KONSEP ECO-AIRPORT UNTUK MEMINIMALISASI EMISI BANDARA KULON PROGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penerbangan merupakan jasa pelayanan transportasi udara yang melibatkan berbagai

SIMULASI KEBUTUHAN ENERGI BANDARA BARU KULON PROGO DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN KEBERANGKATAN AREAL CURBSIDE PADA BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara global akan meningkatkan perjalanan udara sebesar 1 2.5%

RESPON PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TERHADAP PEMINDAHAN LOKASI BANDARA KE KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

ANALISIS KINERJA GATE PADA TERMINAL KEBERANGKATAN DOMESTIK DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN HASANUDDIN

Pengembangan Bandara Int l Ngurah Rai Bali. Bapak Wakil Presiden RI

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau, hal yang terpenting adalah keselamatan, keamanan dan

BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN BANDARA

TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-1

Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB I PENDAHULUAN I-1

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini telah menjadikan peranan transportasi menjadi sangat

TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek

BAB III METODE PENELITIAN

PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENGOPTIMALKAN PARKING STAND DI BANDARA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Transportasi udara Indonesia saat ini sedang giat untuk berbenah diri. Salah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Airport) berfungsi sebagai simpul pergerakan penumpang atau barang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTB. Sumbawa dan ratusan pulau-pulau kecil. Dari 280 pulau yang ada, terdapat 32

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RENCANA KEGIATAN STRATEGIS PERHUBUNGAN DI BIDANG ENERGI

PENDAHULUAN BAB I. berpopulasi tinggi. Melihat kondisi geografisnya, transportasi menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menambah peluang menurunnya jaminan kualitas keselamatan transportasi.

BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Bandara tersibuk di dunia tahun 2014 versi ACI

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Performa Pembakaran Kompor Biogas Menuju Desa Mandiri Energi di Yogyakarta

Perencanaan Tahapan Pembangunan Fasilitas Terminal 3 Juanda Berdasarkan Pertumbuhan Penumpang

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

STUDI OPTIMASI KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

Laporan Perancangan Arsitektur Akhir PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT ( SHIA ) BAB I: PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

Konsep Dasar Demand Study Masterplan Karakteristik Sarana Prasarana (Fasilitas) Bandara. Sisi Darat Sisi Udara Struktur Perkerasan

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

Transkripsi:

Seminar SENATIK Nasional Vol. II, 26 Teknologi November Informasi 2016, ISSN: dan 2528-1666 Kedirgantaraan (SENATIK) Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 ENE- 157 KONSEP ECO-AIRPORT UNTUK MEMINIMALISASI EMISI BANDARA KULON PROGO Sri Mulyani Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta, Jl Janti Blok R Lanud Adisutipto, Yogyakarta srimulyani042@gmail.com Abstract Eco-airport used to reinforce critical decisions and supervision, to improving the operations and CO2 CO2 / m2. Keywords: ATC, UMI, energy 1. Pendahuluan Sesuai dengan intruksi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tentang, seluruh pengelola bandara internasional, baik PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, maupun Kepala Bandara Unit Pelaksana Teknis (UPT), untuk segera mengimplementasikan konsep bandara ramah lingkungan. Instruksi tersebut dituangkan melalui surat nomor AU. 105/1/4/DRJU-212. Konsep ecoairport diharapkan bisa membantu mengurangi emisi karbondioksida (CO2) dari sektor penerbangan yang berkontribusi 2 persen terhadap perubahan iklim. Kontribusi emisi karbon sektor penerbangan terhadap perubahan iklim saat ini 2 persen dan pada 2050 per tahun, padahal realisasi 15-17 persen per tahun. Dalam implementasi eco-airport untuk pengurangan emisi karbon, dapat di lakukan penanaman pohon, material gedung ramah lingkungan, menghimbau agar maskapai penerbangan menggunakan pesawatpesawat jenis baru, menggunakan mobil-mobil di wilayah apron dengan biofuel, serta jangka panjang operasional listrik bandara dialihkan dengan tenaga panel surya (solar cell) yang juga bisa menghemat biaya operasional bandara. Saat ini, konsep eco-airport baru dikembangkan di lima bandara, yakni Soekarno Hatta (Jakarta), Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Denpasar), Hang Nadim (Batam), dan Sultan Mahmud Badarudin II (Palembang). Eco-airport adalah kajian tentang bandar udara yang memperhatikan aspek-aspek komponen lingkungan hidup. Konsep Eco-airport adalah membuat/memperkuat kebijakan dan pengawasan yang kritis terhadap peningkatan operasi dan kualitas. Dalam (UMI) komponen lingkungan di tampilkan dalam empat aspek yaitu FAR untuk mngetahui kepadatan bangunan suatu kawasan, Lyfecycle untuk mengetahui banyaknya polusi atau sampah yang dihasilkan bangunan di suatu kawasan, energy operation untuk mengetahui banyaknya energi yang dibutuhkan suatu bangunan dalam operasionalnya. yaitu untuk mengetahui aksesibilitas suatu kawasan. Keempat aspek tersebut merupakan parameter yang dilihat dari aspek lingkungan terbangun. Aspek keberlanjutan sebuah kawasan sebenarnya tidak dapat berjalan sendiri hanya dari aspek lingkungan akan tetapi harus berintegrasi juga dengan aspek sosial dan aspek ekonomi 2. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simulasi. Metode simulasi digunakan

ENE- 158 Konsep Eco-Airport... (Sri Mulyani) untuk mengetahui kondisi keberlanjutan suatu kawasan. Metode simulasi menurut Groat dan Wang (2002:276), sangat bermanfaat untuk digunakan ketika suatu penelitian berhubungan dengan skala dan kompleksitas. Simulasi digunakan untuk mensimulasikan keadaan yang sebenarnya sama seperti keadaan buatan baik itu yang bersifat mikro maupun makro. Dengan menggunakan metode simulasi suatu penelitian dapat memperoleh berbagai macam informasi tentang kondisi masa mendatang yang dapat digunakan untuk memprediksi kondisi yang akan datang. Perbedaan antara penelitian eksperimental dan simulasi adalah kemampuan penelitian simulasi dalam mengenali hubungan sebab akibat yang biasanya tidak tampak jelas dalam dunia nyata dan sering melibatkan variabel dan interaksi yang sulit dikenali secara tepat. Pada penelitian ini digunakan metode simulasi,dengan cara: 1. Menghitung kebutuhan energi dan emisi CO 2 di kawasan bandar udara. 2. Software Rhinoceros sebagai alat untuk modeling sesuai dengan kondisi nyata. Rhinoceros berintegrasi dengan (UMI) untuk mengukur keberlanjutan suatu kawasan. 3. (UMI) untuk mengetahui penggunaan energi di kawasan Bandar Udara Metode Penelitian meliputi analisis, arsitektur, metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah, dan implementasi. Pada setiap paragraph bisa terdiri dari beberapa subparagraph yang dituliskan dengan penomoran angka arab seperti yang ditunjukkan section berikut ini. 2.1. Materi Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data-data yang di perlukan sesuai dengan faktor penelitian yang di teliti, yaitu segala jenis data yang diperlukan untuk menunjang proses penelitian. Melalui pendekatan dokumentasi dan fakta lapangan yang berupa data yang di ambil dari beberapa sumber yang berhubungan dengan perencanaan bandar udara yang kemudian data-data tersebut diolah dan di analisis sesuai dengan teori yang ada sehingga tujuan dari penelitian tercapai. Adapun metode yang dipergunakan adalah observasi atau pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan dokumentasi. 2.2. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini terbagi berdasarkan cara mendapatkannya yaitu: 2.2.1. Data dan Informasi Primer Teknik pengumpulan data dan Informasi primer dilakukan dengan observasi. Observasi merupakan teknik mendapatkan data melalui pengamatan. Peneliti harus berada di lokasi yang menjadi objek penelitian. Jenis data dan informasi bisa beragam bisa data yang terukur maupun data yang tidak terukur. 2.2.2. Data dan Informasi Sekunder Data dan informasi sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pihak dan instansi yang terkait yang telah mendata informasi itu terlebih dahulu sebelumnya seperti BMKG (Badan Meteorologi dan Klimatologi), Dinas Tata Kota dan Dinas-dinas lain yang dianggap perlu. Data dan informasi yang diperoleh bisa berupa peta, laporanlaporan, data statistik, foto dan dokumen. 2.3. Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dengan simulasi melalui software Umi Rhinocerros dengan data sesuai dengan variabel-variabel yang ada. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan pengumpulan data sekunder melalui studi dokumen. 1. Tahapan Persiapan a. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian b. Menyusun tinjauan pustaka dan landasan teori c. Merumuskan variabel penelitian sebagai bahan simulasi d. Menyiapkan software yang akan digunakan sebagai alat bantu untuk memodelkan dan mensimulasikan penelitian. e. Mendata instansi-instansi yang mempunyai keterkaitan dengan proyek penelitian agar lebih mudah dalam nantinya membuat dokumen yang berkaitan dengan perizinan 2. Tahapan Pelaksanaan a. Tahap pertama dalam penelitian ini adalah mencari informasi dari berbagai sumber tentang pembangunan Bandar Udara Kulon Progo.

SENATIK Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 ENE- 159 b. Selanjutnya melakukan survey untuk mengambil. c. Selanjutnya pencarian informasi tentang data iklim di Yogyakarta, khususnya yang ada kaitan dengan iklim mikro area Kulon Progo di BMKG. d. Kemudian membangun model pada Rhinoceros 5.0 dan mensimulasikannya pada komputer dengan memanfaatkan plugin UMI untuk mengetahui secara visual bagaimana penggunaan energi di kawasan di bandar udara Kulon Progo. 3. Tahapan Analisis a. Dari input data pemodelan pada software dan disimulasikan didapatkan data output berupa penggunaan energi pada tiap-tiap bangunan b. Dari gambar output tersebut akan dideskripsikan secara tertulis dengan cara melihat di sisi samping/bawah hasil simulasi. c. Setelah deskripsi selesai dapat dibandingkan dan diketahui bagaimana penggunaan energi pada setiap bangunan yang ada di kawasan tersebut kemudian dapat dianalisis apakah kawasan tersebut dengan penggunaan energi sebesar itu dapat dikatakan sustainable atau tidak. 4. Tahap Pembahasan Dari hasil simulasi menggunakan UMI akan mendapatkan output berupa FAR, lifecycle, energy operation, dan mobillity. Data yang dihasilkan tersebut dapat dijadikan data awal bagaimana penggunaan energi di kawasan tersebut dengan cara menghubungkan data-data antar output tadi antar satu dengan yang lain dan didialogkan antara UMI 5. Tahap Perumusan Hasil dan Arahan Dari hasil simulasi menggunakan UMI hasilnya akan dianalisis dan didialogkan dengan teori sehingga muncul kesimpulan-kesimpulan baru, bukan hanya dari hasil yang tertera pada hasil simulasi akan tetapi dapat lebih luas lagi dengan mengaitkan aspek-aspek lain sesuai dengan teori. 3. Hasil dan Pembahasan Total energi Listrik yang dibutuhkan bandara Udara Kulon Progo setiap gedung perbulannya berbeda-beda dikarenakan setiap gedung mempunyai ukuran luas yang berbeda-beda. Total Energi Listrik tertinggi terjadi bulan ke-8 pada gedung Area pengembangan Fasilitas sebesar 45.988.205,15 kwh, seperti terlihat pada gambar 1 dan tabel 1. Progo Tabel 1 Kebutuhan Energi Listrik Nama Gedung Kebutuhan (KW) VVIP 165.251,18 T. Penumpang 12.370.826,06 Pemerintahan 715.300,41 Adminitrasi 714.692,73 ATC Lantai 1 714.692,73 ATC Lantai 2 714.692,73 PKP PK 323.586,55 Terminal Haji 636.950,92 Catering 1.040.884,63 Terminal Cargo 1.040.884,63 Pemeliharaan 1.474.525,11 St. Bahan bakar 4.461.771,10 Area Utility 24.108.112,49 Area Peng. Fasilitas 45.988.205,15 Pem. Pesawat 1.769.829,01 Kandungan emisi co 2 sangat di pengaruhi oleh bahan bangunan dan tinggi bangunan yang ada di bandara udara kulon progo, di mana kandungan co 2 di hitung berdasarkan luas bangunan per meter persegi. gedung yang ada di bandara kulon progo mempunyai nilai emisi co 2 yang berbeda-beda, kandungan emisi co 2 tertinggi di miliki oleh gedung atc lantai 2 dengan kadar CO 2 sebesar 679,77 kgco 2 /m 2, seperti terlihat pada Tabel 2.

ENE- 160 Konsep Eco-Airport... (Sri Mulyani) Tabel 1. Kandungan Emisi pada gedung KgCO No. Nama Gedung KWh /m 2 2 /m 2 1 Stasiun Bahan Bakar 5167,48 362,96 2 Area Utilitas 5006,89 350,53 3 Bangunan 5460,35 381,47 Pemerintahan 4 Bangunan Adminitrasi 5460,35 381,47 Bandara 5 Bangunan VIP 6070,54 423,11 6 ATC Lantai 1 5460,35 381,47 7 ATC Lantai 2 6070,54 679,77 8 PKP-PK 6781,15 403,30 9 Terminal penumpang 5117,95 358,10 10 Terminal Haji 5492,97 383,66 11 Gedung Katering 5398,88 377,27 12 Bangunan Terminal 5398,88 377,27 Kargo 13 Bangunanan 5299,98 370,51 Pemeliharaan 14 Bangunanan 6167,56 430,27 Pemeliharaan Pswt 15 Area Pengembangan Fasilitas Pendukung Bandara 5330,73 373,16 Dampak lingkungan yang di kaji tentang emisi CO 2 yang di hasilkan dari pemakaian bahan bakar avtur pada pesawat terbang 747-400 di Bandara Kulon Progo pada fase: a. Take-Off c. Approach d. Taxi Tabel 3. Memperlihatkan kandungan emisi CO 2 per fase pada pesawat 747-400. Gambar 3 menunjukkan bahwa emisi CO 2 yang dihasilkan dari fase Take-off sebesar 85,39776 g/kg, sebesar 177,50403 g/kg, Approach 0,12222288 g/kg dan Taxi 2,275416 g/kg. Tabel 3. Kandungan Emisi gas buang LTO Modes Emisi CO2 g/kg Take Off 85.39776 Climb 177.50304 Approach 0.12222288 Taxi 2.275416 Gambar 2. Proyeksi Emisi CO2 Dari Tabel 3 di atas dapat di lihat bahwa ada emisi CO2 yang berasal dari Gedung Bandara dan hasil dari hasi pembakaran bahan bakar pesawat. Emisi CO2 terbesar terjadi pada gedung ATC lanati 2 besar 679,77 KgCO2 /m2 dan pesawat pada fase climbing 177.5 g/kg. Selain menghasilkan emisi CO2, kegiatan penerbangan juga menghasilkan Nox, VOC,CO, SO2. Penelitian yang di lakukan Michael (1997) menyatakan bahwa penerbangan menyumbang 12 % emisi CO dan memperkirakan pada tahun 2050 mendatang emisi CO2 yang di timbulkan akan sebesar 2-10 kali lipat jika di banding tahun 1992. Pada dasarnya selain emisi yang berasal bahan pesawat, emisi juga berasal dari gas CFC. Jenis gas ini berasal dari freon pada AC untuk mendinginkan dalam ruangan pesawat dan penyemprot pengharum ruangan dalam pesawat. Semua emisi yang di timbulkan akan merusak ozon dan berpotensi untuk pemanasan global. 4. Kesimpulan Kandungan Emisi CO 2 sangat di pengaruhi oleh bahan bangunan dan tinggi bangunan yang ada di bandara udara kulon progo, di mana kandungan CO 2 di hitung berdasarkan luas bangunan per meter persegi. Gedung yang ada di bandara kulon progo mempunyai nilai Emisi CO 2 yang berbeda-beda, kandungan Emisi CO 2 tertinggi di miliki oleh gedung ATC Lantai 2 dengan kadar CO 2 679,77 KgCO 2 /m 2. Sedangkan Kandungan emisi CO 2 pada pesawat 747-400 pada fase Take-off sebesar 85,39776 g/kg, sebesar 177,50403 g/kg, Approach 0,12222288 g/kg dan Taxi 2,275416 g/kg.

SENATIK Vol. II, 26 November 2016, ISSN: 2528-1666 ENE- 161 5. Saran 1. Dalam pembangunan gedung sebaiknya kita selektif dalam pemilihan bahan bangunan, karena dalam pemilihan bangunan sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar terutama CO 2 2. Bagi airline, baiknya penggunaan bahan bakar pesawat menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan memanfaatkan potensi energi terbarukan yang ada, misal bioethanol untuk pengganti avtur. 3. Untuk penelitian selanjutnya perlu juga dilakukan analisis dampak lingkungan seperti timbal, NO X, CO dan lain-lain. 4. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto terhadap penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Adisasmita, S.A, 1999, Model Analisis Permitaan, ( Studi kasus: Bandar Udara Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Pra Proposal Disertasi, Program Pascasarjana, Universitas Hasanuddin, Makasar. [2] Adisasmita, S.A, 2012, Bandar Udara, Graha Ilmu, Yogyakarta. [3] Agus Sugiyono.(2012). Data Historis Konsumsi Energi dan Proyeksi Permintaan-Penyediaan Energi di Sektor Transportasi. Prosiding Seminar dan Peluncuran Buku Outlook Energi Indonesia 2012. [3] Bernard C. Patten, 2014. Reprint of Systems ecology and environmentalism: Getting the science right Ecological Engineering [4] Christoph F Reinhart,2013 proceedings Building Performance Simulation Association, [5] Darmawan, A. 2012. Proyeksi Permintaan Listrik Sektor Rumah Tangga Menggunakan End-. Universitas Gadjah Mada: Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik [6] E.E.Mangindaan.2013. Rencana Induk Bandar Udara Baru Di Kulon Progo Departemen Perhubungan. [7] FranceRenaud Jaunatre and Elise Buisson, Thierry Dutoit.201. Can ecological engineering restore Mediterranean rangeland afterintensive cultivation? A large-scale experiment in southern France Ecological [8] Horonjeff, R., McKelvey, F.X., Sproule, W.J., dan Young, S.B. (2010) : Planning and Design of Airports. 5th ed, The McGraw-Hill Companies, New York, USA [9] Janic, M. (2000) : Air Transport System Analysis and Modelling. Gordon and Breach Science Publishers, Amsterdam, The Netherlands. Kementerian Perhubungan, RI, (2011) : Statistik Perhubungan 2010, Buku I. [10] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Transportasi. Jakarta. [11] Lanang, R. WTP. 2005. Kajian Perencanaan Permintaan Dan Penyediaan Energi Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Perangkat Lunak LEAP. Universitas Gadjah Mada: Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik [12] Neufville, R.D. dan Odoni, A. (2013) : Airport Systems: Planning Design, and Management, 2nd Edidtion, McGraw Hill, New York, USA An Improved Runway Simulator Simulation For Runway System Capacity Estimation. 978-1-4673-6253-5/13/$31.00 2013 IEEE.

ENE- 162 Konsep Eco-Airport... (Sri Mulyani) [14] Robert McNeel & Associates, 2002.Rhinoceros Level 1 Training Manual level volume 3.0. [15] Ririn Restu Adiati dan Benno Rahardya. (2012) Estimasi Kondisi Eksisting Sebagai Dasar Rancangan Eco-Airport Bandar Udara Soekarno Hatta.Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung [16] Septiana, 2014. Proyeksi Konsumsi Energi Kota Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada: Jurusan Magister Teknik Sistem. [17] Suhono. 2010. Kajian Perencanaan Permintaan Dan Penyediaan Energi Listrik Di Wilayah Lunak LEAP. Universitas Gadjah Mada: Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik.