BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Jabatan : Auditor Internal Lainnya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

PENGARUH ATRIBUT PERUSAHAAN DAN FAKTOR AUDIT TERHADAP AUDIT KETERLAMBATAN (AUDIT DELAY) PADA INDUSTRI OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN. Identitas Responden Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan data diri Bapak/Ibu dengan memberi

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

disediakan dengan singkat dan jelas, dan pada tipe pilihan berilah tanda silang (X)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kuisioner dan yang dapat diolah adalah sebanyak 34 Kuisioner

BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik

KUESIONER PRA SURVEY. untuk data pra survey dalam rangka penyusunan skripsi pada Program Sarjana

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti selaku Mahasiswi Program Studi S1 Manajemen

PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR

Angkatan/Stambuk : 2007 : Departemen Manajemen, Fakultas ekonomi, Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran 1: KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Kompensasi terhadap Prestasi Kerja Guru pada SMK Eka Prasetya Medan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

KUESIONER PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT. 1. Nama : (boleh tidak diisi) 2. Umur : tahun bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

KUESIONER PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

KUESIONER. A. Identitas Responden (No. Responden: ) Nama :

BAB IV PEMBAHASAN. Provinsi dan tercatat kedalam Rumah Sakit Tipe D. RS ini telah terdaftar

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Yth. Bapak/Ibu Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara di Tempat

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. wilayah Semarang dan masih aktif sampai sekarang serta bersedia untuk mengisi

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN. Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita. Jenjang Pendidikan : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

I. Data Responden. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA DI PASAR KOTA TANJUNG MORAWA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

PENGARUH KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN, DAN KUALITAS INFORMASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SECARA ONLINE DI INSTAGRAM

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. BANK RAKYAT INDONESIA CABANG KISARAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER

KUESIONER PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KULINER SETIA BUDI MEDAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan

KUESIONER. Pengaruh Etos Kerja dan Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Karyawan. PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. angkatan XI dan XII.Gambaran umum responden dalam penelitian ini adalah sebagai

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BIRO HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

ANGKET PENELITIAN. Judul : PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PELAYANAN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

Lampiran 1 : KUESIONER PENELITIAN PERAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN GEBANG KABUPATEN LANGKAT

41-50 tahun Lebih dari 50 tahun tahun 2. Lama Bekerja : < 5 tahun 6-10 tahun

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

KUESIONER. PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA Tbk CABANG UTAMA MEDAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahun Masuk : a b Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan. Umur : a Tahun b Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH KONFLIK PERAN, KETIDAKJELASAN PERAN, KELEBIHAN PERAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KINERJA AUDITOR. Umur / No HP : tahun /...

KUISIONER PENELITIAN. Kepada, Yth. Bapak/Ibu/Saudara : Auditor BPKP D.I.Yogyakarta Di tempat,

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Dalam penelitian ini, penarikan sampel yang digunakan adalah nonrandom samping/nonprobability sampling yakni convenience sampling, dikarenakan populasi yang tidak dapat diperhitungkan. Peneliti akan mengolah data dari hasil kuesioner yang telah disebarkan. Dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Penyebaran dilakukan dengan mendatangi Kantor Akuntan Publik secara langsung dan sebagian melalui e-mail. Terdapat 62 kuesioner yang disebarkan oleh peneliti. Dimana penyebaran tersebut dilakukan secara langsung dengan memberikan sejumlah kuesioner kepada beberapa Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta dan sebagian melalui e-mail untuk kantor akuntan publik (KAP) The big four. Dari penyebaran kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor, maka dapat dilihat hasil dari kuesioner yang kembali dan telah diisi secara lengkap sesuai dengan kriteria ada sebanyak 49 kuesioner. 4.2. Deskripsi Responden 4.2.1. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin responden disajikan pada penelitian ini dengan maksud untuk mengetahui mayoritas dan minoritas Jenis Kelamin Responden. Tabel 4.1 Komposisi Jenis Kelamin Repsonden Jenis Kelamin Valid Pria Wanita Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 28 57.1 57.1 57.1 21 42.9 42.9 100.0 49 100.0 100.0 Hasilnya komposisi jenis kelamin auditor yang berjenis kelamin pria sebanyak 28 orang atau 57,1 % dari total responden dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang atau 42,9 % dari total responden. 45

46 4.2.2 Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan umur responden terbanyak adalah < 25 tahun dengan jumlah 29 responden atau 59,2 % dari jumlah responden, yang berusia 26-35 tahun sebanyak 16 orang atau 32,7 % dari jumlah responden. Sedangkan untuk usia 36-55 tahun sebanyak 4 responden atau 8,2% dari jumlah responden. Data umur responden disajikan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2 Komposisi Umur Responden Umur Valid < 25 Tahun 26-35 Tahun 36-55 Tahun Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 29 59.2 59.2 59.2 16 32.7 32.7 91.8 4 8.2 8.2 100.0 49 100.0 100.0 4.2.3 Pendidikan terakhir Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan pendidikan. Mayoritas responden berpendidikan S1 sebanyak 38 orang atau 77,6 %. Sedangkan untuk D3 sebanyak 6 orang atau 12,2 % dari jumlah responden dan untuk S2 sebanyak 5 orang atau 10,2 % dari total responden. Data komposisi pendidikan terakhir responden disajikan dalam table dibawah ini Tabel 4.3 Komposisi Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Valid S2 S1 D3 Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 5 10.2 10.2 10.2 38 77.6 77.6 87.8 6 12.2 12.2 100.0 49 100.0 100.0

47 4.2.4 Posisi Jabatan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan posisi yang terbanyak adalah sebagai junior auditor yaitu sebesar 23 responden atau 46,9 % dari jumlah responden. 22 responden atau 44,9 % dari jumlah responden senior auditor. 4 orang atau 8,2 % dari total responden menjawab lainnya. Data pekerjaan posisi responden disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 4.4 Komposisi Posisi Responden Jabatan Valid Senior Auditor Junior Auditor supervisor Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 22 44.9 44.9 44.9 23 46.9 46.9 91.8 4 8.2 8.2 100.0 49 100.0 100.0 4.2.5 Lama bekerja Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan lama bekerja terbanyak adalah antara 1-5 tahun sebesar 31 responden atau 63,3 % dari jumlah responden dan yang bekerja < 1 tahun sebanyak 10 responden atau 20,4 % dari total responden. Yang bekerja selama 6-10 tahun sebanyak 5 responden atau 10,2 % dari jumlah responden. Untuk lama bekerja lebih dari 10 tahun sebesar 3 responden atau 6,1 % dari jumlah responden. Data lengkap komposisi lama bekerja responden disajikan dalam table dibawah ini. Tabel 4.5 Komposisi Lama Bekerja Responden Lama Bekerja Valid < 1 Tahun antara 1-5 tahun antara 6-10 tahun > 10 Tahun Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 10 20.4 20.4 20.4 31 63.3 63.3 83.7 5 10.2 10.2 93.9 3 6.1 6.1 100.0 49 100.0 100.0

48 4.2.6 Kehilangan Klien Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan kehilangan klien terbanyak tidak pernah kehilangan klien sebanyak 30 responden atau 61,2 % dari jumlah responden dan yang menjawab pernah kehilangan klien sebanyak 19 responden atau 38,8 % dari jumlah responden. Data lengkap komposisi kehilangan klien responden disajikan dalam table dibawah ini. Tabel 4.6 Komposisi kehilangan klien Responden Kehilangan Klien Valid Ya Tidak Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 19 38.8 38.8 38.8 30 61.2 61.2 100.0 49 100.0 100.0 4.2.7 Menerima Peer Review Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan menerima peer review terbanyak tidak menerima peer review sebanyak 30 responden atau 61,2 % dari jumlah responden dan yang menjawab pernah menerima peer review sebanyak 19 responden atau 38,8 % dari jumlah responden. Data lengkap komposisi menerima peer review responden disajikan dalam table dibawah ini. Tabel 4.7 Komposisi menerima peer review Responden menerima peer review Valid Ya Tidak Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 19 38.8 38.8 38.8 30 61.2 61.2 100.0 49 100.0 100.0 4.2.8 Memberikan Peer Review Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil deskripsi responden berdasarkan memberikan peer review terbanyak tidak menerima peer review sebanyak 34 responden atau 69,4 % dari jumlah responden dan yang menjawab

49 pernah menerima peer review sebanyak 15 responden atau 30,6 % dari jumlah responden. Data lengkap komposisi memberikan peer review responden disajikan dalam table dibawah ini. Tabel 4.8 Komposisi memberikan peer review Responden memberikan peer review Valid Ya Tidak Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 15 30.6 30.6 30.6 34 69.4 69.4 100.0 49 100.0 100.0 4.3 Uji Validitas Variabel Penelitian 4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Dalam analisis dan pembahasan dengan data dari penyebaran kuesioner, langkah awal yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian terhadap instrumen penelitian. Pengujian tersebut adalah dengan uji validitas dan reliabilitas. 4.3.1.1 Uji Validitas Pengujian validitas dimaksudkan untuk dapat mengetahui apakah isi kuesioner yang diberikan pada responden telah dimengerti oleh responden. Pengujian validitas dilakukan dengan mencari korelasi dari setiap indikator terhadap skor totalnya dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment.Adapun dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah dengan membandingkan p-value dengan level of significant sebagai berikut (Yarnest, 2004) : Jika p-value < α 0,05 Maka item pernyataan valid Jika p value α 0,05 Maka item pernyataan tidak valid

50 Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Penelitian Pernyataan Koefiensi P-Value Keterangan Korelasi Penerapan Sistem Pengendalian Mutu 1. Dalam melaksanaan tugas audit auditor wajib 0,526 0,000 Valid mempertahankan independensi atas fakta (memiliki kejujuran dan melihat secara objektif dan tidak memihak ). 2. Dalam melaksanaan tugas audit auditor wajib 0,580 0,000 Valid mempertahankan independensi atas penampilan (menghindari faktor-faktor yang membuat masyarakat meragukan independensi atau persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik). 3. Dalam melaksanakan tugas audit, auditor harus 0,467 0,001 Valid terbebas dari kepentingan keuangan atau hubungan usaha dengan klien yang diaudit. 4. KAP memberikan penugasan kepada personel 0,702 0,000 Valid yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis yang memadai. 5. KAP mengikutsertakan personel dalam 0,806 0,000 Valid pendidikan profesi berkelanjutan dan pengembangan. 6. Personel wajib memperoleh informasi yang 0,866 0,000 Valid memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan yang memadai. 7. KAP memiliki kebijakan, prosedur, dan fasilitas 0,755 0,000 Valid konsultasi bagi para auditor yang menghadapi suatu masalah. 8. Selama pemeriksaan KAP wajib melakukan 0,822 0,000 Valid supervisi terhadap semua jenjang organisasi. 9. KAP wajib menetapkan kebijakan dan prosedur 0,628 0,000 Valid

51 pemekerjaan pemeriksa sesuai dengan standar yang berlaku. 10. Pemeriksa yang diangkat wajib memiliki kriteria yang sesuai dan dapat melaksanakan tugasnya secara kompeten (memiliki integritas, kompetensi dan motivasi). 11. KAP memberikan fasilitas pengembangan profesional dengan memberikan pelatihan kepada para auditor. 12. KAP memberikan persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan bagi personel pada setiap tingkat. 13. Dalam melakukan prosedur promosi, KAP menetapkan kualifikasi yang harus dipenuhi dalam berbagai tingkat tanggung jawab. 14. Dalam melakukan prosedur promosi, KAP melakukan evaluasi kinerja personel dan secara periodik memberitahu personel mengenai kemajuan mereka. 15. KAP telah menetapkan kebijakan dan prosedur penerimaan dan keberlanjutan klien sesuai standar profesional akuntan publik. 16. Dalam melakukan penerimaan dan keberlanjutan klien, KAP mempertimbangkan prinsip kehatihatian (prudence) dan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya. 17. KAP melakukan inspeksi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur pengendalian mutu telah ditetapkan secara efektif. 0,775 0,000 Valid 0,793 0,000 Valid 0,732 0,000 Valid 0,791 0,000 Valid 0,795 0,000 Valid 0,826 0,000 Valid 0,763 0,000 Valid 0,838 0,000 Valid

52 Berdasarkan hasil pengujian validitas diatas, diketahui bahwa tujuh belas butir pertanyaan yang digunakan dalam instrument penelitian memiliki kurang dari 0,05. Adapun koefisien korelasi berkisar diantara 0,467 sampai dengan 0,866. Hal ini dapat diartikan bahwa masingmasing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butirbutir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel penerapan sistem pengendalian mutu. Tabel 4.10 Uji Validitas Variabel Penelitian Pernyataan Koefiensi P-Value Keterangan Korelasi Kompetensi Auditor 1. Auditor harus mampu bekerja sama dalam tim. 0,559 0,000 Valid 2. Auditor harus memiliki rasa ingin tahu yang 0,561 0,000 Valid besar, berpikiran luas dan mampu menangani ketidak pastian. 3. Auditor dituntut untuk mampu memenuhi 0,677 0,000 Valid kualifikasi personel (indeks prestasi, sertifikat profesi, dan lain-lain). 4. Auditor mampu menganalisis dengan cepat 0,779 0,000 Valid dalam mengaudit suatu perusahaan. 5. Untuk melakukan audit yang baik auditor 0,542 0,000 Valid membutuhkan pengetahuan yang diperoleh dari tingkat Pendidikan Strata (D3, S1, S2, S3), pelatihan, dan ujian profesional. 6. Auditor selalu berkomitmen untuk belajar dan 0,734 0,000 Valid melakukan peningkatan profesional secara berkesinambungan. 7. Auditor terus berupaya mengikuti profesi 0,735 0,000 Valid perkembangan akuntansi. (Termasuk diantaranya pernyataan tentang akuntansi, auditing dan peraturan lainnya) 8. Auditor harus memahami Standar Akuntansi 0,556 0,000 Valid

53 Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). 9. Auditor harus memahami ilmu statistik serta mempunyai keahlian menggunakan komputer. 10. Auditor mampu membuat laporan audit dan mempresentasikan dengan baik. 11. Keahlian khusus di dapat dari banyaknya pengalaman yang dimiliki auditor. 12. Auditor yang memiliki sertifikat dari kursus dalam bidang akuntansi dan perpajakan akan menghasilkan hasil audit yang baik. 13. Auditor hendaknya memiliki keahlian khusus untuk mendukung audit yang dilakukan. 0,496 0,000 Valid 0,640 0,000 Valid 0,682 0,000 Valid 0,411 0,000 Valid 0,636 0,000 Valid Berdasarkan hasil pengujian validitas diatas, diketahui bahwa tigabelas butir pertanyaan yang digunakan dalam instrument penelitian memiliki kurang dari 0,05. Adapun koefisien korelasi berkisar diantara 0,411 sampai dengan 0,779. Hal ini dapat diartikan bahwa masingmasing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butirbutir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel kompetensi auditor. Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Penelitian Pernyataan Koefiensi P-Value Keterangan Korelasi Kualitas Auditor 1. Auditor harus memiliki pengalaman dan 0,651 0,000 Valid pengetahuan dalam mengaudit suatu perusahaan. 2. Auditor harus mempunyai keahlian secara 0,655 0,000 Valid efektif tentang perusahaan yang diaudit. 3. Auditor mau menerima pendapat atau saran 0,311 0,000 Valid sesuai dengan kebutuhan klien. 4. Auditor kompeten secara teknik dalam 0,641 0,000 Valid

54 mengaplikasikan standar dan kode etik pemeriksaan. 5. Auditor bersifat independen (tidak memihak) dengan klien. 6. Auditor selalu melatih diri dan bertindak due audit care (bertanggung jawab) dalam pelaksanaan audit. 7. Auditor mempunyai komitmen yang kuat akan kulitas audit yang dihasilkan. 8. Auditor bertindak secara tepat dalam pelaksanaan audit dilapangan atau sesuai dengan program audit yang telah ditetapkan. 9. Auditor secara efektif selalu berhubungan dengan internal audit sebelum dan selama pelaksanaan audit. 10. Auditor memiliki standar etik yang tinggi dan sangat menguasai pengetahuan tentang akuntansi dan auditing. 11. Auditor selalu menjaga sikap skeptis selama pelaksanaan audit. 12. Laporan hasil audit memuat temuan dan simpulan hasil audit secara obyektif, serta rekomendasi yang konstruktif. 13. Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas, ringkas, serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat secara maksimal. 14. Laporan harus mengemukakan penjelasan atau tanggapan pejabat/pihak obyek audit tentang hasil audit. 15. Laporan mengungkapkan hal-hal yang merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya audit. 0,461 0,000 Valid 0,609 0,000 Valid 0,669 0,000 Valid 0,657 0,000 Valid 0,776 0,000 Valid 0,731 0,000 Valid 0,622 0,000 Valid 0,621 0,000 Valid 0,670 0,000 Valid 0,529 0,000 Valid 0,610 0,000 Valid

55 Berdasarkan hasil pengujian validitas diatas, diketahui bahwa limabelas butir pertanyaan yang digunakan dalam instrument penelitian memiliki kurang dari 0,05. Adapun koefisien korelasi berkisar diantara 0,311 sampai dengan 0,776. Hal ini dapat diartikan bahwa masing-masing butir pernyataan tersebut adalah valid. Dengan kata lain butir-butir pernyataan tersebut dapat mewakili atau membentuk konstruk dari variabel kualitas auditor. 4.3.1.2 Uji Reliabilitas Setelah dilakukan pengujian validitas instrumen penelitian, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan akurat dan andal (dalam hal ini alat ukur yang digunakan adalah kuesioner). Reliabilitas dikatakan baik jika nilai alpha yang dihasilkan lebih besar dari 0.6 yang berarti bahwa variabel-variabel yang dijadikan pertanyaan dalam penelitian ini adalah dapat diandalkan. Nilai alpha cronbach untuk variabel pada penelitian ini disajikan pada Tabel 4.13 berikut. Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Cronbach Item Keputusan Alpha Indikator Penerapan Sistem Pengendalian Mutu 0,947 17 Reliabel Kompetensi Auditor 0,840 13 Reliabel Kualitas Audit 0,859 15 Reliabel Pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki nilai alpha cronbach lebih besar dari 0.6 sehingga dapat disimpulkan kuesioner pada penelitian ini adalah akurat dan handal.

56 4.4 Statistik Deskriptif 4.4.1 Variabel Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Tabel 4.13 Variabel Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Descriptive Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 Valid N (listwise) N Mean 49 4.5918 49 4.4490 49 4.5510 49 4.2653 49 4.2653 49 4.2041 49 4.4082 49 4.1429 49 4.5306 49 4.4286 49 4.2245 49 4.0612 49 4.2041 49 4.1633 49 4.2653 49 4.1020 49 4.1633 49 Dari pertanyaan tentang penerapan sistem pengendalian mutu yang memiliki mean tertinggi adalah jawaban pertanyaan tentang Dalam melaksanaan tugas audit auditor wajib mempertahankan independensi atas fakta (memiliki kejujuran dan melihat secara objektif dan tidak memihak ) dengan nilai Mean sebesar 4,5918 dan yang memiliki nilai mean terendah adalah jawaban atas pertanyaan KAP memberikan persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan bagi personel pada setiap tingkat dengan nilai Mean sebesar 4,0612.

57 4.4.2 Variabel Kompetensi Auditor Tabel 4.14 Variabel Kompetensi Auditor Descriptive Statistics KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 Valid N (listwise) N Mean 49 4.6735 49 4.4694 49 4.2857 49 4.2857 49 4.3469 49 4.3469 49 4.4082 49 4.4286 49 3.8980 49 4.3061 49 4.2449 49 3.6122 49 4.1020 49 Dari variabel kompetensi auditor yang memiliki nilai mean tertinggi adalah pertanyaan tentang Auditor harus mampu bekerja sama dalam tim dengan nilai Mean 4,6735 dan yang terendah pertanyaan tentang Auditor yang memiliki sertifikat dari kursus dalam bidang akuntansi dan perpajakan akan menghasilkan hasil audit yang baik dengan nilai Mean 3,6122. 4.4.3 Variabel Kualitas Audit Tabel 4.15 Variabel Kualitas Audit Descriptive Statistics KAU1 KAU2 KAU3 KAU4 KAU5 KAU6 KAU7 KAU8 KAU9 KAU10 KAU11 KAU12 KAU13 KAU14 KAU15 Valid N (listwise) N Mean 49 4.2245 49 4.1020 49 3.4490 49 4.0204 49 4.4082 49 4.3673 49 4.3469 49 4.2857 49 4.0204 49 4.2449 49 3.8980 49 4.2245 49 4.4286 49 4.0612 49 4.1633 49

58 Untuk Variabel kualitas audit pertanyaan yang memiliki nilai mean teringgi adalah pertanyaan tentang Laporan yang dihasilkan harus akurat, lengkap, obyektif, meyakinkan, jelas, ringkas, serta tepat waktu agar informasi yang diberikan bermanfaat secara maksimal dengan nilai Mean 4,4286. Sedangkan pertanyaan dengan nilai mean terendah adalah pertanyaan tentang Auditor mau menerima pendapat atau saran sesuai dengan kebutuhan klien dengan nilai Mean sebesar 3,4490. 4.5 Analisis Data Dalam penelitian ini proses analis data melingkupi pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis penelitian. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan karena metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda. Sedangkan pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh suatu variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) secara statistik, dimana metode pengujiannya menggunakan analisis regresi berganda. 4.5.1 Uji Asumsi Klasik 4.5.1.1 Uji Normalitas Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan Metode Kolmogorov Smirnov (KS). Pengujian normalitas ini dilakukan terhadap model regresi antara variabel penerapan sistem pegendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Menurut metode Kolmogorov Smirnov (KS), suatu data dalam model analisis dikatakan mengikuti sebaran normal jika nilai KS hitung lebih kecil dari KS tabel atau nilai signifikansinya lebih besar dari alpha 5%. Dan sebaliknya suatu data dikatakan tidak mengikuti sebaran normal jika nilai KS hitung lebih besar dari KS tabel atau nilai signifikansinya lebih kecil dari alpha 5% (Steel, 1999: 365). Hasil pengujian normalitas terhadap model regresi adalah sebagai berikut :

59 Tabel 4.16 Hasil Pengujian Normalitas Pada Analisis Regresi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Unstandardiz ed Residual 49.0000000 4.16728756.061.033 -.061.426.993 Hasil pengujian normalitas diatas menunjukkan bahwa pada model regresi berganda yang dibuat telah mengikuti distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi hasil pengujiannya yang nilainya 0,993, dimana nilai tersebut lebih besar dari 5 % (0,993 > 0,05). Dengan demikian model regresi yang akan dibuat sebagai hipotesis penelitian dipastikan telah memenuhi asumsi normalitas. 4.5.1.2 Uji Multikolinieritas Dalam penelitian ini pengujian multikolinieritas menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factors). Kolinier ganda (Multikolinierity) merupakan hubungan linier yang sama kuat antara variabel-variabel bebas dalam persamaan model regresi berganda. Adanya kolinier berganda ini menyebabkan pendugaan koefisien menjadi tidak stabil (Chaterjee and Prince. 1977 : 237). Pengujian multikolinieritas ini dilakukan terhadap hasil regresi antara penerapan sistem pegendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Dalam Uji Multikolinieritas, suatu data dalam model analisis dikatakan tidak terjadi multikolinier jika nilai VIF lebih kecil dari 10. Dan sebaliknya, suatu data dikatakan terjadi multikolinier jika nilai VIF lebih besar dari 10 (Myers, 1990 : 164). Hasil pengujian multikolinieritas terhadap model regresi adalah sebagai berikut:

60 Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas Pada Analisis Regresi Model 1 Coefficients a Pengendalian Mutu Kompetensi Auditor a. Dependent Variable: Kualitas Audit Collinearity Statistics Tolerance VIF.387 2.581.387 2.581 Hasil pengujian multikolinieritas diatas menunjukkan bahwa dalam model regresi antar variabel bebas penerapan sistem pegendalian mutu dan kompetensi auditor tidak terjadi multikolinier. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF pada masing-masing variabel tersebut yang nilainya lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dalam penelitian ini pengujian asumsi multikolinieritas terhadap data-data dari masing-masing variabel bebas yaitu penerapan sistem pegendalian mutu dan kompetensi auditor, telah terpenuhi. 4.5.1.3 Uji Heterokedastisitas Dalam penelitian ini pengujian heterokedastisitas menggunakan metode Glejser. Prinsip utama dari metode Glejser ini adalah meregresikan seluruh variabel bebas (independent variable) dengan nilai residual yang sudah diabsolutkan (absolute residual). Jika terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan absolute residual, maka dapat dikatakan terjadi heterokedastisitas atau data tidak homogen (Ghozali. 2009: 43). Berikut adalah hasil pengujian heterokedastisitas dari model regresi: Tabel 4.18 Hasil Pengujian Heterokedastisitas Pada Analisis Regresi Coefficients a Model 1 (Constant) Pengendalian Mutu Kompetensi Auditor a. Dependent Variable: abs Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. -2.074 3.973 -.522.604 -.063.075 -.193 -.840.405.179.114.362 1.575.122

61 Hasil pengujian heterokoedastisita diatas menunjukkan bahwa dalam model regresi yang diuji tidak mempunyai data yang heterogen. Dengan kata lain semua data menunjukkan hasil yang sudah homogen. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-masing variabel bebasnya yang lebih besar dari 5 % (Sign > 0,05). Dengan demikian model regresi yang akan dibuat sebagai hipotesis penelitian sudah memenuhi asumsi bebas heterokedastisitas. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dari 3 pengujian asumsi klasik (normalitas, multikolinieritas, dan heterokedastisitas) semuanya sudah memenuhi kriteria. Sehingga pengujian hipotesis penelitian dapat dilanjutkan. 4.5.2 Pengujian Hipotesis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat tiga hipotesis yang perlu diuji secara empiris. Semua hipotesis yang diuji tersebut adalah dugaan tentang hubungan antara variabel penerapan system pengendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap variabel kualitas audit. Berikut adalah uraian hasil analisis data terhadap model regresi logaritma untuk menguji hipotesis yang diajukan tersebut : 4.5.2.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan parameter untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model (khususnya variabel bebas) dalam menerangkan variasi variabel terikat. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi terhadap model regresi: Tabel 4.19 Nilai Koefisien Determinasi Pada Analisis Regresi Model 1 Model Summary b Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate.712 a.506.485 4.25692 a. Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Pengendalian Mutu b. Dependent Variable: Kualitas Audit

62 Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan nilai sebesar 0,506. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan variabel bebas (variabel penerpan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor) menerangkan / mempengaruhi naik turunnya data variabel kualitas audit sebesar 50,6 %. Sedangkan sisanya sebesar 49,4 % (100 % - 50,6 %) menunjukkan bahwa masih ada variabel lain yang juga besar pengaruhnya terhadap kegiatan kualitas audit. Nilai R2 adjusted 48,5 % merupakan suatu nilai pengaruh yang sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa variabelvariabel bebas yang dianalisis diduga signifikan pengaruhnya terhadap kualitas audit. 4.5.2.2 Uji secara parsial Pengujian secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing varibel bebas penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap variabel kualitas audit secara sendiri-sendiri. Dalam penelitian ini pengujian parsial yang dilakukan menggunakan uji t. Berikut hasil analisis regresinya : Model 1 Tabel 4.20 Hasil Uji Secara Parsial Pada Analisis (Constant) Pengendalian Mutu Kompetensi Auditor a. Dependent Variable: Kualitas Audit Regresi Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 17.179 6.680 2.572.013.257.126.340 2.042.047.475.191.414 2.486.017 Hasil pengolahan statistik dengan analisis regresi menghasilkan model persamaan regresi yang dibuat adalah : Kualitas Audit = 17,179 + 0,257 penerapan sistem pengendalian mutu + 0,475 kompetensi auditor.

63 4.5.2.3 Hasil Test Hipotesis Dengan demikian, secara garis besar penguraian pengujian untuk masing-masing hipotesis adalah : 4.5.2.3.1 Test hipotesis pengaruh penerapan sistem pengendalian mutu terhadap kualitas audit Hipotesis 1 Dalam penelitian ini, hipotesis pertama menyatakan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel penerapan sistem pengendalian mutu sebesar 2,042 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,047. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai signifikan ini lebih kecil (0,047 < 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit. 4.5.2.3.2 Test hipotesis pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Hipotesis 2 Dalam penelitian ini, hipotesis kedua menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel kompetensi auditor sebesar 2,486 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,017. Jika dibandingkan dengan nilai alpha 5%, nilai signifikan ini jauh lebih kecil (0,017 < 0,05). Hal ini mengindikasikan adanya bahwa kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

64 4.5.2.3.3 Test hipotesis pengaruh penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Model 1 Hipotesis 3 Tabel 4.21 Hasil Uji Secara Simultan Pada Analisis Regresi Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 855.480 2 427.740 23.604.000 a 833.582 46 18.121 1689.061 48 a. Predictors: (Constant), Kompetensi Auditor, Pengendalian Mutu b. Dependent Variable: Kualitas Audit Berdasarkan analisis uji F diatas, hasilnya menunjukkan variabel bebas yang diuji mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi uji F yang nilainya sebesar 0,000 dan nilai signifikansi ini jauh lebih kecil dari Alpha 5% (0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel- varibel penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. 4.6 Analisa Hasil Pembahasan Pada hipotesis pertama menyatakan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian dari Andreas (2010) yang menyatakan menyebutkan terdapat hubungan antara Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik dengan Efektifitas Perencanaan Audit. Hal ini bearti bahwa jika sistem pengendalian mutu diterapkan dengan baik, maka perencanaan audit akan lebih efektif. Perencanaan audit berpengaruh terhadap kinerja auditor karena dengan perencanaan yang baik mempengaruhi kelancaran proses audit, sehingga hal itu pun berpengaruh terhadap kualitas audit.

65 Pada hipotesis kedua menyatakan bahwa kompetensi auditor terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian dari Yenny (2012) yang menyatakan bahwa kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika auditor memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan untuk hipotesis ketiga secara bersama-sama penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil ini mendukung penelitian dari Rikawati (2012) dan Yenny (2012), maka dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem pengendalian mutu dan kompetensi berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.