PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII E SMPN 2 LABUAPI PADA MATERI KUBUS DAN BALOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI Oleh LAELA WAHYUNI E1R013022 Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGRURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit No. 62 Telp. (0370) 623873 Fax. 634918 Mataram NTB PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI Artikel Skripsi berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Check untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Matematika Siswa kelas VIIIE SMPN 2 Labuapi pada Materi Kubus dan Balok Tahun Pelajaran 2016/2017 yang disusun oleh: Nama NIM : Laela Wahyuni : E1R013022 Program Studi : Pendidikan Matematika telah diperiksa dan disetujui. ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ARTIKEL SKRIPSI... ii DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v PENDAHULUAN... 1 METODE PENELITIAN... 3 HASIL DAN PEMBAHASAN... 6 HASIL... 6 PEMBAHASAN... 6 KESIMPULAN... 7 DAFTAR PUSTAKA... 8 iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-E SMPN 2 LABUAPI PADA MATERI KUBUS DAN BALOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Laela Wahyuni, Harry Soeprianto, Wahidaturrahmi Program StudiPendidikanMatematika JurusanPendidikanMatematikadan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitasMataram Email: laelawahyuni400@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Labuapi pada materi kubus dan balok tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut didasarkan atas hasil observasi yang telah dilakukan bahwa kurangnya kesiapan siswa dalam belajar khususnya dalam belajar matematika. Ini menyebabkan siswa cenderung pasif yang menandakan siswa tersebut kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Akibatnya, prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika rendah, khususnya pada kelas VIII-E. Untuk itu, dalam pembelajaran diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa sehingga berdampak pada peningkatan aktivitas dan prestasi belajar. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Tipe Pair Check. Model pembelajaran tersebut dengan diskusi kelompok yang beranggotakan 4 orang dimana 4 orang tersebut akan dibagi kembali menjadi pasangan-pasangan, dengan setiap pasangan terdiri dari 2 orang yaitu ada yang berperan sebagai pelatih dan sebagai partner.penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklusnya meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa minimal berkategori aktif pada akhir siklus serta tercapainya ketuntasan klasikal minimal 85%. Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 10,5 dengan kategori aktif dan skor aktivitas belajar siswa pada siklus II 14,5 dengan kategori sangat aktif. Ketuntasan klasikal mencapai 62,5% pada siklus I serta ketuntasan klasikal mencapai 89,5% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII-E SMPN 2 Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017. Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe pair check, aktivitas belajar, prestasi belajar. iv
THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE PAIR CHECK TO IMPROVE STUDENTS ACTIVITY AND ACHIEVEMENT IN LEARNING MATHEMATIC AT CLASS VIII-E OF SMPN 2 LABUAPI ON CUBE AND CUBOID TOPIC IN ACADEMIC YEAR 2016/2017 By Laela Wahyuni, Harry Soeprianto, Wahidaturrahmi Study Program of Mathematics Education Mathematics and Basic Science Education Departement Faculty of Teacher Training and Education Mataram University Email: laelawahyuni400@gmail.com ABSTRACT This research aims to improve students activity and achievement in learning mathematics at class VIII-E of SMP Negeri 2 Labuapi on cube and cuboid topic in the academic year 2016/2017. This research has arisen based on the observations that have been done by researcher. It shows that the students were lack of readiness in learning mathematic. It causes the students to tend to be passive which mean they were less motivated in following the lesson. Hence, the students' achievement in learning mathematic was low, especially at class VIII-E. Therefore, in learning process, it was required to use a learning model that can motivate students and impact on their improvement of activity and learning achievements. That model was mentioned as cooperative learning model type Pair Check. It conducts with discussion groups which consist of four members in which they will be subdivided into pairs. The pairs consists of two members who play a role as an instructor and as a partner each other. The type of this research was a classroom action research which conducted in 2 cycles. All cycles contains planning stage, implementation stage, observation stage, evaluation stage and reflection stage. The indicators of success in this research were the students activity has minimally active category at the end of the cycle andthe students achieved minimally 85% of classical completeness. The result reveals that the average scores of students learning activity of the first cycle was 10.5 which categorized asactiveand the score of the second cycle was 14.5 which categorized as very active. The classical completeness of cycle I reaches 62.5%, meanwhile in cycle II, it reaches 89.5%. Based on the results above, it can be concluded that the implementation of cooperative learning model type Pair Check can improve students activity and achievement in learning mathematicat class VIII-E of SMP Negeri 2 Labuapi on cube and cuboid topic in the academic year 2016/2017. Keywords: Cooperative learning model type pair check, learning activities, learning achievements. v
I. PENDAHULUAN Salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pemahaman siswa. Pemahaman siswa akan berpengaruh pada keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru untuk menerapkan model-model pembelajaran yang mampu membuat aktivitas dan prestasi siswa mengalami peningkatan. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2013 : 34), aktivitas belajar adalah satu proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Selain itu diungkapkan pula oleh Sardiman (2016: 95-96) tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Begitu juga dengan prestasi belajar diungkapkan oleh Djamarah (1994) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik secara individual maupun kelompok. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Selain itu diungkapkan juga oleh Mulyasa (2016 : 189) bahwa Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang unruk memenuhi kebutuhannya Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran matematika. Permasalahan tersebut juga dialami oleh siswasiswa di SMP Negeri 2 Labuapi, khususnya pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi yang di peroleh dalam kegiatan PPL Tahun Ajaran 2016/2017 di SMPN 2 Labuapi, diketahui bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar matematika siswa di SMPN 2 Labuapi khususnya pada kelas VIII-E antara lain adalah kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dan siswa cenderung tidak serius dalam pembelajaran, seperti siswa kurang merespon pertanyaan-pertanyaan dan soal yang diberikan guru, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa jarang ada yang mau mencatat materi pelajaran yang sudah diberikan guru, siswa lebih sering berbicara dengan temannya, serta mondar-mandir mengganggu temannya yang lain. Selain itu juga, siswa cenderung tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru.selain itu ada juga siswa di kelas masih malu untuk bertanya walaupun ada materi yang masih belum dipahami. Semua siswa terbiasa belajar matematika dengan menghafal rumus-rumus dan contoh soal sehingga sering terjadi kekeliruan dalam mengatasi permasalahan matematika yang bervariasi, siswa masih cenderung mengikuti jawaban temannya yang pintar, sehingga mereka ketergantungan dan kurang percaya dengan jawabannya sendiri. 1
Namun, disamping itu semua, siswa tentunya memiliki potensi. Adapun potensi yang dimiliki oleh siswa khusunya siswa pada kelas VIIIE adalah siswa lebih senang ketika belajar kelompok, siswa lebih senang untuk bertanya kepada temannya tentang materi pelajaran yang kurang dipahaminya, dan di kelas VIII-E terdapat beberapa siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang, dan cukup rendah, sehingga siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan sedang bisa membantu temannya yang memiliki kemampuan yang cukup rendah dalam memahami materi pelajaran. Untuk itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Salah satu model yang tepat adalah model pembelajaran kooperatif tipe pair check (pasangan mengecek). Pair Check, jika diterjemahkan bebas, artinya pasangan mengecek. Model ini adalah proses belajar yang mengedepankan kerja sama kelompok. Menurut Kurniasih dan Sani (2016: 112) Model pembelajaran Pair Check ini juga untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilain kepada teman lainnya dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pada prinsipnya, model pembelajaran Pair Check sangat mengedepankan teknik berpasang-pasangan. Dimana guru menyajikan persoalan dan siswa yang berperan sebagai partner mengerjakan, lalu siswa yang berperan sebagai pelatih bertugas membimbing, mengarahkan, serta mengecek jawaban siswa yang berperan sebagai partner dan pengecekan kebenaran jawaban dilakukan dengan bertukar peran. Dengan model pair check, siswa bekerja sama dengan temannya, saling mengecek, saling mengoreksi satu sama lain, saling bertukar pikiran, dengan begitu, siswa yang tadinya sering mondar-mandir mengganggu temannya, siswa yang berbicara dengan temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung akan dapat diatasi dengan model pembelajaran ini yaitu model pembelajran kooperatif tipe Pair Check. Selain itu, dalam model pembelajaran pair check ini, belajar bisa di pandu melalui bantuan rekan, ini sesuai dengan potensi siswa yang lebih senang untuk bertanya kepada temannya tentang materi pelajaran yang kurang dipahaminya, ini sangat membantu bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih namun tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya, begitu pula bagi siswa yang belum terlalu mengerti atau paham, bisa di bantu oleh rekannya. Selan itu siswa yang lebih senang ketika belajar kelompok, bisa menciptakan saling kerja sama di antara siswa, dengan ini, siswa dengan bebas mengeluarkan pendapatnya. Meningkatkan pemahaman serta bisa melatih siswa dalam berkomunikasi. Kekeliruan atau ketidaktelitian siswa akan dapat dikurangi bila siswa bekerja sama dalam pembelajaran misalnya dalam mengerjakan tugas. Bila siswa mengerjkan tugas secara bersama sama akan memunculkan banyak ide dari siswa dan hasilnyapun akan lebih baik dari pada siswa yang 2
mengerjakan tugas secara sendiri. Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIE SMPN 2 Labuapi tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran kubus dan balok dengan penerapan model koperatif tipe Pair Check. II. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Somadayo, 2013: 21). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Labuapi. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII-E Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 orang. Adapun faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah faktor siswa dan faktor guru. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan dan satu evaluasi. Dalam penelitian data-data penelitian diambil dengan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu lembar observasi dan tes evaluasi. Sumber data pada penelitian ini berasal dari siswa dan guru kelas VIII-E SMP Negeri 2 Labuapi tahun pelajaran 2016/2017. Jenis data dari penelitian ini adalah data kualitatif (kegiatan belajar mengajar) dan data kuantitatif (prestasi belajar siswa). Data kuantitatif diperoleh dengan tes, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas siswa. Cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu sebagai Data aktivitas siswa diperoleh dengan cara melakukan observasi secara langsung aktivitas siswa dalam kelas selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan dengan panduan lembar observasi aktivitas belajar siswa sedangkan data aktivitas guru diperoleh dengan cara melakukan observasi secara langsung aktivitas guru selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan dengan panduan lembar observasi aktivitas guru. Selanjutnya data prestasi belajar siswa diperoleh dengan cara melakukan evaluasi/ tes kepada siswa pada akhir tiap siklus. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini dianalisa dengan cara 1. Data Aktivitas Siswa, penentuan skor aktivitas siswa ditentukan sebagai berikut : 1. Skor 0 diberikan jika deskriptor tidak tampak 2. Skor 1 diberikan jika deskriptor tampak Untuk menentukan rata-rata skor aktivitas siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut: A = 6 i=1 t i Keterangan : A =skor aktivitas belajar siswa t = total skor aktivitas belajar siswa pada indikator ke-i dengan i = 1,2,3,,6 n i 3
n = banyak deskriptor pada indikator ke-i belajar siswa yang akan dianalisis dengan cara sebagai berikut: Selanjutnya, data aktivitas siswa dianalisis dengan cara berikut. a) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) Banyak indikator = 6 Skor minimal tiap indikator = 0 Skor maksimal tiap indikator = 3 Skor minimal seluruh indikator = 6 x 0 = 0 Jadi Skor Maksimal Ideal (SMI) = 6 x 3 = 18 b) Menentukan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) MI = 1 2 SMI = 1 2 18 = 9 SDI = 1 3 MI = 1 3 9 = 3 c) Menentukan kriteria aktivitas siswa Berdasarkan modifikasi skor standar maka kriteria untuk menentukan aktivitas siswa dijabarkan pada tabel berikut (modifikasi dari Nurkancana dan Sunartana, 1990:103) Table 3.2. kriteria penentuan kategori aktivitas belajar siswa Interval Interval Skor Kategori A MI + 1,5 SDI A 13,5 Sangat Aktif MI + 1,5 SDI A < MI + 1,5 SDI 10,5 A < 13,5 Aktif MI 0,5 SDI A < MI + 0,5 SDI 7,5 A < 10,5 Kurang Aktif A < MI 1,5 SDI A < 7,5 Tidak Aktif Keterangan: A = jumlah skor aktivitas siswa yang didapat dengan menjumlahkan skor pada setiap indikator yang ada dalam observasi siswa 2. Data Aktivitas Guru Penentuan skor aktivitas siswa ditentukan sebagai berikut : 1.Skor 0 diberikan jika deskriptor tidak tampak 2. Skor 1 diberikan jika deskriptor tampak Untuk menentukan rata-rata skor aktivitas mengajar guru dengan menggunakan rumus sebagai berikut: B = T Keterangan : B = skor aktivitas guru T = total skor indikator aktivitas guru dengan i = 1,2,3,,6 Setelah diperoleh dari lembar observasi, maka data aktivitas mengajar guru yang akan dianalisis dengan cara sebagai berikut : Selanjutnya, data aktivitas guru dianalisis dengan cara berikut: 4
a) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) Banyak indikator = 6 Skor minimal tiap indikator = 0 Skor maksimal tiap indikator = 3 Skor minimal seluruh indikator = 6 x 0 = 0 Jadi Skor Maksimal Ideal (SMI) = 6 x 3 = 18 b) Menentukan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) MI = 1 2 SMI = 1 2 18 = 9 SDI = 1 3 MI = 1 3 9 = 3 c) Menentukan kriteria aktivitas guru Berdasarkan modifikasi skor standar maka kriteria untuk menentukan aktivitas guru dijabarkan pada tabel berikut (modifikasi dari Nurkancana dan Sunartana, 1990: 103) Table 3.3. kriteria penentuan kategori aktivita guru Interval Interval skor Kategori B MI + 1,5 SDI B 13,5 Sangat Baik MI + 1,5 SDI B < MI + 1,5 SDI 10,5 B < 13,5 Baik MI 0,5 SDI B < MI + 0,5 SDI 7,5 B < 10,5 Kurang Baik B < MI 1,5 SDI B < 7,5 tidak Baik Keterangan: B = jumlah skor aktivitas mengajar guru yang didapat dengan menjumlahkan skor pada setiap indikator yang ada dalam observasi mengajar guru. Selanjutnya Data Prestasi Belajar Siswa a. Ketuntasan individual Siswa dikatakan tuntas secara individu terhadap materi pelajaran yang disajikan apabila mampu memperoleh nilai 70 setelah dilakukan evaluasi. b. Rata-rata hasil evaluasi Untuk menghitung skor rata-rata hasil tes tiap siklus, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2010: 264) x = x Keterangan: x = Nilai rata-rata skor siswa n x = Skor siswa ke i, i = 1,2,..., n n = Jumlah siswa yang mengikuti tes c. Ketuntasan klasikal 5
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dihitung menggunakan rumus berikut: KB = 100 % Keterangan: KB = Persentase ketuntasan belajar klasikal x = banyaknya siswa yang memperoleh nilai 70 z = banyaknya siswa yang mengikuti tes Peneltiian ini dikatakan berhasil apabila prestasi belajar meningkat yaitu apabila tercapainya KB (Ketuntasan Klasikal belajar siswa) minimal 85% pada kelas VIIIE SMP Negeri 2 Labuapi pada akhir siklus setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check serta aktivitas siswa minimal berkategori aktif pada akhir siklus setelah penerapan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dalam penelitian ini, setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 1 kali evaluasi. Dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 40 menit dan pada akhir siklus dilakukan evaluasi yang berlangsung selama 1 x 40 menit. Subyek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 2 Labuapi tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 orang, dengan masing masing terdiri dari 11 orang siswa laki laki dan 9 orang siswa perempuan. Pada penelitian ini, data tentang aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar diperoleh dari lembar observasi, sedangkan data tentang prestasi belajar siswa diperoleh melalui tes (evaluasi) yang dilakukan pada akhir siklus. Dengan diterapkannya model Pair Check ini, proses pembelajaran yang terjadi dikelas mengalami perubahan yang baik. Berikut hasil penelitian dari siklus I yaitu Ringkasan data hasil penelitian Sikus Nilai rata - rata evaluasi siswa Ketuntasa n belajar Aktivitas Siswa Rata - rata skor Kategor i Aktivitas Guru Rata - rata skor I 68,3 62,5 % 10,5 Aktif 14,5 Sangat II 80,4 89,5% 14,5 Aktif 16,5 Kategor i Sangat baik Sangat baik B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran 6
berlangsung mengalami peningkatan, yakni peningkatan dari sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran koopertaif tipe pair check. Selain itu, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari data yang diperoleh peneliti setelah menganalisis data yang diperoleh setelah penelitian. Data yang diproleh yaitu rata-rata skor aktivitas siswa yaitu: pada siklus I yang mencapai nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 10,5 dengan kriteria aktivitasnya berkategori aktif dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata aktivitas siswa mencapai 14,5 dengan kriteria aktivitas tergolong sangat aktif. Selain aktivitas belajar, prestasi belajar pada penelitan ini juga mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata kelas serta ketuntasan klasikal yang diperoleh setelah dianalisis. Perolehan skor rata-rata serta ketuntasan klasikal yang dicapai pada penelitian ini adalah dari siklus I yang mencapai nilai rata-rata kelas yaitu 76,4 meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata kelas yaitu 80,4 serta ketuntasan klasikal juga meningkat yaitu dari siklus I ketuntasana klasikal mencapai 62,5% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu ketunasan klasikal mencapai 89,5% dimana ketuntasana klasikal pada siklus II ini menunjukkan bahwa indikator kerja sudah tercapai pada siklus ini. IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Check dengan langkah-langkah bekerja berpasangan, bertukar peran, presentasi dan penghargaan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi kubus dan balok pada kelas VIII-E SMPN 2 Labuapi. 2. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari rata-rata skor aktivitas siswa yaitu: pada siklus I yang mencapai nilai rata-rata aktivitas siswa yaitu 10,5 dengan kriteria aktivitasnya berkategori aktif dan meningkat pada siklus II dengan rata-rata aktivitas siswa mencapai 14,5 dengan kriteria aktivitas tergolong sangat aktif. 3. Peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dari rata -rata kelas yaitu, dari siklus I yang mencapai nilai rata-rata kelas yaitu 76,4 meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata kelas yaitu 80,4 serta ketuntasan klasikal juga meningkat yaitu dari siklus I ketuntasana klasikal mencapai 62,5% dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu ketunasan klasikal mencapai 89,5% dimana ketuntasana klasikal pada siklus II ini menunjukkan bahwa indikator kerja sudah tercapai pada siklus ini. 7
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, A. 2004. ProsedurPenelitian. Jakarta: RinekaCipta. Djamarah, S. B. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Kurniasih dan Sani. 2016. Ragam pengembangan model pembelajaran. : Kota Pena Mulyasa. 2016. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Somadayo. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu 8