BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) disusun sebagai bahan informasi tentang pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta pada tahun 2016. LP2KD disusun secara berkala setiap akhir tahun pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. LP2KD yang disusun ini berisikan tentang laporan kondisi kemiskinan secara makro dan pelaksanaan program dan kegiatan kemiskinan yang dilaksanakan oleh SKPD dan non SKPD di Kota Surakarta. Dilihat dari kondisi makro, tingkat kemiskinan di Kota Surakarta menunjukkan angka penurunan selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2011 hingga periode Maret 2015 terus mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2011 sebesar 12,90% dan pada periode Maret 2015 menjadi sebesar 10,89% atau terjadi penurunan sebesar 2,01%. Capaian angka kemiskinan Kota Surakarta sudah cukup baik karena berada di bawah rata-rata capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 13,58% dan capaian Nasional sebesar 11,22%. Perhatian terhadap indikator kinerja yang memerlukan upaya keras dalam pencapaiannya di tahun 2016 meliputi angka Kematian DBD, Angka Morbiditas, Perkembangan kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan pokok strategis komoditas gula pasir dan cabe merah besar serta harga bahan kebutuhan pokok utama komoditas cabe merah biasa. Indikator yang menunjukkan kondisi akan tercapai di tahun 2016 meliputi proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja, Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA), prevalensi balita gizi kurang, proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak, cakupan pelayanan antenatal (K4), angka pemakaian kontrasepsi/contraceptive Prevalence Rate (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun, angka penemuan kasus baru V - 1
TB/CNR, proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS, APM SD/MI sederajat, APM SMP/MTs Sederajat, APK SMP/MTs Sederajat, APK SMA/MA Sederajat, APtS SMP/MTs Sederajat, APtS SMA/MA Sederajat, AK SMA/MA sederajat, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, rasio APM SD/MI sederajat perempuan terhadap laki-laki, rasio APM SMP/MTs sederajat perempuan terhadap laki-laki, proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak, proporsi rumah tangga dengan akses listrik dan peningkatan produksi pangan utama masyarakat. Sementara itu indikator yang menunjukkan kondisinya sudah tercapai sampai dengan tahun 2015 sama atau melampaui target tahun 2016, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), laju pertumbuhan pdrb per tenaga kerja, rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas, kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian, Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI), prevalensi balita gizi buruk, proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih, tingkat kelahiran pada remaja per 1.000 perempuan usia 15-19 tahun, Unmet need KB, angka penemuan kasus malaria, APM SMA/MA Sederajat, APK SD/MI Sederajat, APtS SD/MI Sederajat, AK SD/MI sederajat, AK SMP/MTs sederajat, rasio APM SMA/MA sederajat Perempuan terhadap Laki-laki, cakupan rumah tangga pengguna air minum PDAM dan ketersediaan pangan utama masyarakat. B. Rekomendasi Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Pemahaman masyarakat bahwa penanggulangan kemiskinan lebih kepada bagi-bagi dana. 2. Sinergitas SKPD belum bisa terimplementasi dengan baik. 3. Ketidaksinkronan antara kebutuhan dan pemenuhan program dan kegiatan dalam penanggulangan kemiskinan. 4. Ditemukannya data anak putus sekolah yang ditemukan dari data PBDT 2015 sebanyak 3.696 anak. V - 2
5. Tidak terlaksananya Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan berusaha bagi eks Penyandang Penyakit Sosial dengan dana DBHCHT, karena tidak dapat untuk pembelian alat bagi peserta diklat. Beberapa hal yang bersifat rekomendasi atas pelaksanaan kegiatan koordinasi TKPK Kota Surakarta untuk tahun berikutnya berdasarkan masing-masing kelompok program, yaitu : 1. Meningkatkan pola relasi TPKK dengan perangkat daerah dalam mengukur dampak intervensi program nangkis. 2. Meningkatkan pemanfaatan dokumen renstra masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan oleh perangkat daerah. 3. Meningkatkan peran TPKK dalam proses Musrenbangkel. 4. Membangun pola koordinasi dan komunikasi antara TPKK dengan TKPKD. 5. Mempertegas peran Kecamatan dalam melakukan koordinasi TPKK di tingkat Kecamatan. 6. Verifikasi data penerima Jaminan Kesejahteraan Daerah (BPJS PBI- APBD, raskinda, RTLH, BPMKS) direncanakan melalui TPKK tahun 2017. 7. Updating sesuai Perwali Nomor 11 Tahun 2016 yang dilakukan 3 bulan sekali untuk dianggarkan di 51 kelurahan melalui biaya survei TPKK di Tahun 2017. 8. Aplikasi SIK sudah siap tetapi data untuk memenuhi 51 kelurahan sedang diproses, saat ini sudah dilaksanakan di 5 kelurahan pilot poject (mojangsekati), selebihnya siap di Bulan Januari 2017. 9. Segera melaksanakan workshop dan pelatihan pemanfaatan aplikasi SIK oleh Pelaksana Harian TKPKD. 10. Membangun Komitmen bersama dengan Dispendukcapil untuk memanfaatkan SIAK dalam memperbarui data-data dalam aplikasi SIK. 11. Pengadaan penanda bahwa warga tercatat di SK Gakin Walikota sebagai kontrol hak pelayanan yang diberikan Pemerintah Kota. 12. Sosialisasi kelembagaan TPKK dalam rangka advokasi bagi masyarakat untuk berani melakukan pengaduan melalui pokja pengaduan TPKK. V - 3
13. Optimalisasi peran monitoring dan evaluasi program nangkis oleh Pokja Pengaduan TPKK berbasis data warga miskin. 14. Mendorong kecamatan untuk mengaktifkan kembali Forum Penanganan Pengaduan Masyarakat (FPPM). 15. Optimalisasi peran pokja pengaduan untuk menangkap aduan secara aktif melalui musyawarah/pertemuan di masyarakat. 16. Integrasi shelter PKL dan Toko Buku Belakang Sriwedari (usulan relokasi toko buku Sriwedari ke shelter PKL untuk mengembalikan fungsi pedestrian. 17. Perlu dilakukan monev terkait shelter PKL yang mangkrak/kosong agar bisa dimanfaatkan oleh PKL lain. 18. Bagian Perekonomian Setda Kota Surakarta agar mengirimkan surat informasi ke Bank Indonesia terkait usulan program prioritas (pendidikan dasar 9 tahun (SD-SMP) dan pemberdayaan pengusaha UMKM), sasaran, dan lokus program TJSP tahun 2017. 19. Perbankan yang telah memberikan bantuan TJSP agar selalu melaporkan kepada Forum TJSP melalui Bagian Perekonomian Setda Kota Surakarta. 20. Perlu koordinasi dengan Perbankan melalui Forum BMPD dan Perbanas Surakarta dalam rangka pemberian TJSP di Kota Surakarta untuk tahun 2017. 21. Koordinasi antara Dinsosnakertrans dan Bappeda terkait migrasi data kemiskinan yang akan digunakan sebagai layanan jaminan sosial di tahun 2017. 22. Menghitung ulang standar BOSP dalam penggunaan jaminan sosial pendidikan. 23. TPKK mengidentifikasi penyebab anak putus sekolah pada masingmasing kelurahan. 24. Melakukan koordinasi antara satgas Ketahanan Pangan dan TPKK terkait pelaksanaan RASKINDA. 25. Dinsosnakertrans agar merumuskan pelatihan pengentasan pengangguran yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah. V - 4
26. Optimalisasi pemberdayaan masyarakat dalam program penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan kapasitas keluarga miskin khususnya kelompok perempuan dan pemuda. 27. Peningkatan peran TPKK dalam melakukan evaluasi terhadap penerima manfaat program nangkis. 28. Dokumen renstra masyarakat menjadi pedoman pengusulan kegiatan oleh masyarakat kepada Perangkat Daerah. 29. Data pilah kebutuhan dasar warga miskin sesuai jenis layanan program masing-masing Perangkat Daerah. 30. Membangun mekanisme kontroling atas penerima manfaat layanan program pemerintah daerah secara integratif dan berkelanjutan. 31. Protocol data, yang mengatur tentang tata kelola data dan distribusi data. Penempatan data pembangunan menjadi penting sebagai pusat Data. 32. Untuk mengurangi perselisihan data, pengembangan metodologi dalam mencari data perlu dibentuk Forum data di tingkat kota, agar mampu menyepakati perbedaan data dan bisa digunakan sebagai dasar rujukan perencanaan pembangunan. 33. Mengindentifikasi data penerima layanan dengan data kemiskinan. 34. Dari nama tersebut akan diserahkan ke TPKK Kelurahan untuk ditindaklanjuti dalam rangka asistensi maupun mengukur dampak. 35. Membangun model pengembangan ekonomi kelompok khususnya perempuan dan pemuda miskin di kelurahan yang diinisiasi oleh pokja kemitraan TPKK. KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA Ir. AHYANI, M.A. Pembina Utama Muda NIP. 19631123 199003 1 009 V - 5