BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan sistem-sistem organisasi yang menghasilkan output yang menurutkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori yang melandasi penelitian ini adalah Social Exchange Theory. Fung

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori pertukaran sosial. Fung et

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. siap terhadap perubahan tersebut. Globalisasi ditandai dengan adanya keterbukaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS PENELITIAN. melakukan balas budi terhadap organisasi dengan bersikap dan berprilaku lebih

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi komitmen anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dengan bermunculannya sekolah-sekolah baru

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kompetisi antar perusahaan semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) OCB sebagai perilaku individual yang bersifat bebas (discretionary),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kinerja. 1. Pengertian Kinerja. tujuan organisasi (Viswesvaran & Ones, 2000). McCloy et al. (1994)

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerja dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior (OCB) dari deskripsi pekerjaan. (Organ, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Definisi Perilaku Organisasi. meningkatkan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di dalam negeri namun saat ini sudah merambah ke luar negeri.

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian

PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI DI : PT. TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG CIREBON)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja (job satisfaction) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbenah diri untuk bisa menangkap peluang dan menyesuaikan diri dari

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Jehad et al. (2011) menjelaskan hubungan unsur instrinsik dan ekstrinsik dari kepuasan kerja mempengaruhi pada karyawan yang bekerja pada universitas di Malaysia. Semakin tingginya kepuasan kerja akan menimbulkan dorongan pada karyawan untuk dapat mencapai tujuan organisasi meskipun melebihi tugas resmi mereka dan tanggung jawab. Kepuasan kerja merupakan cerminan sikap positif atau negatif karyawan terhadap pekerjaan dan organisasi. Gambar 2.1 Model Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap pada karyawan Universitas Kepuasan kerja Sumber: Jehad et al. (2011) Penelitian yang dilakukan Niki et al. (2014) menganalisis pegaruh dari dukungan organisasi, kepuasan kerja pada dengan komitmen organisasi menjadi mediasi antara dukungan kerja dan kepuasan kerja terhadap pada guru pesantren di Tulungagung. dapat ditingkatkan jika anggota organisasi mendapatkan kepuasan pekerjaan atas apa yang dilakukan dan komitmen organisasi juga sebagai prediktor. 11

12 Gambar 2.2 Model Pengaruh Dukungan Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Kepuasan Kerja Dukungan Organisasi Komitmen Organisasi Sumber: Niki et al. (2014) Qamar (2012) melakukan penelitian yang mengungkapkan adanya hubungan dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan pada perusahaan perbankan di Pakistan. Kepuasan kerja menjadi hal yang sangat penting pada perusahaan dimana menjadi kunci atas performa dan produktifitas karyawan, ketika perusahaan telah memberikan kepuasan kerja pada keryawan terhadap kinerja maka akan menimbulkan. Perusahaan yang memiliki nilai tinggi terhadap orgnisasi komitmen akan memberikan hasil positif untuk organisasi atas berkurangnya turnover dan absenteeism. Gambar 2.3 Model Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap pada karyawan Perbankan Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja Sumber: Qamar (2012)

13 Qasim et al. (2014) mengindentifikasi pengaruh dukungan organisasi pada disektor perbankan dan pendidikan di Pakistan. Karyawan percaya organisasi akan mengapresiasikan kinerja dan kontribusi karyawan dengan baik dan akan menimbulkan dukungan organisasi. Gambar 2.4 Model Pengaruh Dukungan Organisasi terhadap pada sektor Perbankan Dukungan organisasisi Sumber: Qasim et al. (2014) Behzad et al. (2014) mengindentifikasi hubungan antara iklim organisasi, organisasi komitmen dan di lingkungan rumah sakit. Dengan adanya komitmen dan motivasi akan mengurangi adanya keterlambatan dan relokasi tapi juga meningkatkan performa organisasi dan tercapainya tujuan individual. Jika karyawan berkomitmen untuk organisasinya maka akan merasa bertanggung jawab dan membuat upaya yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Gambar 2.5 Model Hubungan antara Iklim Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap pada Karyawan Rumah Sakit Iklim Organisasi Komitmen Organisasi Sumber: Behzad et al. (2014) Demir (2015) mengidentifikasi efek dari keadilan organisasional dan dukungan organisasional tehadap pada guru sekolah di Turki. Pada kasus ini

14 Kepala sekolah berperan penting dalam membantu timbulnya sikap melalui keadilan organisasi dan dukungan organisasi. kepala sekolah harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku para guru. Gambar 2.6 Model Pengaruh dari Keadilan Organisasi dan Dukungan Organisasi terhadap pada Guru Keadilan Organisasi Komitmen Organisasi Sumber: Demir (2015) Ali et al. (2011) menjelaskan hubungan antara komitmen organisasi dan. Komitmen organisasi didefinisikan sebagai rasa ketergantungan individu/karyawan pada organisasi. adalah perilaku suka rela yang tidak secara eksplisit diidendifikasikan oleh sistem imbalan dan secara umum membuat tingkat tanggung jawab individu dipromosikan dalam organisasi. Gambar 2.7 Model Hubungan antara Komitmen Organisasi terhadap Komitmen Organisasi Sumber: Ali et al. (2011) Shafaawana et al. (2016) menjelaskan hubungan antara job attitudes, kepuasan kerja, komitmen organisasi terhadap pada guru SMP. Dimana tingginya kepuasan pekerja menjadi penting untuk para manajer karena menjadi tanggung jawab organisasi untuk membuat karyawan tertantang dalam bekerja.

15 Komitmen organisasi timbul karena adanya hubungan baik dalam mempertahankan hubungan kerja antara karyawan dan organisasi. Gambar 2.8 Model Hubungan antara Perilaku Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Pada Perilaku Kerja Kepuasan Kerja Komitmen Organisasi Sumber: Shafazawa et al. (2016) Omer (2013) sumber daya manusia mempunyai peran penting. Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan kepuasan dan loyalitas kerja karyawan. Karyawan yang puas dan loyal akan memberikan kontribusi yang besar bagi pencapaian tujuan perusahaan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja denga pada anak perusahaan di Turki. Gambar 2.9 Model Hubungan antara Kepuasan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Sumber: Omer (2013) Hossein et al. (2014) mengindentifikasi hubungan antara dukungan organisasi terhadap. Salah satu faktor suksesnya organisasi dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan bisnis dalam jangka waktu lama, membuat struktur tujuan, dan dapat bersaing dalam kompetisi. Hasil dari

16 penelitian ini mengidentifikasi adanya hubungan positif antara dukungan organisasi terhadap. Dimana organisasi dan manajer memberikan dukungan yang lebih terhadap karyawan akan meningkatkan perilaku baik pekerja terhadap organisasi ataupun perusahaan. Gambar 2.10 Model Hubungan antara Dukungan Organisasi terhadap Dukungan Organisasi Sumber: Hossein et al. (2014) Penelitian yang dilakukan Etebarian et al. (2015) mengindentifikasi hubungan dari dukungan organisasi dan. Untuk meningkatkan dukungan organisasi diperlukan peran dari direktur, manajer, supervisor dimana karyawan ingin adanya kesamaan atau keadilan yang sama atas apa yang mereka lakukan untuk organisasi dan bertujuan untuk meningkatnya dukungan organiasasi dan juga untuk meningkatkan kepuasan karyawan dan menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan. Gambar 2.11 Model Pengaruh Dukungan Organisasi terhadap Dukungan Organisasi Sumber: Etebarian et al. (2015) Rizwan et al. (2015) mengindentifikasi hubungan antara dukungan organisasi dan pada karyawan yang bekerja pada departemen lalu lintas di Pakistan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

17 dukungan organisasi dan antara lain, sumber daya organisasi, perilaku karyawan, dan lingkungan organisasi. Peran dari manajer sangat penting dalam bagaimana cara untuk meningkatkan pada organisasi atau perusahaan melalui dukungan organisasi pada karyawan. Gambar 2.12 Model Hubungan antara Dukungan Organisasi terhadap Dukungan Organisasi Sumber: Rizwan et al. (2015) Maryam (2015) mengindentifikasi hubungan antara dukungan organisasi terhadap. Karyawan meminta kesamaan penilaian dalam pekerjaan yang dilihat dari supervisor keseluruh organisasi dan menimbulkan dukungan yang diterima sama rata yang deterima oleh seluruh karyawan dan organisasi harus mendukung peran direktur, manager, dan supervisor untuk mendukung para karyawan. Gambar 2.13 Model Hubungan antara Dukungan Organisasi terhadap Dukungan Organisasi Sumber: Maryam (2015) Farhan et al. (2012) penelitian mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut adalah untuk menginvestigasi pengaruh kepuasan kerja terhadap pada karyawan yang bekerja disektor perbankkan Pakistan. Model penelitian Farhan et al. (2012)

18 Gambar 2.14 Model Hubungan antara Kepuasan Kerja terhadap Kepuasan Kerja Sumber: Farhan et al. (2015) Stephen (2007) melakukan penelitian ini menguji pengaruh dari kepuasan kerja, komitmen organisasi dan keadilan terhadap, dalam penelitian ini manajer menjadi peran penting untuk mengkontrol karyawan untuk dapat memberikan kepuasan terhadap karyawan, rasa keadilan, reward, etika dan komitmen untuk membuat karyawan dapat mencapai tujuan individu dan tujuan organisasi sehingga menimbulkan sikap extra role. Gambar 2.15 Model Hubungan Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Keadilan terhadap Kepuasan Kerja Komitmen Organisasi Keadilan Sumber: Stephen (2007) Foote et al. (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap dan komitmen organisasi sebagai mediasi. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tersebut adalah untuk mengivestigasi pengaruh kepuasan kerja terhadap pada karyawan manufaktur di Amerika Orhan et al. (2011) mengindentifikasi efek dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada. Kepuasan kerja mempengaruhi baik secara

19 personal dan organisasi, faktor yang mempengaruhi berupa motivasi, motivator, reward, promosi, peluang untuk karyawan agar tidak terjadi turnover. Komitmen menghasilkan yang terjadi karena adanya rasa tanggung jawab terhadap organisasi menyebabkan loyalitas kolektif untuk organisasi. Ali (2014) menjelaskan hubungan antara dukungan organisasi dan di Kuwait. Dukungan organisasi mempengaruhi hasil kerja pekerjaan dengan mempengaruhi komitmen organisasi dengan hungan timbal balik dengan hasil kerja yang positif. Yuwen (2009) menjelaskan bahwa dukungan orgnanisasi memiliki pengaruh pada. Dukungan organisasi dipegaruhi oleh kondisi pekerjaan, imbalan organisasi, dukungan yang diterima dari supervisor dan keadilan prosedural. Chun et al. (2012). Melakukan penelitian mengenai analisi etika, kepuasan kerja, organisasi komitmen dan. Perawat merupakan sumber daya manusia dalam medis yang penting dan mempengaruhi kualitas dari pelayanan medis, dan juga perawat merupakan orang pertama yang menagani pasien. Pada kasus ini peneliti melakukan penelitian pada tingginya turnover pada perawat yang menjadi masalah global. 2.2 Definisi Variabel Dependen (organizational citizenship behavior) sering didefinisikan sebagai perilaku individu yang mempunyai kebebasan untuk memilih, secara tidak

20 langsung atau secara ekslipsit diakui oleh sistem reward, dan memberi kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi (Robbin, 2008). merupakan perilaku yang berdasarkan kesukarelaan yang tidak dapat dipaksakan pada batas-batas pekerjaan dan tidak secara resmi menerima penghargaan tetapi mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan produktivitas dan keefektifan organisasi (Organ et al, 2006). Organ (2006) juga mendefinisikan bahwa terdiri dari dua macam yaitu perilaku in role dan perilaku extra role. Perbedaan yang mendasar antara perilaku in role biasanya dihubungkan dengan reward dan hukuman, sedangkan pada extra role biasanya terbebas dari reward, dan perilaku yang dilakukan oleh individu tidak terorganisir dalam reward yang diterima. Contohnya meliputi bantuan pada teman kerja untuk meringankan beban kerja mereka, tidak banyak beristirahat, melaksanakan tugas yang tidak diminta dan membantu orang lain untuk menyelesaikan masalah. Organizational citizenship behavior adalah sebuah perilaku positif, dalam hal ini adalah perilaku membantu pekerjaan individu lain yang ditunjukkan oleh seorang dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Kontribusi yang di tunjukkan oleh pekerja itu berupa pekerjaan di luar pekerjaan yang harus dia lakukan, pekerja tersebut menunjukkan perilaku menolong pada orang lain dalam sebuah perusahaan sehingga tindakan tersebut mungkin dapat memperbaiki kinerja organisasi atau perusahaan tersebut. Terdapat lima dimensi dari organizational citizenship behavior menurut Robbin (2008) yaitu:

21 a. Altruism Perilaku karyawan yang dengan segera memberikan pertolongan kepada rekan kerjanya apabila rekan kerjanya tersebut mengalami kesulitan. Dimensi ini mengarah kepada memberi pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang ditanggungnya. Seperti menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau istirahat, membantu pelanggan dan para tamu jika mereka membutuhkan bantuan, membantu orang lain yang pekerjaannya overload, membantu proses orientasi karyawan baru meskipun tidak diminta, meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan permasalahan pekerjaan. b. Conscientiousness Perilaku yang ditunjukkan karyawan dengan berusaha bekerja melebihi kewajiban atau tugasnya. Perilaku sukarela yang bukan merupakan kewajiban atau tugas Pegawai. Dimensi ini menjangkau jauh diatas dan jauh ke depan dari panggilan tugas. Seperti patuh terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan, tiba lebih awal sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai dan berbicara seperlunya dalam percakapan di telepon, mempergunakan waktu kerja dengan baik tidak menghabiskan waktu untuk pembicaraan diluar pekerjaannya. c. Sportsmanship Perilaku karyawan yang memberikan toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan keberatan-keberatan sehingga lingkungan kerja lebih menyenangkan. Seseorang yang

22 mempunyai tingkatan yang tinggi dalam spotmanship akan meningkatkan iklim yang positif diantara pegawai, pegawai akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Seperti kemauan untuk bertoleransi tanpa mengeluh dengan menahan diri dari aktivitas mengeluh dan mengumpat dan tidak membesar-besarkan permasalahan di luar proporsinya d. Courtesy Perilaku seseorang yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah-masalah interpersonal. Seperti: Menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya agar terhindar dari masalah-masalah interpersonal, membantu teman kerja mencegah timbulnya masalah sehubungan dengan pekerjaannya dengan cara memberi konsultasi dan informasi. Seseorang yang memiliki dimensi ini adalah orang yang menghargai dan memperhatikan orang lain. e. Civic virtue Perilaku karyawan dimana karyawan merasa bertanggung jawab pada kehidupan organisasi. Dimensi ini mengarah pada tanggung jawab yang diberikan organisasi kepada seorang untuk meningkatkan kualitas bidang pekerjaan yang ditekuni. Seperti mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan dalam organisasi dan membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik untuk organisasi, dan memberikan perhatian terhadap kegiatan yang membantu image perusahaan.

23 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa merupakan perilaku yang bersifat sukarela, bukan merupakan tindakan yang terpaksa terhadap hal-hal yang mengedepankan kepentingan organisasi, perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan berdasarkan performance, tidak diperintahkan secara formal dan tidak berkaitan secara langsung dan terang-terangan dengan sistem reward yang formal 2.3 Hubungan Antara Variabel 2.3.1 Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Kepuasan kerja merupakan cerminan dari perasaan positif dan negatif karyawan terhadap pekerjaannya dan terhadap kemampuan organisasi untuk memperbaiki dan meningkatkan tingkat perasaan positif sekaligus mengurangi perasaan negatif antara karyawan. Hal ini akan bepengaruh pada sikap dan perilaku karyawan, khusunya terhadap organisasi (Mohammed, 2011). dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya karena adanya kepuasan kerja dari karyawan dan komitmen organisasi yang tinggi (Robbin dan Judge, 2007). Sedangkan menurut Zeinabadi (2010) dan Foote (2008) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja secara intrinsik merupakan faktor dominan yang secara langsung mempengaruhi dan secara tidak langsung dimediasi oleh tingkat komitmen organisasional, serta penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan.

24 Ada empat faktor yang mendorong munculnya dalam diri karyawan. Keempat faktor tersebut adalah karakteristik individual, karakteristik tugas, karakteristik organisasional, dan perilaku pimpinan. Karakter individu meliputi sikap positif karyawan terhadap organisasi, salah satu wujudnya adalah kepuasan kerja (Garay, 2006). Sehingga tingginya tingkat kepuasan, membuat cenderung memiliki mental yang lebih baik dan mempelajari pekerjaan baru yang berhubungan dengan tugas menjadi lebih cepat, mengurangu kecelakaan dalam pekerjaan dan tidak meiliki catatan keluhan. Robbins (2006) menyatakan kepuasan kerja mendorong munculnya karena karyawan yang puas memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berbicara positif tentang organisasi, membantu individual lain, melakukan kinerja yang melampaui perkiraan normal. Karyawan yang puas mungkin lebih patuh pada panggilan tugas karena ingin mengulang pengalaman-pengalaman positif yang perna dirasakan. Robbins (2008) mendifinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum individu pada pekerjaanya, selisih antara benyaknya ganjaran yang diteria seoran pekerja dengan benyaknya yang perkerja yakini seharusnya diterima. Karyawan yang puas cenderung untuk berbicara secara positif mengenai organisasinya, menolong orang lain atau rekan kerjanya dan berusaha untuk melakukan lebih dari yang diharapkan dalam pekerjaannya (Robbins dan Judge, 2008). Kinerja mencakup keseluruhan termasuk peran ekstra yang sering disebut organizational citizenship behavior. Sedangkan, kepuasan kerja pegawai dapat mempengaruhi pegawai. Seperti yang diungkapkan Robbin dan Judge

25 (2008) bahwa organizational citizenship behavior dapat timbul dari berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya karena adanya kepuasan kerja dari karyawan dan komitmen organisasi yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 2.3.2 Dukungan Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dukungan organisasi didefinisikan sebagai bagaimana organisasi menilai kontribusi karyawan dan memperhatikan karyawan (Allen et al. 2008). Krishnan (2012) persepsi dukungan organisasi adalah kepercayaan karyawan bahwa organisasi peduli dan menghargai kontribusi mereka terhadap keberhasilan organisasi. Hal ini mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli mengenai kesejahteraan mereka. Organisasi yang mendukung adalah organisasi yang bangga terhadap pekerjaan mereka, dan kompensasi yang adil. Sementara itu George dan Briefe (1992) dalam Sambung (2011), mengatakan bahwa persepsi dukungan organisasi yang dipersepsikan pada level tinggi akan meningkatkan perilaku. Ellemers et al, (2004) menjelaskan bahwa individu umumnya lebih cenderung untuk berkontribusi pada timbal balik positif ketika mereka mengalami perasaan yang kuat dengan kelompoknya dalam rangka untuk memastikan penerimaan terus manfaat dari kelompok itu. Sebelum studi mengungkapkan bahwa identifikasi sosial mempengaruhi kinerja ekstra-peran atau, komitmen organisasi, keterlibatan kerja dan kepuasan.

26 Menurut Coyle-Shapiro dan Conway (2005), memberikan perlakuan baik yang dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan upaya-nya dalam membantu pencapaian tujuan organisasi. Mirip dengan pandangan ini, karyawan cenderung untuk membalas dukungan organisasi dengan melakukan yang lebih baik di tempat kerja (Rhoades & Eisenberger, 2010). Hasil dari penelitian Cheung (2013) menunjukkan bahwa dukungan organisasi dihubungkan antara keadilan individu dan informasi dan. Duffy dan Lilly (2013) melakukan penelitian dan menemukan bahwa kekuasaan dan kesuksesan bisa mempengaruhi hubungan didirikan antara dan dukungan organisasi. Karyawan yang merasa bahwa didukung oleh organisasi akan memberikan timbal baliknya dan menurunkan ketidak seimbangan hubungan tersebut dengan terlibat dalam perilaku positif. Apabila persepsi yang terbentuk dari dukungan organiasi yang besar yang diberikan, karyawan akan cenderung berperilaku positif untuk membalas apa yang telah diberikan oleh organisasi. Dari hasil penelitian menunjukan dukungan organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap, semakin tinggi dukungan organisasi akan meningkatkan dan apabila dukungan organisasi menurun dapat menurunkan karyawan. Dalam penelitian mengenai hubungan kepuasan kerja, dukungan organisasi, dan komitmen organisasi dengan pada karyawan, analisis koefisien korelasi menunjukan adanya hubungan positif yang signifikan. Artinya semakin tinggi nilai kepuasan kerja, dukungan organisasi, dan komitmen

27 organisasi seseorang karyawan maka semaki tinggi pula nilai karyawan tersebut. 2.3.3 Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Komitmen organisasi didefinisikannya sebagai sebuah keadaan psikologi yang mengkarakteristikkan hubungan karyawan dengan organisasi atau implikasi yang mempengaruhi apakah karyawan akan tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang teridentifikasi dalam perasaan cinta pada suatu organisasi yang mengahargai nilai hubungan organiasasi, perasan berat untuk meninggalkan organisasi, dan perasaan yang mengaharuskan bertahan dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggung jawab terhadap organisasi, Cut (2010). Dalam penelitian yang dilakukan Debora dan Ali (2006) diperoleh hasil komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap. Hal ini menunjukan bahwa karyawan yang ingin terus terikat di perusahaan cenderung senang membantu rekan kerja dan atasanya, peduli dengan kelangsungan hidup perusahaan, tingkat kehadiran di tempat kerja tinggi, patuh peraturan dan tata tertib organisasi, suka membela kepentingan organisasi dan sering meberikan sumbangan saran untuk memperbaiki kinerja organisasi. Hasil ini sejalan dengan penelitian menemukan adanya hubungan signifikan antara komitmen dan. Sehingga karyawan dapat berkomitmen terhadap perusahaan karena komitmen mengandung keyakinan yang akan menimbulkan energi untuk melakukan yang terbaik. Secara nyata komitmen berdampak kepada performasi kerja sumber daya manusia, dan pada akhirnya juga sangat berpengaruh terhadap pada suatu perusahaan (Robbins, 2009).

28 Hasil penelitian Nasichudin (2013) menunjukan bahwa secara simultan komitmen organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap. Artinya ketika karyawan memiliki komitmen organisasional dalam menjalakan pekerjaan nya, maka mereka memiliki yang baik. Peningkatan komitmen organisasional akan mempengaruhi peningkatan yang baik. Peningkatan komiten organisasional akan mempengaruhi peningkatan karyawan, maka pimpinan organisasi atau perusahaan juga berupaya meningkatkan dan mempertahankan komitmen karyawan pada organisasi atau perusahaan tersebut. Moormen et al. (1993) dalam Mohammed (2012) mengidentifikasikan bahwa ada hubungan positif signifikan antara komitmen Organisasional dan. Mayer et al. (1993) dalam Mohammed (2012) mempelajari hubungan antara perilaku dengan komitmen organisasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa baik komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap Pegawai yang berkomitmen tinggi juga akan melakukan usaha yang lebih besar dalam pekerjaannya, hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rohmah (2011), menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior (). Berdasarkan hal tersebut diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 2.4 Model Penelitian dan Perumusan Hipotesis Berdasarkan pembahasan penelitian sebelumnya di atas, maka penulis mengembangkan sebuah kerangaka model penelitian yang berkaitan dengan organizational citizenship behavior sebagai berikut:

29 Gambar 2.15 Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Dukungan Organisasi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Restoran Cepatsaji Kepuasan Kerja H1 Dukungan Organisasi H2 Organizational Citizenship Behavior Komitmen Organisasi H3 Sumber: Qamar (2012) dan Qasim et al., (2014). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang masih harus diuji kebenarannya melalui penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah: H1: Kepuasan kerja berpengaruh signifikan positif terhadap organizational citizenship behavior H2: Komitmen organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap organizational citizenship behavior H3: Dukungan organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap organizational citizenship behavior