Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

dokumen-dokumen yang mirip
DIAGNOSA GIZI PELATIHAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

Nutrition Care Process (NCP),

NI-2.1: Inadequate oral food/beverage intake dll. NI-3: Asupan cairan NI-4: Zat bioaktif

PEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PANDUAN SKRINING GIZI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Nursing Care: Malnutrisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ : PRAKTEK KERJA LAPANGAN PELAYANAN GIZI KLINIK (PKL PGK)

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

Mitos dan Fakta Kolesterol

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

Penentuan Status Gizi

MENGATUR MAKANAN UNTUK PENCEGAHAN DAN TERAPI KANKER PAYUDARA Oleh : Triyani Kresnawan, DCN,MKes Instalasi Gizi RSCM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total,

ASUHAN GIZI; NUTRITIONAL CARE PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

APLIKASI SIKAP PROFESIONAL TENAGA GIZI DI BIDANG ASUHAN GIZI DAN DIETETIC. Miranti Gutawa Sumapradja RSUP dr Hasan Sadikin Bandung

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nutrition in Elderly

Pedoman umum mengacu pada prinsip gizi seimbang: tumpeng gizi seimbang (TGS) Gizi seimbang bertujuan mencegah permasalahan gizi ganda Bentuk pedoman

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

GIZI SEIMBANG BALITA OLEH : RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

PENGERTIAN DAN JENIS MAKANAN. Rizqie Auliana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Iswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

BAB III METODE PENELITIAN

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

METODE. Zα 2 x p x (1-p)

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

SILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ 40633

KUESIONER PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT AULIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Artikel Ilmu Kesehatan, 8(1); Januari 2016

Penentuan status gizi sangat penting Dasar untuk perencanaan tindakan selanjutnya Dasar untuk pemilihan promosi gzi Untuk keselamatan ibu dan bayi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

Suatu model problem solving yang sistematis, menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat keputusan menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan nutrisi dan memberikan asuhan gizi yang aman, efektif, dan berkualitas tinggi

ADIME Nutrition assessment Nutrition Diagnosis Nutrition Intervention Nutrition monitoring dan evaluation

Pengkajian Gizi (ABCD) 1.Antropometri 2.Biokimia 3.Clinical (Fisik dan Klinis) 4.Dietary (Asupan makan)

Pengukuran BB dan TB IMT Pengukuran LLA Pengukuran lingkar pinggang

Kadar kolesterol, LDL, HDL, trigliserida Kadar Hb Kadar gula darah

Tekanan darah Respirasi Nadi Suhu

Hasil food recall/ food frequency Asupan energi dan zat gizi dibandingkan dengan kebutuhan energi dan zat gizi pada keadaan saat itu Kuantitatif : Contoh asupan kolesterol > 300 g, asupan serat < 20 g Kualitatif : contoh : sering mengkonsumsi makanan yang digoreng/bersantan, sering mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol seperti kuning telur, otak, jeroan

Identifikasi dan penetapan masalah yang menggambarkan kondisi saat ini Risiko atau potensial terjadinya masalah gizi dapat ditindaklanjuti ahli gizi secara mandiri

PROBLEM ETIOLOGI SIGN/SYMPTOMS

Komponen yang menggambarkan kondisi yang dapat berpengaruh terhadap perubahan status gizi Dinyatakan dengan kata sifat : 1. Altered (perubahan) 2. Impaired (gangguan) 3. Inappropriate (tidak sesuai) 4. Increased/decreased (meningkat/menurun) 5. Potential for (berisiko) 6. Acute or chronic (akut/kronik)

Penyebab, kontribusi terhadap faktor risiko Identifikasi faktor penyebab : 1.Patofisiologi 2.Psikososial 3.Situasional 4.Kultural/ masalah lingkungan

Menentukan apakah intervensi gizi akan memperbaiki kondisi atau mengatasi masalah pasien Identifikasi siapa yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan masalah klien 1. Faktor primer (asupan inadekuat) 2. Faktor sekunder (pengobatan/penyakit, genetik atau faktor lingkungan)

Menggambarkan masalah atau tingkat kesalahan Symptoms (data subjektif) Sign (data objektif)

Jelas dan ringkas Spesifik fokus pada pasien/klien Berkaitan dengan masalah klien Akurat Berdasarkan pengkajian data yang akurat dan reliabel

Asupan kalori berlebih (P) berkaitan dengan frekuensi konsumsi makanan tinggi lemak porsi besar (E) ditandai dengan rata-rata asupan kalori harian lebih 500 kcal dari rekomendasi diet dan peningkatan 2 Kg berat badan selama 2 minggu (S)

Identifikasi masalah Menentukan penyebab/kontribusi faktor risiko Tanda/gejala Dokumentasi

ADA 60 label diagnosa gizi Dikelompokkan 3 domain : 1.Domain intake 2.Domain klinis 3.Domain perilaku lingkungan

Masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat gizi, cairan, substansi bioaktif dari makanan, baik yang melalui oral atau parenteral

No. Klas 1 Keseimbangan energi Hipermetabolisme Peningkatan energi expenditure hipometabolisme Asupan energi inadekuat kelebihan asupan energi 2 Oral atau asupan dukungan nutrisi Minuman/ makanan oral inadekuat Kelebihan minuman/makanan oral Asupan enteral/parenteral inadekuat kelebihan asupan enteral/parenteral 3 Asupan cairan asupan cairan inadekuat kelebihan asupan cairan

No. Klas 4 Substansi bioaktif asupan substansi bioaktif inadekuat kelebihan asupan substansi bioaktif kelebihan intake alkohol 5 Zat gizi peningkatan kebutuhan zat gizi asupan energi dan protein inadekuat penurunan kebutuhan zat gizi tertentu ketidakseimbangan zat gizi 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 Lemak dan kolesterol Protein Karbohidrat dan serat Vitamin mineral asupan inadekuat kelebihan asupan ketidaksesuaian asupan

No. Klas 1 Fungsional kesulitan mengunyah kesulitan menelan Kesulitan menyusui perubahan fungsi gastrointestinal 2 Biokimia gangguan utilisasi zat gizi perubahan gizi berkaitan dengan nilai lab interaksi makanan dan pengobatan 3 Berat Badan underweight involuntary weight loss overweight/ obesity involuntary weight gain

No. Klas 1 Pengetahuan dan kepercayaan gizi berkaitan dengan pengetahuan yang kurang sikap/kepercayaan yang berbahaya kurangnya self-monitoring gangguan pola makan pilihan makanan yang tidak diharapkan 2 Aktifitas fisik aktivitas fisik kurang olahraga berlebih ketidakmampuan dalam penyiapan makanan kesulitan self-feeding 3 Keamanan makanan

Seorang pasien berusia 21 tahun datang ke klinik dengan keluhan berat badan berlebih Antropometri, diketahui IMT > 30 Biokimia : Kadar kolesterol tinggi, Clinical : normal Dietary : pola makan utama 1x sehari, cemilan 3x sehari @ 100g (manis), ngemil malam hari Aktivitas fisik kurang

Seorang pasien berusia 20 tahun datang ke klinik dengan sering pusing Antropometri : normal Biokimia : kadar HB rendah Clinical : Tekanan darah rendah Dietary : pola makan utama 3x sehari, tidak nafsu makan Aktivitas fisik kurang ND peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan anemia ditandai dengan hb rendah

Seorang pasien berusia 20 tahun datang ke klinik dengan keluhan konstipasi Antropometri : IMT = 17 Biokimia : normal Clinical : normal Dietary : pola makan utama 3x sehari, tidak nafsu makan, tidak suka sayur, jarang minum Aktivitas fisik kurang

Rencana dan implementasi Menangani problem nutrisi yang diidentifikasi Tujuan : terjadi perubahan/perbaikan Memperhatikan pendapat pasien

Menyusun rencana intervensi 1. Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi. contoh menurunkan kolesterol, meningkatkan asupan serat, meningkatkan pengetahuan tentang cara pemilihan makanan yang rendah lemak 2. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi

Menyusun rencana intervensi 3. Menetapkan preskripsi diet. Contoh diet rendah kalori (1500 kcal), bentuk makanan biasa, frekuensi makanan utama 3x, makanan selingan 2 x 4. Mengisi brosur anjuran makanan sehari, jelaskan makanan yang dibatasi, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Memperoleh komitmen 1. Menginformasikan hasil pengkajian gizi 2. Menjelaskan tujuan diet 3. Mendiskusikan perubahan pola makan 4. Menjelaskan cara penerapan diet

Memperoleh komitmen 5. Mendiskusikan hambatan yang dirasa klien 6. Alternatif pemecahan masalah 7. Bertanya kembali tentang apa yang telah dijelaskan 8. Kunjungan ulang untuk konseling gizi lanjutan

Tujuan : menentukan kemajuan yang dibuat ke arah goal dan hasil yang diinginkan Monitoring : tinjauan ulang pengukuran pasien/klien Evaluasi : perbandingan sistematik dari status dahulu dengan tujuan intervensi dan standar reference

Monitor progress Cek pemahaman dan kepatuhan pasien Mengukur outcome memilih indikator outcome yang relevan dengan diagnosa gizi/symptoms, tujuan diet Evaluasi outcome membandingkan dengan status terdahulu, tujuan intervensi, dan atau standar referensi

Perubahan asupan energi Perubahan asupan serat Perubahan cara pengolahan makanan Perubahan pemilihan jenis makanan Perubahan berat badan

American Dietetic Association (2006) Nutrition Care Process Cornelia dkk (2013) Konseling Gizi. Jakarta : Penebar Plus Susetyowati. NCP. Silabus diagnosa gizi