ABSTRAK. Kunci: Metode pembelajaran Discovery learning dan prestasi belajar matematika.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI 2 BALONG

Mohammad Ulil Absor Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar matematika yang telah diterima siswa. konsep dengan soal untuk aspek penilaian yang lain. Indikator-indikator

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

Menurut Jean Piaget (dalam Ratnawulan, 2008:23) mengemukakan bahwa

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

15. Metode Discovery

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGANALISA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMK NEGERI 1 PADANG RANDIKA PUTRA

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Metode Penemuan (Discovery) Penemuan (Discovery) adalah suatu metode / strategi yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, terprogram

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

Penerapan Metode Resitasi dengan Teknik Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH OLEH

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN SISWA KELAS III SDN KECAMATAN BANYAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI UNTUK SISWA KELAS VIII B SMPN 2 KECAMATAN

Siti Kiani Pemerhati Pendidikan Matematika -

ABSTRAK. Oleh: Wakhid Hidayat Program Studi Pendidikan Matematika Uiversitas Muhammadiah Purworejo

III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 UBUKLINGGAU.

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengaitan matematika dengan pelajaran lain atau topik lain yang akan dibahas.

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

HASIL BELAJAR. Persyaratan. Disusun Oleh: A

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB V PEMBAHASAN. metode pembelajaran guided inquiry terhadap prestasi belajar materi bangun datar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI STUDENT LED REVIEW SESSION DENGAN METODE KONVENSIONAL

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Pemahaman Konsep, Alat Peraga Dakon Matematika.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

HARIO WIJAYANTO A

Rahmi Dosen Tetap Pendidikan Biologi FKIP UNRIKA Batam

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan MATEMATIKA OLEH:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

UPAYA PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SKRIPSI

ARTIKEL ILMIAH OLEH PINTA ULY SIMATUPANG NIM.RRA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI, 2017

Penelitian eksperimen adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TYPE MAKE A-MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN 01 MANISREJO KOTA MADIUN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MA. MAZRO ILLAH LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: ANA TRIA NEVA NIM A1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2017

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBERIAN TUGAS KOOPERATIF DAN TUGAS INDIVIDU PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI PAJANG 3

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF LEARNING TIPE TAI DAN TUTOR SEBAYA BERBANTU LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

JURNAL OLEH : YOGIE SETIAWAN NPM Dibimbing oleh: 1. Dian Devita Yohanie, M.Pd 2. Drs. Samijo, M.Pd

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume 2, Nomor 1, Hal 15-25, Februari 2017

Transkripsi:

ABSTRAK Yuliana A.D, siska. 013. PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI BALONG. Skripsi. Program Studi Matematika, FKIP. Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pembimbing Mashuri, M. Sc. Kunci: Metode pembelajaran Discovery learning dan prestasi belajar matematika. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Meskipun banyak siswa yang beranggapan bahwamatematika adalah pelajran yang sulit dan membosankan. Akan tetapi matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuam IPTEK. Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru diharapkan mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan yang mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Metode pembelajaran discovery learning merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang akan dipelajari, sehingga mampu mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran discovery learning lebih baik daripada yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini berbentuk penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N Balong. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII B sebanyak 38 siswa sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode discovery learning dank alas VII C sebagai kelas kontrol yang diajar dengan mengguakan metode konvensional. Data diperoleh dengan menggunakan metode tes. Analisis data menggunakan uji-t. Hasil analisis post test pertama menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 73,5790 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 66,184. Hasil analisis hipotesis menunjukkan bahwa t obs =,07 dan t tabel = 1,6657 dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan 74. Sehingga t obs > t tabel. Maka H 0 ditolak. Jadi prestasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran discovery learning lebih baik daripada yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

A. Latar Belakang Masalah Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia menjadi suatu kegiatan belajar menjadi lebih berkualitas, menarik dan optimal. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dalam kegiatan belajar yang berkualitas salah satunya dapat dilakukan melalui pendidikan matematika. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada peserta didik sejak dari TK. Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berfikir secara logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan kerjasama. Disetiap jenjang pendidikan masih banyak siswa yang menganggap bahwa mata pelajaran matematika itu sangat sulit untuk dipahami ataupun untuk dimengerti dan tidak jarang menyebutkan pelajaran sangat membosankan. Itu semua disebabkan siswa kesulitan dalam memecahkan soal-soal. Karena banyak yang beranggapan begitu maka berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas dalam proses belajar mengajar antara lain: 1. Kurangnya kesiapan siswa sebelum memulai pelajaran. Kurang optimalnya pelaksanaan belajar mengajar di sekolah

3. Metode pembelajaran yang digunakan guru terlalu monoton sehingga kurang menarik bagi siswa. Menyadari pentingnya pendidikan matematika, banyak upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan profesi guru, penyediaan media yang menarik, pendekataan pembelajarn yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berkualiatas. Agar pembelajaran matematika lebih menyenangkan maka guru harus memilih metode pembelajaran yang lebih efektif, maka tercipta suasana kelas yang nyaman sehingga siswa dengan mudah memahami pelajaran matematika. Selain itu siswa juga dibiasakan aktif dalam setiap pembelajaran dengan harapan siswa menjadi subyek pembelajaran supaya hasilnya lebih maksimal. Di SMP N BALONG siswa masih sulit untuk memahami konsepkonsep dalam pelajaran matematika. Tetapi ada sebagian kecil siswa yang menyukai pelajaran matematika. Siswa yang menyukai pelajaran matematika biasanya akan mempunyai prestasi yang membanggakan dan akan disaring dalam kelas unggulan ditingkatan selanjutnya. Tetapi banyak siswa yang kurang menyukainya karena mereka cenderung menganggap sulit dipelajaran matematika sehingga ada timbul rasa malas untuk mempelajarinya dan berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa. Dengan mencoba menerapkan metode pembelajaran Discovery Learning diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Roestiyah (001,0), metode Discovery Learning adalah suatu cara mengajar

yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, menemukan sendiri, membaca sendiri atau mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri, guru hanya membimbing dan memberi intruksi. Dalam penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sampai dimana pengaruh metode pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar matematika. Secara garis besar metode pembelajaran ini yaitu menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Tidak hanya guru yang aktif dalam menerangkan tetapi siswa juga dirangsang untuk menemukan sendiri konsep yang telah dipelajari. Oleh karena itu siswa harus mempunyai kesiapan sebelum pembelajaran berlangsung supaya tidak sulit dalam pelajaran yang akan dipelajari. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI BALONG.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah prestasi belajar matematika yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning lebih baik daripada yang diajarkan dengan metode pembelajaran Konvensional pada materi bilangan bulat kelas VII di SMP N BALONG? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini tetap pada focus penelitian, maka penelitian akan membahas masalah sebagai berikut: 1. Penelitian hanya dilakukan pada kelas VII B dan VII C SMPN Balong, Tahun Ajaran 013/014.. Penelitian ini hanya dibatasi pada prestasi belajar metematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning. 3. Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir yang diberikan setelah proses belajar mengajar dengan pokok bahasan Bilangan Bulat. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi peneliti, a. Menjadi pengalaman yang sangat berharga sehingga menjadi bekal dan acuan dalam penelitian karya-karya selanjutnya. b. Menambah pengetahuan dalam hal pembelajaran.

c. Melatih diri untuk lebih tanggap terhadap permasalahan yang sering dihadapi siswa dikelas saat pembelajaran berlangsung.. Bagi siswa a. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning. b. Membangun minat dan semangat dalam belajar matematika c. Dapat bekerja untuk menemukan dan memecahkan suatu persoalan sendiri agar lebih mudah memanfaatkan serta meningkatkan hasil penemuanya dan lebih aktif dalam belajar. 3. Bagi guru a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas dan dapat dijadikan sumber data dalam menggunakan metode yang sesuai untuk siswanya b. Guru dapat termotivasi untuk melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran, misalkan dengan menggunaka metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Bagi Sekolah, Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, prestasi hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran matematika.

E. Penegasan Istilah 1. Discovery Learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, menemukan sendiri, membaca sendiri atau mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri, guru hanya membimbing dan memberi intruksi.. Prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir yang diberikan setelah proses belajar mengajar dengan pokok bahasan Bilangan Bulat. 1. Metode Pembelajaran Discovery Learning a. Pengertian Metode Pembelajaran Discovery Learning Teknik penemuan adalah terjemahaan dari Discovery. Menurut Sund (dalam Roestiyah, 001: 0) Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu memahami sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain adalah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (010: 77) Discovery merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah perilaku.

Menurut J. Richard (dalam Roestiyah, 001: 0) Discovery Learning adalah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sandiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Dari beberapa pengertiana diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Discovery Learning adalah suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain. b. Macam-macam Metode Discovery Learning Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (010: 77) Ada beberapa macam-macam metode Discovery Learning, yaitu sebagai berikut: a) Discovery Terpimpin, Yaitu pelaksanaan discovery dilakukan atas petunjuk dari guru. b) Discovery Bebas, Yaitu peseta didik melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuwan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri dan kesimpulan diperoleh sendiri. c) Discovery Bebas Yang Dimodofikasi, yaitu masalah diajukan guru didasarkan teori yang sudah dipahami peserta didik. c. Fungsi metode pembelajaran Discovery Learning

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (010: 78) Ada beberapa pokok fungsi metode pembelajaran Discovery Learning, yaitu sebagai berikut: a) Membangun komitmen dikalangan peserta didik untuk belajar. b) Membangun sikap aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. c) Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya. d. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Discovery Learning Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (010: 78) Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam metode pembelajaran Discovery Learning, antara lain: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa ) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari 3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari 4) Menentukan peranan yang akan dilakukan masing-masing peserta didik 5) Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan 6) Mempersiapkan setting kelas 7) Mempersiapkan fasilitas yang akan diperlukan 8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan

9) Menganalisis sendiri atas data temuan 10) Merangsang terjadinya dialog interaksi antar peserta didik 11) Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukuan penemuan 1) Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuan e. Keunggulan Dan Kelemahan Metode Pembelajaran Discovery Learning 1) Keunggulan Metode Pembelajaran Discovery Learning Menurut Nana Hanafiah dan Cucu Suhana (010: 79) Beberapa keunggulan Metode pembelajaran Discovery Learning, yaitu: a) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan,serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif b) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat mengerti dan mengendap dalam pikirannya c) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat d) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing e) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karenapembelajarn berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas. ) Kelemahan Metode Pembelajaran Discovery Learning

Menurut Nana Hanafiah dan Cucu Suhana (010: 79) Beberapa kelemahan Metode pembelajaran Discovery Learning, yaitu: a) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik b) Keadaan kelas di kita kenyataanya gemuk jumlah siswanya maka metode ini akan mencapai hasil yang memuaskan c) Guru dan siswa yang sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka metode Discovery Learning ini akan mengecewakan d) Memakan waktu yang lama, dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah menyebabkan kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari.. Hipotesis Hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui datadata sampel (Sugiyono, 006:81). Maka dari rumusan masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : Prestasi belajar matematika yang diajarkan menggunakan metode pembelajarn Discovery Learning lebih baik daripada yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP N BALONG.

1. Desain Penelitian Adapun desain penelitian ini dapat digambarkan dalam table berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok X 1 X Treatment E K Post Test C C Keterangan: X 1 =Perlakuan/penerapan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning. X =Perlakuan/penerapan menggunakan metode pembelajaran konvensional. E K C = Kelas Eksperimen = Kelas Kontrol = Tes terakhir atau postest. 1) Uji Hipotesis Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan uji t, adapun rumus-rumus tersebut sebagai berikut: Langkah-langkah untuk uji hipotesis ini adalah: a) Hipotesis

H 0 : μ 1 μ Prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Discovery Learning tidak lebih baik daripada yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional H 0 : μ 1 > μ Prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Discovery Learning lebih baik daripada yang diajar dengan metode pembelajaran Konvensional b) Tingkat Signifikansi α = 0,05 c) Statistik uji yang digunakan 1) Bila sampel berasal dari populasi yang homogen t = x 1 x s p 1 n + 1 1 n derajat kebebasan, n 1 + n - (Ronald E. Walpole, 1995:305) s p = n 1 1 s 1 + (n 1)s n 1 + n Keterangan: x 1 : Nilai rata-rata yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning x : Nilai rata-rata yang menggunakan metode pembelajaran Konvensional

n 1 : Jumlah siswa yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning n : Jumlah siswa yang menggunakan metode pembelajaran Konvensional s 1 : Varians sampel 1 s : Varians sampel s p : Simpangan baku gabungan d) Langkah 1) Mencari nilai s p ) Mencari harga t e) Daerah Kritik DK = {t t > t α,(n1 + n )} f) Keputusan Uji H 0 ditolak, jika t obs > t α,(n1 + n ) H 0 diterima, jika t obs t α,(n1 + n ) ) Bila sampel berasal dari populasi yang heterogen t x1 x ~ t( v) s1 s n n 1

dengan v s n 1 1 1 s 1 n1 n s n s n n 1 1 (Ronald E. Walpole, 1995:305) Keterangan: v x 1 : derajat kebebasan : Nilai rata-rata yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning x : Nilai rata-rata yang menggunakan metode pembelajaran Konvensional n 1 : Jumlah siswa yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning n : Jumlah siswa yang menggunakan metode pembelajaran Konvensional s 1 : Varians sampel 1 s : Varians sampel d) Langkah 1) Mencari harga t ) Mencari nilai v e) Daerah Kritik DK = { t t > t α,(n1 +n )}

f) Keputusan Uji H 0 ditolak, jika t obs > t α,(n1 +n ) H 0 diterima, jika t obs t α,(n1 +n ) g) Kesimpulan H 0 ditolak, ini berarti prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning lebih baik daripada dengan metode pembelajaran Konvensional. H 0 diterima, ini berarti prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning tidak lebih baik daripada dengan metode pembelajaran Konvensional. A. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan bagian laporan penelitian yang memberikan gambaran mengenai data-data penelitian yang telah dikumpulkan. Data yang telah terkumpul tersebut akan dianalisis dengan tujuan untuk menghasilkan penelitian yang sebenarnya. Data yang berhasil dikumpulkan adalah nilai post test pertama siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery Learning dan metode pembelajaran Konvensional. Adapun tujuan dari penganalisaan data dalam penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan yaitu Prestasi belajar matematika yang diajar dengan menggunakan metode Discovery Learning lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Konvensional pada siswa kelas VII SMP N BALONG, Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 013/014.

Pada waktu dilaksanakan post test pertama, jumlah siswa kelas VII B (kelas eksperimen) dan VII C (kelas control) masing-masing berjumlah 38 siswa. Jadi data yang berhasil dikumpulkan ada 76 siswa. Sedangkan pada waktu dilaksanakan post test kedua, jumlah siswa kelas VII B (kelas kontrol) dan VII C (kelas eksperimen) masing-masing berjumlah ada 38 siswa. Jadi data yang berhasil dikumpulkan ada 76 siswa. Data yang disajikan adalah data mengenai prestasi belajar matematika siswa setelah mendapat perlakuan yang tidak sama, dengan mengambil dua kelas yang berbeda. Adapun data yang berhasil dikumpulkan adalah nilai post tes yang dilakukan. Nilai rata-rata siswa dan standar deviasi yang diajarkan dengan metode pembelajaran Discovery Learning dan metode pembelajaran Konvensional dapat dilihat dalam table sebagai berikut. Tabel 4.1 tabel nilai rata-rata siswa dan standar deviasi pada tes pertama yang dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 september 013. Kelas Metode Pembelajaran Nilai Rata-rata Standar Deviasi VII B (Ekperimen) VII C (Kontrol) Discovery Learning 73,5790 16,5790 Konvensional 66,184 16,9193 1. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan terhadap nilai post tes pada kelas eksperimen dan kelas control dengan menggunakan uji hipotesis t. Ujit digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar

matematika siswa yang diperoleh kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning dan metode pembelajaran Konvensional. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunkan uji-t dengan taraf signifikansi = 0,05. Kriteria ujinya adalah H 0 diterima jika t obs < t tabel dan H 0 ditolak jika t obs > t tabel Berdasarkan hasil analisis data (lampiran 1) untuk tes 1 diperoleh nilai t obs =,07 dengan nilai t Tabel = 1,6657, sehingga t obs (,07) > t Tabel (1,6657) maka H 0 ditolak. Jadi prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan metode Discovery Learning lebih baik daripada siswa yang diajar dengan menggunakan metode Konvensional. C. Simpulan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data pertama dan kedua maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika yang diajar menggunakan metode Discovery Learning lebih baik daripada yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Konvensional pada siswa kelas VII SMP N BALONG, Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 013/014. A. Simpulan Berdasarkan hasil analisa data post test test pertama dan kedua, maka penulis menyimpulkan bahwa: Hasil Belajar Matematika Yang Diajar Menggunakan Metode Discovery Learning Lebih Baik Daripada Yang Diajar Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Konvensional Pada Materi Bilangan Bulat Siswa

Kelas VII SMP N Balong, Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 013/014. B. Saran Untuk meningkatkan kualitas pengajaran pendidikan matematikan penulis memberikan saran-saran sebagai berkut: 1. Bagi Siswa Dalam proses kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning siswa diharapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung siswa sudah mempersiapkan materi dengan sebaik mungkin agar mudah mencari sesuatu konsep atau prinsip siswa tidak menjadi lamban dang binggung. Siswa juga diharapkan lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar.. Bagi Pengajar Metode pembelajaran Discovery Learning dapat digunakan sebagai salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika karena dengan menerapkan matode ini siswa akan lebih mudah menguasai dan mengingat materi karena sebelumnya siswa yang telah mencari sendiri konsep-konsep yang akan dipelajari. 3. Bagi Sekolah Perlu dikembangkan dan diterapkan penggunaan metode pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran matematika untuk

melatih siswa belajar aktif di sekolah SMP N BALONG, Kabupaten Ponorogo sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. 4. Bagi Peneliti Diharapkan ada penelitian lanjutan dengan ruang lingkup yang luas baik mengenai populasi, sampel, dan materi yang berbeda sehingga untuk memperoleh hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Aksin Nur, Ngapiningsih dan Ana Yuni Astuti. PR Matematika Untuk SMP/Mts. Intan Pariwara. Arifin Zainal.010. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Arikunto Suharsimi. 001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto Suharsimi. 006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Budiyono. 004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta. Sebelas Maret University Press Hanafiah Nanang dan Cucu Suhana. 010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Rosida Manik Dame. 009. Penunjang Belajar Matematika Untuk SMP/Mts (BSE). Departemen Pendidikan Nasional. Rostiyah. 001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sabri, Ahmad. 005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta : Ciputat Press. Slameto.003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono.006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabet Sugiyono.008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabet Wahyuningrun Rida, Bekti Wirawati dan Sri Kartini. 011. Strategi Belajar Mengajar. Zhaf Production Walpole Ronald E.1995. Pengantar Statistika. Jakarta. PT Gramedika Pustaka Utama