BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti melakukan batasan

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengenali apa saja terdapat di daerah itu. Keberagaman kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batakyang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku dan budaya adalah salah satu karakteristik bangsa

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan budaya nasional yang tetap harus dijaga kelestariannya.guna

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat karena mencakup aktivitas masyarakat dari tiap tiap

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memperoleh nilai secara finansial masyarakatnya, namun lebih kepada penonjolan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.tanah

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM UPACARA PERKAWINAN MASYARAKAT BATAK TOBA. Oleh MIKAWATI INDRYANI HUTABARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ciri khas masing-masing yang menjadi pembeda dari setiap suku.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

I. PENDAHULUAN. defenisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya):

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, istilah Batak sebenarnya sudah jarang sekali dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah

I. PENDAHULUAN. negara ini memiliki beragam adat budanya dan hukum adatnya. Suku-suku

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbagai keperluan. Upacara adat adalah suatu hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Batak dari sekian banyak suku yang ada di negeri ini termasuk salah satu suku yang banyak

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. proses, atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba mempunyai bahasa Batak Toba sebagai lambang identitas dan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL, BAGAN, DAN GAMBAR... ABSTRACT...

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis.

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki berbagai fungsi dalam penggunaannya. Salah satu di

MAKNA SIMBOL UPACARA MANGONGKAL HOLI (PENGGALIAN TULANG BELULANG) PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI BEKASI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

KEKRISTENAN DAN ADAT BATAK Tumpak Manurung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penganutnya. Indonesia merupakan negara penganut budaya Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki banyak suku yang

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SABUNGAN NIHUTA I KECAMATAN SIPAHUTAR. Kecamatan Sipahutar merupakan salah satu dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing,

TUGAS MATA KULIAH HUKUM WARIS ADAT PERBEDAAN IMPLEMENTASI HUKUM WARIS ADAT DI BERBAGAI SUKU SUKU ADAT DI INDONESIA. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batak yang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya sebagai asal

BAB I PENDAHULUAN. dikerjakan, dan diterapkan oleh manusia (budi-daya manusia). Kata kebudayaan berasal

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

UMPASA (RHYME) IN TRADITIONAL CEREMONIES MARRIAGE THE COMMUNITY BATAK TOBA IN DISTRICTS SILIMA PUNGGA-PUNGGA DISTRICT DAIRI.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan

BAB III DALIHAN NA TOLU DALAM MASYARAKAT SUKU BATAK TOBA DI KOTA TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian

BAB I PENDAHULUAN. Dari yang terendah: Mate di Bortian (meninggal dalam kandungan), Mate Posoposo

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, beragam suku bangsa, kaya akan nilai budaya maupun kearifan lokal. Negara mengakui perbedaan sebagai eksistensi suku bangsa dengan segala kebudayaannya hidup dalam satu wadah yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang menggambarkan bahwa Indonesia penuh dengan corak dan warna kebudayaan. Budaya sebagai identitas dan jati diri suatu bangsa merupakan nilai dan norma etik dari bangsa itu yang di dalam eksistensinya tidak terlepas dari multi perkembangan dan aneka pengaruh interaksi fenomena sosial sepanjang sejarah kemanusiaan (Lundu Panjaitan dalam Rajamarpodang. 1992:iv). Salah satu unsur kebudayaan yang paling utama adalah bahasa, sebagai alat mengekspresikan diri, berkomunikasi dan menyatakan pikiran. Masingmasing etnis atau suku bangsa memiliki bahasa daerah yang menjadi identitas dan ciri khasnya. UUD 1945 pasal 36 bab XV menyatakan bahwa bahasa daerah merupakan lambang identitas daerah, lambang kebanggaan daerah, dan menjadi pembinaan serta pengembangan kebudayaan daerah. Batak Toba sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia memiliki bahasa daerah tersendiri yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama, baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berbagai acara adat-istiadat. Di samping suku batak lainnya yang memiliki perbedaan dialek yaitu: sub-suku Batak Mandailing, sub-suku Batak Angkola Sipirok Padang Lawas, sub-suku Batak Simalungun, Batak Karo dan sub-suku Batak Pakpak Dairi. Masyarakat Batak Toba pada dasarnya hidup diatur oleh dan dalam adat, dalam berbagai konteks ketika sesama orang Batak Toba saling berhubungan dan melakukan partuturan Batak akan selalu diukur dengan adat. Apakah tergolong beradat atau justru tidak beradat. Adat berfungsi untuk menciptakan kerukunan dan keteraturan dalam hubungan sosial untuk mencapai keharmonisan horizontal dengan sesama dan vertikal dengan Tuhan, ditegaskan dalam ungkapan: Adat do ugari Sinihathon ni Mulajadi Siradotan manipat ari Salaon disiula bakung ari (Simanjuntak, 2009:98) yang artinya adat adalah aturan yang ditetapkan oleh Tuhan, yang dituruti sepanjang hari akan tampak dalam kehidupan. Pelaksanaan upacara adat Batak Toba dalam pandangan masyarakat lain terkesan sangat lama dan rumit, terlebih pada saat upacara adat perkawinan. Pelaksanaan adat Batak Toba berbeda dalam masyarakat Batak Toba Holbung yang berada di sekitar Balige, Porsea, Laguboti, Toba Silindung di sekitar Tarutung Pahae dan Toba Humbang yaitu Humbang Hasundutan Doloksanggul sekitarnya dan Humbang Habissaran Sipahutar, Pangaribuan sampai Garoga. Seperti ungkapan Batak yang mengatakan muba dolok muba

duhutna, muba huta muba ruhutna (lain daerah lain rumputnya, lain pulalah adat dan aturannya). Semua sistem tata cara pelaksanaan acara dalam adat Batak Toba disesuaikan dengan peran masing-masing masyarakat dalam Dalihan Na Tolu. Dalihan artinya tungku yang dibuat dari batu, Na artinya yang dan Tolu artinya tiga. Dalihan Na Tolu artinya tiga tiang tungku yang dimaknai masyarakat dalam adat dan kehidupan sehari-hari adalah Somba Marhula-hula, Elek Marboru dohot Manat Mardongan Tubu. Dalihan Na Tolu sebagai wujud pancaran dari Mulajadi Na Bolon di bumi dalam kehidupan manusia yaitu Hula-hula pemilik kebijaksanaan, Suhut Na Mardongansabutuha sebagai wujud dari kebenaran atau kesucian dan Boru pemilik kekuatan (Gultom Rajamarpodang. 1992:55). Batak Toba memiliki satu prinsip yang terkenal di belahan bumi yaitu Anakhonhi do hamoraon di ahu artinya anakkulah kekayaanku yang paling utama. Tidak heran apabila para orang tua Batak Toba memperjuangkan keberhasilan sekolah anaknya dengan kerja keras bahkan hanya dengan mata pencaharian bercocok tanam. Secara keseluruhan keseharian masyarakat Batak Toba berazaskan adat. Adat adalah sakral. Orang yang mematuhi adat (na maradat) hidupnya akan sejahtera, dalam bahasa Batak Toba diungkapkan gabe na niula, sinur na pinahan, horas jolma (Nainggolan, 2012:84). Upacara adat dalam Batak Toba harus dihadiri oleh ketiga belah pihak dalam sistem Dalihan Na Tolu sebagai bentuk dari kekerabatan yang dijunjung tinggi. Di masyarakat Batak Toba ada upacara adat seperti adat kelahiran, adat sulang-sulang sipanganon, upacara adat perkawinan, upacara adat kematian dan

mangongkal holi serta acara adat lainnya yang biasa dilangsungkan dalam kehidupan masyarakat. Upacara-upacara ini sudah terlangsung sejak dahulu, sebagai warisan dari nenek moyang Ompu parjolo martungkot sialagundi, pinungka ni na parjolo siihuthonon ni naparpudi. Artinya hasil karya adat istiadat nenek moyang diikuti oleh keturunannya. Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak orang yang berpandangan bahwa upacara-upacara yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba seperti orang yang belum beragama atau mengurangi nilai religius terhadap Tuhan. Seperti upacara-upacara kematian, mangongkal holi yang masih dilakukan sampai sekarang yaitu semacam penghormatan kepada arwah para leluhur. Mangokkal Holi adalah menggali tulang-belulang manusia. Penggunaan ulos yang dianggap sebagai praktek okultisme karena dulu ulos dianggap kain indah yang digunakan Debata Mulajadi Nabolon membungkus jiwa manusia sehingga mendatangkan kesejahteraan jasmani dan rohani. Kemudian upacara lain seperti pasu-pasu Raja dalam perkawinan dan konsep Dalihan Na Tolu somba Marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Upacara-upacara tersebut dianggap sebagai penduaan Tuhan oleh kemajuan pemikiran orang, akan tetapi sampai sekarang masyarakat Batak masih tetap melaksanakan upacara-upacara tersebut terlebih eksis dalam upacara perkawinan, (http://richsonblogs.blogspot.co m/2013/03/adat-batak-dan-kekristenan-di-tinjau.html). Penelitian tentang religi dan adat Batak Toba mengatakan bahwa masyarakat Batak Toba hingga kini masih melakukan ritus sebagai perayaan

kurban untuk mendapat berkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa adat merupakan ideologi bagi kelangsungan hidup masyarakat Batak Toba. (Nainggolan, 2012:13) Penelitian ini mengkaji tentang Tindak Tutur Ilokusi dalam Upacara Perkawinan Adat Na Gok Batak Toba dengan objek penelitian sistem perkawinan batak Toba, Toba Humbang yaitu Humbang Hasundutan di Doloksanggul. Tindak tutur merupakan kajian pragmatik yang berkaitan dengan makna, konteks dan komunikasi. Penelitian ini menggunakan kajian tindak tutur ilokusi yang mana dalam tuturan Upacara adat perkawinan banyak terdapat pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji, pertanyaan, sapaan dan lain sebagainya yang dapat dikategorikan guna mengetahui makna dari tuturan-tuturan yang disampaikan dalam adat na gok perkawinan Batak Toba. Upacara perkawinan adat na gok dalam Batak Toba merupakan upacara yang dilangsungkan dengan hadirnya dari pihak boru maupun dari pihak baoa beserta semua kerabat yang sudah diatur perannya dalam Dalihan Na Tolu. Semua kerabat ini akan melakukan tuturan-tuturan yang resmi dan sakral, tuturan yang baik. Tindak tutur yang digunakan dalam upacara adat ini tidak sama dengan tuturan yang digunakan masyarakat sehari-hari. Penggunaan tuturan harus sesuai konteks, tindak tutur ini memiliki kekhasan tersendiri biasanya dibarengi dengan penggunaan umpama dohot umpasa dalam istilah kebahasaan disebut nasihat atau petuah dan ungkapan. Tindak tutur yang digunakan mengandung makna yang mendalam dan menjaga kesantunan berbahasa serta menjaga keseimbangan kehidupan sosial.

Hal tersebut membuat Peneliti tertarik untuk mengkaji tindak tutur yang digunakan dalam upacara perkawinan Batak Toba guna mengetahui makna dari tuturan dan sekaligus untuk menjaga eksistensi dan nilai kebudayaan yang terkandung dalam adat masyarakat Batak Toba, dengan judul penelitian Tindak Tutur Ilokusi dalam Upacara Perkawinan Adat na Gok Batak Toba (Kajian Pragmatik). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana masyarakat Batak Toba menanggapi perkembangan zaman terhadap budaya asli Batak Toba. 2. Jenis tindak tutur yang diujarkan masyarakat dalam upacara adat na gok perkawinan Batak Toba. 3. Apa makna tindak tutur yang dituturkan Parhata dalam upacara Adat na gok perkawinan Batak Toba. 4. Bentuk-bentuk tindak tutur yang bagaimana digunakan dalam menyampaikan tuturan dalam upacara perkawinan Adat na gok pada masyarakat Batak Toba. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka diperlukan pembatasan masalah untuk mempermudah peneliti dalam mengkaji

masalah agar lebih terarah. Dalam penelitian ini Penulis membatasi masalah pada jenis tindak tutur ilokusi teori filsuf Searle, serta makna dan bentuk tindak tutur yang diujarkan pada saat Adat Na Gok perkawinan Batak Toba Humbang berlangsung di Doloksanggul. D. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari berbagai pernyataan di atas, maka Penulis membuat rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Jenis tindak tutur apa yang diujarkan dalam upacara perkawinan adat na gok di Batak Toba? 2. Makna seperti apa yang terkandung di dalam tindak tutur yang diujarkan dalam upacara adat na gok perkawinan Batak Toba? 3. Bagaimana bentuk penyampaian tindak tutur pada upacara Adat na gok perkawinana Batak Toba? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui jenis tindak tutur yang diujarkan dalam upacara perkawinan adat na gok Batak Toba. 2. Untuk mengetahui makna dari tuturan yang disampaikan dalam upacara perkawinan adat na gok Batak Toba. 3. Mengetahui bentuk penyampaian tindak tutur dalam upacara perkawinan adat na gok Batak Toba.

F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun teoritis. 1. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai kajian pragmatik terhadap tuturan dalam upacara perkawinan adat na gok Batak Toba. 2. Manfaat teoretis. Bagi Peneliti, dapat menemukan jawaban atas masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, serta dapat memperluas wawasan. Menambah bahan bacaan mengenai kajian tindak tutur pragmatik Batak Toba. Penelitian ini bermanfaat untuk menjaga eksistensi budaya Batak Toba.