BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dari ketiga subjek pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini berdasarkan analisis hasil yang diperoleh dari ketiga subjek pada penelitian ini, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : Adapun kesimpulan dan hasil analisa interaksi dalam keluarga besar ini antara anggota keluarga inti dan anggota dari hasil perkawinan masing-masing memiliki banyak perbedaan ketika mengacu ke dalam tiga dimensi fungsionalitas keluarga menurut P. Noller. Anggota dari keluarga inti yaitu subjek A, B, C dalam hal keintiman karena dibesarkan dengan pola asuh yang berbeda antara ayah dan ibu mereka. Ayah yang memiliki karakter tegas dan disiplin dan ibu yang membesarkan dengan penuh kelembutan sehingga ketika mengacu kepada dimensi yang kedua yaitu demokrasi, terlihat jelas bahwa pengaruh keintiman antar anggota keluarga sejak kecil tidak terlalu terlihat antar anggota mereka karena sikap ayah subjek A, B, C yang memiliki jarak dengan anak-anaknya sehingga keintiman dan keterbukaan dalam keluarga mereka lebih banyak dan terbuka ke pihak ibu. Sedangkan dimensi demokratis di keluarga inti, yaitu subjek A, B, C hampir tidak ada sehingga dalam menangani penyelesaian konflik antar anggota keluarga meskipun terkadang selalu mengadakan dengan jalan musyawarah tetapi sangat terlihat bahwa ketiganya merasakan keintiman hanya pada saat ada masalah yang harus diselesaikan di dalam keluarga mereka terutama ketika ada beberapa anggota keluarganya yang mengalami skizofrenia. Dari ketiga dimensi tersebut, terlihat jelas bahwa keintiman, demokrasi dan cara menyelesaikan konflik antar anggota keluarga mereka sangat dipengaruhi oleh cara dulu orangtua mereka membesarkan mereka, ketidak terlalu intiman dan jarak antara ayah dan anak-anaknya, ketidakadaan kesempatan untuk terbuka dalam membuat keputusan dan

2 kesempatan dalam berpendapat sejak kecil sehingga berpengaruh ketika dewasa dan sudah berkeluarga ketika mengalami konflik dalam keluarga mereka. Sedangkan interaksi dari keluarga inti dengan cara seperti inipun mempengaruhi anggota-anggota dari hasil perkawinan seperti suami dan istri mereka yang telah menjadi bagian dari keluarga tersebut. Keintiman menurut penjelasan dari subjek D, E, F pun terlihat bahwa dengan kurangnya keintiman antar anggota keluarga di dalam keluarga suami mereka terlihat ketika keintiman tersebut hanya terlihat ketika dalam acara-acara keluarga. Sedangkan dimensi demokrasipun sangat banyak perbedaannya antara anggota keluarga inti dan anggota keluarga dari hasil perkawinan karena perbedaan dan cara mereka dibesarkan dengan cara yang berbeda. Dalam hal konflik pun interaksi antara anggota keluarga inti dan anggota dari hasil perkawinan mereka menyelesaikan masalah dengan kebersamaan tetapi tidak semua dilibatkan karena yang paling berpengaruh dalam menyelesaikan konflik dalam keluarga besar mereka yaitu dari anggota keluarga inti. Dari analisa ini terlihat jelas interaksi antara anggota keluaraga inti dan anggota keluarga dari hasil perkawinan dalam keintiman, demokrasi dan penangangan konflik pun dipengaruhi dari cara dimana anggota-anggota keluarga inti dibesarkan oleh kedua orangtua mereka, yaitu keintiman yang tidak terlalu dekat antar anggota keluarga, ketidak bebasan berpendapat dan tidak terlalu banyak kesempatan untuk membuat sebuah peraturan dan ketergantungan penyelesaian konflik yang dulu banyak tergantung kepada keputusan-keputusan dari salah satu orangtua mereka. Adapun konflik dalam keluarga ini dengan memiliki beberapa anggota skizofrenia, bahwa skizofrenia bukan salah satu konflik terbesar, tetapi ada beberapa konflik yang terjadi seperti persaingan ekonomi antar saudara dan beberapa kesalahpahaman antar saudara

3 sehingga konflik mempengaruhi cara berinteraksi antar anggota keluarga sehingga hal inilah yang membuat keberfungsian interaksi antar anggota keluarga tidak berjalan dengan baik. 5.2 Diskusi Dari hasil penelitian dan kaitannya dengan teori fungsionalitas keluarga yang dikeluarkan oleh P. Noller Theories and Models of The Family. Family Process(2002) bahwa untuk melihat fungsionalitas dari sebuah keluarga maka harus terdiri dari keintiman (intimacy),dimana derajat keterbukaan dan kedekatan antar anggota keluarga, kemampuan dan keterbukaan untuk mengekspresikan emosi, keterbukaan dalam komunikasi, serta perhatian terhadap kondisi perasaan, pikiran, tingkah laku dan kebutuhan sesama anggota keluarga. Sedangkan demokarasi (democracy)kita dapat melihat sejauh mana orangtua memperkenankan masing-masing anggota keluarga memiliki pendapat dalam menentukan aturan-aturan dan keputusan-keputusan keluarga, sejauh mana orangtua memberikan dukungan bagi setiap anggota keluarga untuk mengemukakan pendapat dan untuk bersikap mandiri. Dan yang terakhir yaitu konflik (conflict) dimana kita dapa melihat derajat kesalahpahaman, campur tangan, dan kesulitan keluarga dalam penyelesaian masalah dan penetapan atau membuat rencana. Mencakup keadaan kesalahpahaman antar anggota dan keterlibatan tiap-tiap anggota keluarga dalam menyelesaikan kesalahpahaman serta sejauh mana kesulitan yang dihadapi dalam penyelesaian masalah dan kesulitan dalam pembuatan rencana yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Dari hasil penelitian yang terdiri dari enam subjek dimana tiga subjek terdiri dari keluarga inti dan tiga subjek lagi terdiri dari keluarga hasil perkawinanan, tentunya menunjukkan hasil yang berbeda-beda dalam hal menemukan fungsionalitas keluarga di

4 dalam keluarganya. Dari tiga subjek yang dari hasil perkawinan tentu lebih banyak menemukan demokrasi (democracy) selama mereka dibesarkan sedangakan dari keluarga inti kata demokrasi (democracy) itu hampir tidak ada di dalam keluarganya, sehingga hal inilan yang mempengaruhi keintiman (intimacy) dan penanganan konflik (conflict) antara anggota keluarganya. Sedangkan dari hasil penelitian P. Noller (2002) menunjukkan bahwa ketiga dimensi tersebut memiliki hubungan erat satu sama lain. Hubungan ketiga dimensi tersebut memiliki sifat positif. Ketiga dimensi tersebut secara keseluruhan tidak terpisah dan disebut pula sebagai konsep unidimensional. Dengan demikian diasumsikan semua keluarga memiliki ketiga dimensi tersebut yang secara bersamaan mewarnai interaksi keluarga. Maka lebih lanjut adalah bahwa kemampuan individual menghadapi dunia luar merupakan fungsi dari ketiga aspek fungsionalitas keluarga tersebut. Dari penelitian ini menemukan bahwa A, B, C dibesarkan dalam sebuah keluarga dimana keintiman (intimacy) antar saudaranya tidak berjalan dengan baik dan dalam hal demokarsi (democracy) pun A, B, C sama sekali tidak mendapatkan kesempatan sejak kecil untuk dibiasakan oleh orangtuanya untuk memiliki pendapat-pendapat dan aturanaturan dalam keluarganya, sehingga inipun yang akhirnya mempengaruhi dalam cara menangani konflik (conflict) dalam keluarga. Sedangkan D, E, F dibesarkan dalam sebuah keluarga dimana keintiman (intimacy) dengan keluarganya dikatakan cukup terbuka dan dibesarkan dengan cara yang cukup demokasi (democracy) oleh orangtuanya, hal inilah yang akhirnya untuk masuk ke dalam keluarga A, B, C mereka harus lebih banyak beradaptasi dan lebih banyak menentukan ketika mereka memiliki anak harus dengan cara seperti yang mana mereka membesarkan anak-anaknya kelak. Dan dengan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga ini bahwa ada beberapa saudaranya yang mengalami skizofrenia, maka hal inilah yang akhirnya peneliti dapat menyimpulkan

5 bahwa jika salah satu aspek fungsionalitas dalam sebuah keluarga tidak dapat berjalan dengan baik, hal itulah yang akhirnya akan berpengaruh terhadap hal lainnya terutama dalam cara membesarkan anak-anak yang pada akhirnya itu akan berpengaruh ketika mereka dewasa 5.3. Saran Saran Teoritis Saran teoritis yang diajukan peneliti terhadap penelitian ini adalah : 1. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan referensi tentang fungsionalitas keluarga tidak hanya dalam ruang lingkup penelitian skizofrenia, tetapi teori ini dapat digunakan untuk penelitian untuk studi kasus psikologi lainnya. 2. Keterbatasan waktu untuk mewawancarai lebih dari enam subjek pun peneliti menyarankan untuk penelitan ke depannya ketika menemukan sebuah studi kasus yang otentik maka diperlukan waktu dan penentuan subjek yang dapat memberikan informasi lebih banyak. 3. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih memperkaya pertanyaan dalam wawancara agar dapat terlihat lebih jelas faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri subjek selain faktor yang ada dalam teori terkait Saran Praktis 1. Dengan melihat studi kasus ini diharapkan pembaca lebih memahami fungsionalitas keluarga di dalam keluarganya sendiri atau di dalam sebuah keluarga yang akan dibangunnya kelak. Karena aspek-aspek dari fungsionalitas keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak sejak mereka kecil sampai mereka tua.

6 2. Dalam sebuah keluarga yang berfungsi dengan baik tentunya keintiman (intimacy) antar anggota keluarga dapat dirasakan dengan nyaman dan hangat, dengan diberikan kesempatan untuk berpendapat dan membuat aturan bersama di dalam keluarga (democracy) dapat membuat antar anggota keluarga lebih menemukan keintimannya. Dan dengan dua aspek antara keintiman (intimacy) dan demokrasi (democracy) jika keduanya dapat berjalan dengan baik maka konflik-konflik (conflicts) yang terjadi di dalam sbeuah keluarga maka anggota-anggotanya dapat menyelesaikan dengan kebersamaan. 3. Hal yang paling terpenting dalam sebuah keluarga itu dapat berfungsi dengan baik adalah komunikasi, cara menyampaikan komunikasi dengan kata, intonasi dan cara yang baik sehingga anggota-anggota keluarga lain dapat menerima dengan baik dan dapat lebih memahami apa yang kita komunikasikan. 4. Semoga penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian berikutnya