BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rancangan program peningkatan resiliensi melalui dukungan keluarga pada pecandu narkoba dewasa awal adalah pemulihan psikososial, persiapan keluarga, dan evaluasi. 5.2 Diskusi Dalam penelitian ini peneliti berhasil membuat tiga rancangan program berupa program pemulihan psikososial, persiapan keluarga dan evaluasi. Sebelumnya peneliti menemukan penelitian yang berhubungan dengan resiliensi. Penelitian yang dilakukan oleh M. Ari Suryaman, dkk (2013) mengenai resiliensi yang dipengaruhi oleh religiusitas pada pasien yang sedang menjalani masa rehabilitasi di Yayasan Rumah Damai Semarang menunjukkan hasil bahwa secara umum resiliensi pasien rehabilitasi narkoba di Yayasan Rumah Damai Semarang berada pada kategori tinggi dengan nilai presentase 87,8%. Dengan faktor tertinggi terdapat pada faktor personal. Hal ini menunjukan bahwa faktor personal memiliki peran terbesar dalam mempengaruhi resiliensi pasien rehabilitasi narkoa Yayasan Rumah Damai Semarang. Pada penelitian ini, peneliti melihat hal lain yang dapat membantu meningkatkan potensi resiliensi pecandu narkoba yaitu dengan faktor keluarga yang berupa dukungan keluarga. Hal tersebut dikarenakan menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan para subjek menunjukan bahwa faktor keluarga 79
80 memiliki sumbangan terbesar dalam meningkatkan potensi resiliensi pada pecandu narkoba. Program ini diawali dengan melakukan pemulihan psikososial, pemulihan psikososial ini bertujuan untuk mengurangi addictive personality yang ada pada diri masing-masing subjek. Program kedua yaitu persiapan keluarga, yang bertujuan untuk membantu mengurangi beban psikologis keluarga dan meningkatkan partisipasi keluarga dalam menangani anggota keluarganya yang menjadi pecandu narkoba, dengan meneruskan atau melanjutkan pola hidup seperti yang telah diterapkan dalam panti rehabilitasi. Program terakhir berisi rangkaian evaluasi yang bertujuan untuk mengulas kembali perkembangan-perkembangan apa saja yang telah subjek dapatkan setelah menjalani dua rancangan dari program intervensi sebelumnya. Program rancangan ini didasari pada teori yang dikemukakan oleh Ahern (2006) yang secara umum menyebutkan bahwa faktor protektif merupakan prediktor yang sangat kuat bagi resiliensi dan berperan penting dalam proses yang melibatkan respon individu saat dihadapkan pada situasi yang beresiko tinggi. Faktor protektif yang umumnya dimiliki oleh individu yang resilien, yaitu faktor personal, faktor keluarga, dan faktor sosial. Ketiga faktor protektif tersebut digunakan peneliti sebagai landasan teori untuk membuat sebuah rancangan program peningkatan resiliensi pecandu narkoba. Faktor personal digunakan peneliti untuk landasan teori program awal peningkatan resiliensi yang berupa pemulihan psikososial. Program awal ini dapat mendukung resiliensi individu dengan mengasosiasikan fungsi-fungsi personal yang positif yang dimiliki
81 oleh masing-masing individu seperti, hubungan sosial, konsep diri yang positif, regulasi emosi, emosi positif, spiritualitas, active coping, optimisme, harapan, sumber daya, dan adaptabilitas. Faktor kedua dalam faktor protektif ini adalah faktor keluarga. Faktor keluarga ini dijadikan sebagai program utama yang digunakan untuk meningkatkan potensi resiliensi pada pecandu narkoba dewasa awal. Hal tersebut dikarenakan menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan para subjek menunjukan bahwa faktor keluarga memiliki sumbangan terbesar dalam meningkatkan potensi resiliensi pada pecandu narkoba. Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010) dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku pelayanan yang dilakukan oleh keluarga, yaitu dukungan internal, seperti dukungan dari istri, suami, atau dukungan dari saudara kandung ataudukungan orang tua. Dan dukungan keluarga eksternal diluar keluarga inti. Program yang berbasis keluarga ini diharapkan dapat mempersiapkan keluarga untuk menciptakan kemampuan komunikasi yang baik antar anggota keluarga, memberi dukungan keluarga dan menjadi role modeling yang baik sehingga membantu pecandu narkoba yang sedang menjalani proses rehabilitasi untuk meningkatan resiliensinya. Faktor terakhir dalam faktor protektif yaitu faktor sosial. Faktor sosial ini digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung program awal dan program kedua. Faktor sosial ini menganggap bahwa komunitaslah yang berpengaruh terhadap resiliensi diantaranya sekolah yang baik, pekerjaan yang baik, pelayanan komunitas,
82 kesempatan berolahraga dan berkreasi, faktor budaya, spiritualitas dan agama, serta tekanan yang minim terhadap kekerasan. Ketiga tahap yang ada pada rancangan program peningkatan resiliensi pecandu narkoba dewasa awal ini, digunakan sebagai program pelengkap dari program yang telah ada didalam panti rehabilitasi. Dengan demikian program ini bukan untuk menggantikan atau menghapus program yang telah ada di panti rehabilitasi. 5.3 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan. 1. Saran Teoritis - Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk program menerapkan program peningkatan resiliensi untuk pecandu narkoba guna melihat efektifitas program ini. - Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperkaya literature mengenai resiliensi terhadap pecandu narkoba. 2. Saran Praktis - Rancangan ini diharapkan dapat digabungkan dengan program lainnya agar dapat membantu proses pemulihan kondisi psikologis yang terkait dengan resiliensi.
83 - Diharapkan kepada institusi terkait, untuk dapat membuat kegiatan yang bersifat produktif, yang bertujuan untuk menggali potensi lain bagi para pecandu narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan.