Untuk Pengaman Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi 20 kv Gardu Induk Garuda Sakti Ario Putra*, Firdaus** Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinciKOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS
KOORDINASI SETTING RELAI ARUS LEBIH PADA INCOMING 2 KUDUS TERHADAP OUTGOING KUDUS 5 DAN 6 YANG MENGGUNAKAN JARINGAN DOUBLE CIRCUIT DI GI 150 KV KUDUS Sartika Kusuma Wardani, Subali Program Studi Diploma
Lebih terperinciPEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. berjudul PEMASANGAN DGR (DIRECTIONAL GROUND RELE) UNTUK
Lebih terperinciKOORDINASI PROTEKSI PADA RELAI ARUS LEBIH PADA JARINGAN SPINDEL. TEGANGAN MENENGAH 20 kv
TUGAS AKHIR KOORDINASI PROTEKSI PADA RELAI ARUS LEBIH PADA JARINGAN SPINDEL TEGANGAN MENENGAH 20 kv Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciSALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah
Lebih terperinciANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)
JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 46 ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) I Gusti Putu Arka, Nyoman Mudiana, dan
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG
Teknologi Elektro, Vol. 15, No.2, Juli - Desember 2016 53 STUDI PENGARUH SETTING RELE PENGAMAN UNTUK MEMINIMALKAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIP PADA PENYULANG BUNISARI - SUWUNG I Komang Anom Astana Ady 1,
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI
STUDI PERENCANAAN KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI GARDU INDUK GAMBIR LAMA - PULOMAS SKRIPSI Oleh ADRIAL MARDENSYAH 04 03 03 004 7 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando
Lebih terperinciBAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING
BAB IV ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteks isaluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel dalam
Lebih terperinciKOORDINASI RELAI ARUS LEBIH & GROUND
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT, BERBAHAYA BAGI : PERALATAN MENGGANGGU : PELAYANAN PERLU DIKETAHUI BESARNYA ARUS SEBELUM KEJADIAN SESUNGGUHNYA. DALAM PERENCANAAN SISTEM DARI SEGI PENGUSAHAAN, SPESIFIKASI PMT,KONDUKTOR
Lebih terperinciStudi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus 2017 37 Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel I D.G.Agung Budhi Udiana
Lebih terperinciEVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU
1 EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAMPEKANBARU Hasrizal Rusymi, Dr. Ir.Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Teguh Yuwono. 2) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN
STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN I Putu Dimas Darma Laksana 1, I Gede Dyana Arjana 2, Cok Gede Indra Partha 3 1,2,3
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian mengenai pengaman yang terdapat pada busbar 150 kv telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan pengaman
Lebih terperinciANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI
TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan
BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR III.1 Umum Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan arus yang tidak melalui pembumian disebut arus gangguan fasa.
Lebih terperinci1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Teori Umum Proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik. Tujuan utama dari suatu sistem tenaga listrik
Lebih terperinci2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.
DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu mengenai Analisis Hubung Singkat Pada Penyulang Bangli
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG
ANALISIS PENYETELAN PROTEKSI ARUS LEBIH PENYULANG CIMALAKA DI GARDU INDUK 70 kv SUMEDANG Fajar Pranayuda 1), Achmad Solichan 2), M.Toni Prasetyo 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN
ANALISA KEDIP TEGANGAN PADA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20 KV AKIBAT HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG PEDAN 1 KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Lebih terperinciAnalisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya
Presentasi Sidang Tugas Akhir (Genap 2010) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Gangguan adalah suatu ketidaknormalan ( interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan mengalirnya arus yang tidak seimbang dalam sistem tiga fasa. Gangguan
Lebih terperinciKOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)
JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 8, NO.3: 2011 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00) KASMIR Staf Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1 BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Metodologi Penelitian Ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode riset ilmiah (scientific) dan metode riset naturalis (naturalist approach). Metode riset
Lebih terperinciatau pengaman pada pelanggan.
16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi
Lebih terperinciBAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv
39 BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv persamaan 3.2 Untuk mencari jatuh tegangan di delapan penyulang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI
BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv
TUGAS AKHIR SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Geler Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Gardu Induk (GI), energi listrik didistribusikan melalui penyulangpenyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang
Lebih terperinciPERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK
PERHTUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SNGKAT PADA JARNGAN DSTRBUS D KOTA PONTANAK Hendriyadi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungra adekhendri77@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
Lebih terperinciBAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.
BAB IV PERHITUGA ARUS GAGGUA HUBUG SIGKAT FASA TUGGAL KE TAAH TERHADAP GEERATOR YAG TITIK ETRALYA DI BUMIKA DEGA TAHAA TIGGI PADA PLTU MUARA KARAG 4.1. UMUM Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2
STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 1,2 Proram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Menurut nilai tegangan a.
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU
Mikrotiga, Vol 2, No.1 Januari 2015 ISSN : 2355-0457 16 STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU Hendra 1*, Edy Lazuardi 1, M. Suparlan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinci