LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

Lampiran 1 Kuesioner Gambaran Keterpaparan Pornografi dan Perilaku Seksual Siswa di SMA Al Azhar Medan Tahun 2010

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

KETIKA ANAK BERTANYA TENTANG SEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

Lemeshow, S.Dkk, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan

Pendidikan Agama Katolik

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

Atas partisipasi dan kesediaan saudara/i sekalian untuk menjadi responden, peneliti mengucapkan terimakasih.

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku seksual merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat

Tari Sandjojo Head of Academic Division Rumah Main Cikal & Sekolah Cikal

BAB I PENDAHULUAN. anak dibawah umur seperti yang telah banyak diberitakan diberbagai media.

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

Lampiran 1 PLAN OF ACTION. Nama : Ratna Connie N. NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan,

BABl PENDAHULUAN. Kehidupan manusia melalui beberapa tahap perkembangan yang dimulai

INSTRUMEN PENELITIAN MEDAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

handayani dwi utami Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan di depan anak-anak apalagi untuk mengajarkannya kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, Indonesia dihadapkan pada berbagai macam permasalahan, baik ekonomi, pendidikan, sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

Tanggal : Pendidikan : Usia : Tinggal dengan Ortu : Jenis Kelamin : Mempunyai Pacar : Ya / Tidak * PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktunya berbeda bagi setiap orang tergantung faktor sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Kapten Pierre Tendean No. 19, Wirobrajan, Kota

PERLINDUNGAN TERHADAP KELOMPOK RENTAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEKS HAK ASASI MANUSIA

Kata Pengantar. Kuisioner ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari para buruh pabrik X yang akan

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Surat Pemohonan Izin Survei Pendahuluan I Lampiran 3 Surat Pemohonan Izin Survei Pendahuluan II Lampiran 4 Surat Pengambilan Data Penelitian Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian di SD Harapan 1 dan 2 Medan Lampiran 6 Daftar Kasus Pengaduan KPAID Sumut Lampiran 7 Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Sumatera Utara (PKPA) Lampiran 8 Master Data Penelitian Lampiran 9 Output Pengolahan SPSS Lampiran 10 Dokumentasi

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Alamat : No. Telepon : Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa : Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, dan manfaat dalam penelitian, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul : GAMBARAN PERILAKU GURU DALAM HAL PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR HARAPAN 1 & 2 MEDAN TAHUN 2016. Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat. Demikian pernyataan persetujuan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Medan, Yang menyatakan Peserta penelitian

( ) KUESIONER GAMBARAN PERILAKU GURU TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM UPAYA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR HARAPAN 1 & 2 MEDAN TAHUN 2016 Semua jawaban bersifat rahasia dan hasilnya akan dianalisa sebagai jawaban kelompok dan tidak bersifat perseorangan. Mohon diisi dengan teliti dan sebenarbenarnya. Terima kasih Identitas Responden: Nama : Jenis Kelamin : Usia : Guru Bidang Studi/Kelas : Pendidikan : Pengetahuan Petunjuk : Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar. No. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah pernah mendengar tentang pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seks 2. Apakah pernah menerima informasi/sosialisasi terkait pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seks khusus bagi siswa 3. Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi? a. Keadaan sehat yang menyeluruh meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi reproduksi (3) b. Keadaan sehat yang menyeluruh meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan segala hal yang berkaitan dengan proses reproduksi. (2) c. Tidak tahu (1)

4. Apa yang dimaksud dengan pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seks? a. Persiapan seoang wanita saat pubertas (2) b. Persiapan dalam melakukan hubungan seksual (1) c. Pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral etika serta komitmen agama agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut (3) 5. Kapan sebaiknya anak diberikan pendidikan kesehatan reproduksi? a. Remaja (2) b. Ketika anak telah menstruasi atau mengalami mimpi basah (1) c. Saat usia dini (3) 6. Darimana anak sebaiknya menerima pendidikan kesehatan reproduksi yang paling baik dan aman? a. Media elektronik dan cetak seperti internet dan majalah (2) b. Temannya (1) c. Orangtua dan guru (3) 7. Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi khusus pada anak sekolah dasar adalah a. Menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuhnya. (2) b. Memahami perbedaan jenis kelamin, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.(3) c. Memberi penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan seperti seks bebas. (1) 8. Apa yang dimaksud dengan kekerasan seksual pada anak? a. Praktik hubungan seksual yang dilakukan dengan cara-cara kekerasan pada anak (2) b. Praktik hubungan seksual dengan pelibatan anak dalam kegiatan seksual, di mana ia sendiri tidak sepenuhnya memahami, atau tidak mampu memberi persetujuan (3) c. Praktik hubungan seksual ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak dengan orang dewasa atau anak lain (1) 9. Siapa saja yang dapat menjadi pelaku kekerasan seksual pada anak? a. Orang asing (1)

b. Orang dekat seperti keluarga, tetangga, guru, teman-teman dari orang tua (2) c. Siapa saja (3) 10. Manfaat pendidikan kesehatan reproduksi khusus pada anak adalah (jawaban boleh lebih dari satu) a. Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya b. Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa adanya c. Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat d. Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya e. Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta 11. Menurut anda apa yang termasuk kejahatan seksual yang dapat terjadi pada anak? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Pedofilia b. Pemerkosaan c. Pencabulan d. Pelecehan e. Incest f. Ekploitasi Seksual 12. Hubungan seksual yakni a. Tindakan penetrasi seksual dengan alat kelamin (2) b. Tindak seksual yang dilakukan oleh orang yang lebih tua dari korbannya (1) c. Tindakan yang melibatkan kontak oral-genital, anal-genital, dan penilvaginal (3) 13. Pencabulan adalah a. Tindakan berupa mengagumi dengan hasrat seksual, menyentuh, meremas, mencium dan masturbasi (3) b. Kekerasan seksual yang dilakukan tanpa persetujuan korban (2) c. Tindak seksual yang dilakukan oleh orang yang lebih tua dari korbannya (1) 14. Perkosaan, yakni a. Tindakan penetrasi seksual dengan paksaan dan tanpa persetujuan korban (3) b. Kekerasan seksual yang dilakukan tanpa persetujuan korban (2)

c. Tindak seksual yang dilakukan oleh pria kepada wanita secara paksa (1) 15. Sadisme seksual, yakni a. Tindakan kekerasan seksual yang melibatkan upaya melukai atau menciderai tubuh korban dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan seksual (3) b. Tindak seksual yang dilakukan oleh orang yang lebih tua dari korbannya (1) c. Kekerasan seksual yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan seksual (2) 16. Ekshisibionisme adalah a. Kekerasan seksual yang dilakukan tanpa persetujuan korban (1) b. Tindakan menunjukkan alat kelamin terhadap orang lain, dalam hal ini biasanya dilakukan orang dewasa laki-laki pada anak (3) c. Tindak yang dilakukan untuk memuaskan hasrat seksualnya terhadap korban secara langsung namun tanpa kontak fisik (2) 17. Incest adalah a. Hubungan atau aktivitas seksual antara individu yang mempunyai hubungan dekat, yang perkawinan diantara mereka dilarang oleh hukum maupun kultur atau dalam hubungan darah (3) b. Hubungan seksual antara anggota keluaga sedarah (2) c. Tindak seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak dalam keluarga (1) 18. Pedofilia adalah a. Hubungan yang dilakukan orang dewasa dengan anak di bawah umur sebagai objek seksualnya (3) b. Kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak (2) c. Tindak seksual yang dilakukan oleh orang yang lebih tua dari korbannya (1) 19. Prostitusi anak adalah a. Kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak (2) b. Tindak seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak dalam keluarga (1) c. Pelibatan anak dalam aktivitas seksual untuk kepentingan komersial (3) 20. Pornografi anak adalah

a. Kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap anak sebagai objeknya (1) b. produksi dan distribusi material yang mengandung aktivitas seksual yang melibatkan anak di bawah umur di dalamnya (3) c. Pelibatan anak dalam aktivitas seksual untuk kepentingan komersial (2) 21. Dampak kekerasan seksual pada anak adalah sebagai berikut (jawaban boleh lebih dari satu) a. Mimpi buruk, fobia, dan kecemasan b. Pendiam, menangis, menyendiri, c. Gangguan/kerusakan organ; robekan selaput dara d. Trauma secara Seksual e. Terkena penyakit Infeksi Menular Seksual f. Merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri yang buruk 22. Peran guru dalam upaya mencegah kekerasan seksual dengan mengajarkan agar memiliki? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Kemampuan anak mengenali ciri-ciri orang yang berpotensi melakukan kekerasan seksual b. Kemampuan anak bertahan dari tindakan kekerasan seksual, misalnya berteriak minta tolong, memberitahu orang lain c. kemampuan anak melaporkan perilaku kurang menyenangkan secara seksual yang diterimanya dari orang dewasa d. Tidak Tahu 23. Agar anak dapat mengenali pelaku kekerasan seksual, anak di ajari untuk? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Mengenali bagian tubuh pribadi yang tidak boleh disentuh sembarang orang b. Mengatakan tidak saat orang lain melakukan sentuhan tidak aman c. Mengatakan tidak saat orang lain menyuruh membuka baju atau memperlihatkan bagian tubuh pribadi d. Tidak Tahu 24. Agar anak dapat bertahan dari perlakuan atau tindakan kekerasan seksual, anak diajari untuk? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Berteriak minta tolong saat merasa tidak aman b. Memberitahu orang lain seperti orang tua atau guru c. Melakukan tindakan perlawanan seperti memukul, menggigit, menendang pelaku kekerasan seksual dan melarikan diri

d. Tidak Tahu No. Pertanyaan Ya Tidak 25. Apakah pernah mendengar kasus kekerasan seksual pada anak 26. Apakah ada kebijakan khusus yang diterapkan oleh pemerintah agar guru memberikan pendidikan dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada siswa 27. Apakah ada kebijakan khusus yang diterapkan oleh sekolah agar guru memberikan pendidikan dalam upaya pencegahan kekerasan seksual pada siswa Sikap Petunjuk : Untuk pernyataan dibawah ini, beri tanda ( ) pada jawaban paling benar menurut persepsi anda, karena tidak ada jawaban benar maupun salah S : Bila anda setuju dengan pernyataan TS : Bila anda tidak setuju dengan pernyataan No. Pernyataan S TS 1 Pengenalan pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seksual kepada anak masih tabu Menjelaskan tentang pendidikan kesehatan 2 reproduksi/pendidikan seks menyebabkan anak lebih tertarik mencoba aktivitas seksual lebih awal 3 Pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seks diberikan ketika anak telah mengalami menstruasi dan mimpi basah 4 Anak sudah cukup mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seks melalui mata pelajaran disekolah 5 Pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi/pendidikan seksual sejak dini pada anak 6 7 8 9 10 11 Anak dapat menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan orang yang tidak dikenal maupun orang dekat Pendidikan kesehatan reproduksi secara dini dapat menjadi upaya mencegah dan menghindarkan anak dari kekerasan seksual Banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia maupun dunia Banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak yang mungkin tidak terungkap di media Dampak pada anak korban kekerasan seksual dapat berupa gangguan/kerusakan organ reproduksi serta trauma yang berakibat pada tumbuh kembang anak Anak korban kekerasan seksual juga berpotensi menjadi pelaku akibat trauma yang didapatnya

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Orangtua sudah cukup memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak di rumah Tidak semua orangtua memiliki ketarampilam dalam menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi pada anak secara tepat Pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dapat di berikan di sekolah Guru berperan membantu orangtua dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi dalam upaya pencegahan kekerasan seksual di sekolah Guru mengkomunikasikan dengan orangtua agar dapat saling mendukung dan bekerjasama dalam menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi Pendidikan kesehatan reproduksi perlu dimasukkan dalam kurikulum khusus di sekolah Bila informasi tentang pendidikan kesehatan reproduksi yang didapat dari internet, teman sebaya maupun sumber lain tanpa adanya pengawasan yang benar dapat mengarahkan anak pada perilaku seksual menyimpang Penanganan pemerintah sudah dapat menanggulangi kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia Perlu sosialisasi dan pelatihan agar guru dapat menyampaikan pendidikan kesehatan reproduksi secara tepat dan terarah Perlu adanya regulasi khusus terkait pendidikan kesehatan reproduksi secara nasional atau setidaknya kebijakan dari sekolah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di sekolah Tindakan Petunjuk : Pilihlah jawaban sesuai dengan apa yang telah anda lakukan sebelumnya. 1. Apa yang dilakukan ketika anak bertanya tentang hal yang bersinggungan dengan pendidikan kesehatan reproduksi/ pendidikan seks? (Boleh lebih dari satu) a. Menjelaskan dengan terbuka dengan bahasa yang mudah dimengerti (1) b. Melarang anak bertanya karena menganggap tabu untuk membicarakannya (0) c. Mengalihkan perbicaraan agar anak berhenti bertanya (0) d. Membiarkan karena tidak tahu jawaban yang sesuai (0) e. Diam (0) f. Menyuruh anak bertanya ke guru lain (0) g. Menyuruh anak bertanya ke orang tua (0) h. Menyuruh anak bertanya ke temannya (0)

i. Menyuruh anak mencari di buku atau internet (0) j. Lainnya (tuliskan)...... No Pernyataan Ya Tidak 2. Mengajarkan anak untuk mengenali berbagai bentuk pelecehan seksual mulai dari menyentuh, mencolek hingga kekerasan seksual seperti tindak pencabulan 3. Menjelaskan tentang pubertas dan perubahan fisik dan emosi yang akan dialami dan bertanggungjawab atas dirinya 4. Mengajarkan anak untuk mengenali ciri-ciri orang yang berpotensi melakukan kekerasan seksual 5. Mengajarkan anak untuk tidak membiarkan orang lain sembarangan menyentuh bagian menyakiti organ tubuhnya 6. Mengajarkan bagaimana mereka menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh menyentuh bagian tubuhnya, terutama yang sensitif atau yang sangat pribadi 7. Mengajarkan untuk berteriak minta pertolongan pada orang sekitar saat merasa tidak aman 8. Mengajarkan untuk mengadukan kepada lain seperti orang tua atau guru bila mendapat perlakuan yang mengancam 9. Mengajarkan untuk tegas mengatakan tidak saat orang lain melakukan sentuhan tidak aman 10. Mengajarkan untuk mengatakan tidak saat orang lain menyuruh membuka baju atau memperlihatkan bagian tubuh pribadi 11. Mengajarkan anak untuk dapat mengabaikan rayuan dan bujukan dari orang yang berpotensi melakukan kekerasan seksual 12. Melakukan tindakan perlawanan seperti memukul, menggigit, menendang pelaku kekerasan seksual dan melarikan diri 13. Membangun komunikasi agar anak bersikap terbuka dan berani melaporkan hal yang dialami Membangun komunikasi dengan orangtua agar 14. bekejasama dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi Apakah anda pernah ikut program penyuluhan/ 15. sosialisasi kesehatan reproduksi bagi anak didik di sekolah bagi anak didik

Mencari sendiri informasi terkait pendidikan kesehatan 16. reproduksi bagi anak Apakah memberikan pendidikan kesehatan repeoduksi 17. atas dasar tanggungjawab sebagai pendidik 18. Hal yang dilakukan untuk memahamkan anak didik tentang kesehatan reproduksi? (Boleh lebih dari satu) a. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti b. Membangun komunikasi dengan anak didik agar terbuka c. Menggunakan istilah yang benar agar anak tidak bingung d. Lainnya...... 19. Jika Tidak, Mengapa : (Boleh lebih dari satu) a. Karena merasa tabu dan belum pantas untuk disampaikan kepada siswa b. Tidak memahami pendidikan kesehatan reproduksi c. Tidak tahu apa yang harus disampaikan d. Bukan tanggungjawab yang harus dikerjakan e. Lainnya......

Dokumentasi Penelitian di Sekolah Dasar Swasta Harapa 1 dan 2 Medan