BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui 6 tahapan, yaitu raw material extraction, raw material preparation,

BAB VI KESIMPULAN. Indonesia adalah negara yang jumlah penduduknya mencapai 257 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Group (SMIG) memiliki 4 (empat) Operating Company, sebagai. PT. Semen Padang (PTSP) Sumatera Barat, Indonesia; PT.

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis pada masa sekarang ini menuntut perusahaan memiliki kemampuan dalam mencari teknis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, kebutuhan akan

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut

LAPORAN KUNJUNGAN PANJA MINERBA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI LAMPUNG PENINJAUN TERMINAL BATUBARA TARAHAN. PT. BUKIT ASAM (Persero) MASA PERSIDANGAN I

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari arus teknologi dan informasi yang sudah semakin meningkat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. % pada tahun 2013 lalu. Tertinggi kedua setelah China. Indikasi ini juga dinyatakan

1.1 Latar Belakang Masalah

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan-perubahan dalam lingkungan usaha yang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

50001, BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perekonomian di dalam negeri maupun di dunia terus mengalami gejolak

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini di kehidupan sehari-hari. Hampir seluruh manusia di

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1999 dan tahun Hal ini ditandai oleh tingkat laju inflasi dan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

APLIKASI MATLAB UNTUK PERAMALAN BEBAN BERDASARKAN GOLONGAN TARIF JARINGAN DISTRIBUSI RANDUDONGKAL TAHUN

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

LAPORAN SINGKAT KOMISI VI DPR RI B I D A N G PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM, BUMN, INVESTASI, BSN DAN KPPU

Nilai Konstruksi DIY (juta rupiah)

Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perbedaan Keramik Konvensional dengan Advanced Ceramics Karakteristik Konvensional Advanced Temperatur maksimal C

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB IV STUDI KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

STUDI PEMBANGUNAN PLTU KAMBANG 2x100 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pramudiani Ayu Prihastiti, 2015

MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN (Di Sempurnakan Sesuai dengan Usulan Kadin)

LAMPIRAN II: MATRIKS PROGRAM 100 HARI, 1 TAHUN DAN 5 TAHUN. Isu Pokok Output yang Diharapkan Program Aksi Kerangka waktu. Jaminan pasokan energi

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

PENGARUH BIAYA TRANSPORTASI DAN BIAYA PROMOSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PADA PT. BATIK KERIS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan tenaga listrik di Indonesia terus

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri semen di Indonesia pada saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa. OLEH : Gilang Velano

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan strategi bisnisnya. Strategi bisnis sebelumnya mungkin sudah tidak sesuai dengan perubahan mekanisme pasar yang semakin kompetitif dan terus berubah sehingga kinerjanya perlu dikaji secara terus menerus. Salah satu strategi yang perlu dibahas adalah mengenai perencanaan produksi sehingga menghasilkan suatu perencanaan produksi yang dapat meminimasi biaya dan meningkatkan efisiensi perusahaan. Persaingan pasar yang cukup ketat juga terjadi pada industri semen di Indonesia. Adanya sistem perdagangan bebas membuat munculnya beberapa investor baru dalam industri semen, baik dari dalam dan luar negeri. Peta Persaingan Industri Semen di tahun 2015-2017 yang menunjukkan mengenai peta persaingan di industri semen di Indonesia, di antaranya terjadinya penambahan 4 pemain baru pada 2016 sebesar 8,7 juta ton sehingga menaikkan kapasitas produksi menjadi 89,7 juta ton. Padahal pada tahun 2015 hanya ada 9 pemain mencapai dengan kapasitas hanya 80,4 juta ton saja. Sebaran industri semen di Indonesia berikut kapasitas masing masing pabrik dapat dilihat pada Gambar 1. Selain itu sejalan dengan program kerja pemerintah yang fokus pada pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia telah mempengaruhi peningkatan penjualan semen di Indonesia pada tahun 2016. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) 1

memprediksi terjadinya pertumbuhan 5% dalam penjualan semen di Indonesia menjadi 64,5 juta ton hingga akhir tahun ini. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat diantisipasi dengan adanya penambahan kapasitas produksi yang dilakukan para produsen semen di Tanah Air. Gambar 1: Kapasitas Produksi Pabrik Semen Nasional Tahun 2015-2016 Semen Indonesia Group adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri semen dan telah menjadi pemimpin pasar, baik di Indonesia maupun di kawasan ASEAN. Saat ini total produksi Semen Indonesia telah mencapai 31,8 juta ton, di mana mayoritas atau 29,5 juta ton dihasilkan di dalam negeri dan sisanya 2,3 juta ton diproduksi di Vietnam. Semen Indonesia Group saat ini membawahi 4 (empat) pabrik semen yaitu PT. Semen Padang, PT. Semen Gresik, dan PT. Semen Tonasa dan Tang Long Cement Company. Semen Indonesia Group sejauh ini telah menguasai 41,2% pangsa pasar domestik. 2

Pada tahun 2017 diperkirakan akan ada 10 (sepuluh) investor baru yang akan mencoba merebut pangsa pasar semen di Indonesia. Jika tidak ingin posisinya tergeser akibat masuknya pesaing baru maka Semen Indonesia Group perlu menyusun strategi peningkatan produksi dan efisiensi biaya sehingga tetap menjadi leader di persaingan pasar yang semakin ketat. Strategi yang disusun Semen Indonesia Group tersebut harus dapat disinergikan dengan strategi pabrikpabrik yang termasuk dalam koordinasinya, termasuk PT. Semen Padang. PT. Semen Padang saat ini menerapkan strategi peningkatan jumlah produksi. Hal ini terlihat dari produksi Pabrik Indaring II, III, IV, V dan Cement Mill Dumai sehingga total kapasitas saat ini 7,4 juta ton/tahun. Selanjutnya pada saat ini PT. Semen Padang sedang menyelesaikan proyek Indarung VI dengan kapasitas 3 juta ton pertahun target pertengahan tahun 2017. Pembangunan kedua proyek ini diyakini dapat meningkatkan total kapasitas Produksi PT. Semen Padang menjadi 10,4 juta ton/tahun. Peningkatan kapasitas ini berarti memerlukan peningkatan kebutuhan energi untuk operasional pabrik. Selama ini perusahaan mendapat supply energi dari Power listrik PLN dan energi panas yang bersumber dari batubara. Kebutuhan energi PT. Semen Padang dalam beberapa tahun belakangan cukup besar, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Dengan beroperasinya proyek Pabrik Indarung VI dapat dipastikan kebutuhan energi akan bertambah sebesar 48 MW. Sementara kebutuhan listrik untuk pabrik existing Indarung II, III, IV dan V mencapai 86,5 MW. Hal ini menunjukkan pada akhir tahun 2016 total kebutuhan daya listrik maksimum Pabrik PT. Semen Padang menjadi 134.5 MW. 3

Tabel 1: Data Pemakaian Listrik dan Batu Bara PT. Semen Padang No Tahun Pemakaian Listrik (KWH) Biaya Listrik (Rp. juta) Biaya Rp./KWH Pemakaian Batubara (Ton) Biaya Batu Bara (Rp.juta) Biaya Rp./Ton 1 2011 660.286.151 442.170,45 639,37 1.006.724 641.894,18 637,607 2 2012 676.998.443 398.131,65 588,35 997,903 718.477,78 719,988 3 2013 683.202.767 442.311,95 647,41 1.035.728 675.293,14 651,999 4 2014 708.249.643 588.696,26 831,70 1.079.074 677.314,86 627,682 5 2015 699.227.233 699.690,94 1.001,00 1.090.705 682.975,69 626,178 6 2016 685.265.952 625.378,21 912,60 1.030.234 654.687,95 635.475 Sumber : PT. Semen Padang Selama ini PT Semen Padang mendapat pasokan energi listrik dari Pembangkit Sendiri 2,5 MW, dan dari WHRPG 8,5 MW sisanya disuplai oleh PT PLN melalui jaringan 150 kv. Namun mengingat daya pasok PT. PLN di Sumatera Barat sangat terbatas, maka sepertinya penambahan daya dari PT. PLN akan terkendala. Hal ini terbukti pada saat beban puncak (WBP), PT. PLN Sumatera Barat sering mengalami kekurangan daya sebesar 97,95 MW. Sedangkan pada saat luar waktu beban puncak (LWBP), Provinsi Sumatera Barat kekurangan daya sebesar 66 MW. Belum lagi kenaikan tarif listrik yang terjadi 4 kali selama tahun 2014 dan akhir 2016, mengakibatkan biaya energi di PT. Semen Padang semakin besar. Total kenaikan tarif tenaga listrik yang ditanggung PT. Semen Padang selama tahun 2016 mencapai 45%. Untuk mencegah terkedalanya operasional pabrik akibat beroperasinya Pabrik Indarung VI dan mencegahnya sistem operasional dengan biaya tinggi, 4

maka PT. Semen Padang harus merumuskan suatu strategi penyediaan sumber energi yang berbiaya rendah dan dapat menjamin ketersediaan energi sesuai yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi, disamping menghindari peluang terjadinya kerugian akibat terganggunya pasokan listrik, menciptakan lapangan kerja baru dan membuat harga jual yang lebih kompetitif. Strategi ini dapat diwujudkan PT. Semen Padang melalui strategi pembangunan power plant berbentuk PLTU kapasitas 2x65 MW dengan bahan bakar batubara kalori rendah. Agar rencana pembangunan pembangkit dapat direncanakan dengan baik maka telah dilakukan Study Kelayakan (Feasibility Study) tahun 2015 oleh Balai Besar Teknologi Energi BBPT, menganalisis seberapa besar pembangunan ini dapat menekan biaya produksi sehingga lebih efektif dan efisien. Selain itu pembangunan pembangkit listrik baru dipastikan dapat meningkatkan Competitive Index (CI) perusahaan melalui empat variabel utama yaitu struktur perusahaan, tujuan dan struktur perusahaan, posisi kompetitif perusahaan, kebijakan perdagangan internasional dan mempengaruhi kondisi politik dan ekonomi perusahaan (Momeni & Mefrahzoon, 2013). 5

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana PT Semen Padang menjamin ketersediaan energi akibat adanya peningkatan kapasitas produksi apabila proyek Indarung VI beroperasi? 2. Bagaimana perbandingan biaya energi sebelum dan sesudah adanya power plant pembangkit listrik berbentuk PLTU kapasitas 2x65 MW dengan bahan bakar batubara kalori rendah? 3. Bagaimana strategi yang harus disusun PT. Semen Padang untuk mendukung upaya penggunaan energi listrik yang efektif dan efisien dan meningkatkan daya saing produk? 4. Bagaimana kemanfaatan pembangkit listrik yang akan dibangun ini bagi perusahaan dan lingkungan di sekitarnya? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan mekanisme teknis pembangkit listrik yang akan dibangun dan perhitungan energi yang dihasilkan. 2. Menghitung prakiraan biaya energi yang dikeluarkan untuk produksi semen di PT. Semen Padang sehubungan pembangunan power plant proyek pembangkit listrik PLTU ini. 3. Menganalisis pengaruh penurunan ongkos produksi terhadap harga jual produk semen yang kompetitif untuk meningkatkan daya saing. 6

4. Menyusun strategi yang mendukung pelaksanaan proyek pembangkit listrik PLTU milik PT. Semen Padang ini. 5. Menganalisis manfaat pelaksanaan proyek terhadap perusahaan dan lingkungannya. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada manajemen perusahaan PT Semen Padang untuk menerapkan strategi yang diusulkan dalam penelitian ini sehingga PT Semen Padang sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukan kepada manajemen PT Semen Padang untuk digunakan sebagai dasar penyusunan Rencana Jangka Panjang periode berikutnya (2016-2030), sehingga dapat mempercepat perwujudan visi perusahaan persemenan yang handal, unggul dan berwawasan lingkungan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mempunyai batasan dan ruang lingkup sebagai berikut: 1. Tempat pelaksanaan penelitian adalah lokasi perusahaan PT. Semen Padang. 2. Waktu pelaksanaan penelitian adalah Mei 2016 sampai dengan April 2017. 3. Tidak membahas biaya pembangunan proyek pembangkit PLTU. 4. Lingkup teknis yang akan dibahas adalah aspek teknis dan biaya produksi akibat pembangunan pembangkit listrik PLTU berbahan bakar batu bara. 7

1.6. Asumsi Yang Diambil Asumsi asumsi yang dibutuhkan untuk mendukung pencapaian hasil penelitian yang diharapkan antara lainnya adalah: 1. Kondisi perekonomian Indonesia normal. 2. Proses produksi berjalan dengan normal dan tidak ada gangguan yang berarti. 3. Tidak ada gangguan dalam penyediaan bahan baku produksi dan batu bara. 4. Tingkat kenaikan harga jual pertahun stabil. 1.7. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima Bab, agar dapat memberikan penjelasan secara garis besar mengenai isi dari penelitian dan dapat dilihat struktur hubungan yang satu dengan yang lain. Sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, asumsi yang diambil dan sistematika penulisan. BAB II KERANGKA TEORI Bab ini memuat teori-teori yang mendukung penelitian yang penulis lakukan seperti: Manajemen Strategi, Daya Saing Industri, Strategi Bisnis Generik, Strategi Bisnis Industri Semen, Manajemen Berbasis Aktivitas dan Rantai Nilai, Manajemen Biaya, Prinsip Kerja Power Plant. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8

Pada bab ini akan menjelaskan seluruh rangkaian metode penelitian yang akan dilakukan seperti jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, identifikasi objek penelitian, metode pengumpulan data, dan Metoda Analisa Data. BAB IV PEMBAHASAN Bagian ini berisi Gambaran umum perusahaan, strategi PT Semen Padang untuk memenangkan persaingan, kebutuhan, distribusi dan bisya listrik di PT Semen Padang, prakiraan kebutuhan kapasitas PLTU, pembangkitan listrik tenaga uapa 2x65 MW, kerugian produksi akibat power PLN On-Off, potensi penghematan biaya listrik dengan pembangunan PLTU, perhitungan cost effectiveness analysis, usulan strategi pembangunan power plant untuk peningkatan daya saing, peluang bisnis kelistrikkan, dan strategi pembangunan pembangkit listrik. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian yang telah dilakukan. 9