BAB II. Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. yang mendasari penelitian dibidang pertumbuhan laba, yaitu Teori Stakeholder dan

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB II TELAAH PUSTAKA. dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015)

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan. Keuangan Fiskal (Book Tax Differences)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB II LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERSISTENSI LABA, AKRUAL DAN ALIRAN KAS PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, pasar modal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya tersebut. Timbulnya teori ini dikarenakan adanya pemisahan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi (Komersial) dengan Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES

BAB 2 KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Menurut IAI (2007) dalam PSAK 23, penghasilan (income) berarti

Nugroho Adi Saputro (C2C607107) Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt. ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

Niko Ariston Depari, Zulaikha 1

PENGARUH BOOK-TAX DIFFERENCES

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES TERHADAP PERTUMBUHAN LABA

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pandangan terhadap manajemen laba yang berbeda-beda menyebabkan

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

HAKIKAT REKONSILIASI. Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Mickling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agency (agency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Janetha Gunti Sekaruni Suhadak Amirudin Jauhari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENYIKAPI PERBEDAAN LABA MENURUT PSAK DAN FISKAL : PERLUKAH DIBUAT PEMBUKUAN GANDA?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah mengkaji tentang pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada periode yang akan datang, antara lain: 1. Mark Jackson (2009) Penelitian Mark Jackson berjudul Book-tax Differences and Earning Growth. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pertumbuhan laba sebagai variabel dependen. Sedangkan, variabel independen yang digunakan yaitu, book-tax differences. Jackson membagi book-tax differences menjadi dua komponen, yaitu perbedaan permanen dan perbedaan temporer. Jackson juga membagi pertumbuhan laba menjadi perubahan pada laba sebelum pajak dan perubahan pada beban pajak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan permanen memiliki pengaruh negatif terhadap perubahan beban pajak di masa depan, sehingga secara teoritis memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan laba. sedangkan perbedaan temporer memiliki pengaruh negatif terhadap perubahan laba sebelum pajak masa mendatang. 2. Dwi Martani dan Aulia Eka Persada (2009) Penelitian Martani dan Persada (2009) berjudul Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, persistensi laba sebagai variabel dependen. Variabel independen yang digunakan 9

10 yaitu, book-tax differences. Penelitian ini menggunakan data panel perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia selama periode 2001-2007 sebagai populasi dan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan temporer mempunyai pengeruh positif pada pertumbuhan laba sebelum pajak. Sedangkan perbedaan permanen memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba sebelum pajak dan pertumbuhan laba bersih. 3. Munawaroh (2009) Penelitian Munawaroh (2009) berjudul Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba dan Arus Kas pada KPRI Karya Sehat Jombang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, persistensi laba dan arus kas sebagai variabel dependen. Variabel independen yang digunakan yaitu, laba akuntansi dan laba fiskal. Penelitian ini menggunakan Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI) Karya Sehat Jombang sebagai sampel dengan data time series dari tahun 1999-2008. Teknik Analisa data yang digunakan yaitu analisa regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal secara simultan berpengaruh terhadap persistensi laba sedangkan terhadap aliran kasnya tidak berpengaruh signifikan. 4. Subekti Djamaludin, dkk (2008) Penelitian Subekti Djamaludin, dkk (2008 ) berjudul Analisis Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual. dan Aliran Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel

11 yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Laba sebelum pajak masa depan dan kumulatif return tidak normal masa depan (CAR) sebagai variabel dependen. Variabel independen yang digunakan yaitu, Aliran kas operasi, Akrual Laba, perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal. Penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ sebagai sampel dari tahun 2000-2005. Teknik Analisa data yang digunakan yaitu pooled regressions. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan book-tax differences besar tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan book-tax differences kecil. Perusahaan dengan book-tax differences besar tidak terbukti mempunyai persistensi komponen akrual lebih rendah dibanding perusahaan dengan book-tax differences kecil. Akrual tidak terbukti secara statistik dapat mempengaruhi persistensi laba. 5. Handayani Tri Wijayanti (2006) Penelitian Handayani Tri Wijayanti berjudul Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, laba sebelum pajak masa depan dan kumulatif return tidak normal masa depan (CAR) sebagai variabel dependen. Variabel independen yang digunakan yaitu, aliran kas operasi, laba akrual, book-tax differences. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2000-2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) book-tax differences secara negatif berpengaruh signifikan secara statistik terhadap persistensi laba akuntansi satu periode kedepan, (2) perusahaan dengan large positif book-tax differences

12 signifikan secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah yang disebabkan oleh komponen akrualnya daripada perusahaan dengan small book-tax differences, dan (3) harga saham tidak mencerminkan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. 6. Michelle Hanlon (2005) Penelitian Michelle Hanlon (2005) berjudul The Persistece and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flows when Firms have Large Book-Tax Differences, menguji peranan book-tax differences dalam mengidentifikasikan persistensi laba, akrual, dan arus kas untuk laba satu tahun ke depan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, persistensi laba sebagai variabel dependen. Sedangkan, variabel independen yang digunakan yaitu, Large book-tax differences. Penelitian ini menggunakan seluruh data industri yang ada di database CRSP dan compustat AS tahun 1994-2000 sebagai populasi dan sampel. Teknik Analisa data yang digunakan yaitu Return Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Perusahaan yang memiliki booktax differences yang besar baik positif maupun negatif akan cenderung mengalami persistensi laba yang lebih rendah dibanding perusahaan yang memiliki book tax differences yang kecil. (2) Semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal akan menunjukkan red flag bagi pengguna laporan keuangan dan mengurangi harapan investor akan persistensi laba masa depan perusahaan untuk tahun tahun berikutnya.

13 Tabel 2.1 PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENELITIAN TERDAHULU Penelitian Terdahulu 1. Jackson (2009) 2. Martani dan Persada (2009) 3. Munawaroh (2009) 4. Djamaludin dkk (2008) 5. Wijayanti (2006) 6. Hanlon (2005) Sumber: Penelitian terdahulu Judul Perbedaan Persamaan Book-Tax Differences and Earnings Growth Pengaruh Book Tax Gap terhadap Persistensi Laba Analisis Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba dan Arus Kas pada KPRI Karya Sehat Jombang Analisis Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual. Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas The Persistence and Pricing of Earning, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences a. Tahun penelitian 1973-2006 b. Menggunakan teknik analisis Crosssectional Regressions. a. Menggunakan teknik analisis pooled regression. b. Tahun penelitian 2001-2006 a. Berbeda sampel perusahaan. b. Tahun penelitian 1999-2008 a. Berbeda sampel perusahaan. b. Tahun penelitian 2000-2005 c. Menggunakan teknik analisis pooled a. Menggunakan teknik analisis pooled regression. b. Tahun penelitian 2000-2004 a. Tahun penelitian 1994-2000 b. Menggunakan teknik analisis Return Regression. a. Variabel dependen Pertumbuhan laba. b. Variabel independen Book-tax Differences, a. Menggunakan variabel kontrol OCF, ROA, Size Perusahaan, Akrual b. Menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel. c. Variabel independen Book-tax Differences. Menggunakan teknik analisis linier berganda. Variabel independen booktax differences a. Menggunakan perusahaan manufaktur sebagai sampel. b. Variabel independen Book-tax Differences. Variabel independen Booktax Differences.

14 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi dengan Laporan Keuangan Fiskal Menurut Evana dan Andriyanto (2008), perbedaan utama antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal disebabkan karena adanya perbedaan tujuan serta dasar hukumnya, walaupun dalam beberapa hal terdapat kesamaan antara akuntansi pajak yang mengacu kepada ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan akuntansi keuangan yang mengacu pada standar akuntansi keuangan. Tujuan utama akuntansi keuangan adalah memberikan informasi yang penting kepada para manajer, pemegang saham, pemberi kredit, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, dan merupakan tanggung jawab para akuntan untuk melindungi pihak-pihak tersebut dari informasi yang menyesatkan. Sebaliknya, tujuan utama sistem perpajakan (termasuk akuntansi pajak) adalah pemungutan pajak yang adil, dan merupakan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak untuk melindungi para pembayar pajak dari tindakan semena-mena (Martani dan Persada, 2009). Sesuai dengan tujuan dan tanggung jawab tersebut, prinsip yang dianut oleh akuntansi keuangan adalah prinsip konservatif, sehingga kemungkinan kesalahannya lebih cenderung kepada understatement pelaporan penghasilan atas asetnya dibandingkan dengan pelaporan overstatement. Menurut sudut pandang Direktorat Jenderal Pajak, laporan keuangan yang understatement tidak dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan besarnya pajak yang terutang.

15 2.2.2 Book-tax differences Book-tax differences merupakan perbedaan jumlah laba yang dihitung berdasarkan akuntansi (laba akuntansi) dengan laba yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan (laba fiskal). Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih dalam suatu periode akuntansi sebelum dikurangi beban pajak, atau disebut juga, laba (rugi) sebelum paja k. Sedangkan laba fiskal atau penghasilan kena pajak adalah laba atau rugi dalam suatu tahun pajak yang dihitung berdasar peraturan perpajakan dan menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan yang terutang dalam tahun pajak penghasilan (Harnanto, 2003:111). Pada umumnya, perusahaan yang bergerak dibidang bisnis akan menyusun laporan keuangan untuk dua tujuan setiap tahunnya. Tujuan yang pertama ialah pelaporan keuangan sesuai prinsip standar akuntansi keuangan (PSAK) dan yang kedua yaitu sesuai dengan undang undang perpajakan untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak (taxable income) atau laba fiskal. (Martani dan Persada, 2009) Menurut standar akuntansi keuangan, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi dan informasi perubahan posisi keuangan disajikan dalam laporan arus kas.

16 Sedangkan menurut ketentuan perundang undangan perpajakan, pada dasarnya antara akuntansi keuangan dan akuntansi pajak memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan rekognisi penghasilan dan biaya. Zain (2007:122) menjelaskan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidak hanya sekedar instrument pentransfer sumber daya, akan tetapi seringkali digunakan untuk tujuan mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk investasi kesejahteraan dan lain-lain yang terkadang dijadikan alasan untuk membenarkan penyimpangan dan prinsip akuntansi. Perbedaan prinsip atau perlakuan akuntansi dengan aturan perpajakan terdapat dalam penerapan yang berlaku sehingga menyebabkan dua jenis penghasilan, yaitu laba akuntansi dan penghasilan kena pajak. Meskipun antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak disusun atas dasar akrual, akan tetapi hasil akhir dari perhitungan tersebut besarnya tidak sama (Hanlon, 2005). Besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan dapat dihitung berdasarkan penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak perusahaan diperoleh dari rekonsiliasi fiskal terhadap laba akuntansi. Rekonsiliasi fiskal merupakan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan perusahaan terhadap laba akuntansi berdasarkan peraturan perpajakan untuk menentukan besarnya laba fiskal (Purba dan Andreas, 2005:8). Penghasilan kena pajak dihitung berdasarkan laporan laba rugi akuntansi yang dikoreksi positif maupun negatif di dalam rekonsiliasi fiskal sesuai dengan ketentuan pembukuan pajak menurut undang-undang. Sehingga terdapat

17 perbedaan konsep pengakuan antara pendapatan dan biaya antara akuntansi dengan pajak. Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya sehingga menyebabkan perbedaan laba sebagai berikut: 1. Penghasilan yang diakui dalam laba usaha oleh akuntansi tetapi tidak diakui sebagai penghasilan menurut perpajakan. Jenis penghasilan ini merupakan jenis penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final yang telah diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan Pasal 4 ayat 2 seperti bunga bank, penghasilan dari hadiah, dan keuntungan dari penjualan penyertaan saham di bursa efek, selain itu penghasilan deviden dari perseroan terbatas yang mempunyai saham di perseroan terbatas lain sebesar 25% atau lebih yang diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan Pasal 4 ayat 3. 2. Penghasilan yang tidak diakui dalam laba usaha oleh akuntansi tetapi diakui sebagai penghasilan menurut perpajakan. Misalnya hibah/sumbangan yang mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, pemilikan dan penguasaan. 3. Biaya yang diakui sebagai pengurang laba akuntansi, tetapi tidak diakui sebagai pengurang laba menurut pajak yang tercantum dalam Ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan Pasal 9 (1). Biaya ini meliputi biaya biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, misalnya pemberian tunjangan kepada karyawan berupa natura atau kenikmatan, dan sebagainya.

18 Perbedaan dalam konteks akuntansi perpajakan tersebut menimbulkan dua jenis perbedaan yaitu perbedaan permanen (permanent differences) dan perbedaan temporer (temporary differences). A. Perbedaan Permanen (Permanent Differences) Perbedaan permanen yaitu perbedaan yang disebabkan adanya perbedaan pengakuan beban dan pendapatan antara pelaporan komersial dan fiskal. Pendapatan dan beban tertentu diakui pada SPT namun tidak diakui pada laporan keuangan atau sebaliknya. Perbedaan ini menyebabkan laba fiskal berbeda dengan laba komersial (Purba dan Andreas, 2005:8). Misalnya bunga deposito diakui sebagai pendapatan dalam laba akuntansi, tetapi tidak diakui sebagai pendapatan dalam laba fiskal. Tabel 2.2 POS POS YANG TERMASUK BEDA TETAP Pos-pos yang termasuk beda tetap Laba Komersial Laba Fiskal a. Penghasilan bunga dari bank Menambah Tidak diakui b. Penghasilan deviden dari perseroan terbatas yang mempunyai saham di perseroan terbatas lain sebesar Menambah Tidak diakui 25% atau lebih, penerimaan devidennya tidak termasuk objek pajak/tidak dikenakan pajak yang telah diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang undangan Perpajakan Pasal 4 (3). c. Penghasilan dari hadiah undian Menambah Tidak d. Keuntungan dari penjualan penyertaan saham di bursa efek e. Penghasilan berupa sumbangan dari pihak yang mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan dan penguasaan f. Biaya sumbangan/bantuan, selain biaya sumbangan untuk bencana alam yang dikategorikan sebagai bencana nasional. g. Pemberian perusahaan kepada karyawan dalam bentuk natura dan kenikmatan Sumber: Harnanto, 2003 Menambah Tidak diakui Mengurangi Mengurangi diakui Tidak diakui Menambah Tidak diakui Tidak diakui

19 B. Perbedaan Temporer (Temporary Differences) Perbedaan temporer merupakan perbedaan dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban, yang menyebabkan laba fiskal bertambah atau berkurang pada periode yang akan datang (Harnanto, 2003:112 ). Perbedaan temporer disebabkan oleh adanya perbedaan waktu dan metode pengakuan penghasilan dan beban tertentu menurut akuntansi dengan ketentuan perpajakan (Purba dan Andreas, 2005:9). Untuk tujuan pelaporan keuangan, pendapatan diakui ketika diperoleh dan biaya diakui pada saat terjadinya, atau accrual basic. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberikan kebebasan bagi manajemen untuk memilih prosedur akutansinya. Manajer dapat memilih salah satu diantara beberapa metode akuntansi yang berbeda, misalnya dalam penentuan metode depresiasi dan pengestimasian periode depresiasi dan amortisasi, serta manajer bebas menggunakan pertimbangannya untuk menentukan besarnya cadangan dana yang dapat mengurangi laba, misalnya penentuan cadangan piutang tidak tertagih, cadangan kompensasi, cadangan garansi, dan lain-lain (Mills dan Newberry dalam Wijayanti, 2006). Sedangkan untuk tujuan pajak, perusahaan hanya mengakui pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan. Pendapatan dicatat ketika kas diterima, penangguhan pendapatan (unearned) tidak dimasukkan dalam laba fiskal, dan biaya diakui pada saat kas dikeluarkan, atau cash basic. Hal ini dikarenakan peraturan pajak tidak memperkenankan adanya pengestimasian dan pencadangan biaya yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak serta peraturan perpajakan tidak memberikan banyak keleluasaan bagi

20 manajemen dalam menggunakan estimasi atau metode akuntansi dalam pelaporan pajak perusahaan. (Wijayanti, 2006). Perbedaan temporer juga akan menimbulkan pergeseran pengakuan penghasilan atau biaya ke tahun berikutnya atau ke tahun lain. Empat transaksi yang dapat menimbulkan beda waktu antara lain: Tabel 2.3 TRANSAKSI YANG DAPAT MENIMBULKAN BEDA WAKTU Transaksi yang dapat menimbulkan beda waktu Penghasilan yang masuk perhitungan pajak sesudah laba akuntansi Biaya atau rugi perhitungan pajak sesudah laba akuntansi Penghasilan yang masuk perhitungan pajak sebelum laba akuntansi Biaya atau rugi perhitungan pajak sebelum laba akuntansi Sumber: Harnanto, 2003 Laba Komersial Bertambah Berkurang Bertambah Berkurang Laba Fiskal Koreksi fiskal positif: bertambah Koreksi fiskal negatif: Berkurang Koreksi fiskal positif: berkurang Koreksi fiskal negatif: bertambah Koreksi fiskal positif: bertambah Koreksi fiskal negatif: Berkurang Koreksi fiskal positif: berkurang Koreksi fiskal negatif: bertambah 2.2.3 Pertumbuhan Laba Ghozali dan Chariri (2003:349) mengemukakan bahwa salah satu tujuan pelaporan laba adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba ( earning per share). Laba adalah hasil dari suatu periode yang telah dicapai oleh perusahaan sebagaimana

21 disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) nomor 1, laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, untuk melakukan penaksiran earning power perusahaan dimasa yang akan datang. Belkaoui (2007:226) menyatakan bahwa laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, penentu dari kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, pengambilan keputusan dan unsur prediksi. Pertama, laba sebagai suatu dasar bagi perpajakan yaitu suatu versi laba yang dikenal sebagai laba kena pajak, dihitung sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Kedua, laba dianggap sebagai determinan kebijakan pembayaran deviden. Laba diakui sebagai indikator dari jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen dan laba ditahan untuk perluasaan atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Akan tetapi, pengakuan laba belum tentu akan menjamin deviden dibayarkan, hal itu disebabkan karena terdapat perbedaan akuntansi akrual dengan akuntansi berbasis kas. Sebuah perusahaan dapat mengakui suatu jumlah laba dan pada saat yang bersamaan tidak mempunyai dana untuk membayar deviden. Ketiga, laba pada umumnya dipandang sebagai pedoman investasi dan pedoman dalam pengambilan keputusan. Laba digunakan para investor untuk

22 mengetahui dan memeperhitungkan pengembalian/return atas modal yang diinvestasikannya tersebut, yang sepadan dengan tingkat resiko yang dapat diterima. Sehingga, jumlah laba pada laporan keuangan tersebut dapat mencerminkan kinerja perusahaan dan dapat mempengaruhi keputusan investor apakah ingin berinvestasi pada perusahaan tersebut atau tidak. Keempat, laba sebagai suatu alat prediktif yang membantu dalam peramalan laba dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di masa lalu, yang didasarkan pada biaya historis dan nilai saat ini, terbukti berguna dalam meramalkan nilai mendatang. Laba terdiri dari hasil opersional atau laba biasa dan hasil-hasil nonoperasional atau keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Kelima, laba bisa dipandang sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu ukuran kepengurusan manajemen atas sumber daya entitas dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan (Belkaoui, 2007:229). Belkaoui ( 2007:229) juga menjelaskan beberapa karakteristik laba antara lain sebagai berikut: 1. laba didasarkan pada transaksi aktual perusahaan, 2. laba didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada kinerja keuangan dari perusahaan selama satu periode tertentu, 3. laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,

23 4. laba memerlukan pengukuran beban dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, 5. laba didasarkan pada prinsip pemadanan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter penilaian kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan laba merupakan prosentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Sehingga, pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan merupakan tujuan perusahaan. Informasi yang berhubungan dengan laba akan digunakan para stakeholder dalam setiap pengambilan keputusan agar keputusan yang dihasilkan tersebut efektif dan efisien dalam melakukan aktivitas aktivitas perusahaan yang berdampak pada kepentingan stakeholder. 2.2.4 Pengaruh Perbedaan Temporer terhadap Pertumbuhan Laba Jackson (2009) menemukan bahwa perbedaan temporer berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan, Mertani dan Persada (2009) menemukan bahwa perbedaan temporer berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Martani dan Persada (2009) juga menyebutkan bahwa pertumbuhan laba akan rendah apabila nilai perbedaan temporer besar. Perbedaan

24 temporer dapat menimbulkan jumlah pajak yang dapat ditambahkan atau dikurangkan dimasa depan ( future taxable and future deductible amounts), yang berhubungan dengan proses akrual sehingga dapat digunakan untuk penilaian kualitas laba masa depan (Wijayanti, 2006). Semakin tinggi kualitas laba maka akan semakin tinggi pula pertumbuhan labanya. 2.2.5 Pengaruh Perbedaan Permanen terhadap Pertumbuhan Laba Jackson (2009) menemukan bahwa perbedaan permanen berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan, Martani dan Persada (2009) menemukan bahwa perbedaan permanen berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai perbedaan permanen maka akan menyebabkan penurunan pada pertumbuhan laba 2.2.6 Pengaruh Book-Tax Differences terhadap Pertumbuhan Laba Pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan diprediksi dengan informasi yang terdapat dalam book-tax differences (perbedaan jumlah laba menurut perhitungan akuntansi dengan jumlah laba menurut perhitungan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku). Book-tax differences timbul akibat adanya perbedaan pengakuan penghasilan/biaya, sehingga timbul perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Hanlon (2005) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki book-tax differences yang besar baik positif maupun negatif akan cenderung mengalami persistensi laba yang lebih rendah dibanding perusahaan yang memiliki book tax differences yang kecil. Sedangkan Djamaludin (2008) menyatakan bahwa

25 perusahaan dengan book-tax differences besar tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba lebih rendah dibanding perusahaan dengan book-tax differences kecil. Menurut prinsip akuntansi, manajemen diberikan banyak keleluasaan dalam hal penentuan estimasi dan pemilihan metode, sedangkan untuk aturan pajak memberikan keleluasaan yang lebih sedikit. Oleh karena itu, tingkat kebijakan manajer dalam memanipulasi laba dapat dilihat dari perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak. Besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal ( book-tax differences) dianggap sebagai sinyal kualitas laba. Semakin besar perbedaan yang terjadi, maka semakin rendah pula kualitas laba yang artinya akan semakin rendah pertumbuhan labanya. 2.3 Kerangka Pemikiran Book-Tax Differences (X1) Perbedaan Permanen (X2) Perbedaan Temporer (X3) H 2 H 1 H 3 Pertumbuhan Laba (Y) Gambar 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

26 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah: H1 : Book-tax differences berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. H2 : Perbedaan permanen berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan. H3 : Perbedaan temporer berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan satu periode kedepan.