Executive Summary PENELITIAN ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA DALAM PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN TIM POLITIK DALAM NEGERI DINAMIKA PELAKSANAAN PERSANDIAN DI PEMERINTAHAN DAERAH. Oleh: PRAYUDI AHMAD BUDIMAN ARYOJATI ARDIPANDANTO

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN TIM POLITIK DALAM NEGERI TATA KELOLA CYBER-SECURITY PADA PEMERINTAHAN DAERAH. Oleh:

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

B A B I P E N D A H U L U A N

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Lampung

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

WALIKOTA PROBOLINGGO

Bunga Rampai Model Penyelenggaraan

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB V PENUTUP. 1. Adapun hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perijinan. dan cepat serta biaya ringan, meliputi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Salah satu tahapan dalam menyusun Rencana Induk Pengembangan E-

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. dialami lulusan lulusan perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 61 TAHUN 2011 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG

BAB VI. Kesimpulan dan Saran. yang dapat ditarik berdasarkan tujuan penelitian bahwa:

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB V PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

PROVINSI SULAWESI SELATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 GAMBARAN UMUM SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN. Keberadaan Departemen Komunikasi dan Informatika (DepKementrian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Ringkasan Evaluasi atas implementasi sistem pengukuran kinerja di organisasi sektor

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN. Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 83 / HUK / 2010 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V PENUTUP. pemerintahan daerah masih cukup rendah. Komitmen Pemkab Sleman baru hanya

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 84 / HUK / 2009 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kualitas Pelayanan Informasi Kependudukan dengan. Menggunakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan

BAB IV P E N U T U P A. KESIMPULAN

B A B I P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya otonomi daerah serta reformasi keuangan telah merubah iklim

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Kayong Utara Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Dinamika Politik Pemekaran Daerah

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN 604 BNSP 2012

Executive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lampung Selatan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2017

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

INOVASI OPTIMALISASI KAPASITAS APIP KLINIK KONSULTASI GOOD & CLEAN GOVERNMENT INSPEKTORAT KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KOTA TEGAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB V RENCANA PROGRAM, RENCANA INDIKATOR KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

Transkripsi:

Executive Summary PENELITIAN ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA DALAM PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK) DALAM RANGKA PELAYANAN PUBLIK DAN KEAMANAN NASIONAL DI DAERAH Ketua Wakil Ketua Anggota : Handrini Ardiyanti, S.Sos., M.Si : Drs. Ahmad Budiman, M.Pd : Aryojati Ardipandanto, S.IP Debora Sanur Lindawati, SIP, Msi Tim Politik Dalam Negeri Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2014

PENELITIAN ANALISIS KEBUTUHAN PENGGUNA DALAM PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI (TIK) DALAM RANGKA PELAYANAN PUBLIK DAN KEAMANAN NASIONAL DI DAERAH oleh : Tim Politik Dalam Negeri *) A. Latar Belakang Pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki peran penting dalam pembangunan suatu bangsa. Prioritas pembangunan TIK di Indonesia dititikberatkan kepada pembangunan infrastruktur TIK dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang TIK. Pembangunan infrastruktur TIK dilakukan diantaranya pembangunan jaringan backbone Palapa Ring yang mendukung operasional telekomunikasi, penyediaan infrastruktur TIK sampai ke pedesaan. Terkait pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional, menurut Kuntjara Pinardi merupakan satu bahasan yang sangat luas. Pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional di daerah dapat dilakukan studi terhadap pembangunan TIK terkait dengan kebutuhan Komunitas Intelejen Daerah (Kominda) yang meliputi pembangunan TIK yang merancang satu tehnologi spesifik guna mempermudah pengambilan data, pengolahan data hingga mempermudah analisis dan pelaporan data intelejen. Arti penting pembangunan TIK dalam membantu human intelejent adalah untuk memudahkan kerja dan memudahkan pelaporan sebab dengan dimanfaatkan TIK maka kemungkinan pelaporan yang berbeda-beda oleh masing-masing personil intelejen dapat diminimalisir. 1 Pembangunan TIK dalam kerangka meningkatkan keamanan nasional di daerah memiliki korelasi dengan kebutuhan pengguna yang dalam konteks penelitian ini yaitu selain kepada Kominda juga dimaksudkan pada pemerintah daerah. Dinamika pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah khususnya dalam hal menyelenggarakan ketertiban umum dan menjaga ketentraman masyarakat, memang *) Tim Politik Dalam Negeri, Ketua: Handrini Ardiyanti, Wakil Ketua: Ahmad Budiman, Anggota: Aryojati Ardipandanto, Debora Sanur Lindawati. 1 Kuntjara Pinardi, Pembangunan TIK dalam kerangka Keamanan Nasional dalam Focus Group Discussion dalam rangka penyusunan proposal penelitian Pembangunan TIK dalam kerangka Keamanan Nasional Jumat, 7 Maret 2014

semakin menuntut kecepatan arus informasi dalam satu instansi daerah, atau antar instansi daerah, atau dengan masyarakat di daerah. Terbentuknya jaringan yang highlyconnected satu sama lain, selalu membawa konsekuensi risiko kerawanan. Pada prakteknyanya, aktivitas koordinasi intelijen daerah melalui pelaksanaan tugas kominda, memang menghadapi masalah pada tataran implementasinya. Pembangunan TIK untuk kebutuhan Kominda dihadapi pada masalah tugas dan wewenang dari masing-masing instansi yang berbeda-beda, arus informasi di masingmasing instansi dan kebijakan penanganan sebagai respon yang dihasilkannya. Sedangkan permasalahan kebutuhan pemerintah daerah terutama yang terkait dengan potensi terjadinya gangguan keamanan dalam negeri di daerah, pada umumnya berkaitan kebijakan untuk merancang dan mempergunakan inovasi TIK pada aktivitas pemerintah daerah. Inovasi TIK sering kali tidak berbanding lurus dengan potensi terjadinya gangguan keamanan dalam negeri di daerahnya. Kedua masalah pada kebutuhan pengguna juga menghadapi permasalahan yang sama, pada bagaimana pengembangan TIK tetap mampu menjaga aspek kerahasiaan selama kebijakan tersebut masih berproses dan memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas publik, ketika kebijakan sudah dihasilkan. Untuk itu pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana potensi gangguan keamanan di daerah dalam kerangka meningkatkan keamanan nasional? 2. Bagaimana kebutuhan kominda dan pemda dalam pembangunan TIK dalam kerangka meningkatkan keamanan nasional? 3. Bagaimana interaksi yang terjadi antara pemerintah daerah dengan kominda dalam sistem TIK yang dibangun? 4. Bagaimana jaminan atas kerahasiaan dalam pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional? B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana teknik utama yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah dengan melakukan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan penelitian berdasarkan panduan wawancara yang telah dipersiapkan untuk pelaksanaan penelitian. Informan penelitian

pada penelitian ini didapat dengan menggunakan teknik purposive yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Informan penelitian untuk mendalami persoalan analisis kebutuhan pengguna dalam pembangunan TIK dalam rangka meningkatkan keamanan nasional ditetapkan informan penelitian yaitu: a. Kominda (Intelejen Daerah), untuk masalah koordinasi intelijen daerah. b. Dinas Kesbangpolimas, untuk masalah koordinasi kesatuan kebangsaan politik dan perlindungan masyarakat c. Dinas tenaga kerja/dinas pendidikan untuk masalah pelayanan publik d. Kantor pelayanan perijinan terpadu untuk masalah pelayanan perijinan e. Universitas sebagai pembanding dari kalangan akademisi C. TEMUAN PENELITIAN Ancaman keamanan tidak lagi semata-mata karena adanya ancaman gerakan separatis, terorisme melainkan ancaman yang lebih komprehensif seperti kemiskinan dan sektor-sektor yang terkait dengan kepentingan publik. Proses pelaksanaan pelayanan maupun mutu produk pelayanan publik yang baik pada gilirannya dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat. Karenanya pembangunan TIK dalam kerangka keamanan nasional di daerah pada gilirannya tidak hanya terbatas pada aktivitas koordinasi intelijen daerah melalui pelaksanaan tugas kominda melainkan juga terkait bagaimana pemerintah daerah melaksanakan pelayanan publik dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum. Pada tataran implementasinya pembangunan TIK untuk masing-masing instansi tergantung pada tugas dan wewenang yang berbeda-beda, arus informasi di masingmasing instansi dan kebijakan penanganan sebagai respons yang dihasilkannya. Dampaknya, masing-masing instansi sebagai pengguna TIK akan mengalami pengembangan TIK yang bervariasi. Demikian pula dengan kebutuhan akan terjaganya aspek kerahasiaan dalam pemanfaatan TIK di setiap instansi akan berbeda-beda pula. Pengembangan TIK khususnya pengemabang e-gov di kalangan pemerintah termasuk aparat pemda belum berjalan maksimal dalam memberikan pelayanan publik. Hal ini tampak dari masih minimnya pemanfaatan sarana TIK dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat dan penyediaan informasi resmi dari pemerintah kepada masyarakat.

Pemerintah Daerah beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) banyak yang belum memiliki website dan kalaupun ada yang sudah memiliki, maka penyediaan informasi dan up-date informasi belum dilakukan secara rutin dan memadai. Bahkan sebagian besar website Pemerintah Daerah belum dimanfaatkan secara optimal, misalnya sebagai sarana interaksi dan sarana pemberian pelayanan kepada masyarakat. Penggunaan TIK oleh masyarakat belum optimal. Budaya penggunaan TIK untuk memperoleh pelayanan dari Pemerintah Daerah belum terbangun. Kebiasaan masyarakat untuk berinteraksi dan mengurus administrasi secara manual masih terus dipertahankan. Di sektor pendidikan, pembangunan TIK masih partial belum ada blue print yang jelas termasuk di Kampus dengan DIKTI untuk membuat laporan kinerja sistemnya masih rusak, masih formalitas. Akses interaksi dengan DIKTI belum jelas outputnya untuk apa. Belum merasa mendesak. Minim sosialisasi dan belum menjangkau dan kemampuan akses dan infrastruktur di daerah berbeda-beda. Penggunaan TIK bagi aktivitas pemda sangat dipentingkan dalam membantu kerja pemda dan kominda. Di bidang keamanan nasional TIK merupakan early warning system dalam upaya penanganan gangguan keamanan. Pelayanan publik diantarannya pemberian ijin Pelayanan Terpadu (BPMP2T) terkadang juga menemui kendala yang dapat memacu konflik dan penggunaan dan pengembangan TIK seperti konten yang disampaikan tidak dapat dipertanggungjawabkan dapat berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Meski demikian TIK dalam hal ini dapat mengambil peran untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut, sehingga pembangunan TIK mempunyai nilai strategis dalam menciptakan kondisi keamanan nasional dan daerah yang stabil. Terkait dengan tugas Kominda, penggunaan TIK dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kominda sangat diperlukan mengingat berbagai kendala yang dialami oleh anggota Kominda baik dari faktor geografis maupun faktor lainnya, pembangunan TIK dalam mendukung fungsi Kominda sangatlah penting dan terus perlu dilakukan peningkatan. Kurang meratanya pembangunan TIK di wilayah Indonesia membawa dampak pada terkendalanya upaya dalam mendukung penciptaan keamanan nasional, sehingga diperlukannya pemerataan TIK khususnya diwilayah perbatasan.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan teknologi Informasi (TIK) baik dalam skala nasional maupun di daerah yaitu adanya jaminan kerahasiaan atas informasi yang pola interaksinya (proses) penerimaan dan penyebarluasannya dilakukan melalui TIK. Jaminan kerahasiaan dalam pengunaan dan pengembangan TIK antara lain dilakukan dengan cara menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengunaan dan pengembangan TIK. Untuk jaminan kerahasiaan, hingga saat ini pengamanan jaringan informasi belum digunakan, namun pengamanan di lakukan melewati sistem informasi dengan memberikan user dan password kepada operator/pengguna. Tidak semua instansi menganggap penting penggunaan dan pengembangan TIK dalam pelaksanaan tugasnya antara lain Dinas Sosial Tenaga Kerja Kota Pontianak justru beranggapan penggunaan TIK pada pengelolaan data sosial tenaga kerja oleh justru berpotensi bagi terbukanya informasi dari data-data yang seharusnya dirahasiakan. D. REKOMENDASI Pengembangan TIK di Indonesia masih sebatas pada pengembangan pemanfaatannya namun juga harus diikuti dengan pengembangan keamanan. Karenanya ke depan, dalam rangka pengembangan keamanan TIK mutlak diperlukan pengembangan alat keras (harware) berupa penyediaan satelit khusus pertahanan mengikuti pengembangan perangkat lunak (software) seperti sistem dan aplikasi TIK yang berbasis keamanan TIK atau cyber-security. Selain dalam rangka pengembangan keamanan TIK, perlu dikembangkan pengaturan struktur organisasi di berbagai instansi atau lembaga pemerintah yang mengadopsi pengelolaan sumber daya cybersecurity di instansi atau lembaga pemerintahan yang menempatkan pengelolaan keamanan cyber dalam proses organisasi. Pengembangan TIK dan pengembangan keamanan TIK itu sendiri tentunya mengikuti perkembangan berbagai teknologi TIK yang mengarah pada pemanfaatan teknologi digital dan pembauran dan pemanfaatan teknoloi TIK secara terpadu yang kerap disebut dengan konvergensi sehingga pengembangan TIK yang dimanfaatkan

dalam pelayanan publik dan keamanan nasional dan pengembangan keamanan TIK dalam rangka pemanfaatan TIK untuk pelayanan publik dan dalam rangka keamanan nasional perlu memperhatikan konvergensi dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang ada. Berdasarkan keadaan yang ada, maka pengembangan kemampuan ICT terutama di daerah perbatasan sudah mendesak untuk segera di tingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Pengembangan TIK di daerah perbatasan sangat diperlukan karena kurangnya pengembangan TIK mengakibatkan masyarakat condong ke Malaysia karena akses informasi lebih kuat Malaysia. Karena itu dibutuhkan pembangunan TIK. Pengembangan TIK sebagai sebuah kekuatan nir-militer untuk membantu tugas militer di daerah perbatasan adalah realita yang harus segera dilakukan. Untuk itu perlu komitmen bersama utamanya dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk dapat melakukan langkah strategis dalam rangka pengembangan TIK. Pembangunan TIK untuk daerah perbatasan harus menjadi prioritas. Selain itu perlu ada subsidi untuk masyarakat perbatasan guna memiliki infrastuktur yang kuat tidak hanya parabola tapi juga penyiaran publik di daerah perbatasan untuk memperkuat wawasan kebangsaan. Dalam kerangka meningkatkan keamanan nasional, khusus di wilayah yang memiliki kawasan perbatasan seperti di Kalimantan Barat, infrastruktur TIK perlu disediakan dengan kapasitas yang sangat memadai. Mengingat penggunaan dan pemanfaatan TIK ini dapat menyebarkan informasi informasi yang di butuhkan oleh masyarakat di wilayah wilayah terpencil, sehingga pengetahuan masyarakat tentang negeri sendiri dapat terpenuhi dan rasa nasionalismenya dapat terus di pertahankan. Di samping itu dengan sarana TIK yang canggih, pengawasan dan penguasaan informasi di setiap kawasan teritorial negara yang tidak dapat atau sulit di kuasai dengan keterbatasan sarana militer yang ada, dapat terus dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah. TIK dibangun juga harus sejalan dengan kemampuan SDM yang handal dan dapat dipercaya. Kemampuan SDM tersebut salah satunya adalah kemampuan untuk mengamankan fasilitas TIK yang digunakan. PengamananTIK dimaksudkan memberikan keamanan konten terhadap gangguan dari berbagai pihak yang mencoba meretas sarana TIK yang digunakan.

Perlu ada pertahanan nasinal di bidang cyber, untuk mengantisipasi cyber crime dan cyber war juga untuk menangkal pencurian data-data penting maupun menjaga agar media-media informasi bebas dari kelompok-kelompok yang mempunyai tujuan mengganggu pertahanan dan keamanan lewat sarana TIK.