Love is a Beautiful Pain

dokumen-dokumen yang mirip
Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

2. Gadis yang Dijodohkan

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

AKU AKAN MATI HARI INI

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

P A D A M U E M B U N

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

Stupid Love. June 21 st, 2013

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Oleh: Windra Yuniarsih

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

Cinta itu bukan tentang diri sendiri tapi tentang dia, yang kau sayangi Cinta itu bukan cinta sebelum kau berani mengungkapkannya

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

semoga hujan turun tepat waktu

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

SAMPLE NASKAH. Halo. Apa? suaranya memecah musik yang mengalun.

Untuk sebuah kehidupan singkat penuh ilusi serta latihan SGV, Ayesha Nadya Muna & Bintang jatuhku -Dimas Arif Firlando

Rambut sepunggungnya dibiarkan tergerai, hanya disisir sedemikian rupa agar tidak terlihat kusut. Aku berangkat! Gadis itu tiba di kampus tempat ia

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Cermin. Luklukul Maknun

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Part 1. Kanuna Facebook on Jan 22,2012

BAB 1. *** Seoul International High School

"INSECT POLITICS" By Anju Based on a Short Story "RANDEVU" Draft 2

SATU. Plak Srek.. Srek

Kurasa memang benar, sebaiknya kita membeli boks yang lebih besar.

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

The Coffee Shop Chronicles

Annyeong Haseyo... 1 Panggilan adik laki-laki kepada kakak laki-laki

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Jingga Senja kazuka s publisher

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

Before-After Met. Hara s POV

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

LESTARI KARYA TITIS ALYCIA MILDA

LOVE STORY. Kisahnya beberapa tahun yang lalu.

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

Di Pantai Pasir Putih

Semangat ya kerja kelompok nya. J

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Butterfly in the Winter

Behind the sea there s a kingdom where I could see your sweet smile.

ANTARA DENDAM DAN CINTA. Oleh: Sri Rahmadani Siregar

It s a long story Part I

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Antara keingin- an dan hasrat serta pengorbanan Ber- bagi

Oh tidak, tidak, tidak... Seharusnya Mr. Henry tidak bisa menemukannya di sini. Lemari ini adalah tempat aman Mallory setiap kali Mr.

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

LAKI-LAKI PILIHAN MAMA

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Teguh masih mengintip

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

Yang Mencinta dalam Diam

DAFTAR ISI. Christmas Gift 5. Helai Daun Terakhir 17. Houi Dan Chana 27. Issun Boushi 35. Ikkyuu-San 85. Lukisan Sang Putri 61.

Candy, Tidak Semanis Namanya

PATI AGNI Antologi Kematian

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Getar Rasa... Ada getar rasa yang hadir entah datang dari mana

Kadang kita lupa, kebahagiaan selalu datang bersama dengan air mata

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Ah sial aku selingkuh!

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

Transkripsi:

Love is a Beautiful Pain Hiratsu Kayo adalah seorang gadis yang terikat peraturan 'Tidak boleh memiliki pacar di masa menuntut ilmu'. Namun, selamat untuk lelaki bernama Shiromi Kenryu yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama! Karena mulai saat itu, aturan yang telah ia langgar berujung pada hukuman untuk dirinya. Hukuman berupa rasa sakit dan kekecewaan besar menghantamnya ketika mengetahui fakta bahwa Shiromi-lelaki yang dicintainya-ternyata mencintai gadis bernama Ansley Hartley. Tapi Dewi Keberuntungan masih berpihak padanya. Ansley-gadis yang disukai Shiromi-tak berbalik mencintai lelaki itu. Dari situlah Hiratsu Kayo melangkah maju. Apakah ia bisa membuat lelaki itu berpaling padanya? Apakah ia sanggup mengahadapi masa-masa dimana Shiromi Kenryu selalu menyebut nama Ansley dengan intonasi penuh kasih sayang? Semuanya harus ia hadapi dengan hati teriris. "Alangkah lebih baik kalau aku tak pernah mengenal cinta. Terima kasih untuk segalanya." - Hiratsu Kayo. Part 1: Prolog Namaku Hiratsu Kayo. Umurku 18 tahun. Apa yang kau lakukan di sepanjang masa remajamu? Belajar serius untuk prestasi? Mencari teman? Menjalani kehidupan sekolah dengan biasa? Mengahabiskan waktu belajar bersama sahabat? Atau bahkan menemukan cintamu? Terima kasih, Kami-sama, aku telah menemukan cintaku di masa SMA. Bagaimana denganmu? Apakah kita sama? Kalau belum, jangan khawatir, kau akan menemukannya suatu hari nanti. Kalau kau sudah menemukannya, bagaimana hubunganmu dengan dia? Berjalan lurus layaknya jalan tol atau terombangambing layaknya gelombang air laut? Kisah cintaku tak berjalan lurus sesuai harapanku. Namun, menuai luka. Walaupun begitu, aku tetap menyukai kisah cintaku. Indah sekaligus juga menyakitkan. Jemari kurus nan lentik itu meletakkan pena bertinta merah di tengah-tengah buku, lalu menutup buku berukuran mini itu dan menyimpannya dalam laci. Ia menyandarkan tubuhnya di kursi. Iris mata cokelatnya menatap langit hitam dari sebuah jendela yang ada di hadapannya. Ia tersenyum, menempatkan meja belajar dengan jendela besar di depannya bukan hal buruk. Ia bisa melihat langit yang terbentang luas dari sini. Tangannya meraih ponsel di atas meja. Ia menyambungkan earphone ke ponsel, lalu memasangkannya di kedua telinga. Jemarinya mulai memainkan ponsel dengan membuka kotak musik. Ia lalu memilih salah satu lagu kesukaannya. Playing - Love is a Beautiful Pain. Part 2: Chapter 1 Musim panas telah tiba. Artinya liburan akan segera dimulai. Namun, tidak untuk Hiratsu Kayo yang nilai ujian tengah semesternya mendapat nilai rendah. Jika semua orang sedang membuat daftar kegiatan di

musim panas, ia harus dihadapkan dengan jadwal belajar tambahan yang diadakan di sekolahnya, Matsukiru Gakuen. "Aku benar-benar benci ini," ujar Kayo sambil menatap horror selembar kertas yang sedang digenggamnya. Ia mengalihkan pandangannya ke arah kanan. "Anzu, aku tidak rela liburan musim panasku harus belajar dan datang ke sekolah!" Kayo berseru keras ke arah seorang gadis berambut pendek sebahu. Chitaku Anzu hanya bisa meringis. "Sudah kubilang padamu untuk belajar serius, tapi kau malah banyak main." Anzu menghela napas pasrah. "Aku benci ini." Kayo menjatuhkan kepalanya di atas meja, membuat helaian rambut panjang bergelombang miliknya berjatuhan. "Ini demi masa depanmu," ujar Anzu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku heran. Kakakmu adalah mahasiswa Universitas Tokyo, mendapat beasiswa ke luar negeri, dan kenapa adiknya seperti ini? Tak bisa dipercaya!" Anzu menyeringai ke arah Kayo. Kayo kembali mengangkat kepalanya, lalu menatap Anzu dengan mata menyipit. "Kau... menghinaku, ya?" "Ups!" Anzu menyentuh bibirnya seolah ia baru saja salah mengucapkan kata. "Hei, jangan murung seperti itu. Siapa tahu belajar tambahan ini menyenangkan?" hibur Anzu pada sahabatnya. "Jangan berkata seperti itu. Itu sama sekali tidak menghiburku, kau malah membuatku tambah depresi." Kayo bangkit dari kursinya, mengambil tas, lalu disampirkan di bahunya. "Yuk, pulang. Sekolah sudah sepi." Anzu mengambil tasnya dan mengikuti langkah Kayo yang lebih cepat darinya. "Siapa tahu nanti kau naksir seseorang. Di kelas tambahan, semua murid dari kelas 3-1 sampai 3-4 digabung, kan?" ujar Anzu ketika mereka berjalan di sepanjang koridor sekolah. Netra cokelat Kayo melirik ke arah Anzu. "Peraturan khusus dari kakakku, 'seorang Hiratsu Kayo dilarang punya pacar selama masih dalam proses menuntut ilmu', kuberitahu kau hal itu." Anzu terkekeh pelan. "Apa peraturan itu absolut? Kau akan mengingkarinya suatu hari nanti kalau kau sudah jatuh cinta." Kayo memutar bola matanya. "Terserah." Karena menurutnya, ia bukan tipe wanita yang mudah jatuh cinta. Kayo menatap pantulan dirinya di depan sebuah cermin besar yang tergantung di dinding kamarnya. Rambut panjang gelombang yang biasanya ia urai kali ini ia ikat membentuk ekor kuda. Setelah merasa penampilannya sudah bagus, ia melangkah ke arah balkon kamar, lalu membuka tirai yang menutupi pintunya. "Oh! Musim panas yang sangat panas." Mata Kayo menyipit ketika terik sinar mentari menerpa wajahnya. Tangannya meraih kenop pintu, lalu membuka pintu balkon. Ia kembali melangkah dan menarik napas dalam-dalam untuk menghirup udara pagi, ini adalah rutinitas yang sering ia lakukan setiap hari. Oh, pengecualian untuk musim dingin. "Ohayou, Kayo-chan." Kayo tersenyum ketika matanya menangkap seorang wanita yang sedang melambai di bawah sana. "Ohayou, Anko-san," balas Kayo pada tetangganya itu.

"Kau masih memakai seragam di musim panas ini? Ganbatte ne!" seru wanita bernama Anko itu, lalu berlalu masuk ke dalam rumah yang letaknya tepat di seberang rumahnya. Kayo tersenyum kecut sambil menepuk keningnya. "Seharusnya aku belajar waktu itu," ujar Kayo penuh penyesalan. Pepatah memang ada benarnya. Penyesalan selalu datang di belakang. Langkah Kayo terhenti sesaat di depan bangunan sekolahnya, ia lalu kembali melanjutkan langkah dengan malas. Masuk ke kelas, mendudukkan diri di kursi, lalu menjatuhkan kepala dengan tumpuan kedua lengannya, benar-benar orang yang malas. Part 3: Chapter 2 Kayo memerhatikan pantulan dirinya pada cermin di hadapannya, ia membenarkan posisi dasinya yang sedikit miring. Setelah merasa penampilannya sempurna, ia langsung meraih tas dan menyampirkannya pada bahu. Sudah seminggu Kayo melewati hari-hari musim panasnya dengan berangkat ke sekolah. Tentu saja dengan segala ocehannya. Ia sama sekali masih tidak rela kalau dirinya harus ikut jadwal tambahan. Tapi mau bagaimana lagi? Bubur tak mungkin jadi nasi lagi. Dengan langkah malas, Kayo pergi meninggalkan kamar. Ia melangkah, lalu menuruni anak tangga menuju lantai bawah untuk sarapan pagi. Orang tuanya pasti sudah menunggunya. "Oha-" Kalimatnya terhenti, begitupula dengan langkah kakinya. Matanya melebar saat menangkap sosok yang tak asing sedang duduk bersama orang tuanya. Menikmati sarapan bersama kedua orang tuanya. Orang yang selama ini sedang menempuh pendidikan di luar negeri itu sekarang sedang ada di rumahnya. "Oh! Ohayou, Kayo-chan!" Bibir tipis Kayo mengulas senyum lebar saat melihat lelaki berambut cokelat dan sedikit ikal itu sedang melambai ke arahnya. Dengan langkah yang sedikit terburu-buru, Kayo menuruni anak tangga dengan cepat, hingga kaki jenjangnya membawa dirinya ke meja makan. "Toru-nii, kapan kau pulang?" tanya Kayo sambil menarik kursi di samping lelaki itu, lalu mendudukkan dirinya. "Aku baru pulang semalam," balas Toru setelah menelan makanannya. Ia mengambil mangkuk kecil berisi sup miso dan meminum kuahnya. "Eh? Kenapa aku tidak tahu? Kau sampai tengah malam, ya?" Kayo menumpu dagunya dengan sebelah tangan dan mulai mengingat-ingat bahwa tadi malam ia tidur awal karena merasa lelah. Toru hanya menjawab dengan anggukan. Ia meletakkan mangkuk yang telah tandas isinya di hadapannya. Ia lalu mengatupkan kedua tangannya di depan wajah. "Terima kasih untuk makanannya," ujarnya. Kebiasaan khas Jepang Toru masih melekat pada lelaki itu meskipun dia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari 2 tahun. "Hei, Toru-nii," Kayo menyikut pelan lengan Toru. " Harusnya tadi malam kau bangunkan aku. Jadi, aku bisa mengucapkan selama datang untukmu," katanya sambil meraih sumpit di hadapannya dan mulai

memakan sarapannya. "Aku tidak tega membangunkan orang yang semalam tidurnya ngiler," balas Toru sambil menyeringai lebar. Kayo mendengus, lalu melanjutkan sarapannya. Inilah sifat Toru yang menyebalkan untuk Kayo. Selalu menggodanya. Memang menghibur, tapi seringaian menyebalkan itu membuat Kayo ingin sekali menampar wajah sang kakak. Ia tidak pernah mengerti dengan sifat Toru yang suka menjahilinya. Percaya atau tidak, Kayo pernah menemukan selembar kertas berisi biodata milik Toru di kasur kakaknya itu. Hal mengejutkan adalah hobi kakaknya. Selain hobi berolahraga, dengan amat sangat jelas kalimat 'menjaili adikku' tertulis di atas kertas itu. "Terserah! Jangan pulang kalau kau hanya ingin menggodaku!" Kayo melanjutkan sarapannya dengan kasar setelah memikirkan hobi Toru yang menurutnya sangat aneh. Menjaili dirinya? Dari dulu memang seperti itu. "Hei, kenapa kau tega sekali padaku? Setidaknya mana pelukan kasih sayangnya?" Toru mulai merentangkan tangannya lebar-lebar, sukses membuat Kayo refleks menggeser kursinya menjauh. "Papa! Toru-nii harus tinggal di Jepang! Etikanya sudah hilang karena terlalu lama tinggal di negara serba bebas itu." Kayo memandang horror Toru yang masih mengulas senyum ke arahnya. "Toru, sudahlah. Jangan menggoda adikmu terus," kali ini sang kepala rumah tangga angkat bicara setelah menyesap kopi hitamnya. "Iya. Kalau kau terus menggodanya, dia akan terlambat pergi ke sekolah," lanjut sang istri sambil mengambil piring dan mangkuk kosong, lalu membawanya ke tempat cuci piring. Part 4: Chapter 3 "Apa dia pacarmu?" masih dengan tatapan menusuk nan tajam, Toru mendekati sosok adiknya yang masih bergeming di tempat tanpa membalas ucapannya-membuat Toru sedikit berdecak kesal. "Jadi benar?" "Tentu saja tidak!" seru Kayo cepat sambil mendongak untuk menatap wajah Toru yang jauh lebih tinggi dari dirinya. "Kau lupa kalau aku dapat kelas tambahan? Dia orang yang mengajariku. Kenapa kau malah berpikir aku punya hubungan spesial?" lanjut Kayo sambil menghela napas panjang dan menggeleng pelan. "Dia mengantarmu pulang." Kali ini Toru melipat kedua tangannya di depan dada. "Rumah kami searah. Memangnya dia salah lewat jalan di depan rumah kita? Kenapa kau suka sekali mengatur hidupku? Kau tidak tahu kalau itu menyebalkan?!" dengus Kayo. Ia mulai beranjak pergi dari sana. "Baiklah kalau itu maumu." "Hah?" Kayo kembali menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang dengan kening berkerut. Sekarang apalagi yang mau kakaknya ucapkan. "Kau tidak mau aku mencampuri kehidupanmu, kan? Kalau begitu, lakukanlah." Toru menjeda sejenak katakatanya, lalu menatap Kayo dengan senyuman tipisnya. "Kalau kau ingin mengenal cinta, kau boleh mencari cintamu." Untuk beberapa saat, Kayo tidak mengerti mengapa Toru berujar seperti itu padanya. Tapi mendengar Toru berkata demikian, membuat dirinya merasa sedikit... senang. Itu artinya, ia bisa dekat dengan lelaki manapun tanpa khawatir ketahuan kakaknya, kan? Tanpa Kayo sadari, senyum tipis menghampiri bibirnya. Hanya ada dua kata yang mampu ia lontarkan untuk kakaknya, "terima kasih."

"Kuharap kau mau menerima segala konsekuensinya, Kayo." Masih dengan senyumannya, Kayo mengangguk. "Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja," balasnya sebelum membalikkan badan dan melangkah menuju tangga. Sedangkan Toru masih dalam posisinya, memandang punggung adiknya. Hiratsu Kayo, adik kesayangannya itu sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Bukan lagi bocah yang dulunya selalu melekat dan bermanjamanja dengannya. Toru tidak tahu apakah membiarkan Kayo mengenal cinta adalah pilihan yang tepat. Mendadak ia merasa khawatir dengan keputusannya. "Jangan khawatir." Toru tersentak dari lamunannya ketika sebuah tepukan pelan menghampiri pundaknya. "Ah, Mama, kau membuatku terkejut." Toru menghela napas pelan. "Meskipun Mama bilang begitu, tetap saja aku merasa khawatir," lanjut Toru dengan tatapan sendu. "Kau... mencintai adikmu, ya? Itu tidak boleh!" "Hah?! Tentu saja tidak! Aku menyayanginya sebagai adik!" "Tapi kau terlalu khawatir padanya." "Memangnya tidak boleh? Aku kakaknya!" seru Toru mulai merasa salah tingkah karena kalimat Ibunya. Apa Ibunya mulai berpikir kalau dia mencintai adiknya sendiri? Yang benar saja. Itu gila. "Aku bercanda! Haha! Kenapa kau serius seperti itu?" Oke, kali ini Toru merasa dirinya sudah dipermainkan oleh Ibunya sendiri. "Biarkan saja Kayo melakukan hal yang disukainya di masa SMA ini. Apalagi kebanyakan orang-orang mulai merasakan jatuh cinta saat SMA. Kalaupun nanti dia terjatuh, Mama yakin dia akan bangkit lagi. Dengan begitu, dia akan tumbuh menjadi gadis yang lebih kuat." Mendengar kata-kata Ibunya membuat Toru merasa sedikit tenang. Ibunya benar. Ibunya saja bisa percaya pada Kayo, berarti ia juga harus bisa percaya pada adiknya itu. Ya, Kayo akan baik-baik saja. xxx Bagi Kayo, tak ada hal yang lebih menyenangkan selain menghabiskan waktu bersama Kenryu. Mungkin hampir seminggu ini setiap pulang sekolah ia selalu belajar bersama dan jalan-jalan bersama Kenryu. Entahlah, Kayo hanya berharap kalau lelaki yang disukainya ini nantinya akan menyukai dirinya juga. Apa mungkin Kenryu sudah menyukainya? Kayo cepat-cepat menggeleng. Tidak mungkin, pikirnya. Kenryu adalah sosok yang baik pada siapapun, dan ada banyak gadis di sekolah yang juga menyukai lelaki itu. Artinya, Kayo punya banyak saingan.