ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH MILA KAMALASARI E1R

Transkripsi

1 1 PENERAPAN METODE DISCOVERY BERBANTUAN MEDIA PADA MATERI POKOK GARIS DAN SUDUT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-B SMP NEGERI 1 LABUAPI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH MILA KAMALASARI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

2 2

3 3 ABSTRAK PENERAPAN METODE DISCOVERY BERBANTUAN MEDIA PADA MATERI POKOK GARIS DAN SUDUT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 LABUAPI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh Mila Kamalasari, Ketut Sarjana, Nani Kurniati E1R Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode discovery berbantuan media pada materi pokok Garis dan Sudut dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Labuapi. Dalam penerapannya metode discovery ini melalui beberapa tahapan yaitu stimulus, merumuskan hipotesis, data collection, generalisasi dan mengkomunikasi. Metode discovery ini didukung oleh media pembelajaran dalam penerapannya. Media tersebut diantaranya adalah lembar kerja siswa, powerpoint, alat peraga dan charta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Labuapi yang berjumlah 24 orang dengan 16 orang siswa dan 8 orang siswi. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dengan lima tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta tes prestasi belajar siswa berupa tes uraian yang diberikan pada akhir tiap siklus. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya peningkatan aktivitas belajar siswa, dimana pada siklus I rata-rata skor sebesar 12,51 masuk pada kategori aktif, siklus II dengan rata-rata skor sebesar 13,79 dengan kategori sangat aktif. Tidak hanya aktivitas belajar siswa, prestasi belajar siswa juga meningkat dengan nilai rata-rata hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I sebesar 76,34 dengan ketuntasan klasikal 83,33%, siklus II nilai rata-rata hasil evaluasi belajar siswa sebesar 78,21 dengan ketuntasan klasikal 87,50%. Dengan kata lain, metode discovery berbantuan media dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Kata kunci : aktivitas belajar, prestasi Belajar, metode discovery, media

4 4 ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF DISCOVERY METHOD WITH MEDIA ON LINE AND ANGEL MATERIAL TO IMPROVE STUDENT ACTIVITY AND ACHIEVEMENT GRADE VII B SMPN 1 LABUAPI ACADEMIC YEAR 2015/2016 BY Mila Kamalasari, Ketut Sarjana, Nani Kurniati E1R Statement of problem of this research is how Discovery method application assisted by media on line and angel meterial to improv achievement in VII-B class of SMPN 1 Labuapi academic year 2015/2016 On the application, this Discovery method went through several; steps, stimulus, hypothesis formulation, data collection, generalization and communication. On the application, this method is, also, assisted by the media. The media are students work sheet, power point, props are 24 students of VII-B class of SMPN 1 Labuapi Academic Year 2015/2016, 16 male students and 8 female students. This research is a Class Action Research, consists of 2 cycles whit 5 steps; planning, treatment, observing, evaluating, and reflecting. The data on this research were taken by using 2 research instruments; observation sheets which consists teacher students test sheet which is descriptiv cycle. The result shows the improvement cycle, the average score is which is in active category and on the second cycle the average score is which is in very active category. Not only the students activity, students achievemen average score is with 83.33% classical completeness and on the second cycle the average score is with 87.50% classical completness. Based on the result, it is concluded that the Discovery method can improve the activity and achievement of students in learning line and angel material. Keywords: student learning activity, learning achievement, discovery method, media

5 5 I. PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan beberapa prinsip yang salah satunya adalah peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (BSNP,2006:5). Berdasarkan prinsip inilah guru dituntut untuk meningkatkan kreatifitasnya dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas yang terkait dengan instrumen pembelajaran serta model ataupun metode yang digunakan. Harapannya agar siswa lebih aktif pada proses pembelajaran dan kegiatan pembelajaran tidak berpusat pada guru. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri 1 Labuapi masih belum mencapai hasil yang diharapkan khususnya pada pembelajaran matematika. Kenyataan ini dilihat dari hasil observasi awal pada saat PPL yang dilaksanakan mulai tanggal 18 Agustus 5 Desember 2015 yang dilakukan di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru masih menggunakan metode ceramah atau metode ekspositori dimana siswa terlihat kurang antusias dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga aktivitas siswa belum optimal. Disisi lain, siswa tampak kesulitan memahami materi tanpa diberikan contoh yang berkaitan dengan masalah dalam kehidupan nyata dengan media pendukung yang mengakibatkan siswa cenderung lebih senang bertanya kepada teman kelasnya. Rendahnya aktivitas belajar siswa inilah yang kemudian berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Rendahnya prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa yang mencapai KKM dari hasil ulangan umum semester satu tahun pelajaran 2015/2016 pada Tabel

6 6 1.1 berikut: Tabel 1. Data rata-rata Nilai Ulangan Umum Matematika Siswa Kelas VII Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal VII-A 23 68,91 43,48% VII-B 24 51,21 33,33% VII-C 24 59,42 37,50% VII-D 23 67,17 34,70% (Sumber: Daftar Nilai Guru Matematika Kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi) Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa perolehan nilai ulangan umum matematika siswa kelas VII belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dimana KKM yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 71. Terutama pada kelas VII-B yang memperoleh rata-rata nilai paling rendah yaitu 51,21 sehingga dijadikan sebagai subyek penelitian. Berdasarkan data selanjutnya, materi garis dan sudut adalah materi dengan nilai rata-rata terendah dibandingkan dengan materi segitiga dan segiempat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Data rata-rata Nilai Materi Matematika Siswa Kelas VII Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Materi Rata-rata Ketuntasan Klasikal Garis dan Sudut 67,76 31,88% Segitiga dan Segiempat 73,46 45,65% (Sumber: Daftar Nilai Guru Matematika Kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi) Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII SMPN 1 Labuapi, guru masih menggunakan metode ceramah atau metode ekspositori dimana siswa terlihat kurang antusias dalam mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga aktivitas siswa belum optimal. Disisi lain, siswa tampak kesulitan memahami materi tanpa diberikan contoh yang berkaitan dengan masalah dalam kehidupan nyata dengan media pendukung yang mengakibatkan siswa cenderung lebih senang bertanya kepada teman kelasnya. Walaupun dari hasil observasi aktivitas maupun prestasi belajar siswa kelas VII-B masih terlihat rendah, namun siswa masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan yaitu kemampuan berdiskusi dengan temannya hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi kemudian siswa yang kurang paham cenderung untuk bertanya kepada teman sebangkunya. Selain itu siswa juga lebih memahami

7 7 materi dengan penyajian masalah-masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan berbantuan media ini pun terlihat ketika pada pembelajaran sebelumnya guru hanya menjelaskan materi tanpa memberikan contoh kontekstual dan tidak menggunakan media, pada saat itu terlihat siswa tampak kebingungan dan ketika diberikan latihan soal hanya beberapa siswa yang dapat mengerjakan soal dengan benar. Dengan memperhatikan potensi yang dimiliki siswa maka kekurangan yang ada cenderung dapat diatasi dengan metode discovery berbantuan media. Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip yang meliputi mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Sedangkan Dr. J. Richard berpendapat bahwa discovery ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri. Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran dengan metode penemuan mendorong siswa untuk memahami sesuatu yang dapat berupa fakta atau relasi matematika yang masih baru bagi siswa. Materi metode pembelajaran dirujuk dari [1], [7], [18], materi metode discovery dirujuk dari [5], [8], [14], [16], materi media dirujuk dari [15], materi aktivitas dirujuk dari [19], [4] dan materi prestasi dirujuk dari [3], [13]. II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Labuapi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-B tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 24 orang. Adapun faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor siswa yaitu aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran materi garis dan sudut menggunakan metode discovery berbantuan media dan faktor guru yang diteliti yaitu aktivitas guru dalam pembelajaran materi garis dan sudut menggunakan metode discovery berbantuan media. Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu prosedur penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam lima

8 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun rincian pelaksanaan pembelajarannya adalah pada Tabel 3 sebagai berikut: Siklus Tabel 3. Rincian Materi dan Pertemuan Tiap Siklus Pertemuan ke- Sub materi pokok Alokasi waktu 1. Segmen garis, kedudukan dua 1 garis menit 2. Sifat-sifat garis sejajar 8 I II 1. Pengertian sudut, besar sudut Penjumlahan dan pengurangan 2 40 menit dalam satuan sudut. Evaluasi 1 40 menit 1 1. Jenis-jenis sudut 2. Hubungan antar sudut 2 40 menit 1. Hubungan antar sudut jik dua 2 garis sejajar dipotong oleh garis 2 40 menit lain. Evaluasi 1 40 menit Jumlah menit Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan rincian materi dalam penelitian ini disesuaikan dengan silabus dan ruang lingkup materi garis dan sudut yang harus dipelajari. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa dan data aktivitas kegiatan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tes evaluasi hasil belajar siswa berupa soal uraian yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar siswa. Untuk mengetahui rata-rata nilai hasil tes evaluasi siswa, digunakan rumus sebagai berikut: = Keterangan: X = rata-rata nilai hasil evaluasi

9 9 X = nilai yang diperoleh masing-masing siswa dengan i = 1, 2, 3,..., n n = banyaknya siswa yang mengikuti evaluasi yaitu 24 orang Sedangkan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut: Nilai ketuntasan klasikal (KK) = x 100% Keterangan: x = banyak siswa yang tuntas / mencapai KKM n = banyak siswa yaitu 24 orang Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika KK 85% Untuk menentukan aktivitas siswa, terlebih dahulu ditentukan skor aktivitas siswa. Skor aktivitas siswa merupakan jumlah dari skor indikator aktivitas siswa. Skor indikator aktivitas siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut: Skor indikator (Ti)= Selanjutnya untuk skor aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : X = X = Skor aktivitas belajar siswa Ti = Skor indikator aktivitas belajar siswa (i = 1, 2, 3,..,6) Dari pedoman penilaian [12], untuk menentukan kriteria aktivitas siswa peneliti menggunakan skor standar seperti yang tertera pada Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4: Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa Interval Skor Kategori X MI + 1,5 SDI X 13,5 Sangat Aktif MI + 0,5 SDI X < MI + 0,5 SDI 10,5 X < 13,5 Aktif MI - 0,5 SDI X < MI + 0,5 SDI 7,5 X < 10,5 Cukup Aktif MI - 1,5 SDI X < MI - 0,5 SDI 4,5 X < 7,5 Kurang Aktif X < MI 1,5 SDI X < 4,5 Sangat Kurang

10 10 X = Skor aktivitas belajar siswa Selanjutnya data aktivitas guru dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut: G = x 100%, Keterangan: G = Persentase aktivitas guru y g = Skor tiap-tiap deskriptor (g = 1, 2, 3,..., n) n = Banyak deskriptor Proses belajar mengajar dilaksanakan secara maksimal oleh guru apabila persentase aktivitas guru dalam mengajar minimal 80%. Adapun yang menjadi indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif. 2. Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila siswa tuntas dalam belajar dengan KKM 71 dan ketuntasan belajar secara klasikal minimal 85%. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Labuapi pada materi Garis dan Sudut dengan menggunakan metode discovery berbantuan media. Peneltian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dengan dua kali pertemuan tatap muka untuk materi dan satu kali evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tiap siklus. Ringkasan analisis hasil penelitian tiap siklus dapat dilihat pada Tabel 5 sebagai berikut:

11 11 Tabel 5: Analisa Hasil Penelitian Siklus I, II, dan III Aktivitas Belajar Siswa Prestasi Belajar Siswa Siklus Pert. Skor Rata- Kategori Nilai Ketuntasan rata rata- Belajar Skor Rata 1 12,01 12,51 Aktif I 2 13,01 76,34 83,33 % II 1 13,68 13,79 Sangat 2 13,91 Aktif 78,21 87,50 % Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2015/2016 pada materi pokok garis dan sudut dengan menerapkan metode discovery berbantuan media. Pada Tabel 5 hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata skor sebesar 12,51 berkategori aktif. Pada pertemuan I siklus I aktivitas siswa dalam tahap merumuskan hipotesis, mengkomunikasi dan berpartisipasi dalam kegiatan penutup masih kurang aktif. Kemudian pada pertemuan 2 siklus I terjadi peningkatan pada aktivitas dalam mengkomunikasikan pendapat dan berpartisipasi dalam kegiatan penutup. Untuk aktivitas dalam merumuskan hipotesis masih belum terdapat peningkatan karena kuranganya kemampuan guru dalam hal manajemen waktu sehingga guru perlu melakukan perbaikan-perbaikan diantaranya adalah guru memberikan waktu yang cukup untuk siswa dapat menuliskan hipotesisnya agar siswa tidak tergesa-gesa. Namun begitu, aktivitas belajar siswa pada siklus I telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif. Sedangkan hasil evaluasi pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,34 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50 serta terdapat 4 orang siswa yang tidak tuntas, dan ketuntasan klasikal sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan

12 12 bahwa prestasi belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ketuntasan belajar siswa dengan persentase lebih dari atau sama dengan 85%. Dari hasil analisis evaluasi siklus 1 siswa paling banyak mengalami kesalahan dalam hal menentukan kedudukan dua buah garis dan operasi penjumlahan dan pengurangan pada satuan sudut. Selain itu guru masih kurang pada tahap memberikan apersepsi dan stimulus kepada siswa dimana guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pembelajaran dan kurangnya penekanan materi sudut dalam hal menentukan kedudukan dua buah garis dan operasi penjumlahan dan pengurangan pada satuan sudut. Kekurangan-kurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki sebagai berikut diantaranya guru mengingatkan siswa untuk duduk berdekatan bersama kelompoknya pada pertemuan selanjutnya menjelang pelajaran matematika dimulai, guru memberikan peringatan kepada siswa yang membuat keributan dan mengganggu siswa lain saat berdiskusi, guru memberikan dorongan kepada siswa untuk berani mengajukan pendapat dalam kelompok dengan menunjuk anggota kelompok secara acak dan mengajukan beberapa pertanyaan, guru memberikan beberapa pertanyaan pada siswa untuk mendorong siswa memperbaiki atau menambahkan kesimpulan yang disampaikan temannya, tidak tergesa-gesa dalam memberikan apersepsi, stimulus maupun penguatan di akhir pembelajaran, memberikan waktu yang cukup untuk siswa dapat memberikan hipotesisnya pada tahap perumusan hipotesis. Selanjutnya setelah perbaikan tersebut diimplementasikan pada siklus 2 diperoleh hasil seperti siswa sudah duduk rapi berdasarkan kelompok lengkap dengan alat belajar masing-masing sebelum pelajaran matematika dimulai, siswa lebih tertib saat proses pembelajaran berlangsung khususnya pada saat diskusi kelompok, siswa lebih percaya diri menyampaikan pendapat dalam diskusi

13 13 kelompok pada tahap Generalisasi, siswa lebih aktif menanggapi hasil presentasi kelompok pada tahap mengkomunikasi, siswa juga lebih aktif memberikan tanggapan dalam menyimpulkan materi yang sudah dibahas di akhir pelajaran dan lebih berinisiatif untuk mencatat kesimpulan hasil belajar pada tahap penutup, siswa tampak lebih aktif dan terbiasa menuliskan hipotesis. Hasil yang diperoleh pada siklus II yang terlihat pada Tabel 5 menunjukkan ratarata skor aktivitas belajar siswa sebesar 13,79 berkategori sangat aktif. Secara simultan terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain aktivitas dan prestasi belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. Berdasarkan data- data yang ada dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan, untuk itu penelitian ini dihentikan. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas belajar siswa meningkat yang menyebabkan prestasi belajar siswa juga meningkat. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, pengetahuan yang dimiliki siswa akan berkembang dengan lebih baik yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Tercapainya indikator keberhasilan pada siklus II ini menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan metode discovery berbantuan media sehingga penelitian ini diberhentikan. Pada metode pembelajaran discovery, menempatkan siswa pada kesempatan belajar yang lebih mandiri. Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa metode discovery melatih siswa berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Dengan demikian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah. Dengan menyelesaikan masalah yang diberikan melalui diskusi kelompok dapat melatih siswa untuk

14 14 bekerja sama dalam tim. Seperti pendapat yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode discovery dapat memberikan wahana interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Sehingga pada proses pembelajaran dengan metode discovery berbantuan media menjadikan kegiatan pembelajaran lebih optimal. Siswa menjadi aktif melalui kegiatan diskusi kelompok maupun saat presentasi. Dengan demikian berdasarkan pembahasan dan sejalan dengan teori para ahli diatas bahwa penerapan metode discovery berbantuan media dengan memperhatikan kekurangan yang terjadi kemudian dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada materi pokok Garis dan Sudut siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2015/2016. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan metode Discovery berbantuan media pada materi pokok garis dan sudut dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII-B SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2015/2016 adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pemberian Stimulus, dimana pada tahap ini guru memberikan pertanyaan tentang konsep awal yang akan dikembangkan pada saat pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan dalam kehidupan nyata dengan menggunakan media. b. Merumuskan Hipotesis, dimana pada tahap ini guru meminta siswa untuk bergabung bersama kelompoknya, membagikan LKS untuk tiap kelompok, menjelaskan tugas serta batas waktu kegiatan. Pada tahap

15 15 ini siswa akan mengidentifikasi masalah dimana nantinya akan bermuara pada suatu hipotesis atau dugaan sementara. c. Data Collection, dimana pada tahap ini guru mendatangi setiap kelompok untuk memfasilitasi kegiatan, membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah serta mengumpulkan data. d. Generalisasi, dimana pada tahap ini guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dalam diskusi kelompok. e. Mengkomunikasi, dimana pada tahap ini guru meminta semua kelompok untuk mengumpulkan LKS kemudian menunjuk perwakilan dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas dan kelompok lain memberikan tanggapan. 2. Rata-rata hasil evaluasi belajar siswa dan persentase ketuntasan klasikal mengalami peningkatan. Rata-rata hasil evaluasi belajar siswa siklus 1 dan 2 berturut-turut 76,34 dan 78,21. Sedangkan persentase ketuntasan klasikal siswa siklus 1 dan 2 berturut-turut 83,33% dan 87,50%. DAFTAR PUSTAKA [1] Ahmadi, A dan Prasetya, J Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. [2] Aqib, Z Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. [3] Djamarah, S.B Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. [4] Hamalik, O Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. [5] Hamalik, O Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [6]Iskandar, D. Penerapan Metode Penemuan (Discovery Learning) pada pembelajaran Materi Bangun Ruang Sisi Datar untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa SMPN 1 Kuripan Tahun Pelajaran

16 /2013 : Universitas Mataram. [7] Jufri, A.W Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta. [8] Kosasih, E Strategi Belajar danpembelajaran Implementasi Kurikulum Bandung: Yrama Widya. [9] Mertler, C.A Action Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [10] Miarso, Y Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya. [11] Nuharini, D dan Wahyuni, T Matematika 2 Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VII SMP dan MTS. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas. [12] Nurkancana, W dan Sunartani Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional. [13] Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. [14] Roestiyah, N. K Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta [15] Rusman Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. [16] Sanjaya, W Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. [17] Slameto Belajar dan Faktor yang Mempernagruhi. Jakarta: Rineka Cipta. [18] Subana dan Sunarti Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. [19] Suhana, C Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. [20]Suprijono, A Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

17 17