BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa jaringan kerja Dari hasil pengolahan data kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta, dapat diketahui network diagram dan lintasan kritisnya, sebagai berikut: Gambar 5.1 Network diagram proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta 67
68 Lintasan kritis pada proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta adalah lintasan yang ditandai dengan warna merah yaitu lintasan yang melewati titik A-B-C-D-E-G-J-L-N-P-Q-R-S-T. Diketahui bahwa durasi waktu penyelesaian proyek adalah 148 hari. Aktivitas/kegiatan yang menjadi lintasan kritis adalah sebagai berikut: - A (0,1) = Survey lokasi - B (1,2) = Planning & desain - C (2,3) = Order material - D (3,4) = Persiapan pekerjaan & mob demob - E (4,5) = Pembongkaran mesin existing - G (5,7) = Pembongkaran silo packaging existing - J (7,8) = Fabrikasi flatform atas silo baru - L (8,9) = Erection silo baru - N (9,10) = Pemasangan mika silo - P (10,11) = Instal conveyor powder - Q (11,12) = Finishing pengecatan - R (12,13) = Instalasi mesin baru - S (13,14) = Comisioning - T (14,15) = Project evaluation Dalam pelaksanaan langsung di lokasi proyek, sangat diperlukan perencanaan pengawasan dan fokus yang baik untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berada dijalur kritis ini. Hal ini disebabkan apabila terjadi keterlambatan waktu penyelesaian pada kegiatan-kegiatan yang berada di lintasan kritis ini akan
69 menyebabkan implikasi langsung terhadap pelaksanaan proyek. Akibatnya waktu total durasi penyelesaian proyek pun akan lebih lama sehingga target waktu yang diharapkan yaitu selama 150 hari tidak akan tercapai. 5.2 Analisa penjadwalan kerja proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu hal yang penting dalam manajemen proyek, dimana penjadwalan ini memperlihatkan waktu pengerjaan tiap kegiatan dan kejadian apa yang dihasilkan dari serangkaian kegiatan tertentu. Dari hasil pengolahan data diperoleh diagram jaringan kerja proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta diterjemahkan ke dalam penjadwalan proyek dalam bentuk gantt chart. Seperti gambar dibawah ini. Gantt Chart Proyek Gambar 5.2 Gantt Chart proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta Kegiatan-kegiatan yang ditandai dengan warna merah adalah kegiatan-kegiatan yang berada pada lintasan kritis. Kegiatan - kegiatan ini tidak mempunyai kelonggaran waktu yang berarti apabila terjadi keterlambatan akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kegiatan di lintasan kritis ini dapat dilihat ditabel 5.1.
70 Tabel 5.1 Kegiatan di Lintasan Kritis proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta JENIS PEKERJAAN KODE KEGIATAN WAKTU (Hari) Survey lokasi proyek A 5 Planning & desain B 15 order material C 14 persiapan pekerjaan & mob demob D 3 Pembongkaran mesin existing E 8 Pembongkaran silo packaging existing G 16 Fabrikasi flatform atas silo baru J 17 Erection silo baru L 12 Pemasangan mika silo N 12 Instal conveyor powder P 13 Finishing pengecatan Q 12 Instalasi mesin autopack baru R 14 Comisioning S 5 Project evaluation T 2 Sumber: Data Penelitian 2014 Kegiatan-kegiatan yang ditandai dengan warna biru dan warna ungu pada gantt chart adalah kegiatan-kegiatan yang mempunyai kelonggaran waktu sehingga apabila terjadi keterlambatan tidak akan berpengaruh selama tidak melampaui toleransi batas waktu. Kegiatan yang memiliki kelonggaran waktu ini dapat dilihat ditabel 5.2.
71 Tabel 5.2 Kegiatan yang memiliki kelonggaran waktu JENIS PEKERJAAN KODE KEGIATAN WAKTU (Hari) Pembongkaran platform mesin existing F 8 Fabrikasi silo baru H 24 Fabrikasi flatform mesin baru I 15 Fabrikasi conveyor powder K 30 Erection flatform mesin baru M 10 Erection Platform atas silo baru O 14 Sumber: Data Penelitian 2014 Dengan penggunaan gantt chart ini diperoleh beberapa manfaat. Antara lain sebagai berikut ini : 1. Bentuknya sederhana, sehingga mudah dipahami pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan proyek 2. Sebagai alat komunikasi pada saat pelaksanaan proyek dilapangan 3. Menggambarkan urutan jadwal kegiatan dan dasar kenyataan kemajuan progres dilapangan pada saat pelaporan kegiatan. 4. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis yang harus diselesaikan tepat waktu 5. Mengetahui cadangan waktu yang dimiliki dari setiap kegiatan.
72 5.3 Analisa probabilitas proyek Gambar 5.3 Kurva Distribusi Normal proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta Melihat pada gambar 5.3 Kurva Distribusi Normal yang terdapat pada halaman lampiran. ada peluang 89,44% penyelesaian proyek dapat dicapai pada 148 hari. Artinya peluang untuk diselesaikan tepat waktu cukup besar. Dan ada peluang 5,28 % proyek ini akan mengalami keterlambatan dari waktu target 150 hari. Maka, perlu diberikan solusi yang bagus terkait antisipasi untuk faktor-faktor teknis maupun non teknis yang menyebabkan keterlambatan waktu dalam pelaksanaan proyek. Berikut ini adalah faktor faktor teknis penyebab keterlambatan proyek : 1. Target waktu yang tidak realistis 2. Perubahan rencana desain 3. Kekurangan tenaga kerja dengan skill memadai 4. Kurangnya perencanaan, koodinasi,kontrol dan pengawasan proyek 5. Kesalahan metode kerja
73 Berikut ini adalah faktor faktor non teknis penyebab keterlambatan proyek : 1. Kendala cuaca atau bencana alam 2. Motivasi pekerja yang terlibat langsung dalam proyek 3. Keterlambatan kedatangan material / alat kerja 4. Kurangnya memadainya peralatan kerja 5. Kurangnya kedisplinan dan komitmen pekerja Dengan adanya penyebab keterlambatan proyek maka diperlukan solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Antara lain sebagai berikut : 1. Melakukan pengawasan & kontrol berkala secara maksimal, mencatat progres aktual kemudian dibandingkan dengan waktu rencana kegiatan. 2. Mencukupi kebutuhan proyek dengan fasilitas alat kerja yang layak dan memadai. 3. Mengganti tenaga kerja dengan yang lebih terampil 4. Memastikan supply material dan komponen-komponen penting datang tepat waktu. 5. Memanfaatkan jam kerja lembur secara maksimal untuk mempercepat progress 6. Melakukan sub-kontrak pekerjaan pada kegiatan yang paling membebani. 7. Menggunakan metode-metode kerja yang lebih efisien